Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

[MANAJEMEN
TERNAK POTONG ]

[MANAJEMEN PAKAN I]

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
[Agroindustri] [Peternakan] [PET2150] [Ir. Nur Rasminati, MP]
DAFTAR ISI

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
LATIHAN .............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 15

2022 [Manajmen Ternak Potong] Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


[Ir. Nur Rasminati, MP] http://mercubuana-yogya.ac.id/ 2
PEMBAHASAN

Pakan merupakan kebutuhan mutlak yang harus selalu diperhatikan dalam


pemeliharaan ternak. Usaha ternak potong akan efisien dan ekonomis apabila kebutuhan
pakan terpenuhi dalam kualitas maupun kuantitas. Pemberian pakan harus rasional
(sesuai kebutuhan ternak) dan sesuai dengan tujuan dari pemeliharaan ternak potong.
Pakan yang dikonsumsi ternak akan digunakan oleh tubuh ternak baik untuk pokok hidup
(maintenance) maupun untuk berproduksi.

PAKAN

-Kualitas/kuantitas memenuhi syarat


(protein,kalori,vitamin,mineral)
-Sesuai kebutuhan(BB,kondisi,spesies)

Breeding Fattening Ternak


kerja

Performens Performens Performens


reproduksi produksi kerja

• Produktivitas • FCR • Output daya


anak - gain • Karkas / meat • Efisiensi kerja
• Perkembangan • Efisiensi pakan
populasi • Feed cost/gain
• Efisiensi pakan

Kebutuhan Nutrien dan Penyusunan Ransum

Jumlah pakan dan keadaan ransum yang akan diberikan pada ternak potong
berbeda sesuai dengan tingkat kelas dan keadaan fisiologisnya. Oleh karena itu untuk
mengetahui kebutuhan nutrisi ternak, harus mengacu pada feeding standard, dalam hal
ini biasanya menggunakan table identifikasi kebutuhan nutrisi ternak berdasarkan fungsi
produksi. Karena di Indonesia saat ini beluim ada pegangan yang telah distandarisasi
2022 [Manajmen Ternak Potong] Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning
[Ir. Nur Rasminati, MP] http://mercubuana-yogya.ac.id/ 3
dengan pasti dan tepat, maka saat ini masih menggunakan standard dari luar, yaitu table
NRC (National Research Council).
Dalam menyusun ransum, harus diusahakan agar kandungan nutrient sesuai
dengan kebutuhan ternak yang dipelihara, baik untuk kebutuhan pokok, pertumbuhan,
produksi dan reproduksi. Karena tidak ada satu jenis bahan pakan pun yang kandungan
nutrientnya sesuai dengan kebutuhan ternak, maka dalam penyusunan ransum perlu
dikombinasi dengan beberapa jenis bahan pakan lain agar dapat disusun menjadi ransum
yang seimbang.
Agar mendapatkan susunan ransum yang seimbang, perlu dipahami beberapa
petunjuk di bawah ini :
Penyusunan ransum : berdasarkan pedoman umur / berat badan ternak dan
berdasarkan kebutuhan nutrien (protein dan energi) untuk pokok hidup dan
produksi per hari.
Konsentrat umumnya digunakan sebagai sumber energi, jumlah energi dalam
ransum tidak boleh kurang dari 3% atau lebih dari 5% dari kebutuhan ternak.
Suplemen protein hanya digunakan untuk meningkatkan kandungan protein
ransum. Pemberian protein tidak boleh lebih dari 5% kebutuhan ternak.
Konsentrat kadang-kadang hanya diperlukan ternak pada sepertiga akhir
kebuntingan, pada ternak kerja atau untuk memproduksi susu atau lemak.
Sapi potong memerlukan pakan berdasarkan bahan kering sebanyak 2% dari
bobot tubuh, sapi yang digemukkan mengkonsumsi pakan 2-3% dari BB, tetapi
bila hanya diberi pakan hijauan saja membutuhkan 5 – 7% BB, terutama bila
hijauan berkualitas rendah.
Ternak babi membutuhkan lebih banyak konsentrat dalam ransum dengan
kandungan protein yang berkualitas tinggi.
Ransum sebaiknya ditambah vitamin A apabila proporsi hijauannya rendah.
Dalam menyusun ransum sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :
❖ Menentukan bahan-bahan yang akan disusun dan sebaiknya sudah diketahui
kandungan nutrientnya (sudah dianalisis proksimat). Dasar penyusunan
ransumnya dapat berdasarkan kebutuhan energi, protein, TDN maupun lainnya.

2022 [Manajemen Ternak Potong] Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


4 [Ir. Nur Rasminati, MP] http://mercubuana-yogya.ac.id/
❖ Usahakan bahan pakan terdiri dari sumber nabati dan hewani agar saling
menutupi kekurangan zat makanan yang dibutuhkan.
❖ Menentukan kelas, umur, tingkat produksi dan kondisi fisiologis ternak yang
bersangkutan sehingga diketahui kebutuhannya baik untuk pokok hidup,
pertumbuhan dan produksinya serta pertambahan bobot badan yang diharapkan.
❖ Mengetahui margin of safety atau batas pemberian suatu bahan pakan yang tidak
membahayakan bagi ternak yang mengkonsumsinya. Contohnya pemberian
leguminosa tidak boleh melebihi 50% total ransum karena akan menyebabkan
terjadinya rontok bulu.
Pemberian Pakan
❖ Prinsip pemberian pakan :
• Jumlah dan kualitas pakan disesuaikan dengan kebutuhan.
• Manajemen reproduksi / pengaturan perkawinan disesuaikan dengan
kontinyuitas pakan.
• Pengaturan efisiensi pakan dengan memperhatikan breeding load.
❖ Pakan yang diberikan sebaiknya masih segar, pemberian minimal 2 kali sehari.
Usahakan pakan yang diberikan sudah dapat dihabiskan ternak sebelum dilakukan
pemberian pakan berikutnya.
Terdapat beberapa factor yang perlu dipertimbangkan dalam memberikan pakan
untuk ternak potong, khususnya pada ternak sapi, sebagai berikut :
❖ Kondisi. Ternak yang baru masuk kandang penggemukan biasanya masih sulit
makan, karena belum beradaptasi. Sapi yang kurus biasanya lebih cepat
mengkonsumsi pakan dibandingkan dengan sapi yang kondisinya lebih baik.
❖ Umur. Pedet dan yearling cenderung mengkonsumsi pakan sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan BB, tetapi sapi yang sudah tua akan mengkonsumsi pakan
lebih banyak dari kebutuhan berdasarkan BB tetapi menghasilkan pertambahan
BB yang lebih rendah dibandingkan dengan sapi yang masih muda.
❖ Bangsa. Pada sapi potong, perbedaan bangsa tidak memberikan pengaruh besar
terhadap perbedaan konsumsi pakan, tetapi bangsa yang mempunyai bobot
badan tinggi, akan mengkonsumsi pakan lebih banyak.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 5 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
❖ Jenis kelamin. Sapi jantan kastrasi (steer) mengkonsumsi 5 – 10% pakan lebih
banyak daripada sapi dara (heifer) pada bobot badan yang sama.
❖ Tipe ransum. Pengambilan pakan oleh ternak dipengaruhi oleh kandungan air,
kandungan serat kasar dan tingkat energi pakan. Bila kandungan energi dan serat
kasar relatif konstan, sapi biasanya akan mengkonsumsi lebih banyak pakan yang
kadar airnya tinggi. Kadar serat kasar yang tinggi akan membatasi pengambilan
pakan, karena serat kasar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna.
❖ Kondisi lingkungan. Saat kondisi lingkungan ekstrim, menjadi panas atau dingin
maka konsumsi pakan biasanya akan menurun. Namun demikian, pada daerah
yang bersuhu dingin, ternak sapi akan lebih banyak makan untuk menghasilkan
lebih banyak energi panas.
Manajemen pakan pada sapi
1. Manjemen pakan induk
Manajemen pakan pada sapi induk ditujukan untuk menunjang agar fertilitasnya
tinggi, menghasilkan susu yang dapat mencukupi kebutuhan pedet agar pedet dapat
tumbuh dengan baik. Kebutuhan pakan induk tergantung pada kondisi fisiologisnya,
apakah induk tersebut sedang bunting, laktasi atau dalam keadaan kering.
Pada fase antara melahirkan sampai akhir masa perkawinan, energi pakan untuk
induk harus ditingkatkan sekitar 50%, sedangkan kebutuhan proteinnya meningkat
hampir dua kali lipat dibandingkan dengan beberapa saat sebelum melahirkan.
Saat paling kritis yang harus diperhatikan dalam pemberian pakan induk (cow)
adalah selama masa beranak, yaitu pada 60 hari sebelum melahirkan sampai 90 hari
setelah melahirkan, karena dampaknya dapat mengakibatkan terjadinya abnormalitas,
bobot lahir rendah, bobot sapih rendah dan kegagalan berahi kembali atau kegagalan
konseptus.
Rendahnya nutrisi pada induk sebelum dan sesudah melahirkan akan
menyebabkan bobot sapih pedet menurun 5 – 10%. Dalam kondisi kekurangan pakan,
induk akan lebih mempertahankan kondisi pedetnya daripada penurunan bobot
tubuhnya sendiri.

2022 [Manajemen Ternak Potong] Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


6 [Ir. Nur Rasminati, MP] http://mercubuana-yogya.ac.id/
Pakan untuk induk bunting :
• Kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan akan mempengaruhi pertumbuhan
embrio / foetus, litter size, berat lahir.
• Selama trimester pertama, induk bunting memerlukan pakan yang cukup untuk
hidup pokoknya. Dalam hal ini dapat diberikan pakan yang berkualitas rendah,
tetapi memenuhi kebutuhan energinya.
• Trimester akhir kebuntingan, duapertiga pertumbuhan janin terjadi pada masa ini,
oleh karena itu pada 90 – 120 hari terakhir kebuntingan, kebutuhan pakan harus
mencapai ADG antara 0,2 – 0,5 kg/hari. Jangan sampai terjadi overfeed (kelebihan
pakan) karena akan menyebabkan induk kegemukan, hal ini akan mempersulit
proses melahirkan.
Program pemberian pakan untuk induk bunting

Pertumbuhan foetus dlm kandungan

A B

Masa bunting Post natal


Keterangan :
• A = 2/3 awal kebuntingan
o pakan yang diberikan digunakan untuk pokok hidup dan metabolisme
induk.
o Pertumbuhan janin masih lambat.
• B = 1/3 akhir kebuntingan
o Pertumbuhan janin cepat
o pakan induk ditingkatkan karena pakan digunakan selain untuk pokok
hidup dan metabolisme induk juga untuk pertumbuhan foetus.
❖ Pada akhir kebuntingan, sebaiknya pemberian pakan dikurangi agar ternak mudah
dalam melahirkan anak.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 7 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Pakan untuk induk laktasi :

• Harus memperhatikan kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan, karena akan
berpengaruh terhadap produksi susu induk yang pada akhirnya akan
mempengaruhi gain anak, penyakit dan mortalitas anak.
• Pakan yang diberikan juga harus memenuhi kebutuhan induk untuk pemulihan
organ reproduksi (involusi uteri) dan pertambahan bobot badan sampai induk siap
kawin lagi.
2. Manajemen pakan betina pengganti (replacement)

Sapi dara pengganti umur 14 – 15 bulan perlu ADG sebesar 0,5 – 0,7 kg/hari,
sedangkan betina yang telah kawin perlu ADG sebesar 0,5 kg/hari pada 120 hari pertama
kebuntingannya karena nutrisi sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhannya
sendiri dan pertumbuhan janin.
3. Manajemen pakan pejantan
Secara khusus, pejantan diberi pakan yang berkualitas tinggi sekurang-kurangnya
dua bulan terakhir sebelum masa kawin sehingga kualitas semen sudah baik beberapa
minggu sebelum terjadi perkawinan.
Pejantan yearling perlu pertambahan bobot badan sebesar 0,7 kg/hari dan pada
saat itu siap mengawini 10 – 15 ekor betina. Pada umur lebih dari 2 tahun, perlu
pertambahan bobot badan 0,75 kg/hari.
4. Manajemen pakan bakalan
Kebutuhan protein dan energi dari pedet untuk calon bakalan harus ditingkatkan
sejak umur 3 bulan sampai sapih, sebab produksi susu induk mencapai puncak pada 2
bulan setelah lahir. Bila diberikan susu induk saja, maka kebutuhan nutrisi akan kurang,
hanya mampu mencukupu separo kebutuhan saja. Dengan demikian, walaupun belum
disapih, pedet yang akan digunakan sebagai bakalan harus diberi pakan (minimal dalam
bentuk hijauan) sebanyak setengahnya dari seluruh kebutuhan. Dalam keadaan ini
pemberian creep feeding menjadi sangat penting terutama apabila rumput kurang.

2022 [Manajemen Ternak Potong] Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


8 [Ir. Nur Rasminati, MP] http://mercubuana-yogya.ac.id/
Manajemen pakan pada domba

a. Manajemen pakan induk

❖ Kebaikan domba induk adalah lebih efisien dalam mengkonsumsi hijauan


padangan dalam jumlah yang cukup banyak. Terdapat 2 fase kritis pada domba
yaitu pada saat akhir kebuntingan dan saat awal laktasi.
❖ Untuk meningkatkan produktivitas domba dan kambing diperlukan suplemen
pakan.
❖ Pemberian pakan pada domba dan kambing dibedakan menurut status fisiologis
ternak.
Pakan induk bunting

Pakan untuk breeding ewe

❖ Flusing ewes : pemberian pakan ekstra 2 – 3 minggu sebelum masa kawin untuk
meningkatkan jumlah ovum, meningkatkan litter size, meningkatkan lamb / kid
crop 10 – 20 %
❖ Pakan selama musim kawin : dari pakan flusing, efeknya akan berlanjut sampai
musim kawin, sehingga pemberian pakan flushing sampai dengan ternak kawin.
Pakan induk bunting

Dibedakan antara pakan untuk awal & tengah kebuntingan dan pakan untuk akhir
kebuntingan. Pakan yang baik selama kebuntingan merupakan kunci sukses untuk panen
cempe yang sehat dan kuat.
Janin akan tumbuh pesat mencapai 2/3 bobot lahirnya selama 6 minggu terakhir
kebuntingan. Bobot tubuh induk akan bertambah sebesar 9,1 – 13,6 kg selama
kebuntingan atau sebesar 3,6 – 6,8 kg selama 4 – 5 minggu kebuntingannya. Apabila
terjadi kekurangan nutrient selama 6 minggu terakhir kebuntingan, akan menyebabkan
bobot lahir cempe rendah, cempe lahir lemah, mortalitas cempe tinggi, pertumbuhan
cempe lambat dan rendahnya produksi susu induk rendah.
Oleh karena itu selama 4 minggu terakhir kebuntingan, induk domba perlu diberi
pakan sebanyak 0,25 – 0,7 kg/hari dalam bahan kering.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 9 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Fungsi pakan pada induk bunting :
❖ Untuk meningkatkan jumlah cempe yang hidup sehat dengan sehat dan kuat.
❖ Memperpanjang umur produktif induk.
❖ Meningkatkan produksi susu induk, sehingga cempe yang dihasilkan lebih sehat.
❖ Meningkatkan produksi wool (untuk domba).
❖ Menurunkan kemungkinan induk kehilangan cempe akibat kelelahan / kelemahan
pada waktu melahirkan.
Pakan pada periode akhir kebuntingan :
❖ Merupakan periode kritis pakan
❖ Satu bulan terakhir pada akhir masa kebuntingan, foetus tumbuh cepat sehingga
membutuhkan pakan yang lebih banyak baik dari kuantitas maupun kualitas.
❖ Kehilangan cukup energi pakan dapat menimbulkan ketosis pada induk.
Pakan induk laktasi
Pakan untuk induk laktasi perlu mengandung energi, protein, kalsium, fosfor dan
vitamin untuk dapat memproduksi susu sebanyak 1 – 2 kg/hari guna menunjang
pertumbuhan cempenya. Banyaknya kebutuhan pakan induk laktasi tergantung pada
banyaknya cempe yang dilahirkan.
Pakan untuk pejantan (ram)
❖ Dalam kondisi normal pejantan membutuhkan pakan tambahan selama musim
kawin.
❖ Pejantan-pejantan yang gemuk (over fat) sebelum digunakan untuk perkawinan,
perlu dikurangi lemaknya (dikuruskan) lebih dahulu dengan cara kombinasi antara
penurunan / pengurangan pakan dan exercise.
Manajemen pakan cempe
Selain susu kolostrum dari induk, cempe harus diberikan creep feeding di kandang
agar cempe dapat tumbuh lebih cepat, lebih efisien dalam menggunakan pakan pada
umur tersebut, lebih cepat mencapai bobot pasar pada umur muda sehingga lebih cepat
terjual dengan harga tinggi.
Kandungan protein pada pakan creep sebaiknya berkisar antara 15 – 16%, dengan
ditingkatkan menjadi 18% dapat dilakukan penyapihan dini. Kandungan protein pakan

2022 [Manajemen Ternak Potong] Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


10 [Ir. Nur Rasminati, MP] http://mercubuana-yogya.ac.id/
tergantung pada bobot badan cempe, untuk cempe dengan BB 13,5 kg, kandungan
protein pakan 18 – 20%, BB 13,5 – 32 kg kandungan protein pakan 14 – 16%, sedangkan
BB lebih dari 32 kg cukup 12 – 14% saja.
Pakan untuk cempe yang masih menyusu tergantung pada pakan dan produksi
susu induk. Pakan untuk cempe pada penyapihan awal atau orphan (cempe yatim piatu) :
❖ Cempe diberi pakan creep feeding, berupa biji-bijian halus / digiling, hijauan yang
diberikan berkualitas baik. Kalau hijauan yang diberikan berkualitas rendah,
cempe diberi suplemen dengan protein dan vitamin.
Pakan dari sapih sampai dengan dijual :
❖ Bervariasi, tergantung pada kondisi ekonomi dan klimat serta pakan yang
tersedia.
Teknik pemberian pakan :
• Pemberian konsentrat dan hijauan sebaiknya diatur waktunya agar memberikan
tingkat kecernaan ransum yang lebih tinggi.
• Kontinyuitas pakan tersedia.
• Murah dan mudah didapat.
• Memperhitungkan rasio energi dan protein, mineral dan vitamin (pakan rasional).
• Pemberian sesuai kebutuhan dan efisien.
• Jumlah pemberian pakan optimum, tetapi konversi pakan rendah.
• Pakan yang diberikan tidak beracun.
• Teknik pemberian pakan efisien (gambar 1).

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 11 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
TEKNIK PEMBERIAN PAKAN
Pemberian konsentrat Waktu Pemberian konsentrat
dua kali sehari pemberian tiga kali sehari

Pemberian Pemberian
08.00
konsentrat I konsentrat I
09.00
10.00 Pemberian
hijauan
11.00
Pemberian hijauan 12.00 Pemberian konsentrat
2-3 kali II
13.00
14.00
Pemberian
hijauan
Pemberian konsentrat
pemb 16.00 Pemberian
II
17.00 konsentrat III
Pemberian hijauan 18.00
Pemberian
19.00 hijauan 2-3 kali
2-3 kali

Gambar 1. Teknik pemberian ransum pada penggemukan sapi.

METODE PRAKTIS PEMBERIAN PAKAN SAPI POTONG


Pola pemberian pakan adalah sebagai berikut:

a. Pada waktu pagi diberi pakan hijauan.


b. Pada jam 12.00 siang hari diberi pakan konsentrat, setelah konsentrat habis
kemudian diberi pakan hijauan.
c. Pada jam 16.00 sore diberi pakan konsentrat dan kemudian hijauan sampai jam
21.00.
d. Setelah jam 21.00, lampu dimatikan dan sapi diharapkan tidur.
Kenapa pagi diberi hijuan, ini untuk merangsang bergeraknya rumen dalam alat
pencernaan sapi, dimana ada 4 tahapan proses pencernaaan sapi.
Untuk melihat hasil pencernaan sapi sudah maksimal bisa dilihat dengan cara: ambil
kotoran sapi kemudian masukan dalam gelas berisi air panas suhu 70 derajat celcius
kemudian aduk dan setelah itu letakkan dalam kertas putih. Hasil pencernaan bisa dilihat
2022 [Manajemen Ternak Potong] Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning
12 [Ir. Nur Rasminati, MP] http://mercubuana-yogya.ac.id/
seberapa besar pakan yang sudah terurai dan mana yang tidak terurai. Semakin banyak
yang terurai semakin baik.

Komposisi Bahan Makanan Sapi Potong

Komposisi Bahan Kering


Bahan
Bahan Makanan Serat
Kering Abu Protein Lemak BETN
Kasar
Rumput alam lahan
24,4 14,5 8,20 1,44 31,7 44,7
kering
Rumput alam lahan
19,7 12,5 10,2 2,77 35,4 39,1
berair
Legum Calopogonium
29,4 8,81 15,8 3,24 33,7 38,4
muconoides
Legum Centrosema
24,1 9,43 16,8 4,04 33,2 36,5
pubescens
Dedak padi halus 87,7 13,6 13,0 8,64 13,9 50,9
Dedak padi kasar 89,2 16,9 8,36 3,97 28,9 41,9
Bekatul 88,0 9,98 12,8 8,10 7,13 62,0
Bungkil kelapa 88,6 8,24 21,3 10,9 14,2 45,0
Tetes 82,4 11,6 3,94 0,30 0,40 84,4
Ubi jalar 32,0 2,65 3,20 1,40 3,45 89,9
Jagung 86,8 2,15 10,8 4,28 2,55 80,2

Sumber: Sugeng (2001)

Hijauan rumput diberikan dalam bentuk potongan-potongan kecil. Konsentrat


yang dibuat terdiri dari campuran beberapa bahan makanan yang diformulasikan sesuai
dengan kebutuhan ternak akan nutrisinya. Perbandingan pemberian bahan kering antara
hijauan dan konsentrat yang baik adalah 50% : 50%.
Sebelum diberikan, tempat pakan dibersihkan dari sisa-sisa pakan yang tidak
termakan pada hari sebelumnya atau sudah berjamur. Apabila masih layak dimakan,
pakan tersebut tidak dibuang tetapi diberikan kembali pada sapi. Terutama sisa
konsentrat, dicampurkan kembali dengan konsentrat yang baru. Pemberian pakan dua
kali sehari. Pakan hijauan diberikan terlebih dahulu pada pagi hari sekitar pukul 07.30-
09.00 dan pakan konsentrat diberikan pada siang hari sekitar pukul 11.00-13.00.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 13 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
LATIHAN

1. Jelaskan prinsip-prinsip pemberian pakan pada ternak sapi potong!

2. Jelaskan teknik pemberian pakan pada penggemukan sapi potong yang efisien!

3. Jelaskan program pemberian pakan pada induk domba bunting!

2022 [Manajemen Ternak Potong] Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


14 [Ir. Nur Rasminati, MP] http://mercubuana-yogya.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA

1. Animal Production in the Tropics (Yousef, M.K., 1982)


2. Beef Cattle Feeding and Nutrition (T.Perry, 1980)
3. Ilmu Peternakan (Blakely & Bade, 1993)
4. Small Ruminant Production in the Humid Tropics (Tomaszewska dkk, 1993)

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 15 Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai