Anda di halaman 1dari 27

BUSINESS PLAN PETERNAKAN SAPI

“PT MAJU JAYA BEEF”

Entrepreneurship and Innovation Management


I. PROFIL PERUSAHAAN PT MAJU JAYA BEEF

Company Name : PT Maju Jaya Beef


Location : Pemalang Jawa Tengah
Type of Business : Pemotongan daging sapi
Founder : Hendi, Kusnul dan Nirwan
Form of Business Ownership : PT
Social Media : Facebook, Instagram, Line Business, Twitter
Website : Coming Soon, Google Ads

PT Maju Jaya Beef adalah suatu bisnis yang bergerak di bidang penjualan
daging potong. lebih tepatnya daging sapi potong. Usaha ini terbentuk karena
banyaknya investor/orang yang ingin melakukan bisnis pemotongan daging sapi tetapi
tidak mempunyai waktu yang banyak karena kesibukan, keterbatasan lahan terutama
didaerah perkotaan.

Saat ini pemenuhan akan kebutuhan daging sapi di Indonesia masih sangat
kurang. Hal ini disebabkan karena sapi-sapi yang terdapat di Indonesia belum mampu
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dapat dilihat dari kondisi sapi lokal di Indonesia
yang memiliki kondisi fisik yang lebih kecil dibandingkan sapi-sapi yang terdapat di
negara lain, seperti sapi Limosin. Kondisi seperti ini sangat mengkhawatirkan karena
daging sapi merupakan salah satu jenis makanan yang digemari oleh masyarakat.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menangani hal tersebut, seperti
melakukan impor sapi jenis Limosin, Brahman dan Simentil. Akan tetapi usaha tersebut
belum memenuhi kebutuhan daging sapi di Indonesia.

Salah satu usaha yang selalu dilakukan pemerintah Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan daging sapi adalah dengan mengimpor sapi yang memiliki kondisi fisik lebih
besar dibandingkan sapi lokal sehingga kebutuhan daging sapi di Indonesia dapat
terpenuhi. Menurut kami usaha yang telah dilakukan pemerintah sudah baik, namun
belum bisa maksimal. Ketika kondisi seperti ini terjadi, maka kebutuhan daging sapi di
Indonesia yang tinggi tidak dapat terpenuhi dengan baik. Salah satu cara yang dapat
dilakukan yaitu dengan mengembangbiakan sapi-sapi jenis impor itu didalam negeri.
Akan tetapi untuk mengembangbiakannya sendiri iklim Indonesia tidak mendukung,
serta untuk mengembangkan sapi-sapi yang dapat menghasilkan daging banyak
diperlukan berbagai cara, seperti dengan memperhatikan pakan yang diberikan supaya
dapat mempercepat proses penggemukan sapi impor itu sendiri.

Budidaya penggemukan ternak sapi potong mayoritas masih menggunakan pola


tradisional dan skala usaha sampingan. Hal ini dikarenakan besarnya investasi bila
dijalankan secara besar dan modern, dalam skala usaha kecil pun budidaya
penggemukan ternak sapi potong akan memperoleh keuntungan yang baik bila
dijalankan dengan prinsip budidaya modern. Dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas
dan Kesehatan) akan membantu budidaya penggemukan ternak sapi potong baik untuk
skala usaha besar maupun kecil.

Penggemukan sapi potong yaitu memelihara sapi dewasa dalam keadaan kurus
dengan ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif
singkat (3-5 bulan).

Usaha budidaya sapi saat ini sudah berkembang di seluruh kota Indonesia,
namun banyak di antara mereka masih menggunakan budidaya tradisional, sedangkan
untuk mengembangbiakan sapi dengan cara modern yang tergolong sedikit. Maka dari
itu kelompok kami melihat peluang yang besar dalam usaha ternak ini. Dengan
mengusung prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) kami ingin menjadi salah
satu pendorong budidaya dengan cara modern dan menjadi motivasi atas munculnya
pengusaha-pengusaha lain.

Selain menghasilkan daging untuk dikonsumsi, sapi-sapi tersebut juga dapat


menghasilkan produk-produk lain yang menghasilkan laba. Sebagai contoh kulit dan
tanduk sapi yang diambil dagingnya dapat digunakan bahan dasar kerajinan tangan.
Sedangkan kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai biogas untuk kompos.

Sektor agribisnis pemotongan daging sapi merupakan sektor yang sangat


potensial dan sangat berpengaruh terhadap laju pendapatan ekonomi masyarakat. Usaha
pemotongan daging sapi merupakan salah satu bentuk kegiatan usaha yang banyak
ditekuni oleh masyarakat dunia khusunya di Indonesia, terutama pada masyarakat
pedesaan. karena memang usaha pemotongan daging sapi telah membuktikan dirinya
sebagai salah satu sektor yang paling mampu memenuhi kebutuhan protein hewani
masyarakat. Makna yang terkandung dalam usaha tersebut adalah bagaimana usaha
pemotongan daging sapi dijalankan oleh pemotong yang mempunyai pengetahuan dan
keahlian khusus terkait daging sapi guna mendapatkan hasil yang lebih baik, baik dari
sisi pendapatan maupun skala usaha.

Pada dasarnya, Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar di bidang


agribisnis pemotongan daging sapi dengan ketersediaan sumberdaya alamnya yang
sangat melimpah dan lokasi wilayah Indonesia yang strategis di pasar dunia, serta masih
terbuka luasnya prospek pasar agribisnis, baik ditingkat nasional maupun internasional.
Kebijakan pengembangan usaha pemotongan daging sapi pada dasarnya mempunyai
korelasi dan hubungan sinergis dengan usaha pertanian. Dengan adanya pembangunan
subsektor pemotongan daging sapi, maka akan mendorong dan mencerminkan adanya
potensi pengembangan dari komoditas daging dan terciptanya peluang penanaman
modal. Langkah yang dapat ditempuh antara lain dengan mendekatkan aspek komoditas
pada sistem agribisnis. Program Pengembangan Agribisnis (PPA) diarahkan pada
pengembangan usaha komoditas yang memiliki nilai komersial yang ditangani oleh
rakyat banyak.

Pembangunan manajemen pada agribisnis usaha rakyat harus memperhatikan


kelengkapan empat fungsi agribisnis (subsistem sarana produksi, subsistem budidaya,
subsistem pasca panen dan subsistem pemasaran). Konsep ini mempunyai arti, bahwa
pembangunan usaha pemotongan daging sapi harus berorientasi pasar. Sehingga
pembangunan usaha pemotongan daging sapi rakyat dengan penerapan agribisnis,
mempunyai pengertian bahwa sebenarnya tidak ada hambatan lain dalam pembangunan
tersebut kecuali jika sistem agribisnis belum ada dalam perekonomian tersebut.

Dalam dua dasawarsa terakhir permintaan produk pemotongan daging,


khususnya daging sapi terus meningkat. Rata-rata laju peningkatan konsumsi daging
antara Tahun 2017-2018 mencapai 5,43% dibandingkan dengan laju peningkatan
produksi daging sapi sebesar 3,69%, maka dalam jangka panjang diperkirakan akan
terjadi kekurangan produksi akibat adanya pengurasan ternak sapi yang berlebihan.

Mengingat adanya kesenjangan produksi, konsumsi dan populasi, maka


pengembangan pemotongan daging sapi perlu mendapat perhatian.
II. VISI, MISI DAN TUJUAN
Visi:
 Menjadi perusahaan pemotongan daging sapi terbesar di Indonesia.
 Membangun peternakan sapi potong yang memenuhi standar dengan
mengutamakan kuantitas dan kualitas bibit penggemukan sapi.
 Menyediakan ternak sapi potong yang sehat dan aman di konsumsi sebagai
asupan sumber protein hewani masyarakat.

Misi:
 Menciptakan masyarakat Indonesia untuk gemar berinvestasi di bidang
pemotongan daging sapi.
 Membantu pemerintah dalam usaha menghemat devisa dengan cara mengurangi
sapi impor secara bertahap yaitu melalui penyediaan sapi potong produksi dalam
negeri (lokal).
 Menjadi eksportir sapi dimasa yang akan datang khususnya ke manca negara
untuk menambah devisa negara.
 Turut serta memberdayakan peternak sapi potong.
 Turut serta memberdayakan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah Pemalang
khususnya.
 Membuka lapangan kerja dan lapangan usaha.
 Membantu kemitraan usaha penggemukan sapi dengan mengkoordinir
kelompok-kelompok peternak mitra binaan.

Tujuan :
 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Investor.
 Menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap pangan hewani yang
aman, sehat, utuh dan halal.
 Mengembangkan produk daging sapi potong unggulan yang berdaya saing
menghadapi era persaingan bebas yang mendunia.
 Meningkatkan pemberdayaan daging sapi potong melalui kelembagaan yang
tangguh dengan berperan aktif dalam merubah pola usaha tradisional menjadi
pola usaha berorientasi bisnis.
 Terbangunnya etos kemandirian kelompok petani, peternak, pemotong daging
sapi dan sasaran.
 Meningkatkan keterampilan SDM petani, peternak dalam pemeliharaan ternak,
pemotong daging sapi dan mengelola kotoran ternak.

III. KARAKTERISTIK DAN BUDAYA

Dalam menjalankan pemotongan daging sapi di PT Maju Jaya Beef ada karakter
dan budaya organisasi yang ingin kami tanamkan di setiap elemen perusahaan.
Diharapkan dengan budaya ini bisa menjaga kualitas dan keberlangsungan perusahaan
pemotongan daging sapi serta menjadi brand bagi pelanggan tentang kami, karena salah
satu strategi kami adalah brand building.;

Karakter dan budaya tersebut adalah:

a. Kejujuran dan Integritas

Kejujuran dan integritas adalah modal utama kita sebagai makhluk sosial dalam
menjalani hidup, terutama saat kita menjalankan bisnis. Di Perusahaan-perusahaan
besar, kejujuran dan integritas dijunjung tinggi baik dari bottom level hingga ke top
level management. Karena itu kami akan menjunjung tinggi kejujuran dan integritas
di bisnis yang akan kami jalankan.

b. Profesional

Profesional dalam melayani adalah hal yang terus kami jaga dalam memberikan
layanan yang terbaik sehingga memberikan hasil yang maksimal.
c. Inovatif

Kami akan terus berinovasi memunculkan ide-ide cemerlang yang akan


meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan bisnis pemotongan daging sapi dan
akan terus memuaskan pelanggan-pelanggan kami.

d. Lingkungan Ekonomi

Pada saat ini kebutuhan daging di pasaran Indonesia masih besar sekali
peluangnya karena masyarakat membutuhkan daging, namun persediaan daging belum
mencukupi. Peternak sapi saat ini masih memakai sistem peternakan tradisional yang
menggunakan pakan 100% rumput yang berakibat perkembangan berat sapi sangat
lambat. Dengan peluang pasar yang besar kami beralasan membuat PT Maju Jaya Beef
dengan sistem modern yaitu usaha pemotongan daging sapi melalui pembibitan terlebih
dahulu sehingga bisa membuat pertumbuhan berat daging sapi cepat naik dan
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daging masyarat baik dalam negeri maupun luar
negeri.

e. Lingkungan Industri

Usaha yang mengembangbiakan sapi dengan sistem modern masih tergolong


sedikit pesaingnya. Meskipun demikian kami berusaha membuat usaha peternakan kami
memiliki kelebihan yang belum tentu dimiliki oleh peternakan lain seperti dalam aspek
pangan, kandang dan pengelolaan limbah kotoran sapi.

f. Lingkungan Global

Melihat kebutuhan daging sapi dalam negeri yang masih defisit dan kebutuhan
pasar dalam negeri dan luar negeri yang terus meningkat maka ini menjadi peluang bagi
kami untuk lebih mengembangkan bisnis ternak ini.

g. Kekuatan Produk

1) Investor dapat memilih lokasi pemotongan daging sapi sesuai dengan keinginan.
2) Investor dapat memilih hewan ternak yang akan di investasikan sesuai
keinginan.
3) Hewan yang di investasikan sehat dan tidak cacat serta bersertifikasi dari dinas
peternakan.
h. Analisis pesaing

Sedikitnya pesaing yang berinvestasi di bidang pemotongan daging sapi. Dan


masih sedikit pula masyarakat yang membangun perusahaan pemotongan daging sapi
melalui pembibitan terlebih dahulu.

i. Analisis Pasar

Penduduk Indonesia mayoritas muslim terbesar di dunia dimana pada hari raya
qurban untuk kebutuhan daging nasional belum tercukupi.

IV. RENCANA PRODUKSI


1. Strength (Keunggulan)
o Perputaran modal cepat.
o Jarak waktu BEP yang cukup singkat.
o Ketersediaan lahan, bibit sapi dan pakan.
o Mudah dalam pemasaran.
o Bisnis yang cukup mudan dan simple.
o Bibit ternak sehat dan berkualitas tinggi.
o Lokasi strategis.
o Tempat bersih dan higienis.
o Karyawan berpengalaman dibidangnya.
o Adanya pembeli tetap.
o Penggunaan teknologi untuk memantau ternak.

2. Weakness (Kelemahan)
o Terbatasnya lahan ternak.
o Terbatasnya sumberdaya manusia.
o Keterbatasan modal usaha peternak.
o Muncul pesaing baru.
o Pemasaran masih konvensional (belum via website atau aplikasi).
3. Opportunity (Peluang)
o Memberi kesempatan bagi para investor.
o Kebutuhan daging sapi tidak hanya saat hari raya Idul Adha.
o Membuka lapangan pekerjaan masyarakat.
o Hubungan yang baik dengan investor, pemasok dan pembeli.
o Program pemerintah untuk swasembada sapi yang masih belum tercapai.
o Pembatasan impor daging beku dan sapi potong oleh pemerintah.
o Kebutuhan sapi Idul Adha sangat tinggi.
o Kebutuhan daging sapi yang terus naik.
o Terbatasnya peternak di Indonesia.

4. Threats (Ancaman)
o Munculnya usaha yang sejenis.
o Persaingan harga semakin ketat.
o Cuaca, sehingga mempengaruhi kualitas pakan.
o Penyakit ternak, sehingga mempengaruhi jumlah panen hewan ternak.
o Penolakan dari masyarakat (bau limbah).
o Harga pakan yang semakin mahal.
o Alih fungsi lahan peternakan

V. RENCANA PEMASARAN

Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia.
Pasar yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung,
Jakarta, Semarang, Surabaya dan lain lain. Namun demikian jumlah produksi tersebut
masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam
rencana usaha pemotongan daging sapi melalui pembibitan dan penggemukan sapi ini
ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar baik di kota-kota besar yang potensial.
Strategi yang akan dilakukan PT Maju Jaya Beef yaitu, meningkatkan populasi,
menjaring sapi betina produktif di RPH untuk dimitrakan dengan peternak, melakukan
koordinasi intensif dengan semua pihak yang terkait dengan usaha peternakan,
melakukan bimbingan dan penyuluhan (sosialisasi), mengembangkan dan menambah
jumlah sapi gemukan dan industri turunan (pupuk organik dan RPH), merubah pola
/sistem breeding, feeding dari ekstensif menjadi intensif dengan memanfaatkan
teknologi, memanfaatkan skim kredit dan program pemerintah di bidang peternakan.
Menurut Kolter (2004), strategi pemasaran adalah perekat yang bertujuan untuk
membangun dan memberikan proporsi nilai yang konsisten dan membangun citra yang
berbeda kepada pasar.

A. Product (Produk)
Produk yang akan ditawarkan PT Maju Jaya Beef yaitu produk berupa
ternak sapi potong sebagai produk utama, jenis sapi yang yang akan dimiliki yaitu
sapi bali dan sapi brahman cross. Kualitas sapi menjadi sasaran utama dalam
penjualan. Pada saat pengadaan sapi, perusahaan benar-benar memperhatikan
kualitas sapi itu sendiri, pengadaan sapi biasanya berasal dari Kabupaten Bone,
Sinjai, dan Kendari. Penyeleksian sapi dilakukan dengan memperhatikan beberapa
hal yang menjadi standar di perusahaan, seperti proses pembelian yang sebelumnya
harus dilakukan pengambilan sampel darah, pengukuran tinggi badan serta
pengukuran berat badan, begitupun saat penjualan dilakukan penimbangan berat
badan dan kemudian penentuan harga. Selain dari produk utama sapi, perusahaan
juga menghasilkan produk sampingan berupa pupuk organik kompos dan granula.
Limbah ternak berupa feses diolah dan dimanfaatkan menjadi kompos dan
kemudian dijual. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kolter dan Amstrong (1997)
yang mengatakan bahwa produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi, sehingga dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan.

b. Price (Harga)
Harga merupakan aspek penting dalam pemasaran, Penentuan harga
merupakan proses unik, karena melibatkan tawar-menawar yang dapat
diprediksikan dari aspek cost, value dan competitor. Aspek yang lebih mendalam
dan sulit adalah value dan competitor, karena ini paling spesifik dan unik dari tiap
kasus yang dihadapi perusahaan. Harga yang ditawarkan oleh PT Maju Jaya Beef
murah dan setara dengan perusahaan Sapi potong lainnya. Alternatif yang dilakukan
adalah dengan menetapkan harga yang lebih bersaing (lebih rendah). Alternatif lain
adalah memberikan potongan harga untuk transaksi pembelian dengan jumlah
tertentu, misalnya dengan strategi potongan harga secara teratur dan disesuaikan
pada momen tertentu, namun hendaknya perusahaan memperhitungkan dengan teliti
agar pemberian potongan harga tersebut tidak berpotensi terhadap penurunan laba
perusahaan

c. Promosi
Promotion (strategi promosi) Strategi yang dapat dijalankan untuk kegiatan
promosi adalah :
a. Personnal Selling Strategi
adalah menjaring konsumen melalui penawaran dengan alat komunikasi, dimana
telepon merupakan andalan dari perusahaan. Selain itu pengenalan produk
diperoleh dari mulut ke mulut melalui konsumen yang sudah ada. Strategi untuk
meningkatkan kegiatan personnal selling dapat dilakukan dengan memberikan
bonus kepada konsumen yang mereferensikan perusahaan Sapi potong PT Maju
Jaya Beef tetapi harus dengan pembelian dalam jumlah besar.
b. Testimoni
Testimoni dapat dilakukan di pasar tradisional untuk memperoleh pengakuan
dari konsumen yang datang dan meyakinkan konsumen tentang uraian dari
pihak perusahaan mengenai mutu produk dari hasil perusahaan Sapi potong PT
Maju Jaya Beef ini.
c. Sales Force
Dilakukan di tempat umum, misalnya di pusat perbelanjaan, pertokoan, tempat
wisata dan lainnya. Sales force tidak selalu diperlukan, karena kebanyakan
orang membeli produk Sapi potong yang sudah tersedia di pasaran, kecuali
produk Sapi potong PT Maju Jaya Beef memiliki merk/ kemasan, sehingga
dirasa penting untuk mengenalkan merk produk PT Maju Jaya Beef di tempat
umum yang ramai dikunjungi orang. Hal ini menjadi strategi untuk memasarkan
produk secara agresif kepada konsumen
d. Advertorial
Dapat dijalankan dengan memasang halaman advertorial di surat kabar lokal,
ataupun brosur dengan tampilan menarik yang berisi tentang paparan logis dan
alasan kuat mengenai mengapa memilih daging dari Sapi potong dari PT Maju
Jaya Beef layak untuk dikonsumsi. Kemasan dan isi materi dibuat semenarik
mungkin, agar pembaca dapat terpengaruh tanpa merasa ditipu oleh pembuat
berita (dengan ketentuan sudah memiliki merk/kemasan).
e. Place (Strategi Distribusi)
Strategi distribusi yang dilakukan dinilai baik oleh konsumen, tetapi ada
beberapa kekurangan yang harus segera diantisipasi oleh perusahaan, yaitu
jumlah pemasaran yang terbatas, maka alternatif strateginya adalah melakukan
promosi untuk lebih meningkatkan penjualan.

Pelaksanaan strategi hendaknya diiringi oleh upaya membuat studi kelayakan


untuk melihat, apakah strategi tersebut tepat dilakukan. Selain memerlukan investasi
dalam jumlah besar, perusahaan juga harus mampu melihat, apakah terdapat konsumen
yang menjadi pasar sasarannya.

A. Target Pasar

Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka
luas. Ternak sapi secara periodik memiliki permintaan yang tinggi yaitu menjelang Hari
Raya qurban. Selain itu ternak sapi juga dapat dikembangkan untuk pemenuhan
kebutuhan konsumsi daging sapi harian.

Target pemasaran pemotongan daging sapi adalah pasar ternak yang ada di
daerah seluruh Indonesia dan perusahaan Feedlot (penggemukan sapi potong) berskala
besar yang akan kami ajak untuk bekerja sama.

B. Posisi Produk

Perusahaan peternakan menggunakan kelayakan teknik K-3 (Kuantitas, Kualitas,


Kesehatan), perkandangan dan pakan. Dengan menggunakan teknik tersebut peternakan
sapi dapat menghasilkan sapi yang relatif kebal terhadap penyakit dan daging yang di
hasilkan lebih berkualitas, sehingga daging sapi dari PT Maju Jaya Beef berani bersaing
dari daging sapi lain dan harga yang kami tawarkan juga relatif sama dengan daging
sapi lainnya.

C. Perencanaan Pemasaran

Dalam melakukan kegiatan promosi, ada beberapa cara dan strategi yang
dilakukan untuk mempromosikan dan memasarkan agar dapat dikenal oleh konsumen
melalui beberapa cara :

1. Social Networking
Berkembangnya jaringan internet saat ini memberi kemudahan untuk
mempromosikan produk kami. Kami memanfaatkan Social Networking seperti blog,
twitter, Instagram, Line bisnis dan facebook. Disini kami mempunyai admin-admin
yang siap menjawab pertanyaan-pertanyaan dari calon pembeli.

2. Dari mulut ke mulut


Dengan banyak bersosialisasi dengan orang – orang semisal ketika di pasar hewan
atau ketika ngopi dan mengobrol.

3. Iklan (pamflet, banner dan spanduk)


Pamlet, banner dan spanduk yang di pasang disetiap sudut-sudut kota dan
penyebaran/penempelan pamlet di lokasi-lokasi yang strategis.

D. Distribusi
Penjualan daging sapi potong PT Maju Jaya Beef dilaksanakan dengan
pelanggan memesan dan datang ke peternakan. Pelangan biasanya dari perusahaan sapi
potong dan pelanggan langsung. Promosi yang digunakan PT Maju Jaya Beef dengan
mempunyai blog, twitter, facebook, iklan, Instagram, Line bisnis dan penyebaran
pamflet tersebar ditempat strategis. Sehinggan pelanggan mendapatkan informasi
pemotongan daging sapi PT Maju Jaya Beef dengan mudah.
VI. RENCANA OPERASIONAL

Rencana operasional / langkah jangka pendek yang akan dilakukan oleh PT


Maju Jaya Beef adalah :
a. Pemasaran
1) Memperluas jaringan pemasaran dengan melakukan penetrasi pasar dengan
menjalin pola kemitraan dengan UKM yang bergerak di bidang makanan
dengan produk daging sapi.
2) Menciptakan variasi produk ternak baru, misalnya dengan mengemas daging
Sapi dan memberi label pada produk olahan daging sapi.
3) Meningkatkan volume penjualan dengan efektivitas pemasaran, yaitu dengan
menambah tenaga pemasaran (marketing).
4) Konsisten dengan mempertahankan produktivitas untuk diterima pasar, yaitu
menambah, atau mempertahankan pemotongan Sapi setiap harinya, agar
konsumen tidak kecewa dengan stok daging yang ada.
5) Kami akan selalu cermat dalam mengelola konsumen loyal dengan cara
memperlakukan konsumen dengan layak, menjalin hubungan yang dekat
dengan pelanggan, mengukur atau mengelola kepuasan pelanggan dan
memberikan ekstra (penjelasan produk, atau contoh). Konsep pemasaran
layanan pesan antar dilakukan untuk mengatasi persaingan yang semakin hebat.
Penawaran produk dilakukan dengan menghubungi konsumen melalui telepon.

b. Keuangan
Keuangan merupakan salah satu instrument penting dalam sebuah perusahaan
seperti PT Maju Jaya Beef maka dengan sangat perlu untuk memperkuat
permodalan agar dapat bersaing dengan pesaing sesama perusahaan Sapi potong
serta untuk meningkatkan modal dan menunjang kegiatan industri dengan
memanfaatkan lembaga perbankan atau pun investor-investor.

c. Produksi
PT Maju Jaya Beef akan memanfaatkan teknologi dan infrastruktur yang tersedia
untuk meningkatkan mutu produk, misalnya dengan mendatangkan alat-alat yang
mempercepat pemotongan Sapi, sehingga konsumen tidak menunggu terlalu lama
tetapi juga harus memperhatikan mutu daging Sapi (sebelum pemotongan
dilakukan pengecekan kesehatan setiap Sapi). Infrastruktur untuk pemanfaatanlahan
dan air merupakan konstrain yang utama dalam pengembangan ternak Sapi.

d. Sumber Daya Manusia


Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang mutu dalam arti
umum dan mutu produk untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan mutu
SDM. Di samping itu diperlukan standar layanan bagi pelanggan/ konsumen.
Perhatian terhadap konsumen merupakan hal yang harus diperhatikan dan
dilaksanakan oleh perusahaan. Dengan adanya pelayanan yang memuaskan, maka
konsumen akan merasa dihargai. Pelayanan yang memuaskan, mencakup sikap
(kerapian, kesopanan dan keramahan) karyawan dan fasilitas yang memadai,
misalnya kebersihan penjualan dan pemotongan sapi yang selalu terjaga.

Untuk proses pendistribusian dalam perusahaan terbagi menjadi dua yaitu


saluran distribusi dan distribusi fisik. Dalam saluran distribusi meliputi penelitian,
promosi, negosiasi dan pembiayaan. Didalam penelitian awalnya, perusahaan
melakukan penelitian terhadap pangsa pasar yang terdapat di seluruh Indonesia. Setelah
diteliti perusahaan sadar bahwa pasar di Indonesia membutuhkan supplier daging sapi
dalam jumlah yang besar. Untuk promosi, perusahaan melakukan promosi via mulut ke
mulut, Sosial Media, Brosur dan Pamlet. Di dalam negosiasi, perusahaan melakukan
negosiasi terhadap pembeli dan pemasok. Tujuan dari negosiasi tersebut adalah kedua
belah pihak dapat memperoleh keuntungan yang sama. Pembiayaan awal yang
digunakan perusahaan berasal dari modal bersama. Setelah perusahaan dapat menguasai
pasar, modal awal yang digunakan dapat terpenuhi dan menjadi keuntungan sendiri bagi
perusahaan.
Setiap 2 minggu perusahaan mengupdate hewan sapi potong ke Investor,
perusahaan menyediakan dokter hewan yang profesional sehingga dapat menjamin
kesehatan dari hewan ternak yang siap dipotong tersebut dan perusahaan akan selalu
mengontrol kebersihan kandang.
VII. RENCANA ORGANISASI

A. Struktur Organisasi

Untuk berjalannya sebuah perusahaan / PT maka diperlukan sebuah struktur


organisasi yang akan memimpin atau menjadi tanggung jawab seseorang dalam
mengembangkan atau membesarkan perusahaan seperti PT Maju Jaya Beef.
Adapun PT Maju Jaya Beef ini adalah usaha bersama dan modal yang di
gunakan adalah modal bersama maka struktur organisasinya yaitu sebagai berikut :

Direktur

Dept. Dept. Dept.


Finance Dept. HC
Operasional Pemasaran

Quality
Maintenance Logistik Kesehatan Control Pemasok Pengelolaan

Barang
Sipil Dokter QC In Pelanggan Pengembangan
masuk

Barang
Elektrical QC Out
Keluar

QC Proses

B. Kewajiban dan Tanggung Jawab


1. Direktur
Seorang direktur bertugas untuk mengatur tiap-tiap manajer di bawahnya.
Yang meliputi, prosedur kegiatan, tujuan dan misi, kebijakan operasional, serta
pengawasan dan kontrol terhadap para manajer dan pertanggungjawabannya.
Direktur juga memiliki wewenang untuk melakukan pengangkatan,
pemindahan (mutasi), dan pemberhentian karyawan. Jabatan direktur juga
terpilah menjadi beberapa bagian, yaitu jabatan direktur keuangan dan direktur
personalia.
2. Departemen Finance
Bidang finansial ini memiliki tugas pokok sebagai:
• Pengawas operasional mengenai keuangan perusahaan.
• Memberi pertanggungjawaban dalam tiap kegiatan yang terkait urusan
finansial.
• Menetapkan prosedur pelaksanaan secara rinci tentang keuangan.
• Melakukan pengecekan lapangan mengenai bagian yang terkait masalah
keuangan.
• Meminta pertanggungjawaban dari tiap-tiap bagian yang ada di bawahnya.
• Menetapkan standar pekerjaan lapangan untuk memastikan dan menjamin
tidak adanya kebocoran terkait penggunaan keuangan.

3. Departemen Operasional
Maintenance
• Melakukan Perbaikan kondisi kandang.
• Tempat pengelolaan limbah dan tempat penampungan pakan.

Logistik
• Memperlancar arus barang secara efektif dan efisien untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan peningkatan daya saing
produk nasional di pasar domestik, regional, dan global.
• Membangun simpul - simpul logistik nasional dan konektivitasnya mulai
dari pedesaan, perkotaan, antar wilayah dan antar pulau sampai dengan
Pelabuhan Hubungan Internasional melalui kolaborasi antar pemangku
kepentingan.
• Memperlancar arus barang secara efektif dan efisien
• Menurunkan biaya logistik, memperlancar arus barang dan meningkatkan
pelayanan logistik sehingga meningkatkan daya saing produk nasional di
pasar global dan pasar domestik.

Kesehatan:
• Peran dokter hewan sangat penting terutama dalam mengambil,
menentukan dan menjalankan kebijakan mengenai segala hal yang
menyangkut pembangunan pada umumnya dan menjaga kesehatan
hewan khususnya. Kebijakan yang harus diambil mempunyai dampak
yang luas dan sangat nyata bagi masyarakat, sehingga memerlukan
berbagai pertimbangan teknis yang acuan referensinya belum tentu
diperoleh dengan mudah dan dalam waktu singkat.
• Tantangan seorang dokter hewan dalam menangani
pengendalian penyakit (disease control), keamanan pangan (food
safety), dan kesehatan lingkungan (environmental health). Diperlukan
keterlibatan yang intens dari dokter hewan dalam mengantisipasi
kemungkinan masuknya penyakit dari luar wilayah atau timbulnya
wabah penyakit hewan menular dengan suatu manajemen kesiagaan
darurat (emergency management). Begitu juga keterlibatan dokter
hewan dalam setiap tahapan dan komponen yang membangun mata
rantai penyediaan bahan untuk dikonsumsi (Naipospos, 2010).
• Penanganan utama yang harus di ambil oleh dokter hewan
adalah biosecurity. Biosecurity adalah langkah pencegahan yang
dirancang untuk mengurangi risiko penularan penyakit menular pada
ternak. Biosecurity harus dilaksanakan secara baik dan benar untuk
memenuhi produktivitas ternak, efisiensi ekonomi dan produksi semen.
Quality Control

Dalam proses operasional Quality control ikut serta dalam mengawasi


Penyiapan bahan perumusan dan penyusunan kebijakan dibidang pakan:

• Penyiapan bahan pemberian petunjuk teknis dibidang pakan.


• Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penerapan
kebijakan dibidang pakan.
• Penyiapan bahan pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pakan
ternak.
• Penyiapan bahan penyusunan pedoman standarisasi pakan ternak.
• Penyiapan bahan pengembangan lahan hijauan, padang pengembalaan,
dan kebun benih hijauan pakan ternak.
• Penyiapan bahan pembinaan dalam penyusunan ransum, dan
penerapan teknologi pakan ternak.
• penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar mutu pakan ternak.
• penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan
penggunaan dan peredaran pakan jadi, pakan konsentrat, dan pakan
tambahan.

4. Departemen Pemasaran
• Aktif Mencari Target
Pangsa pasar harus telah terencana bersama dengan pemikiran konsep
bisnis, pantau lokasi dimana calon pembeli berada, tentukan berdasarkan
wilayah.
• Merekap Data Hasil Penjualan
Data hasil penjualan harus disusun rapi, detail dan terperinci. Hal ini untuk
memudahkan pihak lain saat menganalisinya. Evaluasi dilakukan atas dasar
rekapan data tersebut. Selanjutnya akan dipakai untuk menilai ketepatan
strategi sales. Cara promosi tepat ketika penjualan meningkat dari waktu ke
waktu.
• Menjamin Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan terjadi karena manfaat yang diberikan produk sesuai
informasi sales saat promosi. Paparkan semua hal yang menyangkut produk
agar pelanggan tidak merasa tertipu. Bila salah satu unsur dari produk tidak
diketahui dan mengakibatkan kerugian, maka berdampak pada kekecawaan
• Mencari Mitra Kerja.
Menggandeng pihak lain guna meningkatkan penjualan produk ialah cara
mempercepat proses penjualan. Tentu harus dengan persetujuan pemimpin
dari hasil diskusi yang telah dilakukan sales sebelumnya. Kerjasama ini
harus menguntungkan bagi kedua belah pihak. Mitra sales marketing dapat
berasal dari kalangan lembaga keuangan, jasa pengiriman barang dan lain
sebagainya.
• Menyusun Strategi Lanjutan
Penyusunan strategi lanjutan menjadi tanggungjawab sales marketing bila
cara-cara anjuran perusahaan tidak dapat memenuhi target. Ketentuan yang
telah disepakati bersama boleh dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi
lapangan.

5. Departemen Human Capital / HRD

Tugas seorang HRD berhubungan dengan sumber daya manusia, maka


seorang HRD harus memahami tugas dan tanggung jawabnya. Berikut ini tugas
dan tanggung jawab HRD :

• Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia.


Dalam hal ini termasuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumber
daya manusia dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.
• Membuat sistem HR yang efektif dan efisien, misalnya dengan membuat
SOP, job description, training and development system dll.
• Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan, mulai dari
mencari calon karyawan, wawancara hingga seleksi.
• Melakukan seleksi, promosi, transfering dan demosi pada karyawan yang
dianggap perlu.
• Melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi, mental,
keterampilan dan pengetahuan karyawan yang sesuai dengan standar
perusahaan.
• Bertangggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi karyawan,
perhitungan gaji, bonus dan tunjangan.
• Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbaharui masa berlakunya
kontrak kerja.
• Melakukan tindakan disiplin pada karyawan yang melanggar peraturan atau
kebijakan perusahaan.
VIII. RENCANA KEUANGAN
BIAYA AWAL
Pembuatan Kandang 50 ekor Rp 100,000,000
Biaya Peralatan Rp 50,000,000
Sewa Lahan 1 tahun Rp 75,000,000
Rp 225,000,000

BIAYA OPERAS IONAL


Fix Cost
Penyusutan Kandang (Asumsi perperiode) 3/48 x Rp 100,000,000 = Rp 6,250,000
Penyusutan Alat (Asumsi 90 hari) 3/12 x Rp 50,000,000 = Rp 12,500,000
Amortisasi Sewa Lahan (Asumsi 90 hari) 3/12 x Rp 75,000,000 = Rp 18,750,000
Rp 37,500,000

BIAYA GAJI PEGAWAI


Direktur / M anager 1 org x 3 bl x Rp 8,000,000 = Rp 24,000,000
Supervisor 4 org x 3 bl x Rp 5,000,000 = Rp 60,000,000
Staff 9 org x 3 bl x Rp 3,500,000 = Rp 31,500,000
Dokter Hewan 1 org x 3 bl x Rp 4,000,000 = Rp 12,000,000
Office Boy 5 org x 3 bl x Rp 2,000,000 = Rp 30,000,000
Rp 157,500,000
BIAYA PEMAS ARAN
Pamlet 50 lbr x 50 lbr x 3 bl x Rp 1,000 = Rp 4,500,000
Instagram 3 bl x Rp 1,000,000 = Rp 3,000,000
Rp 7,500,000
BIAYA KANTOR
Listrik 3 bl x Rp 2,000,000 = Rp 6,000,000
M aintenance 3 bl x Rp 1,000,000 = Rp 3,000,000
Perizinan = Rp 20,000,000
Rp 29,000,000

TOTAL FIX COS T Rp 231,500,000

VARIABEL COST
Bibit Sapi 50 ekor x Rp. 10.000.000,- Rp 500,000,000
Pakan
- Konsentrat (50 ekor x 8kg x 90 hari x Rp. 7.500,-) Rp 270,000,000
- Hijauan / rumput (50 ekor x 25 kg x 90 hari x Rp. 8.000,- ) Rp 90,000,000
- Vittoterna/Suplemen (200 botol x Rp. 45.000,-) Rp 9,000,000
Air (3 bulan x Rp. 2.000.000,-) Rp 12,000,000

TOTAL VARIAN COST Rp 881,000,000

TOTAL BIAYA OPERAS IONAL Rp 1,112,500,000


REVENUE

Penjualan setelah 90 hari / 3 bulan


= Sapi Siap Potong x Harga / Kg x Bobot Rata-Rata Sapi Siap Potong
= 45 ekor x Rp. 110.000,- x 325 kg
= Rp. 1.608.750.000,-

PROFIT
= TR – TC
= Rp. 1.608.750.000,- (-) Rp. 1.112.500.000,-
= Rp. 496.250.000,-

ESTIMASI
Kegiatan selama 1 Tahun dengan 4 Periode
= TC = FC + VC
= Rp. 1.112.500.000,- per periodic
= Rp. 4.450.000.000,- 4 periodik

Total Revenue selama 1 Tahun


= Rp. 1.608.750.000,- x 4 periode panen
= Rp. 6.435.000.000,-

Total Profit selama 1 Tahun


= Rp. 496.250.000,- x 4 periode panen
= Rp. 1.985.000.000,-

ANALISA RETURN ON INVESTMENT (ROI)


ROI = (Keuntungan : Biaya Operasional) x 100%
= Rp. 496.250.000,- : Rp. 1.112.500.000,-) x 100 %
= 44.6%

SHARING PROFIT 50% dari TOTAL PROFIT 1 TAHUN


INVESTOR = Rp. 992.500.000,-

ANALISA KEBUTUHAN INVESTASI DALAM 1 Tahun


Total Biaya Operasional x 4 periode
= Rp. 112.500.000,- x 4 = Rp. 4.450.000.000,-
Analisa Profit Investor Dalam 1 Tahun
Total Investasi A : Rp. 4.450.000.000,-
B : Rp. 992.500.000,-
Persentase (B : A) = 22.30 %
IX. RENCANA STRATEJIK

Rencana Strategi yang akan dilakukan oleh PT Maju Jaya Beef terbagi dalam 2
(dua) tahap yakni :
a. Strategi jangka pendek (1-2 tahun ke depan) dapat dilakukan oleh perusahaan
adalah melakukan strategi yang relatif tidak terlalu menuntut banyak biaya
operasional, yaitu strategi produk, harga dan strategi promosi. Strategi produk untuk
jangka pendek adalah melakukan diversifikasi produk berupa penambahan produk
(daging Sapi), atau menciptakan variasi produk makanan dari daging sapi. Strategi
harga untuk jangka pendek adalah melakukan potongan harga dengan teratur dalam
pembelian dengan jumlah tertentu. Harga suatu komoditas pada dasarnya
merupakan salah satu refleksi dan adanya indikator kuat lemahnya permintaan dari
suatu komoditas (Winarso, 2004) Strategi promosi dilakukan dengan mengadakan
promosi melalui penyebaran pamphlet di pusat-pusat perbelanjaan, atau di kawasan
perumahan, memasang papan reklame di tempat strategik, melalui media lain seperti
radio dan surat kabar dan melaksanakan promosi melalui hubungan masyarakat
dengan menjadi sponsor perusahaan, atau memberikan bonus kepada konsumen.

b. Strategi jangka waktu 3-5 tahun ke depan ditargetkan untuk jangka panjang,
misalnya pembukaan tempat pemotongan dan penjualan daging Sapi baru. Strategi
ini memerlukan biaya, perijinan dan koordinasi khusus dalam penerapannya. Selain
itu, strategi produk dengan terus melakukan inovasi dalam pengembangan produk
hasil olahan daging Sapi juga ditujukan untuk jangka panjang, karena memerlukan
biaya dan penelitian khusus. Tujuan jangka panjang adalah meningkatkan kepuasan
konsumen, mengoptimalkan keuntungan, meningkatkan posisi perusahaa dalam
persaingan pasar dan meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan

PT Maju Jaya Beef akan lebih memprioritaskan upaya memperluas, atau


mengembangkan pasar, mengingat pelanggan potensial belum terjangkau sepenuhnya.
Saat ini, konsumen sebagian besar merupakan pelanggan loyal, atau tetap, maka strategi
pengembangan pasar ditujukan untuk meningkatkan volume penjualan dan membidik
konsumen potensial.
Minggu Pertama :
a. Membuat aplikasi untuk daging sapi potong dari PT Maju Jaya Beef
b. Fokus pada marketing/ promosi melalui aplikasi dan media sosial (Facebook,
Instagram dan Line business).

Bulan Pertama :
a. Promosi.
b. Membuat kandang dan fasilitas pendukung.
c. Membuat perizinan (OJK, Notaris, LH, dan SIU).
d. Rekruitmen karyawan karyawan tahap 1.

Semester Pertama :
a. Promosi.
b. Pembelian bibit ternak unggul.
c. Melengkapi fasilitas dan prasarana lainnya.
d. Menyiapkan outlet/kedai penjualan daging.

Tahun Pertama :
a. Promosi.
b. Panen hasil ternak.
c. Evaluasi hasil ternak.
d. Membuat laporan keuangan tahunan.
e. Membagi deviden kepada investor.
X. PENILAIAN RESIKO
Kendala :
a. Kenaikan bobot sapi tidak sesuai dengan harapan, hal ini biasa terjadi pada sapi
import.
b. Sulit menemukan pemasaran daging sapi yang baik.

Solusi :

1. Bobot badan sapi import tidak optimal tumbuhnya, dapat di siasati dengan :

• menyesuaikan kandang sapi import. Sapi import cocok dalam kondisi


kandang bersuhu rendah.
• Beberapa sapi import, membutuhkan pakan biji-bijian yang mengandung
protein tinggi.
• Sebaiknya mengambil bibit sapi dari persilangan sapi import dan lokal.

2. Sulitnya menemukan pasaran untuk daging sapi dapat di siasati dengan :

• Melakukan survey kepasar terdekat, bagaimana cara menjual daging sapi.


• Mencari informasi di media sosial seperti facebook, teman, dan pedagang
daging sapi yang ada di pasaran.
• Namun jika kita sudah menjalankan usaha ini, otomatis dalam hal pemasaran
bukan kendala lagi, karena kita telah di kenal, tapi harus tetap berhati-hati
jika ada pembeli yang datang ke kandang. Sebab pemasaran daging sapi
kerap di tunggangi oleh para makelar. Hal itu tidak menjadi masalah jika
sama-sama menguntungkan.
KESIMPULAN

Dunia usaha saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Dengan meningkatnya jumlah perusahaan peternakan tentunya persaingan pun semakin
ketat. Hal ini membuat perusahaan PT Maju Jaya Beef berfikir untuk terus berinovasi
demi menjaga perusahaan agar tetap mampu bersaing dengan perusahaan sejenisnya.

Investor layak memberikan modal untuk perusahaan PT Maju Jaya Beef karena
perusahaan daging sapi potong ini memberikan keuntungan yang sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai