Anda di halaman 1dari 23

Kuliah 6

Tatalaksana
Pemberian Pakan

Dr. Arsyadi Ali, S.Pt., M.Agr.Sc.


Putri Zulia Jati, S.Pt., M.Pt.

Jurusan Ilmu Peternakan


Fakultas Pertanian dan Peternakan
Pendahuluan
• Salah satu faktor penting keberhasilan usaha peternakan adalah
kecukupan kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan. 
• Pakan adalah semua bahan makanan yang bisa diberikan dan
bermanfaat bagi ternak. 
• Pakan yang diberikan pada ternak harus tidak dalam keadaan
rusak (busuk, bercendawan), disukai ternak, bebas dari
penyakit, mudah didapat, dan harganya murah. 
• Pakan juga harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh
tubuh hewan ternak seperti air, karbohidrat, lemak, protein,
mineral dan vitamin. 
Tujuan Pemberian Pakan
• Kebutuhan hidup pokok, yaitu pakan yang mutlak dibutuhkan
dalam jumlah minimal.  Pada hakikatnya kebutuhan hidup pokok
adalah kebutuhan minimal nutrien untuk menjaga keseimbangan
dan mempertahankan kondisi tubuh ternak.  Kebutuhan tersebut
digunakan untuk bernafas, bergerak, dan pencernaan makanan.
• Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang
diperlukan ternak untuk proses pembentukan jaringan tubuh dan
menambah berat badan.
• Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang
diperlukan ternak untuk proses reproduksi, misalnya kebuntingan.
Hal-hal yang Harus diperhatikan

1. Mengandung zat gizi / nutrisi yang dibutuhkan ternak


2. Mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat didaerah sekitar
sehingga tidak menimbulkan masalah ongkos transportasi dan
kesulitan mencarinya.
3. Terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang
cukup.
4. Disukai oleh ternak.
5. Harga bahan pakan terjangkau.
6. Bahan pakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
7. Tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan.
JENIS – JENIS PAKAN

Hijauan
Pakan hijauan adalah semua bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman.  Menurut keadaannya,
jenis hijauan dibagi menjadi tiga kategori,  yaitu :
1. Hijauan Segar, seperti rumput-rumputan (rumput unggul
(seperti rumput gajah, rumput raja dll), rumput lapang),
kacang-kacangan / leguminosa (seperti daun lamptoro,
turi, gamal, dll) dan tanaman hijau lainnya. 
JENIS – JENIS PAKAN

Gambar 1. Rumput gajah Gambar 2. Cacahan pelepah dan daun sawit


sebagai limbah perkebunan kelapa sawit
dapat juga dijadikan sebagai sumber pakan
hijauan alternatif
JENIS – JENIS PAKAN
2. Hijauan Kering, berasal dari hijauan segar yang dikeringkan dengan
tujuan agar tahan disimpan lebih lama, karena serat kasarnya tinggi
dan kadar airnya rendah.  Termasuk dalam hijauan kering adalah
jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb.
3. Silase, adalah pakan yang telah diawetkan yang diproses dari
bahan baku yang berupa tanaman hijauan, limbah pertanian, dsb
melalui proses fermentasi.  Contohnya : silase rumput dan silase
jerami padi.
JENIS – JENIS PAKAN
Gambar 3. Jerami padi termasuk salah satu
hijauan kering yang dimanfaatkan sebagai
bahan pakan baik sebagai hay maupun
sebagai bahan baku amoniasi jerami

Gambar  4.   
(a) Proses pembutan silase pelepah
dan daun kelapa sawit,
(b) Proses pembuatan amoniasi
jerami padi

(a.) (b.)
JENIS – JENIS PAKAN
Konsentrat
• Konsentrat merupakan pakan yang mengandung energi dan protein
yang tinggi serta serat kasar yang rendah.  Bahan pakan konsentrat
meliputi biji-bijian (seperti jagung), hasil ikutan industri pertanian
(seperti bekatul, bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kelapa
sawit).
JENIS – JENIS PAKAN

Pakan Suplemen
• Pakan suplemen merupakan pakan tambahan bagi ternak
ruminansia yang mengandung vitamin dan mineral, seperti
Urea Mollases Blok (UMB).
Sumber Daya Pakan
Menurut Eko dan Ruly (2004) beberarapa kelompok pakan yang umumnya digunakan
dalam pemeliharaan ternak adalah:
1. Sumber serat adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan serat kasar (SK)
≥18%, contohnya limbah pertanian, kulit biji polong-polongan dan lain - lain.
2. Sumber energi adalah bahan-bahan yang memiliki kadar protein kurang dari 20%
dan serat kasar kurang dari 18% atau dinding selnya kurang dari 35%, contohnya
biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, umbi-umbian dan limbah sisa
penggilingan.
3. Sumber protein adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan protein kasar
≥20% baik bahan yang berasal dari tumbuh tumbuhan seperti bungkil, bekatul
maupun yang berasal dari hewan seperti silase ikan.
Sumber Daya Pakan

4. Sumber mineral adalah bahan-bahan yang memiliki


kandungan mineral yang cukup tinggi, misalnya garam
dapur, kapur makan, tepung ikan, kulit bekicot, kulit kerang
dan kulit ikan.
5. Sumber vitamin adalah bahan-bahan yang memiliki
kandungan vitamin cukup tinggi, misalnya makanan berbutir
dan umbi umbian.
6. Pakan tambahan adalah bahan-bahan tertentu yang
ditambahkan ke dalam ransum, seperti obat-obatan, anti
biotika, hormon, air, dan zat pengharum.
Sistem Pemberian Pakan
1. Metode penggembalaan (Pasture Fattening)
Pada sistem ini sapi potong digembalakan di padang rumput sepanjang
hari. Sapi baru dimasukkan ke dalam kandang pada saat malam hari.
Pada metode ini sapi hanya diberikan pakan hijauan berupa rumput,
konsentrat tidak diberikan sama sekali.
Padang penggembalaan sebaiknya ditanami tanaman legum seperti
lamtoro, karena legum memiliki kandungan protein yang tinggi. Metode
ini lebih murah karena biayanya yang dikeluarkan untuk pakan dan
tenaga lebih rendah. Namun metode ini memberikan pertambahan
berat badan harian yang kecil.
Sistem Pemberian Pakan
2. Metode Kereman (Dry Lot Fattening)
Pada sistem ini sapi potong hanya dipelihara didalam kandang saja dan
tidak digembalakan sama sekali. Sistem ini banyak dilakukan oleh
peternak di Indonesia yang menggemukan sapinya secara intensif.
Tujuannya agar memperoleh pertambahan bobot harian yang tinggi.
Umumnya rasio pemberian hijauan dan konsentrat untuk penggemukan
yang digunakan adalah 75 : 25.
3. Metode kombinasi Pasture Fattening dan Dry Lot Fattening
Metode ini dilakukan dengan dua cara. Metode pertama sapi
digembalakan terlebih dahulu pada pagi-siang hari untuk diberikan pakan
hijauan, sedangkan pada sore-malam harinya sapi dikandangkan dan
diberi pakan konsentrat secukupnya.
Jumlah pemberian
• Pemberian pakan pada sapi potong dapat dilakukan secara
ad libitum (tidak terbatas) dan restricted (dibatasi). 
• Pemberian secara ad libitum sering kali tidak efisien karena
akan menyebabkan 
bahan pakan banyak terbuang dan pakan yang tersisa menj
adi busuk sehingga ditumbuhi jamur 
dan sebagainya yang akan membahayakan ternak bila term
akan (Santosa, 2002).
• Air minum diberikan secara terus menerus (add libitum).
Frekuensi Pemberian
• Teknik pemberian pakan yang baik untuk mencapai
pertambahan bobot badan yang lebih tinggi terutama pada
penggemukan adalah dengan mengatur jarak waktu
pemberian pakan konsentrat dan pakan hijauan. 
• Pakan hijauan diberikan sekitar dua jam setelah pemberian
konsentrat. 
• Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering dilakukan
dapat meningkatkan kemampuan sapi untuk mengkonsumsi
ransum dan meningkatkan pencernaan bahan kering hijauan.
Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Konsumsi Pakan
pada Ternak Ruminansia

1. Jenis Ternak 6. Kandungan Nutrisi Pakan

2. Temperatur Lingkungan 7. Bentuk Pakan


8. Produksi
3. Palatabilitas
9. Insting/Naluri (kebutuhan tubuh)
4. Selera.
10. Sensor Lapar Kenyang
5. Status fisiologi a. Kimia (kandungan glukosa
dalam darah atau gula darah)
b. Fisik (kapasitas rumen atau
lambung ternak
Metode Penyusunan Ransum
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa cara
penyusunan ransum ternak yang umum dilakukan,
antara lain sebagai berikut :
1. Bujur Sangkar Pearson (Square Pearson Method)
2. Trial and Error Method
3. Computer Method (LP)
Bujur Sangkar Pearson (Square
Pearson Method)
• Contoh:
Apabila kita ingin menyusun ransum dengan kandungan
protein 15% dari 2 macam bahan yaitu Jagung kuning
(dengan kandungan Protein 6.1%) dan ikan kering (dengan
kandungan Protein 66,5%).

6.1% Jagung =8.9% Bagian Ikan Kering

Pakan
PK = 15%

66,5% Ikan Kering =51.5% Bagian Jagung


Total = 8,9+51.5= 60,4 %
Bujur Sangkar Pearson (Square
Pearson Method)
• Perhitungan dilakukan dengan menghitung hasil selisih pada masing-masing sudut kanan
segi empat tersebut searah dengan garis diagonalnya.
• Dari 100 Kg ransum dapat dihitung kandungan jagung kuning dan ikan kering sebagai
berikut:
Jagung=(51.5/60.4)x100=85.26kg 100Kg
Ikan Kering=(8,9/60.4x100=14.74kg
• Dengan demikian, kandungan protein dari 100Kg susunan ransum tersebut adalah sebagai
berikut.
Jagung=(85.26x6.1)/100=5.20% Protein 15% Protein
Ikan Kering=(14.74x66.5)/100=9.80% Protein

\
Computer Method

1. Based on Linear Program


2. Least Cost Ration
3. Linear Program: QM (Quatitative Method), Lindo,
Excel Solver, etc.
4. Specific Programs: Mixit, Feed Mania, WinFeed,
FeedLive, Bestmix, Feedsoft, Format, Brill, etc.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai