Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN BUDIDAYA TERNAK BABI

00.38 INTI GROW


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Ternak babi di Indonesia sudah lama dikenal masyarakat. Hasil produksi peternakan
babi  dapat memberikan keuntungan yang optimal untuk pemiliknya. Ada beberapa
hal yang di butuhkan pada manajemen pemeliharaan dan budidaya babi agar
hasilnya sesuai dengan harapan. Maka dari itu harus benar-benar diperhatikan
langkah-langkah dalam budidaya.

Langkah-langkah Budidaya
1. Bibit
Cara berternak babi dengan menyeleksi bibit. ciri-ciri babi yang baik : letak puting
simetris. ambing besar dengan saluran darah tampak jelas, tubuh padat didalam
diisi, kaki kotor dan tegap

2. Pakan. 
Pemberian pakan ternak babi yang cukup. Pemberian pakan ternak babi yang baik
bisa berupa jagung, shorgum, gandum, kacang kedelai, kacang hijau, umbi-umbian,
tepung ikan dan lain-lain. Untuk mendukung keberhasilan budidaya peternakan babi,
PT Natural Nusantara menghadirkan suatu formula nutrisi siap pakai yang sangat
bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas peternakan babi, khususnya kualitas,
kuantitas dan efisiensi budidaya. Produk formula tersebut adalah Viterna, POC Nasa
dan Hormonik.

Viterna Plus merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :

1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan


dalam, pembentukan darah dan lain-lain.
2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine,
Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai
penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk
kesehatan dan ketahanan tubuh.

Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk


pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi
protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ternak babi,
ketahanan tubuh babi, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau
kotoran. Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC NASA disarankan ditambahkan
dengan Hormonik. 

Hormonik berperan sebagai zat pengatur tumbuh, di mana keberadaannya akan


sangat penting dalam membantu meningkatkan pertumbuhan ternak babi. Sehingga
budidaya ternak babi bisa dilakukan dalam waktu lebih singkat tetapi tetap
mendapatkan hasil yang optimal.

3. Manajemen Perkandangan 

 Cukup memperoleh cahaya matahari, bersih dan kering.


 Ventilasi baik.
 Drainase didalam atau di luar kandang kudu baik.
 Didalam satu kandang, babi kudu sejenis dan seumur

Ukuran kandang yang sesuai

 Anak babi 2, 5 x 1, 5 m/ekor


 Babi pejantan 3 x 2 m/ekor
 Kandang penggemukan : berat 40 kg = 0, 36 m/ekor, berat 40 - 9 kg = 0, 50
m/ekor, dan berat lebih 90 kg = 0, 75m/ekor

4. Tatalaksana pemeliharaan Cara berternak babi yang butuh didalam siklus


pemeliharaan teknis, yaitu :

 Umur kawin pertama betina 10 – 12 bln dan jantan 8 bln..


 Umur melahirkan pertama + 14 bln..
 Bberat lahir 1 – 1, 5 kg
 Jumlah anak yang dilahirkan 7 – 14 ekor /induk
 Pertambahan berat badan perhari 450 – 500 gram
 Siklus birahi + 21 hari
 Lama kebuntingan kurang lebih 114 hari ( 3 bln., 3 minggu, 3 hari )
 Kembali dikawinkan sesudah melahirka 5 – 7 hari setalah penyapihan
 Frekuensi melahirkan 2 x didalam 1 tahun
 Umur dan berat jual 8 – 9 bln., lebih kurang 80 – 100 kg 
 Kekuatan jantan buat mengawini betina 2 – 3 ekor betina / hari dan 3x
didalam 1 minggu
Contoh susunan ransum babi                                                

 Perode stater - Cara berternak babi (0 – 11 minggu), protein 20 – 22 persen


dan sebaiknya diberi skin milk dan jagung giling dengan campuran Viterna,
POC Nasa dan Hormonik.
 Periode grower - Cara berternak babi (10 – 24 minggu), protein17 persen
ditambah hijauan segar, mineral danvit serta ditrambahkan Viterna, POC
Nasa dan Hormonik.
 Penggemukan - Cara berternak babi (sampai 10 bln) diberikan pakan yang
berkualitas agar diperoleh berat badan + 100 kg bibit dengan protein 14%.
Pakan berkadar serat tingi dan hijauan segar. Pemberian Viterna, POC
Nasa dan Hormonik. sangat berperan dalam peningkatan berat badan pada
ternak babi.

PANDUAN BUDIDAYA AYAM KAMPUNG

01.31 INTI GROW


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Ayam kampung biasa dibudidayakan oleh peternak di Indonesia dengan cara diumbar, atau
ayam dibiarkan berkeliaran dan mencari makan sendiri. Namun cara ini dipandang kurang
memiliki nilai ekonomis jika tujuan pemeliharaan untuk profit  oriented. Pola pemeliharaan
ayam kampung secara intensif merupakan cara yang bisa mendatangkan keuntungan sebagai
sebuah bisnis. Permintaan daging ayam kampung yang cukup besar memberikan peluang
bisnis yang menggiurkan untuk budidaya ayam kampung secara intensif.

 Perawatan ayam kampung yang dipelihara secara intensif memiliki sedikit perbedaan 
dengan perawatan ayam kampung cara tradisional. Selain memerlukan perhatian yang ekstra
juga masalah pemberian makanan harus lebih diatur. Memelihara ayam kampung secara
intensif memiliki keungulan, yaitu lebih mudah melakukan kontrol terhadap penyakit.

Agar dalam usaha budidaya ayam kampung secara intensif ini bisa berhasil, diperlukan
manajemen dan tata kelola yang baik dan benar. Ada beberapa faktor yang menjadi penentu
keberhasilan usaha budidaya ayam kampung secara intensif. Faktor-faktor yang penting
diperhatikan dalam usaha budidaya ayam kampung secara intensif antara lain :

1. Pemilihan Bibit Ayam Kampung


Bibit ayam kampung atau lebih dikenal dengan DOC merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan. Jika tujuan pemeliharaan ayam kampung untuk tujuan diambil daging, maka
memilih DOC dari keturunan ayam yang bertubuh besar dan pertumbuhan yang cepat
diprioritaskan. Selain itu waktu penetasan bibit ayam kampung (DOC) harus tepat waktu(21
hari) tidak terlalu cepat atau terlalu lama.

Ciri-ciri DOC yang memiliki kualitas bagus antara lain berdiri tegap, sehat dan tidak cacat,
mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap. Jangan lupa memberikan
vaksinasi sesuai usia DOC.

2. Masalah Pakan Ayam Kampung


Pakan pada ayam kampung memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan
pertumbuhan ayam kampung. Meski demikian sebenarnya pakan untuk ayam kampung
tidaklah serumit pakan untuk ayam lain seperti broiler, ayam petelur dan lain-lain.
Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung. Selain makanan
pabrikan tersebut bisa juga diberikan pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie
instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Pakan alternatif tersebut cukup bisa
menghemat biaaya produksi sehingga keuntungan usaha ayam kampung bisa meningkat.
Yang terpenting dalam menyusun ransum untuk ayam kampung harus memperhatikan
kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis
(EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Untuk Jumlah pakan yang diberikan untuk ayam kampung disesuaikan dengan usia ayam
kampung itu sendiri, seperti berikut:

 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu


 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu

Selain makanan, ayam kampung memerlukan minuman. Minuman diberikan secara tidak
terbatas, disediakan wadah untuk minuman, jika habis ditambahkan lagi.

Untuk mendukung keberhasilan budidaya ayam kampung, PT Natural Nusantara (NASA)


mengeluarkan serangkaian produk yang sangat bermanfaat bagi peningkatan produktivitas
peternakan ayam kampung, baik dari segi kualitas, kuantitas, dan efektivitas. Produk tersebut
di antaranya Viterna, POC Nasa, Hormonik. 

Viterna Plus merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :

1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam,
pembentukan darah dan lain-lain.
2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine
, Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk
pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan
ketahanan tubuh.

Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan
ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati,
mampu meningkatkan pertumbuhan ternak ayam kampung, ketahanan tubuh babi,
mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal,
pemberian POC NASA disarankan ditambahkan dengan Hormonik. 

Hormonik berperan sebagai zat pengatur tumbuh, di mana keberadaannya akan sangat
penting dalam membantu meningkatkan pertumbuhan ternak babi. Sehingga budidaya
ternak ayam kampung bisa dilakukan dalam waktu lebih singkat tetapi tetap mendapatkan
hasil yang optimal.
Pemakaian Viterna, POC Nasa, dan Hormonik bisa dilakukan sebagai campuran air minum
yang diberikan sepanjang hari. Bisa pula dicampurkan sebagai pembasah pada pakan
konsentrat.

3. Sistem Kandang Ayam Kampung


Ada tiga macam kandang, yakni kandang box, kandang postal dan kandang baterai. Kandang
box sebagai tempat pemeliharaan anakan ayam kampung unggulan atau DOC. Disebut
kandang box karena bentuknya yang memang kotak.

Dalam kadang box ukuran 1 x 1 m dapat diisi sebanyak 40 -45 DOC. Lama pemeliharaan
DOC dalam kandang box +- 20 hari. Untuk menjaga kehangatan kandang diberikan lampu
pada kandang box dengan suhu 30 – 32 derajat celcius.

Memasuki hari ke-21 ayam kampung dipindah ke kandang pembesaran atau kandang postal.
Ukuran kandang postal menyesuaikan dengan jumlah ayam kampung yang dipelihara.
Kandang postal ukuran 5 x 20 m bisa diisi sebanyak 1200 ekor ayam kampung unggulan.
Lama pemeliharan dalam kandang postal ini adalah ketika ayam kampung unggulan berumur
21 hari sampai waktu panen.

Untuk kandang baterai diperlukan sebagai kandang untuk indukan atau ayam kampung
petelur.
Lokasi kandang yang ideal adalah memiliki jarak dengan permukiman minimal 5 m, tidak
lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih
lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak
berhembus langsung ke dalam kandang.
Sebelum kandang diisi dengan ayam kampung, perlu dilakukan penyucihamaan dengan
disinfektan yang tidak berbahaya bagi ayam.
4. Pengendalian Penyakit
Ayam Kampung
Penyakit pada ayam kampung kerap kali menimbulkan masalah dan kerugian yang besar.
Karena itu pengendalian dan pencegahan penyakit penting untuk dilakukan. Beberapa
tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit antara lain:

1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya


2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
3. Melakukan vaksinasi secara teratur
4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
5. Manajemen pemeliharaan yang baik
6. Kontrol terhadap binatang lain.

Dengan pemeliharaan ayam kampung secara intensif dapat meningkatkan pemenuhan


kebutuhan daging ayam kampung yang semakin meningkat.

Pemesanan Produk NASA Hubungi


INTIGROW - Distributor Resmi Natural Nusantara (NASA)

Panduan Budidaya Ikan Lele

17.40 INTI GROW

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook


I. Pendahuluan.
Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk,
duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. PT. NATURAL
NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu petani
lele dengan paket produk dan teknologi.

II. Pembenihan Lele.


Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara
mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele
mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha
pembesaran lele.

III. Sistem Budidaya.


Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
a) Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam
dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari
pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada
keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
b) Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu
kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok
antara kedua induk.
c) Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan
ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini
harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.

IV. Tahap Proses Budidaya.


A. Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam
tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak
maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
a) Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk
pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini
merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
b) Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur
dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel
sperma.

c) Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus
tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan
induk jantan dan betina.

d) Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah
berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai
memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk
dalam saluran pencernaannya.

B. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
a) tulang kepala berbentuk pipih
b) warna lebih gelap
c) gerakannya lebih lincah
d) perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
e) alat kelaminnya berbentuk runcing.

Induk betina bertanda :


a) tulang kepala berbentuk cembung
b) warna badan lebih cerah
c) gerakan lamban
d) perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

C. Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
a) Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
b) Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk
mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh
pengeringan.
c) Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas
berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol
TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat
dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
d) Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan
selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.

Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
a) Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
b) Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh
dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama.

D. Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan
sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina
tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah
dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

E. Pemindahan. 
Cara pemindahan :
a) kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
b) siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
samakan suhu pada kedua kolam
c) pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari,
karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

F. Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan
harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok
atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah
stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan
ini.

V. Manajemen Pakan.
Pakan anakan lele berupa :
a) Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik)
dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari.
b) Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar
proteinnya.
c) Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC
NASA + VITERNA Plus dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral
penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.

VI. Manajemen Air. 


Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
a) air harus bersih
b) berwarna hijau cerah
c) kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :


a) bebas senyawa beracun seperti amoniak
b) mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat
diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan
asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis
cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang.
Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada
permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari
sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.

VI. Manajemen Kesehatan.


Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang
tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek.
Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa
protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih
penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal
itulah, peranan TON, POC NASA, VITERNA Plus sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur
terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK
(Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang
digunakan juga harus sesuai.

Produk penunjang budidaya perikanan yang diproduksi PT Natural Nusantara (NASA) ini juga sangat
efektif untuk menunjang budidaya perikanan berbagai jenis, seperti :  Budidaya Ikan Belut, Budidaya
Ikan Gurame, Budidaya Ikan Lele, Budidaya Ikan Mas, Budidaya Ikan Mujair, Budidaya Ikan Nila,
Budidaya Ikan Patin, Pembesaran Ikan Bawal Air Tawar, Pembenihan Ikan Tawes, Budidaya Ikan
Gurame, Budidaya Ikan Hias Live Bearer, Budidaya Ikan Hias Tetra, Budidaya Ikan Hias Koki
Mutiara, Budidaya Ikan Hias Manfish, Budidaya Ikan Hias Oscar, Pengenalan Jenis Ikan Hias,
Budidaya Ikan laut di Jaring Apung, dan lain sebagainya
=============================================

Bila Anda membutuhkan produk dari PT Natural Nusantara, seperti : TON, Viterna, POC Nasa,
Hormonik untuk mendukung keberhasilan budidaya perikanan yang Anda kelola saat ini, baik
budidaya perikanan air tawar maupun budidaya perikanan air tambak/payau, berikut ini adalah
cara pemesanan produknya :

1) SMS/Telp 081227634646 untuk konfirmasi Pemesanan. Kemudian akan dihitung jumlah biaya
yang harus ditransfer.

2) Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan Pemesanan melalui BCA
4450965338 a/n Abror Yudi Prabowo atau MANDIRI 1370006554766 a/n Abror Yudi Prabowo .

3) Konfirmasi Nama dan Alamat pengiriman Via Hp 081227634646.

4) Produk akan dikirim ke alamat

Pemesanan Produk NASA Hubungi


INTIGROW - Distributor Resmi Natural Nusantara (NASA)

Anda mungkin juga menyukai