Anda di halaman 1dari 58

PANDUAN PRAKTIS

BETERNAK DOMBA
DISUSUN OLEH :

ADE DADANG KUSMAYADI, S.Pt

DINAS PETERNAKAN PERIKANAN


DAN KELAUTAN
KABUPATEN CIANJUR

Bangsa/Ras Domba :
1. Domba Ekor Tipis (ET) :
Domba lokal Indonesia dengan bentuk tubuh dan ekor

kecil,
Telinga bentuk daun nangka dengan posisi menggantung
2. Domba Garut :
Domba asli Jawa Barat, hasil persilangan domba merino,
Kapstad dan domba lokal
Bentuk telinga rumpung dan ngadaun hiris.
3. Domba ekor gemuk
Dikenal dengan domba Gibas karena memiliki ekor yang
besar, tebal dan relatif panjang
Bentuk tubuh besar dengan warna bulu putih dan lebat.

REPRODUKSI TERNAK DOMBA


A. Dewasa Kelamin
Anak domba mencapai dewasa kelamin umur 8-10 bulan

B. Dewasa Tubuh
Anak domba mencapai dewasa tubuh pada umur 18 20
bulan.

Jadi seekor domba betina sebaiknya mulai


dikawinkan pada umur 15 bulan dan domba
jantan mulai dikawinkan pada umur 18 bulan.

Untuk pengaturan perkembangbiakan terutama caracara mengawinkan domba perlu diketahui beberapa sifat
dari domba antara lain :

1. Tanda-tanda birahi (ingin kawin/beger)


Alat kelamin (vulva) keluar cairan bening, membengkak
dan kemerahan atau 3B (baseuh, bareuh, beureum)
Napsu makannya berkurang ;
Mencoba menaiki domba lainnya;
Gelisah dan ribut.
2. Jarak birahi ke birahi berikutnya berkisar antara 15-20
hari atau rata-rata 18 hari
3. Lamanya birahi antara 20-40 jam atau rata-rata 30 jam
C. .

Mengawinkan Domba
Untuk mengawinkan domba betina
terlebih
dahulu
domba
memperlihatkan tanda-tanda birahi dimana
tanda-tanda tersebut tidak setiap
waktu muncul. Oleh karena itu
pengamatan tanda-tanda birahi harus
dikuasai oleh para peternak

Sebagai pedoman (pegangan), waktu yang sebaiknya untuk


mengawinkan domba-domba betina bila telah terjadi birahi
adalah sebagai berikut:
No.

Waktu birahi

Saat
Mengawinkan
yang baik

Terlambat

1.

Pagi hari s/d pukul 10.00


(jam sepuluh pagi)

Siang sore itu


juga sampai
malam

Besok pagi
harinya

2.

Siang hari s/d pukul


15.00 (jam tiga sore)

Sore malam
hari

Besok paginya

3.

Sore hari atau sore


malam harinya

Sore itu juga


sampai malam

Besok pagi
harinya

Dicegah mengawinkan domba masih saudara/turunannya

Sistem Perkawinan
Sistem perkawinan yang biasa dilakukan pada ternak
domba adalah :
1. Dengan tangan, artinya domba-domba betina yang
sedang birahi dibawa ke tempat pejantan untuk
dikawinkan .
2. Perkawinan di lapangan, artinya domba jantan dan
betina dilepaskan di lapangan rumput sehingga domba
jantan itu sendiri dapat memilih dan mengawini dombadomba betina yang sedang birahi.
3. Perkawinan di kandang, artinya domba jantan
dimasukan/dicampur dengan kelompok domba-domba
betina di suatu ruangan. Hal tersebut bertujuan agar
anak-anak domba yang dilahirkan seragam.

BUNTING DAPAT DITUNJUKAN DENGAN :


1. Tidak terlihat tanda-tanda birahi pada siklus birahi
berikutnya;
2. Membesarnya perut sebelah kanan;
3. Ambing/Susu menurun
4. Sering menggesekan tubuhnya ke dinding
kandang;
5. Tampak lebih tenang.
TANDA-TANDA INDUK AKAN MELAHIRKAN :
6. Pinggul mengendur;
7. Ambing/susu sangat besar dan putingnya terisi
penuh;
8. Alat kelaminnya membengkak merah dan lembab;
9. Napsu makan menurun.

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN


Pemeliharaan dan perawatan
dikelompokan menjadi 2 yaitu :

domba

dapat

A. Perawatan setiap hari meliputi :


o.Memandikan domba
o.Membersihkan kandang
o.Memberikan makan dan minum
B. Perawatan diwaktu-waktu tertentu meliputi :
1.Perawatan terhadap induk bunting tua.
Dipisahkan
dari
domba
lainnya
dan
ditempatkan di dalam kandang khusus yang
dilengkapi dengan jerami kering, pemberian
makanan harus lebih baik mutunya.

2. Pertolongan Kelahiran
Membersihkan lendir dari lubang hidung dan
mulut supaya anak domba yang baru dilahirkan
segera dapat bernapas
Bila waktu lahir tali pusat belum putus dari
plasenta (tembuni/bali), potong dengan gunting
yang telah disterilkan, kemudian diolesi dengan
yodium tintur atau obat merah. Di kampung
biasanya dengan kapur sirih atau abu dapur
yang hangat.
Membersihkan lendir dari seluruh badan dengan
lap sambil dilakukan dengan pemijatan pada
dinding rongga dada untuk merangsang
pernapasan.

Selanjutnya kepada induknya diberikan perawatan :


a. Bersihkan lendir kotoran dari seluruh tubuhnya;
b. Cuci ambingnya dengan air hangat;
c. Plasenta (tembuni/bali) yang mau keluar diawasi
supaya jangan terinjak. Bila menggantung agak
panjang potong dan setelah keluar semua segera
diambil dan dikubur.

3. Perawatan Kuku
Jika kuku domba dibiarkan saja, maka sering kali
mengganggu domba pada waktu berjalan juga
sering pangkal berjangkitnya penyakit kuku
sampai menimbulkan kelumpuhan. Oleh karena
itu perlu dibersihkan dan dipotong.

4. Pencukuran Bulu
Apabila bulu domba sudah tebal dan tidak terpelihara
maka akan menjadi tempat berkembangnya
kutu/parasit yang dapat menyebabkan penyakit kulit
dan penyakit lainnya. Untuk itu pencukuran bulu
penting dilakukan agar domba tetap sehat.

5. Pemeliharaan Domba Jantan.


Kandang untuk domba jantan sebaiknya digunakan
terpisah dari kandang domba betina, pada musim
perkawinan domba-domba jantan dapat disatukan
dengan domba betina (disatu kandang). Kandang
domba jantan harus selalu kering, bersih dan terang,
seekor domba jantan tergantung pada umur, kondisi
badan, temperamen dan cara-cara perkawinannya 1
tahun dapat melayani 20-50 ekor domba betina.

KANDANG TERNAK DOMBA


Ukuran Kandang
Ukuran kandang untuk satu ekor domba adalah
sebagai berikut :

Domba betina dewasa : 1 x 1,2 M


persegi
Domba jantan dewasa : 1 x 1,4 M
persegi
Anak Domba
: ukuran kandang
betina dewasa untuk 2 ekor

Bentuk Kandang
a. Kandang Berkolong
Kandang ini berlantai papan atau bambu yang
dianyam dan berlubang ke kolong. Keuntungan
kandang ini lantai selalu bersih, begitu pula keadaan
dombanya akan bersih dan kotoran tertampung
sehingga mudah dikumpulkan.
b. Kandang Tidak Berkolong
Kandang domba ini kurang baik, sebab selamanya
akan becek dan bau sehingga domba selalu kotor.
Juga dapat dijadikan sarang penyakit terutama cacing.
Untuk itu kandang domba ini tidak dianjurkan.

Lokasi Kandang
Supaya ternak domba tidak terganggu dan aman,
disamping kesehatannya terjamin, maka sebaiknya
lokasi untuk kandang :

Tempatnya tidak becek dan lembab;


Jauh dari perumahan;
Tempatnya tidak akan dipakai untuk lalulintas masyarakat;
Saluran pembuangan mudah mengalir dan
tidak mengganggu orang lain

Bahan - Kandang Kandang


Bahan-bahan
kandang
tergantung kepada :

yang

dipergunakan

Kemampuan dan selera peternak;


Tersedianya bahan-bahan itu sendiri di lokasi
kandang.

PAKAN DOMBA
Bahan pakan yang diberikan pada ternak domba
umumnya terdiri dari :
Hijauan;
Makanan penguat (konsentrat)
Hijauan diberikan pada domba bisa bermacammacam rumput lapangan, rumput gunung atau
rumput yang khusus dipelihara
BB (Brachiaria
Brizantha) dan BD (Brachiaria Decumbens)
Yang dimaksud dengan makanan penguat adalah
campuran dari berbagai bahan makanan seperti
dedak halus, bungkil kelapa, jagung giling, ampas
tahu, ampas kecap dan onggok yang mengandung
protein lebih tinggi.

Kebutuhan Pakan Ternak Domba


Kebutuhan ternak domba akan makanan
berbeda-beda, sesuai dengan kondisi dan
umur domba itu.
Anakanak domba yang tumbuh memerlukan
rumput lebih sedikit tetapi makanan
penguatnya harus lebih banyak karena
kondisi alat-alat pencernaanya belum sekuat
seperti domba dewasa.
Di Indonesia biasanya peternak domba
memberikan :
o Rumput : 5-10 kg;
o Penguat : 0,5-1 kg

Untuk domba betina dewasa tidak bunting :


Rumput : 6 - 8 kg,
Penguatnya terdiri dari :
Dedak halus : 1,5 bagian
Bungkil Kelapa : 0,5 bagian
Garam Dapur : 30-40 gram
Penguatnya tersebut diberikan dalam bentuk bubur
sebanyak 0,5-1kg/hari/ekor
Untuk domba betina bunting/pejantan:
Rumput : 8 - 10 kg,
Penguatnya terdiri dari :
Dedak halus : 3 bagian
Bungkil Kelapa : 2 bagian
Garam Dapur : 30-40 gram
Penguatnya tersebut diberikan seperti di atas

Kebutuhan Air Minum


Domba adalah salah satu ternak yang
memerlukan air minum yang relatif
sedikit,
apalagi
kalau
keadaan
makanannya banyak mengandung air.
Kebutuhan air minum perhari untuk
seekor domba adalah 1,35 - 4,54 liter

Pemberian Pakan
Domba sebagai ternak hidup membutuhkan
pakan setiap harinya, pakan tersebut
digunakan untuk :
o Kebutuhan agar dapat hidup;
o Untuk produksi (agar dapat menjadi besar
dan gemuk serta menghasilkan air susu)
o Kebutuhan untuk bereproduksi (kawin,
bunting, beranak dan menyusui)
Jumlah patokan umum bahan pakan yang
diperlukan adalah 10% dari berat badan.

Sebagai contoh ternak dengan berat badan


25 kg membutuhkan hijauan seberat 2,5 kg.
10 x 25 kg = 2,5 kg
100
Bila diperhitungkan dengan Jumlah hijauan
yang tidak dimakan maka jumlah yang harus
disediakan harus lebih besar dari 2,5 g. Sisa
hijauan yang biasa tidak dimakan, karena
hijauan yang diberikan sudah tua, tidak
disenangi adalah sekitar 50% dari pemberian .
Oleh sebab itu pemberian hijauan itu harus
diduakalikan yaitu :
2 x 2,5 kg = 5 kg/ekor/hari

KESEHATAN TERNAK DOMBA


Merupakan upaya agar ternak
domba
sehat sehingga dapat
berproduksi dengan baik, tidak
terkena penyakit dan menghasilkan
daging dapat dikonsumsi/dimakan
oleh manusia.

Ada 2 kegiatan kesehatan hewan yaitu sebagai berikut :


1. Pencegahan penyakit, artinya mengusahakan agar
domba tidak terkena penyakit dengan cara :
Pemberian pakan yang sesuai dengan petunjuk teknis
memelihara domba
Kandang dan lingkungan kandang yang bersih. kotoran
jangan dibiarkan menumpuk terlalu lama.
Memandikan domba yang teratur.
Mencukur domba yang teratur.
Membersihkan/memotong kuku yang sudah panjang
vaksinasi untuk penyakit menular.
2. Pengobatan penyakit :
. Mengusahakan agar domba yang sudah terkena
penyakit diobati sampai sembuh.
. Pengobatan tersebut tergantung kepada macam/jenis
penyakit yang menyerang domba.
. Pengobatan penyakit dengan cara pengobatan
modern dan tradisional.

Secara umum domba yang terserang


penyakit menunjukkan tanda-tanda
sebagai berikut:
a.Nafsu makan menurun (tidak mau
makan)
b.Kurus
c. Bulunya rontok
d.Matanya tidak bersinar
e.Lesu dan lemah
f. Lubang hidung kering
g.Ngorok dan bersin-bersin atau
batuk-batuk
h.Mencret-mencret

Beberapa penyakit domba :


1.Penyakit Cacing
Penyebabnya
:cacing
Tanda-tandanya :
Bulu domba kasar dan tidak mengkilat.
Perutnya buncit dan badannya kurus.
Mencret-mencret dan badannya lemah
Pencegahan :
kandang dan lingkungan kandang harus selalu
bersih dan kering.
Pemberian obat cacing yang teratur
Untuk domba yang dilepas (diabur) ke lapangan
dianjurkan setelah jam 09.00, karena sebelum
jam 09.00 telur (larva) cacing ada pada ujung
rumput,sehingga kemungkinan termakan domba
besar sekali.

Pengobatan
Obat cacing seperti verm-O, piperazin
valbazen, kalbazen dan sebagainya.
Obat kampung :
a. Buah pinang (jambe, jebug) yang tua digerus
halus lalu dicekokkan. Domba yang bunting
jangan diberikan.
b. Cairan tembakau sekitar 3 liter ditambah 30
gram terasi.masukkan kedalam botol kira-kira
30-50 cc lalu di cekokkan.
Caranya :
Domba dipuasakan dulu selama 12 jam
Berikan cairan tadi dan puasakan lagi selama
6 jam baru diberikan makanan seperti biasa.

2. Penyakit Kembung Perut.


Penyebabnya :
Rumput muda, domba terlalu banyak makan rumput muda
sehingga menimbulkan gas didalam perut domba.
Tanda-tanda :
Hewan gelisah, sulit bernafas.
Perut sebelah kiri kembung.
Kalau dipukul/diketok akan terdengar suara seperti kendang.
Pencegahan :
Jangan diberikan terlalu banyak rumput yang muda dan basah ;
buah polongan (kacang-kacangan) biji-bijian.
Pengobatan :
Mulut dibuka, dicekok dengan minyak kelapa sebanyak 0,51 gelas.
Perut yang kembung ditekan-tekan.
Selain dengan minyak kelapa bisa juga dengan seduhan air
gula merah dengan asam jawa, lalu dicekokkan.

3. Penyakit kudis/buduk/scabies.
Penyebabnya :
Ektoparasit, domba kotor dan jarang dimandikan .
Tanda-tanda :
Bulu rontok.
Kulit bersisik,tebal dan kaku.
Domba sering menggesek-gesekken tubuhnya
karena gatal.
Pencegahan :
Kandang dan lingkungan kandang harus bersih
dan kering.
Domba dimandikan secara teratur.
Pencukuran bulu yang teratur.
Pengobatan :
Disuntik dengan ivomec.
Obat lain yaitu belerang campur oli bekas atau
insektisida.

PUPUK KANDANG DAN


PEMBUATANNYA
Bahan hasil campuran, air kencing dan sisa bahan
makanan dari kolong merupakan sumber pupuk
yang baik bagi tanaman pertanian .
Biasanya bakal pupuk ini hasil mentah/panas,
sehingga perlu diproses agar matang dan siap
dipakai.

Proses pembuatan pupuk organik


a) Bakal pupuk yang dikumpulkan dari kolong lantai
jangan dibuang atau dibakar tetapi dipindahkan ke
dalam lubang tanah yang telah disiapkan.
b) Tanah bekas galian ditimbun di sekeliling lubang agar
menjadi tinggi dan terhindar dari genangan air.
c) Dalam lubang sekitar 1 m, sedangkan panjang dan
lebarnya disesuaikan dengan kebutuhan .
d) Setelan lubang penuh terisi bakal pupuk, tutup dengan
tanah atau plastik, jerami, daun pisang, gedek agar
tidak dihinggapi serangga (lalat).
e) Biarkan timbunan tersebut selama sekitar 3 bulan
supaya pupuk (kompos) matang dan siap dipakai.
f) Timbunan bakal pupuk harus selalu diperiksa dan bila
kering perlu disirami air agar lembab,supaya proses
pematangan kompos menjadi baik.

Manfaat pengomposan :

1. Nilai manfaat dari pupuk organik


lebih baik dan bertahan lama.
2. Bila digunakan untuk memupuk
tidak panas dan tanaman akan
tumbuh subur.
3. Pencemaran lingkungan dapat
dihindari atau dikurangi.

HATUR

NUHUN

Anda mungkin juga menyukai