Anda di halaman 1dari 26

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat

Investasi, dan Penetapan Harga


Transfer

Akuntansi Manajemen
KELOMPOK 5
Anggota Kelompok 5

11 12 13

Hana Nur Anifah Iran Maida Sasikirana Jollie Diva Jianita


2132550071 2132550126 2132550
1.1.

2.2.
AGENDA

3.3.
Desentralisasi dan Pusat
“ Pertanggungjawaban

Desentralisasi adalah pemberian wewenang kepada jajaran manajemen yang lebih


rendah untuk mengambil keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan

Pusat pertanggungjawaban adalah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin


oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan dalam unit
kerjanya.
Alasan Perusahaan Melakukan Desentralisasi

Mengumpulkan dan Menggunakan Melatih dan Memotivasi Para


1. Informasi Lokal 3. Manajer

Memfokuskan Manajemen Pusat Meningkatkan Daya Saing


2. 4.

Perusahaan yang terdesentralisasi membentuk pusat-pusat
pertanggungjawaban.

Pertanggungjawaban tersebbut adalah sebagai berikut :


1. Pusat Biaya (Cost Center)
2. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
3. Pusat Laba (Profit Center)
4. Pusat Investasi (Investment Center)
Perhitungan Laporan Laba Rugi Variabel dan
Absorpsi
Perhitungan Biaya Variabel yakni hanya membebankan biaya manufaktur
variable ke produk, meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead variable. Overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan
tidak disertakan dalam penentuan biaya produk.

Perhitungan Biaya Absorpsi yakni membebankan semua biaya manufaktur


pada produk meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead
variable, dan overhead tetap. Menurut perhitungan ini, overhead tetap
diperlakukan sebagai biaya produk.
Contoh
Persediaan dinilai atas biaya produk atau produksi. Perhatikan data berikut dari
Fairchild Company untuk tahun lalu.

Unit persediaan awal -


Unit di produksi 10.000
Unit terjual ($300 per unit) 8.000

Biaya Variabel Per Unit :


Bahan Baku Langsung $50
Tenaga Kerja Langsung 100
Overhead Variabel 50

Biaya Tetap :
Overhead tetap per unit yang di produksi 25
Penjualan dan Administrasi Tetap 100.000

Nb : Ada 2.000 unit dalam persediaan akhir ( 10.000 – 8.000)


Contoh

BIAYA ABSORPSI BIAYA VARIABEL

Bahan Baku Langsung $50


Tenaga Kerja Langsung 100 Bahan Baku Langsung $50
Overhead Variabel 50 Tenaga Kerja Langsung 100
Overhead Tetap 25 Overhead Variabel 50

Biaya Produk Per Unit $225


Biaya Produk Per Unit $200
Nilai persediaan akhir
= 2.000 unit x $225 Nilai persediaan akhir
= $450.000 = 2.000 unit x $200
= $400.000
Laporan Laba Rugi Menggunakan Biaya Variabel & Absorpsi

Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi perhitungan beban
pokok penjualan, metode perhitungan biaya variable dan absorpsi dapat
mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut
terjadi karena jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada
kedua metode.
Laporan Laba Rugi Menggunakan Biaya Variabel & Absorpsi

BIAYA ABSORPSI

Penjualan ($300 x 8.000) $2.400.000


Dikurangi : Beban Pokok Penjualan 1.800.000
Margin Kotor $ 600.000

Dikurangi : Beban Penjualan dan Administrasi 100.000


Laba $ 500.000
Laporan Laba Rugi Menggunakan Biaya Variabel & Absorpsi

BIAYA VARIABEL

Penjualan ($300 x 8.000) $2.400.000


Dikurangi : Beban Variabel $ 1.600.000
Margin Kotor $ 800.000

Dikurangi Beban Tetap :


Overhead Tetap $ 250.000
Penjualan dan Adm Tetap 100.000
350.000

Laba bersih $ 450.000


Hubungan antara Produksi,Penjualan,Laba

Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut
perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan
berubah .jika barang yang terjual lebih banyak dari yang diproduksi maka laba menurut
perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya abdorpsi.
Laba menurut perhitungan biaya variabel lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya
absorpsi sebesar jumlah overhead tetap yang mengalir keluar dari persediaan awal .

JIKA MAKA
1. Produksi > Penjualan Laba Bersih Absorpsi >Laba bersih
variabel
2. Produksi < Penjualan Laba Bersih Absorpsi < Laba bersih
variabel
3. Produksi = Penjualan Laba Bersih Absorpsi = Laba Bersih
variabel
Pengukuran Kineraja Pusat Investasi Dengan ROI

Kinerja pusat investasi dievaluasi berdasarkan pengembalian atas investasi atau ROI
(Return on Investment)

ROI = Laba Operasi / Aktiva Operasi Rata-


rata

EBIT
seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba (aktiva lancar dan tetap)

Aktiva operasi rata-rata


= (Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akhir) / 2
PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN ROI

ROI = Margin x Perputaran

Laba
Penjualan
ROI = Operasi
X
Aktiva operasi Rata
Penjualan
rata

Margin
Menunjukan jumlah laba operasi yang dihasilkan dari setiap uang penjualan.
(Menyatakan bagian dari penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak, dan laba).

Perputaran (turn over)


Menunjukan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap uang yang diinvestasikan dalam aktiva
operasi
Penurunan margin dapat disebabkan :
- Pengeluaran meningkat
- Penurunan harga jual (karena tekanan persaingan)

Peningkatan perputaran dapat disebabkan oleh


- kebijakan yang sengaja mengurangi persediaan.

3 Manfaat ROI :
1. Mendorong manajer fokus pada hubungan antara penjualan, beban, dan investasi
2. Mendorong manajer fokus pada efisiensi biaya
3. Mendorong manajer fokus pada efisiensi aktiva operasi

Kelemahan pengukuran ROI :


1. Fokus yang sempit pada profit divisi bisa mengorbankan profit keseluruhan perusahaan,
2. Manajer jadi fokus pada kepentingan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan
jangka panjang.
Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Laba Residu dan Nilai Tambahan Ekonomi

Laba residu adalah


Selisih laba operasi dengan pengembalian minimum yang disyaratkan atas aktiva
operasi perusahaan.

LABA RESIDU
Laba Operasi – (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi rata-rata)
NILAI TAMBAH EKONOMI (EVA / Economic Value Added)

Adalah laba residu dengan biaya modal sama dengan biaya modal aktual
dari perusahaan.

EVA = Laba bersih (EAT) - Total Biaya Modal Tahunan

EVA (+) : perusahaan menciptakan kekayaan

EVA (-) : perusahaan menyia-nyiakan modal


PENETAPAN HARGA TRANSFER

HARGA TRANSFER
Adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen pada divisi penjualan pada divisi
pembeli di perusahaan yang sama.

Harga transfer akan menaikan laba divisi penjual dan menurunkan laba
divisi pembeli
Mempengaruhi laba perusahaan secara keseluruhan.

Pendekatan opportunity cost untuk harga transfer:


1. Harga Transfer minimum
2. Harga Transfer maksimum
Harga Pasar
Jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer, maka harga transfer yang paling
sesuai adalah harga pasar. Pada situasi demikian, berbagai tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi
dan laba perusahaan secara stimultan.

- metode harga pasar adalah harga transfer barang atau Jasa antar pusat laba ditentukan berdasar harga pasarnya
dikurangi dengan biaya-biaya yang dapat dihindari atau ditekan karena produk ditransfer dari pusat laba tertentu ke
pusat laba lainnya. Karena harga pasar tersebut dikurangi dengan biaya yang dapat dihindari maka metode ini
disebut pula dengan metade harga pasar minus atau harga pasar yang dimodifikasi. Rumus harga transfer per unit
dengan menggunakan metode ini adalah:
Harga Transfer Berdasarkan Biaya

karena produk yang akan ditransfer menggunakan desain hak paten


yang dimiliki perusahaan induk. Dalam hal ini, perusahaan bisa
menggunakan pendekatan penetapan harga transfer berdasarkan biaya
Harga Transfer Yang DInegosiasikan

Akhirnya, manajemen tingkat atas bisa mengizinkan manajer divisi


pembeli dan penjual untuk menegosiasikan harga transfer. Secara
khusus, pendekatan in berguna saat kondisi pasar tidak sempurna,
seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk menghindari
biaya penjualan dan distribusi. Dalam hal in baya yang dihemat bisa
dibagi di antara dua divisi
Contoh soal

- Komisi Penjualan 5% dari penjualan untuk tiap produk


- Biaya tetap umum overhead sebesar Rp 100.000
- Biaya tetap umum penjualan dan Adm Rp 20.000
Jawab
DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi Manajerial. Edisi 8. Jakarta: Salemba


Empat

(Yusuf, 2012)Yusuf, M. Z. (2012). 25486792.

https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/AK
UNTANSI-MANAJEMEN-BAB-8-HARGA-
TRANSFER.pdf
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai