Dagang Ternak
Sapi Potong
Disusun oleh:
Ibrahim
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik
dan hidayahnya kepada penyusun, sehingga tugas pembuatan modul pelatihan “Profil
Bisnis Dagang Ternak Sapi Potong” ini dapat diselesaikan.
Saat ini portofolio Kupedes didominasi oleh Kupedes GBT/Konsumtif, untuk
itu beberapa kebijakan telah ditempuh untuk dapat meningkatkan portofolio Kupedes
produktif/kredit bisnis, antara lain dengan sentralisasi bagi BRI Unit yang melayani
Kupedes GBT. Untuk dapat memperbesar custumer based BRI Unit pada kredit
bisnis sehingga portofolio Kupedes produktif dapat ditingkatkan, maka diperlukan
adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan para Pejabat Kredit Lini mengenai
profil bisnis dari berbagai usaha yang telah ada
Modul pelatihan ini disusun selain untuk memenuhi salah satu SKO Instruktur
untuk SMK 2013 di Sendik BRI Makassar, kebutuhan Pejabat dan Petugas Kredit
BRI dalam memahami profil bisnis dagang ternak sapi potong dan memberikan
panduan untuk probing yang lebih mendalam. Dengan demikian untuk analisis
dilapangan, perlu dilakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi dan karakteristik
bisnis yang di jalankan. Meski demikian kami berharap modul ini dapat menjadi
panduan untuk probing yang lebih mendalam.
Penyusunan modul pelatihan ini mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
seperti: Bapak Hamid Suweleh (Pemimpin Cabang BRI Sinjai), Bapak Faharuddin
(AMBM Kanca Sinjai), Bapak H. Yahya Nur (Kaunit Sinjai), Bapak Umar (AO
Program Kanca Sinjai) Bapak Drh. H. Aminuddin Zainuddin, MM (Kepala Dinas
Peternakan Kabupaten Sinjai), Bapak Kepala Sub Dinas Peternakan Sinjai maupun
pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Untuk itu pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih, semoga apa yang telah
diberikan bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi kita semua.
Disadari, dengan segala keterbatasan yang ada pada penyusun, modul ini
belum sempurna dan masih memerlukan penyempurnaan. Untuk itu kami membuka
Ibrahim
Pj. Pengajar Muda
Hal.
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI iii
1.1 PENDAHULUAN
Rata- 67.941
rata
Sumber ; Dinas Peternakan Kabupaten Sinjai (2014)
Indonesia adalah Negara kepulauan terluas didunia ini memiliki potensi yang
sangat besar di bidang peternakan. Mulai dari peternakan sapi potong, sapi perah,
unggas, domba dll. Namun, hal ini kurang didukung dengan keseriusan pemerintah
maupun pelaku usahanya. Kebijakan-kebijakan banyak yang masih perlu diperbaiki,
salahsatunya swasembada daging sapi 2014 yang dinilai masih sangat rancu untuk
direalisasikan. Belum adanya lahan yang dimanfaatkan untuk pembibitan atau
breeding sapilokal yang luas sebagai salah satu cara agar kita mempunyai sumber
Sapi jenis ini memiliki cirri kulit berwarna merah dengan kaki dari lutut ke bawah
dan pada pantat berwarna putih, punggungnya bergaris warna hitam. Sapi jenis ini
memiliki keunggulan dalam beradaptasi yang baik dengan lingkungan yang baru.
Sapi Bali adalah bangsa sapi potong local asli Indonesia yang terbentuk dari banteng
(Bibos banteng) yang telah dijinakkan berabad-abad yang lalu. Sapi Bali mempunyai
angka reproduksi yang tinggi, tingkat adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi
pakan yang jelek dan lingkungan yang panas serta mempunyai persen karkas dan
kualitas daging bagus. Kelemahan sapi Bali adalah rentan terhadap penyakit jembrana
dan MCF serta tingkat kematian pedet pra sapih yang mencapai 15 sampai 20 %.
Warna bulu merah bata, pada jantan akan menjadi hitam saat dewasa, ada warna putih
dengan batas yang jelas pada bagian belakang paha, pinggiran bibir atas, kaki bawah
Sapi Ongole
Sapi jenis ini memiliki cirri kulit berwarna putih dengan warna hitam di beberapa
bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah
disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO)
cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemapuan produksinya lebih rendah.
Sapi Brahman
Ciri khas sapi Brahman adalah kulit berwarna coklat hingga colat tua, dengan warna
putih pada bagian kepala, berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah
leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga menggantung dan
berujung runcing. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi promadona sapi
potong di Indonesia.
Sapi Madura
Sapi potong local asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng
dengan Bos indicus atau sapi Zebu, yang secara genetic memilik sifat toleran
terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak.
Karak-terisik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki
pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan
paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas, bertandak
khas dan jantannya bergumba.
Sapi Limousin
Sapi Simmental
Bangsa Bos Taurus, berasal dari daerah Simme di negara Switzerland tetapi sekarang
berkembang lebih cepat di benua Eropa dan Amerika, merupakan tipe sapi perah dan
pedaging, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut
kebawah serta ujung ekor berwarna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai
berat badan 1.150 kg sedang betina dewasanya 800 kg.
Secara genetik, sapi Simmental atau Limousin adalah sapi potong yang berasal dari
wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang
besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang
sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata
laksana pemeliharaan yang lebih teratus, sedangkan sapi ongole adalah tipe sedang
yang berasal dari daerah beriklim panas, merupakan sapi tipe kecil sampai sedang
sehingga dapat dikembangkan pada kondisi tatalaksana pemeliharaan yang ekstensif.
Pemeliharaan sapi system kereman, bila dilakukan sesuai anjuran akan memberikan
manfaat ekonomi yang besar. Pemeliharaan sapi kereman yang baik selain
menghasilkan daging ekonomi yang bermutu tinggi juga menghasilkan pupuk yang
Pemilihan sapi bibit yang hendak digemukkan oleh seorang pengusaha atau
peternak sapi potong haruslah diprioritaskan. Apabila seorang pengusaha atau
peternak salah dalam memilih bakalan bibit, maka kerugian pasti akan melanda sang
pengusaha atau peternak. Karena ada beberapa hal yang akan berakibat fatal dari
kesalahan memilih bakalan bibit sapi. Salah satu akibatnya adalah penambahan
daging yang sedikit pada sapi potong tersebut.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang pengusaha atau peternak sapi
potong ketika hendak melakukan penggemukan sapi potong. Beberapa kriteria
tersebut seperti jenis kelamin, kualitas bibit, kondisi dan penampilan fisik. Dimana
RANGKUMAN :
Usaha penggemukan sapi potong ini merupakan alternatif yang bisa di lakukan
untuk menambah pendapatan keluarga
Dengan penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat di peroleh hasil
berupa nilai tambah berat badan sapi potong dengankualitas dagingnya yang
lebih baik
Terdapat beberapa jenis sapi yang biasa dipilih sebagai bakalan, yaitu :
- Sapi Bali
- Sapi Ongole
- Sapi Brahman
- Sapi Madura
- Sapi Limousin
- Sapi Simmental
Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi
antara hijauan dan konsetrat
2. Ciri-ciri sapi Bali yang dapat dijadikan dasar untuk dijadikan sapi bibit adalah :
A. Tubuh panjang, warna kulit putih
B. Kulit merah, kaki kebawah lutut dan pantat berwarna putih
C. Warna kulit putih, berpunuk
D. Warna kulit hitam, tubuh berpunuk.
Kunci Jawaban :
1. A
2. B
Sapi potong merupakan jenis ternak yang mempunyai nilai jual tinggi diantara
ternak ternak lainnya. Pada umumnya masyarakat membutuhkan hewan ini untuk
dikonsumsi, karena kandungan proteinnya yang tinggi. Laju pertambahan penduduk
yang terus meningkat menuntut ketersediaan daging yang juga meningkat, oleh
karena itu usaha dagang sapi potong merupakan salah satu usaha yang memiliki nilai
ekonomi tinggi.
Saat ini usaha dagang dan penggemukan sapi potong biasanya didominasi
oleh peternak besar maupun kecil. Ada juga beberapa peternak sekaligus pedagang
perorangan di beberapa daerah pedesaan di Indonesia. Masih sangat jarang
perorangan di kota kota besar yang mengalokasikan investasi mereka pasa bisnis ini
karena mereka menganggap bisnis ini awam dan tidak memberikan keuntungan yang
besar, padahal pada kenyataannya bisnis ini tidak terlalu sulit dan memberikan
keuntungan yang cukup besar. Usaha sapi potong merupakan sebuah usaha yang
sangat menggiurkan dan tentunya tidak akan ada matinya.Karena pada saat ini
kebutuhan terhadap daging olahan dari sapi potong sangatlah diminati, baik
menengah kebawah maupun masyarakat menengah ke atas. Hal ini disebabkan
adanya permintaan yang sangat besar oleh pasar (masyarakat) terhadap daging sapi.
Selain adanya permintaan yang besar oleh pasar atau masyarakat, usaha
peternakan sapi potong hanya membutuhkan keahlian yang standar, tidak harus
sarjana peternakan, akan tetapi usaha ini bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau
belajar dengan baik dan benar.
=428,49 kg
Rumus modifikasi :
Berat badan = PB + LD²
10.840
PB = panjang badan (dalam cm) LD = lingkar dada (dalam cm)
Lingkar dada diukur melingkar pada posisi di belakang tonjolan pundak sapi di
bagian atas dan bagian belakang kakiu depan
Panjang badan diukur memanjang dari bahu sampai tonjolan tulang duduk.
Misalnya seekor sapi memiliki lingkar dada 185 cm dan panjang badan 135 cm.
= 135 x 185²
10.840
.
= 4.620.374/10.840
= 426,23 kg
Dengan menggunakan rumus tersebut, seorang pedagang atau peternak akan
mengetahui berapa sebenarnya berat badan sapi yang akan dibeli. Sehingga sang
pedagang atau peternak akan mampu mengorelasikan (menghubungkan) antara berat
sapi dengan harga yang cocok pada sapi tersebut. Inilah salah satu keuntungan yang
Untuk lebih jelasnya begaimana metode melihat gigi sapi, untuk menentukan umur
sapi adalah :
1. 1-2 pasang gigi sudah berganti gigi tetap berarti umur bibit sapi sekitas 2-3 tahun
2. Gigi susu berganti lebih dari dua pasang, umur sapi > 3 tahun
3. Gigi seri susu dalam sudah berganti dengan gigi tetap, umur sapi1,5 - 2 tahun
4. Gigi seri tengah dalam sudah berganti dengan gigi tatap, umur sapi 2,5 tahun
5. Gigi seri tengah luar sudah berganti menjadi gigi tetap, umur sapi 3 tahun
6. Gigi seri susu luar sudah berganti menjadi gigi tetap dan mulai memanjag, umur
sapi 3,5 tahun.
Adapun pedoman penentuan umur berdasarkan kondisi tanduk dan cincin pada
tanduk adalah sbb :
2.5. Kandang
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada
kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m,
Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam
mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang
diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup dan produksi daging tidak hilang karena
banyak bergerak.
Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan
ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor memerlukan tempat yang lebih laus
daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi
dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh
daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari
jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan
pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda
2.6. Pakan
Berdasarkan kondisi fisiologis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan
ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam
Rangkuman :
Salah satu penyebab sehingga usaha dagang sapi potong ini merupakan salah
jenis usaha yang sangat menggiurkan adalah karena potensi pasarnya yang sangat
besar dan setiap tahun permintaan terhadap sapi potong semakin meningkat
Pemilihan bibit yang baik harus ditunjang dengan pemberian pakan yang baik
pula, serta pemberian vitamin yang cukup.
2. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan bisnis dagang sapi potong
adalah :
A. Pengadaan dan pemilihan bibit
B. Jenis-jenis sapi potong
C. Keahlian dan kejeliaan
D. Semua jawaban a, b, dan c, benar
Kunci jawaban :
1. A
2. D
Hal ini pun harus dicari strategi bisnis yang jitu. Agar keberadaan jumlah
penduduk yang besar di Indonesia bisa berdampak signifikan terhadap permintaan
daging sapi. Sehingga daging sapi yang diproduksi oleh peternak lokal mampu
mengurangi impor daging luar negeri yang akhir-akhir ini semakin marak dilakukan.
Rencana pemasaran lebih dititik beratkan pada produk atau pasar dan
pengembangan strategi dan prgram pemasarn yang terinci dengan baik agar dapat
memperoleh sasaran atau tujuan produk dalam pasar.
Jika pun sang pengusaha memiliki jaringan dan juga jangkauan yang lebih
luas untuk melakukan personal selling, maka bisa saja si pengusaha sapi potong
langsung mendatangi pabrik-pabrik besar yang memang berkonsentrasi memproduksi
makanan dari sapi potong, atau bisa langsung mendatangi tempat pemotongan sapi
potong,, dan atau mendatangi langsung perusahaan restoran yang melakukan sistem
waralaba. Dimana semua pelaku bisnis tersebut pasti membutuhkan daging segar sapi
potong.
Penjagalan Sapi
Personal
PersonalSelling
Selling
Restoran Waralaba
Pengusaha
Sapi Potong Pabrik Pengolahan
Sapi
Personal Selling
Eksportir
Ada juga cara yang bisa dilakukan yaitu dengan jalan membentuk kelompok
pengusaha sapi potong ataupun koperasi sapi potong, Dimana anggota kelompok
tersebut terdiri dari para pengusaha sapi potong dengan modal kecil, kemudian
mereka berkumpul dengan masing-masing hasil sapi potong yang akan dipasarkan.
Setelah berkumpul dengan jumlah sapi yang akan dipasarkan, maka berilah
kewenangan kepada satu orang untuk menjadi jiru bicara menembus pasar restoran,
pabrik, pemotongan sapi, maupun eksportir sapi.
Dengan metode seperti ini, akan memberikan harga yang lebih tinggi dari pada si
pengusaha datang sendiri ke restoran, ataupun tempat pemotongan sapi.
Pegusaha atau peternak harus bisa memprediksi berapa jumlah biaya yang
sudah dihabiskan dalam memelihara sapi potong tersebut. Keahlian seperti ini
sangatlah penting dimiliki oleh seorang pengusaha atau peternak sapi potong.
Beberapa pengusaha atau peternak sapi potong ada yang memperlakukan dengan
menggunakan metode perhitungan hari. Dimana sapi yang diambil dari peternak atau
warga desa biasa, setelah melalui proses seleksi bibit yang ketat, kemudian
digemukkan. Biasanya waktu yang digunakan adalah 100 hari. Harga jualnya akan
bervariasi tergantung kepada momen dimana sapi potong akan dijual. Ketika momen
berkenaan dengan hari-hari besar umat muslim seperti hari raya Idul Fitri, pasti akan
mengalami kenaikan yang signifikan. Sedangkan ketika berkenaan dengan hari-hari
biasa, tentunya harga akan mengikuti harga pasaran yang berlaku.
Maka dari itu seorang pengusaha atau peternak wajib mengetahui berapa
kira-kira selisih dari harga jual dan harga beli setelah dikurangi dengan beban usaha.
Hal tersebutlah yang paling penting dan harus diprioritaskan oleh seorang pengusaha
atau peternaksapi potong. Sehingga usaha sapi potong yang digeluti mendapatkan
hasil dan keutungan yang signifikan.
Salah satu metode pemasaran yang bisa dilakukan oleh seorang pengusaha sapi
potong adalah metode Personal Selling. Metode ini menekankan pada
pendekatan pribadi.
Seorang peternak atau pedagang sapi potong, harus mengetahui berapa kira-kira
selisih dari harga jual dan harga beli setelah dikurangi dengan beban usaha.
Sehingga usaha sapi potong yang digeluti bisa mendapatkan hasil dan
keuntungan yang signifikan.
1. Yang harus dilakukan oleh pengusaha sapi potong, agar usaha sapi potong yang
dijalankan dapat diketahui oleh konsumen adalah :
D. Memiliki amdal
A. Hipno selling
B. Personal Selling
C. Melalui perantara
Kunci jawaban :
1. A
2. B
Dari asumsi-asumsi diatas maka dapat kita tuangkan kedalam aspek teknis dalam
usaha penggemukan sapi bali dalam kurun waktu 1 periode, yakni 6 bulan atau 180
hari sebagai dasar analisis usaha penggemukan sapi bali.
ASPEK TEKNIS
USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI
(DALAM 1 PERIODE PENGGEMUKAN)
NO KETERANGAN JUMLAH SATUAN
1 Pengadaan Sapi Bakalan :
A. Populasi Awal Penggemukan 10 Ekor
B. Harga Sapi Bali Bakalan 5.000.000 Rp/Ekor
C. Taksiran bobot awal Bakalan 300 Kg/Ekor
2 Periode Penggemukan :
A. Jumlah Bulan penggemukan 6 Bulan
B. Jumlah Hari Penggemukan 180 Hari
3 Produksi Sapi penggemukan :
A. Penambahan Bobot ternak 0,8 Kg/Ekor/Hari
B. Bobot Tercapai dalam 1 144 Kg/Ekor
periode
NO URAIAN Tahun Ke
I II
I PENDAPATAN Periode I Periode II Periode I Periode II
1 Penjualan Sapi Potong 111.000.000 111.000.000 111.000.000 111.000.000
Faktor-faktor kritis yang harus diperhatikan dalam usaha dagang sapi potong
adalah :
a) Teknologi
b) Metode pemilihan usaha
c) Musim kemarau
d) Harga jual
e) Kestabilan harga
f) Harga pakan
g) Manajemen usaha
h) Lahan dan kapasitas Produksi
i) Rasio
j) Pencemaran udara
Kunci jawaban :
1. D
2. A