Anda di halaman 1dari 58

micro banking academy

micro business profile

Dagang Ternak
Sapi Potong
Disusun oleh:
Ibrahim
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik
dan hidayahnya kepada penyusun, sehingga tugas pembuatan modul pelatihan “Profil
Bisnis Dagang Ternak Sapi Potong” ini dapat diselesaikan.
Saat ini portofolio Kupedes didominasi oleh Kupedes GBT/Konsumtif, untuk
itu beberapa kebijakan telah ditempuh untuk dapat meningkatkan portofolio Kupedes
produktif/kredit bisnis, antara lain dengan sentralisasi bagi BRI Unit yang melayani
Kupedes GBT. Untuk dapat memperbesar custumer based BRI Unit pada kredit
bisnis sehingga portofolio Kupedes produktif dapat ditingkatkan, maka diperlukan
adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan para Pejabat Kredit Lini mengenai
profil bisnis dari berbagai usaha yang telah ada
Modul pelatihan ini disusun selain untuk memenuhi salah satu SKO Instruktur
untuk SMK 2013 di Sendik BRI Makassar, kebutuhan Pejabat dan Petugas Kredit
BRI dalam memahami profil bisnis dagang ternak sapi potong dan memberikan
panduan untuk probing yang lebih mendalam. Dengan demikian untuk analisis
dilapangan, perlu dilakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi dan karakteristik
bisnis yang di jalankan. Meski demikian kami berharap modul ini dapat menjadi
panduan untuk probing yang lebih mendalam.
Penyusunan modul pelatihan ini mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
seperti: Bapak Hamid Suweleh (Pemimpin Cabang BRI Sinjai), Bapak Faharuddin
(AMBM Kanca Sinjai), Bapak H. Yahya Nur (Kaunit Sinjai), Bapak Umar (AO
Program Kanca Sinjai) Bapak Drh. H. Aminuddin Zainuddin, MM (Kepala Dinas
Peternakan Kabupaten Sinjai), Bapak Kepala Sub Dinas Peternakan Sinjai maupun
pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Untuk itu pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih, semoga apa yang telah
diberikan bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi kita semua.
Disadari, dengan segala keterbatasan yang ada pada penyusun, modul ini
belum sempurna dan masih memerlukan penyempurnaan. Untuk itu kami membuka

Dagang Ternak Sapi Potong i


diri untuk saran dan masukan guna perbaikan isi dan penyampaian modul pelatihan
ini selanjutnya.

Makassar, 01 November 2014


Penyusun

Ibrahim
Pj. Pengajar Muda

Dagang Ternak Sapi Potong ii


DAFTAR ISI

Hal.
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI iii

BAB I OVERVIEW ............................................................................... 1


1.1 Pendahuluan ....................................................................... 1
1.2 Potensi Sapi Potong di Indonesia ...................................... 2
1.3 Profil Usaha……………………………………………… 5
1.4 Potensi Pembiayaan ........................................................... 9
1.4.1 Pemeliharaan Sapi Betina ...................................... 9
1.4.2 Pengadaan dan Pemilihan Bibit ............................. 9
1.4.3 Pemeliharaan Sapi Sistem Kereman/Kandang....... 10

BAB II ASPEK TEKNIK PRODUKSI.................................................. 11


2.1 Pengadaan dan Pemilihan Bibit.......................................... 13
2.1.1. Pemilihan Sapi Bibit............................................... 13
2.1.1.1. Jenis Kelamin............................................ 14
2.1.1.2. Kualitas Bibit............................................ 15
2.1.1.3. Kondisi dan Penampilan Fisik.................. 16
2.1.2. Jenis-jenis sapi Potong Asia.................................. 17
2.1.2.1. Sapi Bali................................................... 17
2.1.2.2. Sapi Ongole dan Peranakan Ongole (PO) 18
2.1.2.3. Sapi Madura............................................. 19
2.1.2.4. Sapi Brahman........................................... 19
2.1.3. Sapi Potong Eropa................................................ 20
2.1.3.1. Sapi Fries Hoistein (FH)......................... 20
2.1.3.2. Sapi Aberden Angus............................... 20
2.1.3.3. Sapi Simental.......................................... 20
2.1.3.4. Sapi Limousin......................................... 21
2.2 Seleksi Sapi....................................................................... 22
2.2.1. Keahlian dan Kejelian............................................ 22
2.2.2. Memperhatikan Bahasa Komunikasi...................... 23
2.2.3. Tidak terburu-buru dalam bertransaksi.................. 24
2.3 Menaksir Berat Sapi......................................................... 24

2.4 Menaksir Umur Sapi........................................................... 26


2.5 Kandang.............................................................................. 28

Dagang Ternak Sapi Potong ii


2.6 Pakan................................................................................. 30
2.7 Pengendalian Penyakit...................................................... 31
2.8 Produksi Daging................................................................ 32

BAB III ASPEK PEMASARAN............................................................. 34

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN......................................................... 38


4.1 Aspek Legal........................................................................... 38
4.2 Aspek Manajemen................................................................. 38
4.3 Aspek Teknis Produksi...................................................... 39
4.4 Aspek Keuangan.................................................................. 39
4.5 Faktor Kritis Keberhasilan Usaha...................................... 46

Dagang Ternak Sapi Potong iii


BAB I
OVERVIEW

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mengikuti pelatihan, siswa/peserta diharapkan mampu:
1. Memahami potensi bisnis dagang ternak sapi potong
2. Memahami keterkaitan bisnis dagang ternak sapi potong dengan bisnis yang terkait.

1.1 PENDAHULUAN

Bank sebagai lembaga perantara keuangan komersial harus terus


mengembangkan bisnisnya, baik dari sisi simpanan ataupun pinjaman. Keberhasilan
bank dalam mengembangkan kedua hal tersebut (mendapatkan sumber dana yang
efisien/murah dan menempatkannya pada pinjaman yang produktif) akan menjadi
kunci keberhasilan usaha bank. Karenanya memahami dengan benar pada kedua hal
tersebut mutlak diperlukan.
Salah satu sisi yang masih cukup potensial untuk terus dikembangkan dalam
bisnis bank adalah pemberian pinjaman. Hal ini penting mengingat sampai saat ini
portofolio asset bank pada umumnya, dan BRI pada khususnya, penempatan aktiva
selain pinjaman (misalnya SBI) masih cukup besar. Peningkatan portofolio asset bank
dari SBI ke asset lain yang lebih produktif (pinjaman) akan lebih memberi kontribusi
yang signifikan tidak saja bagi perekonomian, tetapi juga bagi laba bank itu sendiri.
Untuk mengembangkan pinjaman yang sehat sehingga dapat memberikan
kontribusi positif terhadap perolehan laba bank, petugas bank khususnya yang terkait
dengan pemasaran pinjaman, misalnya Account Officer, Mantri, perlu dibekali
dengan pemahaman yang benar tentang berbagai profil bisnis yang akan dibiayai.
Salah satu potensi bisnis yang potensial yang saat ini belum mendapat alokasi
pembiayaan signifikan dari BRI adalah Dagang ternak sapi potong. Dengan
memahami profil bisnis dagang ternak sapi potong secara benar, diharapkan para

Dagang Ternak Sapi Potong 1


pejabat/petugas lini dapat melakukan analisis yang akurat untuk pembiayaan dagang
ternak sapi potong.
Setiap orang yang melakukan usaha pastinya berharap mendapatkan kelebihan
ekonomis dalam setiap usaha yang dilakukannya, baik usaha perorangan maupun
usaha secara kelompok. Kelebihan ekonomis tersebut tentunya merupakan harapan
semua orang yang melakukan usaha. Karena apabila seseorang yang melakukan
usaha tidak mendapatkan kelebihan dari usaha yang dijalankanya, maka orang
tersebut bisa dikatakan sebagai orang yang rugi.

1.2 POTENSI SAPI POTONG DI INDONESIA

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada


peningkatan pendapatan perkapita telah menyebabkan meningkatnya permintaan dan
konsumsi daging termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari pertumbuhan jumlah
sapi yang dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi secara nasional beberapa
tahun terakhir.
Sementara pada sisi lain pertumbuhan populasi sapi secara nasional tidak
mampu mengimbangi pertumbuhan jumlah pemotongan. Sehingga berakibat adanya
kelebihan permintaan dibandingkan penyediaan.
Dalam rangka menanggulangi masalah tersebut, telah ditempuh upaya untuk
mencukupi kebutuhan sapi dan daging sapi dengan cara lain mengimpor baik dalam
bentuk sapi, sapi potong, daging sapi maupun semen untuk IB. Diantara yang banyak
diimpor tersebut adalah impor sapi potong.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantittas daging sapi potong di dalam
Negeri, baik yang berasal dari sapi impor maupun sapi lokal, telah banyak
berkembang akhir-akhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan
oleh para feedlotters ataupun para peternak kecil di Indonesia. Bagi peternak kecil,
yang kebanyakan adalah petani di desa-desa, usaha penggemukan sapi ini merupakan
alternative yang bisa dilakukan untuk menambah pendapatan keluarga. Dengan

Dagang Ternak Sapi Potong 2


penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat diperoleh hasil berupa nilai
tambah berat badan sapi potong dengan kualitas dagingnya yang lebih baik.
Pembangunan peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian
dalam arti luas. Dengan adanya kebijakan pembangunan sebagaimana tertuang dalam
amanat Revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan (RPPK) yang telah
dicanangkan oleh Presiden sejak tanggal 11 Juni 2005, maka pembangunan pertanian
perlu melakukan pendekatan yang menyeluruh dan integrative dengan sub sector
yang lain dibawah naungan sector pertanian serta membangun ketahanan pangan
yang mantap. Untuk merespon sasaran dalam RPPK tersebut, pemerintah Propinsi
Sulawesi Selatan telah menetapkan Program Percepatan Pembangunan Pertanian
dengan dengan menetapkan 4 komoditi utama debagai sasaran yakni padi (beras),
kakao, udang dan ternak sapi. Program ini telah menetapkan sasaran utama yakni
surplus 2 juta ton beras tahun 2009, pencapaian sejuta ekor sapi tahun 2013, dan
revitalisasi perkebunan kakao dan tambak udang. Dalam penetapan sasaran keempat
komoditi tersebut, masing-masing dinas terkait sebagai penanggungjawab program
membuat target secara terpisah, padahal jika dipandang bahwa usaha pertanian secara
umum sebagai suatu system, keempat program tersebut harusnya dijalankan secara
terintegrasi dan terpadu.
Salah satu usaha system pertanian terpadu yaitu system integrasi tanaman
ternak. Kabupaten Sinjai khususnya Kecamatam Sinjai Tengah merupakan salah satu
daerah yang memiliki potensi dibidang pertanian dan peternakan yang memegang
peranan penting dalam perekonomian masyarakat, dimana sebagian besar
masyarakatnya berprofesi sebagai usaha yang menguntungkan dan meningkatkan
pendapatan peternak.
Kabupaten Sinjai khususnya Kecamatan Sinjai Tengah merupakan salah satu
daerah yang memiliki potensi dibidang pertanian dan peternakan yang memegang
peranan penting dalam perekonomian masyarakat, dimana sebagian besar
masyarakatnya berprofesi sebagai petani ternak. Hal ini didukung oleh ternak sapi
yang berjumlah 5.991. ekor serta lahan pertanian seluas (1.568 Ha) yang terdiri dari

Dagang Ternak Sapi Potong 3


pengairan setengah teknis (300 Ha). Pengairan sederhana (209 Ha) dan lahan tada
hujan (1.059 Ha) (Data Badan Pusat Statistik 2009). Populasi sapi potong dapat
dilihat per desa/kelurahan di Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai,
menunjukkan bahwa populasi sapi potong mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya yaitu dari 5.991 ekor pada tahun 2009 dan meningkat menjadi 10.508
ekor pada tahun 2011. Hal ini menandakan bahwa usaha peternakan sapi potong
terintegrasi dengan tanaman semusim potensial untuk dikembangkan dalam
mendukung terciptanya usaha peternakan yang berkelanjutan dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal yang tersedia untuk menghasilkan
keuntungan bagi peternak.

Perkembangan populasi ternak Sapi Potong di Kabupaten Sinjai, 2009-2013.


No Tahun Jumlah
1 2009 50.067
2 2010 52.477
3 2011 75.108
4 2012 77.677
5 2013 84.375

Rata- 67.941
rata
Sumber ; Dinas Peternakan Kabupaten Sinjai (2014)
Indonesia adalah Negara kepulauan terluas didunia ini memiliki potensi yang
sangat besar di bidang peternakan. Mulai dari peternakan sapi potong, sapi perah,
unggas, domba dll. Namun, hal ini kurang didukung dengan keseriusan pemerintah
maupun pelaku usahanya. Kebijakan-kebijakan banyak yang masih perlu diperbaiki,
salahsatunya swasembada daging sapi 2014 yang dinilai masih sangat rancu untuk
direalisasikan. Belum adanya lahan yang dimanfaatkan untuk pembibitan atau
breeding sapilokal yang luas sebagai salah satu cara agar kita mempunyai sumber

Dagang Ternak Sapi Potong 4


Breeding sapi local. Memang di beberapa tempat seperti di Bali contohnya yang
sudah mengembangkan Sapi lokalnya, yaitu Sapi Bali. Namun masih tetap saja
benyak kendala yang dialaminya. Perlua adanya keseriusan dari pihak pengelola
maupun pemerintah dalam management pembibitan Sapi local.

1.3 PROFIL USAHA

Keberhasilan usaha penggemukan sapi potong diawali dengan pemilihan


bakalan sapi yang akan digemukkan dan diperdagangkan. Terdapat beberapa jenis
sapi yang biasa dipilih sebagai bakalan, yaitu :
Sapi Bali

Sapi jenis ini memiliki cirri kulit berwarna merah dengan kaki dari lutut ke bawah
dan pada pantat berwarna putih, punggungnya bergaris warna hitam. Sapi jenis ini
memiliki keunggulan dalam beradaptasi yang baik dengan lingkungan yang baru.
Sapi Bali adalah bangsa sapi potong local asli Indonesia yang terbentuk dari banteng
(Bibos banteng) yang telah dijinakkan berabad-abad yang lalu. Sapi Bali mempunyai
angka reproduksi yang tinggi, tingkat adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi
pakan yang jelek dan lingkungan yang panas serta mempunyai persen karkas dan
kualitas daging bagus. Kelemahan sapi Bali adalah rentan terhadap penyakit jembrana
dan MCF serta tingkat kematian pedet pra sapih yang mencapai 15 sampai 20 %.
Warna bulu merah bata, pada jantan akan menjadi hitam saat dewasa, ada warna putih
dengan batas yang jelas pada bagian belakang paha, pinggiran bibir atas, kaki bawah

Dagang Ternak Sapi Potong 5


mulai tarsus dan carpus, mempunyai gumba yang bentuknya khas serta terdapat garis
hitam yang jelas pada bagian atas punggung.

Sapi Ongole

Sapi jenis ini memiliki cirri kulit berwarna putih dengan warna hitam di beberapa
bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah
disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO)
cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemapuan produksinya lebih rendah.
Sapi Brahman

Ciri khas sapi Brahman adalah kulit berwarna coklat hingga colat tua, dengan warna
putih pada bagian kepala, berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah
leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga menggantung dan
berujung runcing. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi promadona sapi
potong di Indonesia.

Dagang Ternak Sapi Potong 6


Sapi Brahman adalah keturunan api Zebu atau Boss Indiscuss. Asslinya berasal dari
India kemudian masuk ke Amerika pada tahun 1849 berkembang pesat di Amerika,
Di Amerika Serikat, sapi Brahman dikembangkan untuk diseleksi dan ditingkatkan
mutu genetiknya. Setelah berhasil, jenis sapi ini diekspor ke berbagai Negara. Dari
Amerika Serikat, sapi Brahman menyebar ke Australia dan kemudian masuk ke
Indonesia pada tahun 1974.

Sapi Madura

Sapi potong local asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng
dengan Bos indicus atau sapi Zebu, yang secara genetic memilik sifat toleran
terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak.
Karak-terisik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki
pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan
paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas, bertandak
khas dan jantannya bergumba.

Sapi Limousin

Dagang Ternak Sapi Potong 7


Sapi jenis ini memiliki ciri kulit berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata
dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan
mempunyai tingkat produksi yang baik. Bangsa Bos turus, dikembangkan pertama di
Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dari
Simmental, warna bulu coklat tua kecuali disekitar ambing berwarna putih serta lutut
kebawah dan sekitar mata berwarna lebih muda.

Sapi Simmental
Bangsa Bos Taurus, berasal dari daerah Simme di negara Switzerland tetapi sekarang
berkembang lebih cepat di benua Eropa dan Amerika, merupakan tipe sapi perah dan
pedaging, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut
kebawah serta ujung ekor berwarna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai
berat badan 1.150 kg sedang betina dewasanya 800 kg.
Secara genetik, sapi Simmental atau Limousin adalah sapi potong yang berasal dari
wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang
besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang
sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata
laksana pemeliharaan yang lebih teratus, sedangkan sapi ongole adalah tipe sedang
yang berasal dari daerah beriklim panas, merupakan sapi tipe kecil sampai sedang
sehingga dapat dikembangkan pada kondisi tatalaksana pemeliharaan yang ekstensif.

Pemeliharaan sapi system kereman, bila dilakukan sesuai anjuran akan memberikan
manfaat ekonomi yang besar. Pemeliharaan sapi kereman yang baik selain
menghasilkan daging ekonomi yang bermutu tinggi juga menghasilkan pupuk yang

Dagang Ternak Sapi Potong 8


dapat dipergunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Pencegahan terhadap
penyakit dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan.

1.4. POTENSI PEMBIAYAAN


Keberhasilan jalannya usaha dagang ternak sapi potong akan sangat
dipengaruhi system pemeliharaan dan ketersediaan sapi bakalan, kandang, pakan dan
obat-obatan serta pembinaan secara intensif dari instansi terkait. Dengan
memperhatikan profil dari usaha ini, maka potensi pembiayaan Kupedes bagi BRI
unit dapat diuraikan sebagai berikut :

1.4.1. Pemeliharaan Sapi Betina.


Pada level ini merupakan usaha yang tergolong dapat menunjang tersedianya
sapi bibit yang dapat di gemukkan kemudian dijual di pasar. Biasanya usahanya
dilakukan oleh rumah tangga atau keluarga petani yang dilakukan secara sederhana/
tradisionil dan langsung dilakukan oleh para pemilik usaha atau kepala rumahtangga
itu sendiri, maka untuk kebutuhan modal kerja maupun investasi adalah relatif kecil.
Namun jika dicermati kemampuan membayar / Repayment Capacity cukup memadai,

1.4.2. Pengadaan dan Pemilihan Bibit

Pemilihan sapi bibit yang hendak digemukkan oleh seorang pengusaha atau
peternak sapi potong haruslah diprioritaskan. Apabila seorang pengusaha atau
peternak salah dalam memilih bakalan bibit, maka kerugian pasti akan melanda sang
pengusaha atau peternak. Karena ada beberapa hal yang akan berakibat fatal dari
kesalahan memilih bakalan bibit sapi. Salah satu akibatnya adalah penambahan
daging yang sedikit pada sapi potong tersebut.

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang pengusaha atau peternak sapi
potong ketika hendak melakukan penggemukan sapi potong. Beberapa kriteria
tersebut seperti jenis kelamin, kualitas bibit, kondisi dan penampilan fisik. Dimana

Dagang Ternak Sapi Potong 9


kesemuanya merupakan prasyarat yang harus dipenuhi oleh seorang pengusaha atau
peternak sapi ketika hendak melakukan penggemukan dan perdagangan sapi.

1.4.3. Pemeliharaan Sapi Sistem Kereman/Kandang


Bila dilakukan sesuai anjuran akan memberikan manfaat ekonomi yang besar.
Pemeliharaan sapi kereman yang baik selain menghasilkan daging yang bermutu
tinggi juga menghasilkan pupuk yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki
kesuburan tanah. Pencegahan terhadap penyakit dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan lingkungan. Pada sistem ini sapi bakalan ditempatkan dalam satu
kandang. Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari
jumlah sapi yang dimiliki.
Pada sistem ini terdapat potensi pembiyaan Investasi pembuatan kandang, dan modal
kerja pembelian pakan dan obat-obatan.

RANGKUMAN :

 Usaha penggemukan sapi potong ini merupakan alternatif yang bisa di lakukan
untuk menambah pendapatan keluarga
 Dengan penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat di peroleh hasil
berupa nilai tambah berat badan sapi potong dengankualitas dagingnya yang
lebih baik
 Terdapat beberapa jenis sapi yang biasa dipilih sebagai bakalan, yaitu :
- Sapi Bali
- Sapi Ongole
- Sapi Brahman
- Sapi Madura
- Sapi Limousin
- Sapi Simmental
 Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi
antara hijauan dan konsetrat

Dagang Ternak Sapi Potong 10


 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah :
Pakan, Faktor genetik, Jenis Kelamin, Manajemen

Pretest & postest :

1. Salah satu penunjang berhasilnya usaha penggemukan sapi potong adalah :


A. Tersedianya bibit sapi yang baik
B. Sarana transportasi
C. Meningkatnya daging impor
D. Banyaknya pengusaha sapi potong

2. Ciri-ciri sapi Bali yang dapat dijadikan dasar untuk dijadikan sapi bibit adalah :
A. Tubuh panjang, warna kulit putih
B. Kulit merah, kaki kebawah lutut dan pantat berwarna putih
C. Warna kulit putih, berpunuk
D. Warna kulit hitam, tubuh berpunuk.

Kunci Jawaban :
1. A
2. B

Dagang Ternak Sapi Potong 11


BAB II
ASPEK TEKNIK PRODUKSI

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mengikuti pelatihan, siswa/peserta diharapkan mampu menganalisis proses bisnis jenis
dagang ternak sapi potong secara sederhana.

Sapi potong merupakan jenis ternak yang mempunyai nilai jual tinggi diantara
ternak ternak lainnya. Pada umumnya masyarakat membutuhkan hewan ini untuk
dikonsumsi, karena kandungan proteinnya yang tinggi. Laju pertambahan penduduk
yang terus meningkat menuntut ketersediaan daging yang juga meningkat, oleh
karena itu usaha dagang sapi potong merupakan salah satu usaha yang memiliki nilai
ekonomi tinggi.
Saat ini usaha dagang dan penggemukan sapi potong biasanya didominasi
oleh peternak besar maupun kecil. Ada juga beberapa peternak sekaligus pedagang
perorangan di beberapa daerah pedesaan di Indonesia. Masih sangat jarang
perorangan di kota kota besar yang mengalokasikan investasi mereka pasa bisnis ini
karena mereka menganggap bisnis ini awam dan tidak memberikan keuntungan yang
besar, padahal pada kenyataannya bisnis ini tidak terlalu sulit dan memberikan
keuntungan yang cukup besar. Usaha sapi potong merupakan sebuah usaha yang
sangat menggiurkan dan tentunya tidak akan ada matinya.Karena pada saat ini
kebutuhan terhadap daging olahan dari sapi potong sangatlah diminati, baik
menengah kebawah maupun masyarakat menengah ke atas. Hal ini disebabkan
adanya permintaan yang sangat besar oleh pasar (masyarakat) terhadap daging sapi.
Selain adanya permintaan yang besar oleh pasar atau masyarakat, usaha
peternakan sapi potong hanya membutuhkan keahlian yang standar, tidak harus
sarjana peternakan, akan tetapi usaha ini bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau
belajar dengan baik dan benar.

Dagang Ternak Sapi Potong 11


Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pedagang dan peternak
tradisional dalam peternakan sapi adalah produktivitas ternak sapi yang rendah. Salah
satu faktor penyebab rendahnya produktivitas adalah pemilihan pakan ternak yang
tidak sesuai dengan sistem penggemukan adalah pemilihan pakan ternak yang tidak
sesuai dengan sistem penggemukan sapi modern juga system kebersihan kandang
yang kurang baik.
Hal tersebut dapat diatasi, oleh karen bahan-bahan peternakan yang
dibutuhkan oleh pengusaha sapi potong tidaklah terlau susah untuk didapatkannya.
Biasanya para pengusaha sapi potong apabila hendak mendapatkan bahan-bahan
makanan yang murah meriah dengan kualitas tingga seperti protein. Kebanyakan dari
mereka mengadakan kerjasama dengan beberapa home industri seperti pengusaha
tahu-tempe, penggilingan padi yang menghasilkan dedak, sayur-sayur limbah pasar
yang masih layak untuk dikonsumsi sapi ternak.
Hal tersebut merupakn beberapa peluang yang bisa diambil oleh seseorang
yang hendak menggeluti usaha dagang ternak sapi potong, tentunya hal tersebut pun
akan dihantui oleh resiko yang akan datang kapan pun dan dimanapun. Maka dari itu
seorang pengusaha sapi potong haruslah mengetahui beberapa resiko yang akan
dihadapi dalam usaha sapi potong. Beberapa resiko tersebut seperti resiko produksi,
resdiko distribusi, resiko konsumsi, resiko keamanan, dan beberpa resiko lainnya.
Begitulah beberapa resiko yang akan menimpa usaha sapi ternak, dan juga
cara memanajeman. Sehingga dengan adanya manajeman/penanggulangan dengan
baik dan benar, seorang peternak sapi potong akan mendapatkan keuntungan yang
berlipat ganda.
Salah satu kepedulian pemerintah untuk mengatasi resiko yang mungkin akan
dialami oleh peternak adalah program Panca Usaha Ternak Potong (PUTP) yang
merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap perkembangan peternakan.
Sangat banyak sekali keuntungan yang akan didapat oleh bangsa kita, jika semua
elemen bangsa mampu menyadari potensi besar dari permintaan daging, baik
pemerintah dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa keuntungan yang akan

Dagang Ternak Sapi Potong 12


didapat adalah menciptakan lapangan kertja baru yang berdampak pada peningkatan
kesejahteraan pelakunya, mengurangi tingkat kemiskinan, pemerataan ekonomi,
mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi antara masyarakat desa dan kota dan yang
paling penting adalah melakukan swasembada daging.
Dalam rangka perluasan dan intensifikasi dibidang peternakan, pemerintah
membuat proyek Panca Usaha Ternak Potong (PUTP) pada tahun 1974, dimana
proyek ini meliputi :
1. Penggunaan bibit unggul
2. Penggunaan makanan ternak yang cukup
3. Pencegahan penyakit secara efektif
4. Ketatalaksanaan dengan penyuluhan keterampilan teknologi yang tepat dan
Baik.
5. Penggunaan modal usaha dengan persyaratan yang lunak disertai
pengusahaan pasar untuk pemasaran hasil.
Dalam menjalankan bisnis dagang ternak sapi potong ini, ada beberapa hal hal
yang harus diperhatikan antara lain :

2.1. Pengadaan dan Pemilihan Bibit


2.1.1. Pemilihan Sapi Bibit
Pemilihan sapi bibit yang hendak digemukkan oleh seorang pengusaha atau
peternak sapi potong haruslah diprioritaskan. Apabila seorang pengusaha atau
peternak salah dalam memilih bakalan bibit, maka kerugian pasti akan melanda sang
pengusaha atau peternak.
Bayangkan saja jika masa penggemukan yang ditargetkan sekitar 100 hari atau
3-4 bulan, sedangkan daging sapi hanya mengalami penggemukan beberapa kilo saja.
Yang pasti sang pngusaha atau peternak akan mengalami kerugian. Karena akan
banyak beban usaha yang harus dikeluarkan seperti biaya pakan, biaya perawatan,
obat-obatan, biaya kandang dll. Itulah beberapa kerugian yang diakibatkan dari
kesalahan memilih bakalan bibit sapi.

Dagang Ternak Sapi Potong 13


Selain itu, sapi tersebut akan sulit sekali menembus pasar. Karena orang atau
perusahaan yang akan membeli sapi tersebut akan membeli dengan harga yang sangat
murah. Karena pertimbangan kualitas yang tidak masuk ke dalam kriteria sapi potong
yang bagus. Maka dari itu, seorang pengusaha atau peternak haruslah memiliki
kejelian dalam memilih bakalan bibit sapi potong. Sehingga pengusaha atau peternak
akan mendapatkan keuntungan yang berlimpah dari usaha tersebut.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang pengusaha atau
peternak sapi potong ketika hendak melakukan penggemukan sapi potong. Beberapa
kriteria tersebut seperti jenis kelamin, kualitas bibit, kondisi dan penampilan fisik.
Dimana kesemuanya merupakan prasyarat yang harus dipenuhi oleh seorang
pengusaha atau peternak sapi ketika hendak melakukan penggemukan sapi potong.
Memilih bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman, ciri-ciri
bakalan yang baik adalah :
 Berumur diatas 2,5 tahun
 Jenis kelamin jantan
 Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm, tinggi pundak
minimal 135cm, lingkar dada 133 cm.
 Tubuh kurus (bukan karena penyakit), tulang menonjol dan sehat
 Mata cerah dan bulu halus
 Kotoran normal

2.1.1.1. Jenis Kelamin


Sebenarnya tidak ada ketentuan khusus mengenai jenis kelamin. Hanya saja
jenis kelamin jantan akan lebih diprioritaskan ari pada jenis kelamin betina. Karena
jenis kelamin jantan akan lebih cepat pertumbuhan dagingnya dari pada jenis kelamin
betina. Sehingga sangatlah dianjurkan bagi seorang pengusaha atau peternak sapi
potong untuk memprioritaskan sapi jantan dari pada sapi betina.
Selain itu, memang sangat rugi sekali jika penggemukan yang dilakukan dari
sapi betina. Karena sapi betina merupakan bakalan benih yang akan melahirkan sapi

Dagang Ternak Sapi Potong 14


kembali. Jika seorang pengusaha atau peternak lebih memilih sapi betina, maka
dipastikan akan mengalami kelangkaan. Apalagi yang digemukkan dan kemudian
dipotong merupakan sapi betina yang produktif. Tentunya akan membawa pada
kelangkaan sapi. Inilah mengapa seorang pedagang atau peternak harus
memprioritaskan sapi pejantan dari pada sapi betina ketika hendak memilih sapi
bakalan untuk digemukkan.
Nilai ekonomis seperti inilah yang harus dikedepankan oleh seorang
pengusaha atau peternak sapi potong. Karena dengan memilih sapi jantan untuk
digemukkan dengan jangka waktu 100 hari atau 3-4 bulan, maka sapi jantan
diprediksi akan memiliki pertambahan berat badan harian yang lebih tinggi dari pada
sapi betina. Nilai ekonomis inilah yang seharusnya diperhatikan oleh seorang
pengusaha ataupun peternak sapi potong jika hendak memperoleh keuntungan yang
sangat besar dari usaha sapi potong.

2.1.1.2. Kualitas Bibit


Selain jenis kelamin, kualitas bibit haruslah diperhatikan dengan seksama.
Dimana jika seorang pengusaha atau peternak hendak melakukan penggemukan,
sebaiknya memang diambil dari jenis sapi potong juga. Karena bakalan sapi bibit
yang berjenis sapi potong akan sangat menguntungkan jika hendak digemukkan atau
diternak. Selain cepat mengalami pertumbuhan daging, perawatannya un tidak akan
terlalu sulit.
Bibit sapi yang hendak digemukkan bisa berasal dari sapi yang berdarah
murni seperti sapi bali ataupun sapi hasil persilangan seperti simmental atau limousin
jantan dengan PO betina. Jika yang dipilih adalah bibit hasil persilangan, sebaiknya
memilih bibit yang memiliki fisik lebih menyerupai induknya. Misalnya jika
menggunakan bakalan hasil persilangan simmental atau limousin jantan dengan PO
betina, maka bibit yang hendak digemukkan haruslah menyerupai fisik dominan
simmental atau limousin.

Dagang Ternak Sapi Potong 15


Akan tetapi bibit yang unggul dan berkualitas haruslah ditunjang dengan
pakan yang baik pula. Karena akan sangat percuma menggunakan bibit yang Menurut
beberapa pengalaman dilapangan bahwa jika yang digunakan berasal dari sapi
limousin, dan pemberian pakannya menggunakan pakan yang berkualitas,
penambahan dagingnya bisa mencapai 2 kilogram per hari. Inilah pentingnya
pemberian pakan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan sapi.
Maka dari itu, adanya bibit berkualitas akan sangat berhubungan sekali
dengan pakan yang berkualitas pula. Sehingga penggemukan yang dilakukan oleh
seorang pengusaha atau peternak akan cepat memenuhi target, yaitu sekitar 100 hari
atau 3-4 bulan masa pemeliharaan.

2.1.1.3. Kondisi dan Penampilan Fisik


Selain dua hal diatas, ada salah satu yang sangat mudah dicermati oleh
seorang pengusaha atau peternak sapi potong jika hendak mencari bibit yang unggul,
salah satunya dengan melihat kondisi dan penampilan fisik. Dimana dengan melihat
kondisi fisik yang ada, seorang pengusaha atau peternak akan mengetahui apakah
bibit sapi tersebut berkualitas atau tidak.
Secara umum penampilan fisik bibit sapi potong akan nampak sebagai
berikut :
a. Badan Sehat
Badan sehat yang diindikasikan dengan sorot mata tajam, tidak kuyu, dan
terdapat kerusakan atau luka dibagian tubuhnya. Selain itu, kulitnya halus dan tidak
bersisik.
b. Bentuk tubuh proporsional
Dalam porsi berdiri bagian punggung lurus, dan tubuhnya tidak cacat. Tubuh sapi
tampak kokoh dan lebar (tidak tipis).
c. Dada lebar
Bibit yang baik umumnya memiliki dada yang lebar (tidak sempit). Sehingga
pertambahan daging selama penggemukan dibagian ini cukup banyak atau maksimal.

Dagang Ternak Sapi Potong 16


d. Perut kecil tetapi pantat lebar
Bakalan dengan perut besar (buncit) mengindikasikan terserang cacingan. Selain
itu, perut bakalan yang terlalu besar biasanya juga mempengaruhi bobot banyak
terserap ke perut. Sehingga mengurangi pertambahan daging ke bagian lain seperti
dada, paha atau pantat.
e. Kaki kokoh dengan tulang kaki besar
Kaki yang kokoh sangat penting untuk menopang bobot seiring pertambahan
bobot sapi. Bentuk kaki normal dan lurus, sejajar, tidak berbentuk X atau O.
f. Tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk
Bibit yang terlalu kurus biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk
digemukkan. Selain itu, bibit yang terlalu kurus kemungkinan menderita penyakit
seperti cacingan yang parah atau pernah makan sesuatu yang tidak seharusnya seperti
plastik atau karet. Misalnya bibit dengan badan sedang mampu menghasilkan
pertambahan bobot harian 1,5 kg per hari. Sementara bibit yang sejenis apabila terlalu
gemuk pertambahan bobotnya hanya mencapai 1,2 kg per hari.

2.1.2. Jenis-jenis sapi potong asia


2.1.2.1. Sapi Bali
Sapi Bali merupakan jenis sapi lokal yang berasal dari pulau Bali. Dimana
populasi sapi ini sangatlah tinggi dan juga benar-benar diproteksi oleh pemerintah
setempat. Bahkan pemerintah setempat memproteksi dengan melakukan pelarangan
masuknya sapi lain ke daerah Bali. Sehingga kemurniaan dan juga keaslian genetik
dari sapi Bali ini bisa dilestarikan.
Walaupun memiliki penampilan fisik yang lebih kecil dari banteng,
kemampuan pertumbuhan daging yang dimiliki oleh sapi Bali sangatlah cepat sekali.
Dimana pertambahan berat badan harian mencapai 0,7 kg/hari. Sedangkan
keunggulan lain sapi mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Selain itu, ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh sapi Bali.
Beberapa keunggulan tersebut antara lain :

Dagang Ternak Sapi Potong 17


1. Tingkat kesuburan tinggi
2. Tipe sapi pekerja yang baik
3. Efisiensi dalam pemanfaatan sumber pakan
4. Persentase kerkas tinggi, 52 - 57,5 %
5. Dagingnya rendah lemak
Hal tersebutlah yang menjadi kelebihan dari sapi Bali. Dan mungkin masih
banyak lagi kelebihan lainnya dari sapi Bali yang tak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Yang terpenting dari keberadaan sapi Bali adalah kecil dam memiliki tingkat
pertumbuhan daging yang signifikan. Sehingga sangatlah cocok untuk dibudidayakan
sebagai sapi potong. Karena memiliki tingkat ekonomis yang lumayan tinggi.

2.1.2.2. Sapi Ongole dan Peranakan Ongole (PO)


Ukuran sapi ongole cukup besar. Bobot sapi jantan dewasa bisa mencapai
600 kg dan sapi betina dewasa 300 - 400 kg. Warna bulu dominan putih dengan ciri
khusus yang memiliki punuk di punggungnya. Selain itu memiliki bulu bergelembir
dibagian bawah leher dan perutnya. Sehingga ciri-ciri tersebut akan sangat
mempermudah seseorang untuk memisahkan atau menyebutkan mana sapi ongole
dan mana bukan
Beberapa keunggulan yang dimiliki, antara lain :
1. Termasuk jenis sapi pekerja yang baik
2. Tenaganya besar dan tahan terhadap panas, serta tidak mudah lapar dan haus
3. Sifat dan daya reproduksi sapi PO betina lebih tinggi dibandingkan dengan sapi
Bali dan sapi Madura
4. Memiliki daya tahan cukup tinggi
5. Mampu mentolerir kondisi pakan yang kualitasnya rendah
6. Sapi betina dapat dikawinkan sejak berumur 18 bulan dan sudah beranak pada
umur 30 bulan. Sementara itu, pejantan sebaiknya dikawinkan pada umur 30 - 36
bulan.

Dagang Ternak Sapi Potong 18


2.1.2.3. Sapi Madura
Sapi Madura memiliki keunikan tersendiri dan merupakan sapi Jawa asli
dengan warna kunig hingga merah bata. Keunikan dari sapi Madura adalah
menjadikan sapi sebagai simbol kegagahan.
Keunikan tersebutlah yang menjadikan sapi Madura, terutama sapi Madura
yang dijadikan sapi kerap. Dimana sapi akan dilombakan di arena lapangan yang
telah disediakan. Sebelum dilombakan, pemilik akan memberikan makanan lebih dari
pada sebelumnya seperti pemberian telur yang banyak, jamu-jamuan, begitu juga
perlakuan terhadap sapi yang akan di kerap. Sapi yang menang dalam kerap akan
mengalami peningkatan harga yang cukup tinggi, dan yang kalah akan dijual dipasar
daging sapi.

2.1.2.4. Sapi Brahman


Sapi Brahman tidak bertanduk (tanduk hanya berupa bubgkul) kepala relatif
pendek dengan profil melengkung. Tinggi sapi jantan mencapai 121 - 128 cm dan
betina 116 - 123 cm. Sapi ini memiliki mutu genetik dan daya reproduksi yang paling
baik dibandingkan dengan sapi lokal.
Beberapa keunggulan dari sapi ini antara lain :
1. Pertambahan bobot badan relatif cepat
2. Persentase karkas besar, berkisar 45 - 50 %
3. Merupakan sapi potong tipe dwiguna yang mampu berkembang biak dengan baik
di lingkungan yang tidak menguntungkan.
4. Tahan terhadap gigitan caplak dan nyamuk
5. Resisten terhadap demam texas dan dapat beradaptasi terhadap makanan yang
berkualitas rendah
6. Tipe sapi potong terbaik dari daerah tropis.

2.1.3. Sapi Potong Eropa


2.1.3.1. Sapi Fries Hoistein (FH)

Dagang Ternak Sapi Potong 19


Sapi FH sebenarnya merupakan sapi pesusu dan tidak dijadikan pedaging.
Karena kualitas susu yang dihasilkan oleh sapi ini, membuat orang-orang menjadikan
sapi ini sebagai sapi pesusu saja. Dimana sapi ini memiliki warna hitam dan putih
dengan ekor putih juga.
Selain kualiatas susu yang dimiliki oleh betinya, kualitas daging yang
dimiliki oleh pejantanannya sangat baik untuk digemukkan. Karena daging yang
dihasilkan sangat banyak sekali.
2.1.3.2. Sapi Aberden Angus
Sapi ini memiliki karakteristik kulit hitam adn tidak bertanduk. Bobot sapi
jantan dewasa mencapai 900 kg, sedangkan betina dewasa 700 kg.
Dengan bobot badan yang sangat menggiurkan tersebut, tentunya akan sangat
menggiurkan bagi seorang pedagang dan peternak yang hendak menggemukkan sapi
ini.
Beberapa keunggulan dari sapi aberden angus antara lain :
1, Tubuh besar dan kompak
2. Pertumbuhan badan cepat
3. Tahan terhadap iklim dan pakan tropis
2.1.3.3. Sapi Simmental
Sapi ini berasal dari daerah Simme Switzeland. Merupakan tipe sapi pesusu
dan juga sapi pedaging,
Warna sapi simmental adalah bulunya berwarna kuning hingga kecoklatan.
Bobot sapi simental jantan bisa mencapai 1.400 kg, sedangkan betina dewasa 600 -
800 kg. Secara genetik sapi simmental merupakan sapi yang berasal dari wilayah
beriklim dingin dan merupakan tipe sapi besar. Pertumbuhan bobotnya mencapai 1,5
- 2,1 kg perhari. Sehingga sangatlah prestisius apabila dibudidayakan untuk menjadi
sapi potong. Karena memiliki nilai ekonomis yang sangat signifikan sekali.
Beberapa keunggulan dari sapi Simmental anatara lain :
1. Jenis sapi potong unggul dengan bobot badan dewasa mencapai 1.400 kg.
2. Pertambahan bobot harian dapat mencapai 2,1 kg per hari.

Dagang Ternak Sapi Potong 20


2.1.3.4. Sapi Limousin
Sapi ini pertamakali dikembangkan pertama kali di Prancis. Merupakan sapi
pedaging dengan konstruksi tubuh dan otot yang lebih baik dibanding dengan sapi
simental. Secara genetik, sapi ini merupakan sapi yang berasal dari iklim dingin dan
tergolong sapi bertipe besar. Sapi dewasa memiliki bobot 800 - 1.200 kg dengan
persentase 45- 50%. Bulunya berwarna cokelat tua. Sementara itu kakinya berwarna
putih.
Harga sapi ini berpuluh-puluh juta rupiah, karena sesuai dengan berat tubuh
yang dimiliki oelh sapi ini. BAgi seorang pedagang atau peternak yang memiliki sapi
ini, dipastikan akan memiliki keuntungan yang sangat besar sekali. Karena menurut
pengakuan dari pedagang dan peternak yang penulis temui, satu ekor sapi bisa
mencapai Rp.15.000.000,- - Rp.30.000.000,-. Bahkan menurut keterangan yang
penulis dapatkan, jika bobotnya sangat besar bisa dipastikan akan lebih dari harga
tersebut.
Keunggulan sapi Limousin adalah :
1. Memiliki pertumbuhan daging yang bisa mencapai 1,3 kg per hari pada masa
pertumbuhan
2. Jenis sapi yang cocok untuk digemukkan

2.2. Seleksi Sapi


Seorang pedagang atau peternak heruslah memiliki kejelian dalam meyeleksi
sapi yang hendak dijadikan sebagai bibit penggemukan. Apabila seorang pedagang
atau peternak tidak memiliki kejelian dalam menyeleksi sapi,maka dipastikan akan
kesulitan dalam mendapatkan sapi yang berkualitas.
Sesuai dengan apa yang penulis dapatkan di lapangan, maka perlu penulis
tekankan pada diri orang hendak menyeleksi sapi. Terkadang seorang pedagang
ataupun peternak yang tidak memiliki keahlian dalam menyeleksi sapi, akan ditipu
mentah-mentah ketika hendak membeli sapi bibit sebagai bakalan. Maka dari itu,

Dagang Ternak Sapi Potong 21


seorang pedagang atau peternak harus mengetahui bagaimana caranya untuk
mendapatkan sapi yang berkualitas.
Beberapa prasyarat yang harus dimiliki seorang pedagang atau peternak
antara lain :
2.2.1. Keahlian dan kejelian
Keahlian dan kejelian dalam memilih sapi di pasaran sangatlah dibutuhkan
oleh seorang pedagang dan peternak sapi. Terutama ketika hendak membeli sapi bibit
yang hendak digemukkan. Jika seorang pedagang atau peternak yang tidak memiliki
keahlian dan kejelian dalam membeli sapi, terutama sapi yang hendak dijadikan sapi
bibit, maka lebih baik menggunakan jasa yang ahli dalam melakukan taksiran sapi
yang akan dibeli.
Dari beberapa pedagang dan peternak yang penulis temui, pada umumnya
sudah memiliki keahlian dan juga kejelian dalam menaksir sapi. Dimana taksiran
tersebut seperti taksiran berapa berat badan sapi, berapa umur sapi, berapa harga yang
pantas untuk sapi dengan umur dan juga berat seperti itu. Ilmu seperti itu akan
tumbuh secara perlahan dalam diri seorang pedagang dan pertenak sapi potong.
Bagi pedagang atau peternak pemula, penulis sarankan untuk menggunakan tenaga
jasa yang sudah berpengalaman dan memiliki sifat kejujuran yang dapat dipercaya.

2.2.2. Memperhatikan Bahasa Komunikasi


Seorang pedagang atau peternak sapi potong hendaknya memperlihatkan
bahasa komunikasi ketika hendak membeli sapi bibit di pasar sapi. Karena bahasa
komunikasi yang baik ketika hendak melakukan transaksi, akan mampu meluluhkan
si penjual. Bisa jadi harga yang pertamanya melambung, dengan bahasa komunikasi
yang baik harga tersebut bisa diturukan. Bahkan bisa diturukan secara signifikan
harganya. Inilah pentingnya bahasa komunikasi ketika hendak membeli sapi bibit.
Dimana seorang pedagang atau peternak sapi tidak hanya diharuskan
memiliki keahlian dan juga kejelian dalam menaksir sapi, penggunaan bahasa yang
baik pun akan menjadikan si penjual bersikap ramah kepadanya. Yang tentunya sikap

Dagang Ternak Sapi Potong 22


ramah tersebut diharapkan mampu mengubah harga sapi yang sebelumnya mahal
menjadi lebih murah.
Salah satu trik yang bisa digunakan adalah dengan cara menyanakan hobi si
penjujal, dengan cara mengajak mengobrol terlebih dahulu. Karena dengan cara
masuk terlabih dahulu pada hobi si penjual, terkadang akan membuat luluh hati si
penjual. Sehingga si pembali yang merupakan pedagang atau peternak bisa
mendapatkan sapi dengan harga miring.
Bisa juga seorang pedagang atau peternak masuk melalui pendekatan
emosional terlebih dahulu. Sebelum melakukan transaksi, terlebih dahulu bertamu jke
rumahnya, kemudian melihat koleksi sapi yang akan dijual. Apabila diizinkan melihat
koleksi sapi yang dimiliki, maka beerikanlah sedikit sanjungan padanya. Pasti anda
akan diberikan harga miring. Karena sang penjual merasa sudah ada kedekatan
emosional dengan pedagang atau peternak sapi.
Hal yang paling penting bagi seorang pedagang atau peternak adalah
memiliki pengetahuan mengenai harga pasaran.
2.2.3. Tidak terburu-buru dalam bertransaksi
Bagi seorang pedagang atau peternak, hendaknya tidak terburu-buru dalam
melakukan transaksi ketoka hendak membeli sapi bibit di pasar. Perhatikanlah secara
seksama kualitas sapi yang akan dibeli mulai dari harga yang cocok, umur, berat
badan yang cocok.
Jika seorang pedagang atau peternak salah dalam memilih umur sapi yang
akan digemukkan. Dimana umur yang seharusnya dipilih untuk penggemukan adalah
2-3 tahun, dan ternyata bibit yang dibeli telah berumur 4 tahun lebih. Maka itu sudah
melewati golden age pada diri sapi.
Maka dari itu, janganlah terlalu terburu-buru ketika melakukan transaksi.
Perhatikanlah secara seksama bagaimana harga, umur, berat badan, dan kesemuanya
yang perlu diperhatikan. Sehingga sang pedagang atau peternak akan mendapatkan
bibit sapi yang akan digemukkan dengan kualitas yang baik.

Dagang Ternak Sapi Potong 23


2.3. Menaksir Berat Sapi
Sebenarnya cara yang paling aman untuk mengetahui berat seekor sapi yang
hendak dijadikan bibit adalah dengan ditimbang. Karena dengan adanya timbangan,
seorang pengusaha atau peternak sapi potong yang hendak membeli sapi bibit, akan
mengetahui berapa berat sapi yang akan dijadikan bibit. Akan tetapi bagaimana jika
seorang pedagang atau peternak sapi potong hendak bertransaksi di pasar hewan atau
pasar sapi. Akankah ditempat tersebut disediakan tempat penimbangan sapi.
Permasalahan seperti itulah yang akan ditemui oleh seorang pedagang atau
peternak sapi ketika hendak membeli sapi untuk digemukkan. Karena di pasar sapi
tidak disediakan alat penimbang untuk menimbang sapi. Maka dari itu seorang
pedagang atau peternak sapi yang hendak membeli sapi untuk digemukkan haruslah
memiliki kejelian yang bisa menebak berapa kira-kira berat badan sapi yang hendak
dibeli. Jika seorang pedagang atau peternak tidak memiliki kejerlian dan keahlian
didalam memprediksi berat sapi,maka dipastikan dirinya akan selalu ditipu ketika
membeli di pasar sapi.
Maka dari itu, seorang pedagang atau peterrnak sapi potong haruslah
memiliki keahlian dalam memilih sapi bibit yang hendak digemukkan, akan membuat
seorang pedagang mendapatkan bibit-bibit unggul. Karena dia akan bisa memprediksi
berapa berat sapi yang akan digemukkan, tentunya dengan hargayang sesuai dengan
yang diberikan.
Dalam menaksir berat badan seekor sapi, ada rumus yang dapat digunakan
untuk mengetahui berapa berat sapi yang akan dibeli. Salah satumya dengan
menggunakan rumus schrool (Denmark) yang menggunakan variabel lingkar dada
dan rumus modifikasi yanag menggunakan variabel lingkar dada dan panjang badan.
Lingkar dada diukur dengan cara melingkarkan meteran kain di badannya, tepatnya
dibelakang kaki depan. Panjang badan diukur dari bahu sampai pangkal ekor.
Penaksir memiliki tingkat selisih bisa sekitas 5 - 10 %.
 Rumus Schrool :
Berat badan = (LD + 22)²

Dagang Ternak Sapi Potong 24


100
LD = lingkar dada (dalam cm)
Mis = (185+22)²
100
= 42.849/100

=428,49 kg

 Rumus modifikasi :
Berat badan = PB + LD²
10.840
PB = panjang badan (dalam cm) LD = lingkar dada (dalam cm)

 Lingkar dada diukur melingkar pada posisi di belakang tonjolan pundak sapi di
bagian atas dan bagian belakang kakiu depan
 Panjang badan diukur memanjang dari bahu sampai tonjolan tulang duduk.
 Misalnya seekor sapi memiliki lingkar dada 185 cm dan panjang badan 135 cm.

= 135 x 185²
10.840
.
= 4.620.374/10.840

= 426,23 kg
Dengan menggunakan rumus tersebut, seorang pedagang atau peternak akan
mengetahui berapa sebenarnya berat badan sapi yang akan dibeli. Sehingga sang
pedagang atau peternak akan mampu mengorelasikan (menghubungkan) antara berat
sapi dengan harga yang cocok pada sapi tersebut. Inilah salah satu keuntungan yang

Dagang Ternak Sapi Potong 25


akan didapat oleh seorang pedagang ataupun peternak yang bisa menggunakan rumus
ini dalam memilih ataupun mencari bibit sapi yang hendak digemukkan.

2.4. Menaksir Umur Sapi


Menaksir umur sapi dalam usaha penggemukan sapi potong sangatlah
penting. Dimana dengan mengetahui umur sapi, akan mempermudah seorang
pengusaha atau peteternak dalam melakukan penggemukan. Karena sapi yang terlalu
muda dan terlalu tua akan sulit sekali untuk digemukkan. Sehingga akan berpengaruh
pada nilai ekonomis yang akan didapat ketika panen.
Lepasnya tali pusar, Umumnya tali pusar akan lepas ari tubuh pedet
setelah kira-kira 7 hari dari saat kelahiran. Umur sapi paling ideal untuk digemukkan
adalah sapi dengan umur sekitar 2 - 3 tahun, sapi ini yang paling baik untuk
digemukkan.
Ada beberapa metode yang dilakukan oleh seorang pengusaha atau peternak
sapi dimana salah satu satu metode tersebut adalah melihat gigi sapi untuk
menentukan berapa kira-kira umur sapi.

Untuk lebih jelasnya begaimana metode melihat gigi sapi, untuk menentukan umur
sapi adalah :
1. 1-2 pasang gigi sudah berganti gigi tetap berarti umur bibit sapi sekitas 2-3 tahun
2. Gigi susu berganti lebih dari dua pasang, umur sapi > 3 tahun
3. Gigi seri susu dalam sudah berganti dengan gigi tetap, umur sapi1,5 - 2 tahun
4. Gigi seri tengah dalam sudah berganti dengan gigi tatap, umur sapi 2,5 tahun
5. Gigi seri tengah luar sudah berganti menjadi gigi tetap, umur sapi 3 tahun
6. Gigi seri susu luar sudah berganti menjadi gigi tetap dan mulai memanjag, umur
sapi 3,5 tahun.
Adapun pedoman penentuan umur berdasarkan kondisi tanduk dan cincin pada
tanduk adalah sbb :

Dagang Ternak Sapi Potong 26


1. Jika bakal tanduk terasa agak menyembul dan keras saat diraba, umur pedet
diperkirakan sekitar 1 bulan.
2. Jika tanduk sudah mulai tumbuh sekitar 3 cm, diperkirakan umur pedet sekitar 5
bulan
3. Jika tanduk sapi tumbuh sekitar 10 cm, diperkirakan umur sapi sekitar 1 tahun
4. Jika tanduk tumbuh sekitar 15 cm, diperkirakan umur sapi sekitar 1,5 tahun
5. Jika muncul 1 cincin pada tanduk diperkirakan umur sapi sekitar 3 tahun
6. Diatas usia 3 tahun akan terbentuk satu cincin setiap tahunnya, misalnya sapi
dengan 6 cincin pada tanduk diperkirakan berumur 8 tahun.
Umur yang paling ideal untuk digemukkan adalah umur 2 - 3 tahun.
Pengetahuan ini harus dimiliki oleh seorang pengusaha atau peternak yang hendak
melakukan penggemukan sapi potong, agar bisa mendapatkan sapi dengan kualitas
yang sangat tinggi.

2.5. Kandang
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada
kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m,
Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam
mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang
diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup dan produksi daging tidak hilang karena
banyak bergerak.
Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan
ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor memerlukan tempat yang lebih laus
daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi
dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh
daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari
jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan
pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda

Dagang Ternak Sapi Potong 27


penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling
bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Pembuatan kandang untuk tujuan penggemjkan biasanya berbentuk tunggal apabila
kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun apabila kegiatan
penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan
lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.
Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai
penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari
kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang
hangat. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernak dipakai harus disuci
hamakan terlebih dahulu dengan disinfektan seperti creolin, lisol dan bahan-bahan
lainnya.
Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m atau
2,5 x 2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk anak sapi
cukup 1,5 x 1 m pe ekor, dengan tinggi atas 2 - 2,5 m dari tanah. Temperatur di
sekitar kandang 25 - 40 derajat C (rata-rata 33 derajat c) dan kelembaban 75 %.
Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100 - 500 m) hingga
dataran tinggi (>500m).
Kandang untuk pemeliharaan sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang
harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi kontruksi, letak,
ukuran dan perlengkapan kandang.
1) Konstruksi dan letak kandang
Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan
salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada
tanah sekelilingnya dan agak miring ke arah selokan di luar kandang. Maksudnya
adalah agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir ke luar, lantai
kandang tetap kering.

Dagang Ternak Sapi Potong 28


Bahan konstruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal dari kayu
yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi
udara didalamnya tetap lancar.
Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang bersih. Air
minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan tidak boleh kehabisan
setiap saat. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter
dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang. Pembuatan kandang
sapi dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah/ladang.
2) Ukuran kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang
akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m.
Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak
sapi 1,5 x 1 m.
3) Perlengkapan Kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang
sebaiknya diletakkan di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan
dibuat lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur
kotoran. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit
lebih tinggi dari pada permukaan lantai.
Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur didalamnya. Perlengkapan
lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit dan tempat untuk
mermandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang
agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa dipakai untuk memandikan
sapi.

2.6. Pakan
Berdasarkan kondisi fisiologis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan
ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam

Dagang Ternak Sapi Potong 29


mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan
bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan paka berupa
hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang
lama. Salah satu caera mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi
antara hijauan dan konsentrat.
Konsentrat yang digunakan adalah ampas tahu, ampas tebu, pohon pisang, bekatul,
kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih
dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk
rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan
(dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan
adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar
sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan
berkualitas tinggi.

2.7. Pengendalian Penyakit


Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan
penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya
produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha
pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :
 Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina
pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala
penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu
juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi
dirarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian
besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini
memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berfat
badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk
sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat.

Dagang Ternak Sapi Potong 30


Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi
lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sakit.
 Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang digemukan secara
intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan
yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika
kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangknya bakteri dan virus
penyebab penyakit.
 Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi
berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi
Anthrax. Beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang sapi potong adalah
cacingan, Penyakit Mulut dan Kutu (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

2.8. Produksi Daging


Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah :
 Pakan, Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh
baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB (Natural Probiotik)
larutan yang dapat membuat pakan berkualitas rendah menjadi mudah dicerna.
Sehingga sapi bisa mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan supaya bisa tumbuh
lebih cepat dan sehat.
 Faktor genetik, Ternak dengan kualitas yang baik akan tumbuh dengan baik/
cepat sehingga produksi daging menjadi tinggi
 Jenis Kelamin, Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina,
sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang
lebih besar.
 Manajeman, Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh
dengan sehat dan cepat membentuk daging. Sehingga penggemukan menjadi
lebih singkat.
Selain menghasilkan daging yang dibutuhkan masyarakat, hasil ikutannya pun seperti
pupuk kandang, kulit, tulang dan lain sebagainya dapat memberikan pendapatan

Dagang Ternak Sapi Potong 31


sampingan. Kotoran sapi memunyai nilai ekonomis, karena termasuk pupuk organik
yang dibutuhkan semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara
yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur.
Kulit sapi, dapat dijadikan sebagai bahan industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi,
jaket. Tulangnya dapat diolah menjadi bahan bahan perekat/lem, tepung tulang dan
barang kerajinan atau dibuat makanan seperti sop kaki. Tanduknya dapat digunakan
sebagai bahan kerajinan seperti ; sisir, hiasan dinding dan sebagainya. Sementara
ekornya pun masih dapat dimanfaatkan sebagai makanan khas yaitu sop buntut.
Tingkat kebutuhan daging sapi baik di dalam maupun di luar negeri masih sangat
tinggi. Tidaklah heran bila bisnis peternakan sapi potong semakin menjanjikan.
Bahkan di Indoensia sendiri, tak jarang para konsumennya rela mengimpor daging
sapi potong dari negara tetangga, karena pasokan daging sapi dari peternak lokal
belum bisa mencukupi permintaan seluruh konsumen di berbagai pelosok daerah.
Melihat kondisi tersebut, bisnis sapi potong ini merupakan peluang bisnis yang dapat
dicoba dan ditekuni sebagai alternatif usaha yang dapat mengsilkan untung besar
setiap bulannya.
Sekarang ini kebutuhan daging sapi potong tidak hanya dicari konsumen
rumahtangga saja, namun juga dibutuhkan oleh sektor perindustrian khususnya para
pelaku bisnis kuliner. Target pasar yang cukup potensial untuk memasarkan daging
sapi segar yaitu beberapa daerah kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung,
Samarinda, Balikpapan dan lain-lain.

Rangkuman :
 Salah satu penyebab sehingga usaha dagang sapi potong ini merupakan salah
jenis usaha yang sangat menggiurkan adalah karena potensi pasarnya yang sangat
besar dan setiap tahun permintaan terhadap sapi potong semakin meningkat
 Pemilihan bibit yang baik harus ditunjang dengan pemberian pakan yang baik
pula, serta pemberian vitamin yang cukup.

Dagang Ternak Sapi Potong 32


 Dalam memilih sapi bakalan, pedagang harus memperhatikan dan dapat menaksir
berapa umur dan berat sapi bibit yang akan dibeli. Karena sapi yang baik untuk
digemukkan adalah sapi yang umurnya antara 2 - 3 tahun.
 Hal yang paling penting bagi seorang pedagang atau peternak adalah memiliki
pengetahuan mengenai harga pasaran.

Pretest & Postest :


1. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas peternakan sapi potong adalah :
A. Pemilihan pakan ternak
B. Banyaknya pedagang sapi
C. Peraturan pemerintah
D. Meningkatnya permintaan akan sapi

2. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan bisnis dagang sapi potong
adalah :
A. Pengadaan dan pemilihan bibit
B. Jenis-jenis sapi potong
C. Keahlian dan kejeliaan
D. Semua jawaban a, b, dan c, benar

Kunci jawaban :
1. A
2. D

Dagang Ternak Sapi Potong 33


BAB III
ASPEK PEMASARAN

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mengikuti pelatihan, siswa/peserta diharapkan mampu:
1. Mengetahui Strategi dan Sistem Pemasaran Sapi Potong.

Berkaitan dengan usaha ternak sapi potong di Indonesia, sudah sepatutnyalah


mencari korelasi antara peterbak sapi potong dengan besarnya jumlah penduduk yang
ada di Indonesia. Dimana jumlah penduduk tersebut sangatlah besar, kurang lebih
240 juta jiwa. Tentunya potensi tersebut sangatlah besar sekali apabila kita mampu
mempergunakan potensi tersebut dengan baik dan benar.

Hal ini pun harus dicari strategi bisnis yang jitu. Agar keberadaan jumlah
penduduk yang besar di Indonesia bisa berdampak signifikan terhadap permintaan
daging sapi. Sehingga daging sapi yang diproduksi oleh peternak lokal mampu
mengurangi impor daging luar negeri yang akhir-akhir ini semakin marak dilakukan.

Rencana pemasaran lebih dititik beratkan pada produk atau pasar dan
pengembangan strategi dan prgram pemasarn yang terinci dengan baik agar dapat
memperoleh sasaran atau tujuan produk dalam pasar.

Oleh karena itu, perencanaan pemasaran sudah seharusnyalah untuk diberikan


penekanan yang lebih banyak. Agar segala produk yang diproduksi suatu perusahaan
peternak sapi atau pengusaha sapi bisa diketahui oleh masyarakat luas, khususnya
para calon konsumen. Sehingga dengan adanya perencanaan pemasaran yang baik
akan memberikan korelasi yang baik. Maka apa yang menjadi tujuan dari perusahaan
ataupun pengusaha bisa tercapai dengan target yang telah ditentukan.

Dagang Ternak Sapi Potong 34


Salah satu metode pemasaran yang bisa dilakukan oleh seorang pengusaha
sapi potong yang kecil ataupun baru merintis adalah metode personal selling. Metode
personal selling sangat cocok bagi pengusaha sapi potong yang masih kecil ataupun
masih memulai usaha. Selain metode ini efektif dan efisien, metode ini pula sangat
murah meriah. Tidak dibutuhkan biaya yang mahal untuk melakukannya. Bahkan
bisa dikatakan ongkosnya nol persen jika dilakukan sendiri oleh sang pengusaha.

Personal selling merupakan sebuah metode penjualan yang lebih menekankan


pada pendekatan pribadi. Dalam artian bahwa metode ini menggunakan metode door
to door untuk melakukan penjualannya. Biasanya si pengusaha akan mencoba
menawarkan produk sapi potong yang dilakukan ke pengepul ataupun ke tengkulak
dengan terlebih dahulu melakukan tawar-menawar. Tentunya si pengusaha tidak
hanya mendatangi satu tengkulak saja, akan tetapi si pengusaha mencari beberapa
tengkulak yang berani membayar lebih mahal dari sapi yang dimilikinya.

Jika pun sang pengusaha memiliki jaringan dan juga jangkauan yang lebih
luas untuk melakukan personal selling, maka bisa saja si pengusaha sapi potong
langsung mendatangi pabrik-pabrik besar yang memang berkonsentrasi memproduksi
makanan dari sapi potong, atau bisa langsung mendatangi tempat pemotongan sapi
potong,, dan atau mendatangi langsung perusahaan restoran yang melakukan sistem
waralaba. Dimana semua pelaku bisnis tersebut pasti membutuhkan daging segar sapi
potong.

Apabila diilustrasikan metode personal selling yang harus dilakukan oleh


seorang pengusaha sapi potong akan nampak seperti berikut ini :

Dagang Ternak Sapi Potong 35


Produsen Pemasaran Konsumen

Penjagalan Sapi
Personal
PersonalSelling
Selling

Restoran Waralaba

Pengusaha
Sapi Potong Pabrik Pengolahan
Sapi

Personal Selling

Eksportir

Ada juga cara yang bisa dilakukan yaitu dengan jalan membentuk kelompok
pengusaha sapi potong ataupun koperasi sapi potong, Dimana anggota kelompok
tersebut terdiri dari para pengusaha sapi potong dengan modal kecil, kemudian
mereka berkumpul dengan masing-masing hasil sapi potong yang akan dipasarkan.

Setelah berkumpul dengan jumlah sapi yang akan dipasarkan, maka berilah
kewenangan kepada satu orang untuk menjadi jiru bicara menembus pasar restoran,
pabrik, pemotongan sapi, maupun eksportir sapi.

Dengan metode seperti ini, akan memberikan harga yang lebih tinggi dari pada si
pengusaha datang sendiri ke restoran, ataupun tempat pemotongan sapi.

Dagang Ternak Sapi Potong 36


Prasyarat sapi yang akan dipotong atau diperdagangkan tentunya akan
memperhatikan aspek ekonomis. Apabila seorang pengusaha atau peternak sapi
potong tidak memperhatikan aspek ekonomis, maka dirinya tidak akan mengetahui
apakah usaha yang dilakukan untung atau rugi. Inilah pentingnya memperhatikan
aspek ekonomis ketika hendak menjual sapi potong yang dimiliki oleh seorang
pengusaha atau peternak sapi potong.

Pegusaha atau peternak harus bisa memprediksi berapa jumlah biaya yang
sudah dihabiskan dalam memelihara sapi potong tersebut. Keahlian seperti ini
sangatlah penting dimiliki oleh seorang pengusaha atau peternak sapi potong.

Beberapa pengusaha atau peternak sapi potong ada yang memperlakukan dengan
menggunakan metode perhitungan hari. Dimana sapi yang diambil dari peternak atau
warga desa biasa, setelah melalui proses seleksi bibit yang ketat, kemudian
digemukkan. Biasanya waktu yang digunakan adalah 100 hari. Harga jualnya akan
bervariasi tergantung kepada momen dimana sapi potong akan dijual. Ketika momen
berkenaan dengan hari-hari besar umat muslim seperti hari raya Idul Fitri, pasti akan
mengalami kenaikan yang signifikan. Sedangkan ketika berkenaan dengan hari-hari
biasa, tentunya harga akan mengikuti harga pasaran yang berlaku.

Maka dari itu seorang pengusaha atau peternak wajib mengetahui berapa
kira-kira selisih dari harga jual dan harga beli setelah dikurangi dengan beban usaha.
Hal tersebutlah yang paling penting dan harus diprioritaskan oleh seorang pengusaha
atau peternaksapi potong. Sehingga usaha sapi potong yang digeluti mendapatkan
hasil dan keutungan yang signifikan.

Dagang Ternak Sapi Potong 37


RANGKUMAN :

 Perencanaan pemasaran harus dilakukan untuk memberikan penekanan yang


lebih banyak, agar perusahaan peternak sapi atau pengusaha sapi bisa diketahui
oleh masyarakat luas.

 Salah satu metode pemasaran yang bisa dilakukan oleh seorang pengusaha sapi
potong adalah metode Personal Selling. Metode ini menekankan pada
pendekatan pribadi.

 Seorang peternak atau pedagang sapi potong, harus mengetahui berapa kira-kira
selisih dari harga jual dan harga beli setelah dikurangi dengan beban usaha.
Sehingga usaha sapi potong yang digeluti bisa mendapatkan hasil dan
keuntungan yang signifikan.

Soal Pretest & Postest :

1. Yang harus dilakukan oleh pengusaha sapi potong, agar usaha sapi potong yang
dijalankan dapat diketahui oleh konsumen adalah :

A. Membuat perencanaan pemasaran

B. Membangun pabrik yang besar

C. Mempunyai izin usaha

D. Memiliki amdal

Dagang Ternak Sapi Potong 38


2. Salah satu metode pemasaran yang dapat diterapkan oleh pedagang sapi potong
adalah :

A. Hipno selling

B. Personal Selling

C. Melalui perantara

D. Menjual langsung ke pasar

Kunci jawaban :

1. A

2. B

Dagang Ternak Sapi Potong 39


BAB IV
ANALISIS PEMBIAYAAN

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mengikuti pelatihan, siswa/peserta diharapkan mampu:
1. Mengetahui aspek aspek pembiayaan usaha dagang ternak sapi potong.
2. Mengalisis pembiayaan dagang ternak sapi potong

Dagang Ternak Sapi Potong 38


4.1 Aspek Legal

Berdasarkan pengecekan di lapangan baik melalui instansi terkait yakni


Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Peternakan, karena umumnya usaha
ini masih tergolong usaha skala kecil, jadi belum diwajibkan untuk mengurus
perijinan yang lengkap baik berupa SITU maupun SIUP. Legalitas untuk usaha
dagang Sapi Potong relatif mudah, sebab untuk tahap awal sebagai bentuk hubungan
dlam masyarakat, maka sebaiknya diperoleh ijin kepada tetangga terdekat, RT/RW
atau Kepala Dusun. Namun apabila ada sapi yang akan dibeli dan dibawa keluar
desa, harus memiliki surat jalan dari kepala desa.
Namun apabila usaha sudah berkembang maka aspek legal usaha harus sudah mulai
dilengkapi, perijinan harus ada berupa :
1. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)
2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

4.2 Aspek Manajemen


Meskipun pada umumnya usaha dagang ternak sapi potong yang
pengelolaannya ditangani sendiri oleh para pengrajinnya dengan sangat sederhana
dan juga beberapa hal teknis lainnya yang harus mendapatkan perhatian oleh para
Pejabat Kredit Lini (PKL).

4.3 Aspek Teknis Produksi


Untuk mendapatkan hasil yang optimal serta mutu / kualitas yang baik
dari sapi yang perdagangkan, maka hal-hal sebagaimana telah diuraikan pada
bab sebelumnya yaitu pada bab 2 yaitu aspek teknik produksi haruslah diketahui
oleh PKL. Hal lain yang perlu diketahui adalah pada umumnya kualitas daging
yang dihasilkan tergantung berbagai hal, antara lain pakan, kesehatan dan

Dagang Ternak Sapi Potong 39


vitamin. Yang harus dipahami juga adalah bulan-bulan kritis yaitu : Januari,
Pebruari, Juni, Juli, November, Desember. Untuk awal dan akhir tahun
konsumen banyak dipengaruhi oleh pola adaptasi dan langkah penyesuaian
sehingga biasanya menunda pembelian untuk memonitor dan melakukan review
serta mendapatkan lebih banyak referensi dulu untuk kemudian beru berani
melakukan transaksi pembelian.
Pertengahan tahun lebih banayk disebabkan rutinitas tahunan sebagian besar
penduduk untuk persiapan masuk sekolah, kuliah, pembelian keperluan sekolah
dll. Sehingga otomatis jumlah volume transaksi pembelian akan menurun.

4.4 Aspek Keuangan


Mengenai potensi pembiayaan, maka pada pembahasan ini dibatasi
hanya untuk mengetahui besarnya penghasilan kotor yang diperoleh oleh para
pedagang ternak sapi potong.
Untuk mendapatkan gambaran keadaan sesunggguhnya di lapangan,
maka penulis telah melakukan kunjungan / studi lapangan pada :
BRI Unit Sinjai tanggal 22 September 2014 dengan mengunjungi Seorang
pedagang ternak sapi potong, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, yaitu
bapak Haji Pacong.
Untuk 1 (satu) kali produksi, rata-rata menggunakan waktu selama 6 (enam)
bulan atau 90 hari. Dengan perincian sebagai berikut :
Asumsi-asumsi penggemukan 10 ekor bibit sapi Bali:
1. Lahan yang digunakan adalah lahan milik sendiri
2. Harga sapi bakalan sebanyak 10 ekor pejantan dengan harga awal per ekor
Rp.5.000.000,- dengan berat badan lebih dari 300 kg/ekor
3. Sapi dipelihara selama 6 (eanm) bulan, Pertumbuhan bobot badan 0,8 kg/hari
4. Biaya pembangunan kandang sebesar Rp.10.000.000,-
5. Penyusutan kandang 20% per tahun dengan demikian untuk satu priode 10%
Dengan taksiran usia ekonomis 5 tahun.

Dagang Ternak Sapi Potong 40


6. Sapi membutuhkan vitamin dan obat-obatan Rp. 5.000,-/ekor/bulan.
7. Peralatan kandang dibutuhkan Rp.500.000,-/tahun, dengan demikian untuk
satu priode Rp.250.000,-
8. Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 20.917 kg kering dengan
harga Rp.1.000/kg
9. Bio urine yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 27.000 liter dengan
harga Rp.1.000/liter
10. Pakan yang diperlukan untuk satu periode : HMT (hijauan makanan ternak)
40 kg x 30 x 180 x Rp.250,- dan Konsentrat 3 kg x 30 x 180 x Rp.4.000

Dari asumsi-asumsi diatas maka dapat kita tuangkan kedalam aspek teknis dalam
usaha penggemukan sapi bali dalam kurun waktu 1 periode, yakni 6 bulan atau 180
hari sebagai dasar analisis usaha penggemukan sapi bali.
ASPEK TEKNIS
USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI
(DALAM 1 PERIODE PENGGEMUKAN)
NO KETERANGAN JUMLAH SATUAN
1 Pengadaan Sapi Bakalan :
A. Populasi Awal Penggemukan 10 Ekor
B. Harga Sapi Bali Bakalan 5.000.000 Rp/Ekor
C. Taksiran bobot awal Bakalan 300 Kg/Ekor
2 Periode Penggemukan :
A. Jumlah Bulan penggemukan 6 Bulan
B. Jumlah Hari Penggemukan 180 Hari
3 Produksi Sapi penggemukan :
A. Penambahan Bobot ternak 0,8 Kg/Ekor/Hari
B. Bobot Tercapai dalam 1 144 Kg/Ekor
periode

Dagang Ternak Sapi Potong 41


C. Bobot Akhir ternak 444 Kg/Ekor
D. Harga Jual Sapi penggemukan 25.000 Rp/Kg/ST
4 Pakan :
A. HMT (10% X Bobot Sapi 40 Kg/Ekor/Hari
B. Konsentrat (1% X Bobot Sapi) 3 Kg/Ekor/Hari
C. Harga HMT 250 Rp/Kg
5 Obat-obatan & Vitamin :
A. Biaya Obat-obatan dan 5.000 Rp/ST/Bln
Vitamin
6 Biaya Lain-lain :
A. Kebutuhan Listrik 1 Kwh/Hari
B. Biaya Listrik 1.000 Rp/Kwh
C. Kebutuhan Air 15 M3/Bln
D. Biaya Air 2.500 Rp/M3
7 Biaya Tenaga Kerja 30.000 Rp/Th/HOK
8 Peralatan Kandang 500.000 Rp/Th
Penyusutan Peralatan (50%) 250.000 Rp/Periode
9 Produksi Pupuk :
A. Kotoran Basah (60% tercerna) 16 Kg/Ekor/Hari
B. Produksi Kompos (Kadar air = 5 Kg/Ekor/Hari
24,21%)
C. Harga pupuk kompos 1.000 Rp/Kg
D. Produksi Bio Urine Sapi 5 Liter/Ekor/Hari
E. Harga Bio Urine Sapi 1.000 Rp/Liter

ANALISIS KEUANGAN USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI


Dari aspek teknis diatas maka dapat kami gambarkan aspek analitis keuangan dari

Dagang Ternak Sapi Potong 42


penggemukan sapi Bali dalam Periode I (6 bulan) adalah sebagai berikut :

ANALISIS PENGGEMUKAN SAPI BALI


(Dalam 2 Periode)
NO URAIAN JML SAT HARGA (Rp) JML BIAYA (Rp)
A BIAYA BIAYA
1. BIAYA INVESTASI
1. Bangunan Kandang 1 Unit 10.000.000 10.000.000
(Kapsitas 10 ekor)
2. Bangunan Gudang 1 Unit 0 0
pakan
3. Peralatan Kandang 1 Paket 500.000 500.000
TOTAL BIAYA 10.500.000
INVESTASI
2. BIAYA VARIABEL
1. Pembelian Bibit 10 Ekor 5.000.000 50.000.000
bakalan Sapi
2. Hijauan Makanan 72.000 Kg 250 18.000.000
Ternak (HMT)
3. Konsentrat 5.400 Kg 4.000 21.600.000
4. Vitamin dan obat2an 6 Bulan 300.000 1.800.000
5. Biaya Listrik 180 Kwh 1.000 180.000
6.Biaya Air 90 M3 2.500 225.000
TOTAL BIAYA 91.805.000
VARIABEL
3. BIAYA TETAP
Ongkos tenaga kerja 24 HOK 30.000 720.000
Penyusutan Kandang 10 % 10.000.000 1.000.000

Dagang Ternak Sapi Potong 43


10%
Penyusutan Gudang 10 % 0 0
Pakan 10 %
Penyusutan Peralatan 50 % 500.000 250.000
Kandang 50%
TOTAL BIAYA 1.970.000
TETAP
TOTA L B IAY A -B IA YA ( B Y VARI AB EL+B Y IN V ESTASI+B YTE TAP) 104.275.000
B PENERIMAAN
1. Penjualan Sapi 4.440 Kg 25.000 111.000.000
(Target 400 kg/Ekor)
2. Penjualan pupuk 9.000 Kg 1.000 9.000.000
kompos
3. Penjualan Bio Urine 9.000 Kg 1.000 9.000.000
C TOTAL 129.000.000
PENERIMAAN
D KEUNTUNGAN 18.000.000

ANALISIS CASHFLOW PENGGEMUKAN SAPI BALI


Analisis Cashflow merupakan gambaran sebuah investasi yang berjalan selama
periode penggemukan ber langsung.

NO URAIAN Tahun Ke
I II
I PENDAPATAN Periode I Periode II Periode I Periode II
1 Penjualan Sapi Potong 111.000.000 111.000.000 111.000.000 111.000.000

Dagang Ternak Sapi Potong 44


2 Penjualan Pupuk 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000
kompos
3 Penjualan Bio Urine 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000
TOTAL 129.000.000 129.000.000 129.000.000 129.000.000
PENDAPATAN
II PENGELUARAN
A BIAYA INVESTASI
1 Bangunan Kandang 10.000.000 0 0 0
Koloni
2 Bangunan Gudang 0 0 0 0
Pakan
3 Peralatan Kadangan 500.000 0 0 0
B BIAYA TETAP
1 Pembelian Bibit 50.000.000 50.000.000 50.000.000 50.000.000
Bakalan
2 Ongkos Tenaga Kerja 720.000 720.000 720.000 720.000
3 Penyusutan Kandang 0 1.000.000 1.000.000 1.000.000
(10%)
4 Penyusutan peralatan 250.000 250.000 250.000 250.000
(50%)
C BIAYA VARIABEL
1 Biaya HMT 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000
2 Konsentrat 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000
3 Vitamin dan Obat2an 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000
4 Biaya Listrik 180.000 180.000 180.000 180.000
5 Biaya Air 225.000 225.000 225.000 225.000
TOTAL 103.275.000 93.775.000 93.775.000 93.775.000
PENGELUARAN

Dagang Ternak Sapi Potong 45


III BENEFIT PER 25.725.000 35.225.000 35.225.000 35.225.000
PERIODE
IV BENEFIT PER 60.950.000 70.450.000
TAHUN

B/C Ratio = Rp.129.000.000 : Rp.93.775.000 = 1,37


(artinya dalam satu periode produksi dari setiap modal Rp.100 yang dikeluarkan akan
diperoleh pendapatan sebanyak Rp.137)

-BEP (Break Even Point)


BEP Harga = Total biaya : Berat sapi total
= Rp.93.775.000 : 4.440
= Rp.21.120/kg
BEP Volume Produksi = Total biaya produksi : Harga Jual
=Rp.93.775.000 : Rp.25.000/kg
= 3.751 kg

4.5. Faktor Kritis Keberhasilan Usaha


Faktro-faktor kritis yang harus diperhatikan dalam usaha Sapi Potong
diantanya adalah :
 Pencarian bibit yang berkualitas
 Penyediaan pakan
 Pengelolaan yang tidak fokus
 Pengadministrasian proses penggemukan
 Penanggulangan penyakit
Beberapa jenis penyakit yang sering terjadi pada sapi potong diantaranya

Dagang Ternak Sapi Potong 46


adalah :
 Anthrax (radang limpa)
 Penyakit mulut
 Penyakit radang paha
 Penyakit Bruccellosis (keguguran menular)
 Kuku busuk
 Cacing hati, Cacing perut

Faktor-faktor kritis yang harus diperhatikan dalam usaha sapi potong :


a) Teknologi
Para pelaku usaha sapi potong melakukan usaha ternak dengan metode
tradisional dan tidak focus. Mayoritas mereka menjalankan usaha sapi potong
sebagai pelengkap usaha tani lainnya sehingga metode pengembangan usaha
sapi potong tidak dibantu dengan perkembangan teknologi.
Misalnya metode inseminasi tidak diterapkan secara maksimal, mayoritas
mereka melakukan metode perkawinan sapi secara alami sehingga hasil yang
didapat kurang optimal.
b) Metode Pemilihan Usaha
Metode pemilihan usaha sapi potong yang dimaksud disini adalah apakah akan
menjalankan usaha dengan tahapan perkawinan, peranakan dan pemeliharaan
sampai ukuran sapi sudah cukup untuk dijual. Ataukah menjalankan usaha sapi
potong dengan membeli anak sapi umur tertentu untuk kemudian dipelihara 3-5
bulan lalu dijual. Dari kedua metode tersebut yang paling prospek adalah yang
ke 2 yaitu membeli anak sapi untuk dioelihara beberapa bulan kemudian dijual.
Karena metode ini lebih mudah, murah dan tidak repot.
c) Musim Kemarau
Saat musim kemarau umunya relative sulit untuk mendapatkan paka rumput
untuk sapi potong. Sehingga perlu memiliki ketersediaan pasokan rumput yang
bisa konsisten

Dagang Ternak Sapi Potong 47


d) Harga Jual
Yang berlaku dipasaran adalah sapi akan dihargai berdasarkan berat karkas
(kondisi sapi setelah dipotong, tidak termasuk kepala, kaki dibawah lutut, kulit
dan jeroan). Metode penjualan sapi potong dalam keadaan hidup tidak banyak
disukai oleh pembeli, tapi disukai oleh para calo. Hal tersebut mayoritas
dikarenakan banyak pelaku usaha yang curang misalnya yang biasa kita kenal
dengan sapi glonggongan.
e) Kestabilan Harga
Harga daging sapi sering mengalami kenaikan harga (tidak stabil) hal tersebut
dikarenakan kebijakan pemerintah untuk ekspor sapi yang sering disebut-sebut
banyak monopoli dagang yang menguntungkan importir.
f) Harga Pakan
Pakan sapi biasanya dari limbah tahu, kulit kedelai, ataupun kulit singkong,
batang pisang. Namun seiring sejalan pakan-pakan tersebut harganya bernjak
naik sementara harga jual sapi tetap, maka ini akan menjadi kendala. Solusinya
adalah mencari sumber pakan baru yang efektif memberikan penambahan berat
dengan harga murah.
g) Manajemen usaha
Manajemen usaha sapi potong hawrus dilakukan dengan tertib dan disiplin.
h) Lahan dan Kapasitas Produksi
Usaha sapi potong akan sangat ditentukan pula oleh luas lahan dan berapa
banyak sapi potong yang dapat dipelihara. Hal tersebut akan berpengaruh pada
biaya operasional dan margin profit secara keseluruhan.
i) Rasio
Perlu pemahaman mengenai karakter jenis sapi serta rasio penurunan berat badan
sapi setelah dijagal atau dalam kondisi karkas.
j) Pencemaran udara
Masalah pencemaran udara akibat bau dari kotoran ternak sapi. Bisa diatasi
dengan ramuan untuk penetralisir aroma kotoran sapi tersebut.

Dagang Ternak Sapi Potong 48


RANGKUMAN :
 Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam menjalankan usaha dagang sapi
potong adalah : Aspek Legal, Aspek Manajemen, Aspek teknis Produksi, Aspek
Keuangan,
 Faktor-faktor kritis dalam keberhasilan usaha :
Pencarian bibit yang berkualitas, penyediaan pakan, pengelolaan yang tidak
fokus, Pengadministrasian proses penggemukan, dan penanggulangan penyakit.
 Beberapa jenis penyakit yang sering terjadi pada sapi potong diantaranya :
a. Anthrax (radang limpa)
b. Penyakit mulut
c. Penyakit radang paha
d. Penyakit Bruccellois (keguguran menular)
e. Kuku busuk
f. Cacing hati, cacing perut

 Faktor-faktor kritis yang harus diperhatikan dalam usaha dagang sapi potong
adalah :
a) Teknologi
b) Metode pemilihan usaha
c) Musim kemarau
d) Harga jual
e) Kestabilan harga
f) Harga pakan
g) Manajemen usaha
h) Lahan dan kapasitas Produksi
i) Rasio
j) Pencemaran udara

Dagang Ternak Sapi Potong 49


Soal Pretest & Postest :
1. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjalankan usaha dagang ternak sapi
potong adalah :
A. Aspek legal
B. Aspek manajemen
C. Aspek teknis produksi
D. Semua jawaban diatas benar

2. Faktor-faktor kritis keberhasilan usaha dagang sapi potong adalah :


A. Pencarian bibit yang berkulitas
B. Pencemaran udara
C. Kapasitas produksi
D. Jumlah tenaga kerja

Kunci jawaban :
1. D
2. A

Dagang Ternak Sapi Potong 50

Anda mungkin juga menyukai