Anda di halaman 1dari 16

Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

‫د أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬ ُ


ُ ‫ وأشه‬، ‫والصالة والسال ُم عىل خاتم النبيين‬ ‫الحمد لله رب العالمين‬

،،‫د أن محمدا ً عبده ورسوله وبعد‬


ُ ‫وأشه‬

Al-udhiyah: Merupakan hewan-hewan ternak yang disembelih karena idul adha

untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala. Ibadah ini disyariatkan berdasarkan

al-Kitab, Sunnah, dan Ijma' (kesepakatan) umat Islam. Allah Ta'ala berfirman,

)‫(فصلِّ لرب ِّك وانحر‬

"Tunaikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah" (Q.S. Al-Kautsar: 2).

Ibnu Umar berkata, "Nabi ‫ ﷺ‬melaksanakan ibadah kurban selama sepuluh

tahun di Madinah." (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Anas radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Nabi ‫ ﷺ‬menyembelih dua ekor kambing

bertanduk dan gemuk, beliau menyembelihnya dengan tangannya sendiri,

kemudian beliau mengucapkan takbir dan berdoa. Beliau meletakkan kakinya di

atas leher kambing tersebut." (Muttafaqun 'alaih).

Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni (13/360) menyebutkan, "Umat Islam

sepakat tentang disyariatkannya kurban." Sementara Ibnu Hajar dalam kitab

Al-Fath (10/3) mengatakan, "Tidak ada perbedaan pendapat mengenai status

kurban sebagai salah satu syariat agama."

1
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

Hukum kurban: Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, ada yang

mengatakan wajib dan ada juga yang mengatakan sunnah muakkadah (sunnah

yang ditekankan). Pendapat yang lebih kuat adalah kurban wajib bagi yang

mampu, ini adalah pendapat Al-Awza'i, Al-Laith, mazhab Abu Hanifah, dan

riwayat dari Imam Ahmad dan Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah mengatakan,

"Pendapat ini adalah salah satu dari dua pendapat dalam mazhab Malik atau

pendapat yang paling jelas dalam mazhab Malik." Dia juga mengatakan,

"Kewajiban kurban tergantung pada kemampuan seseorang yang dia memiliki

kelebihan dari kebutuhan-kebutuhannya." (Fatwa 23/162). Adapun dalil-dalil

yang menguatkan kewajiban kurban adalah sebagai berikut:

1. Ibnu Umar berkata, "Nabi melaksanakan kurban selama sepuluh tahun di

Madinah." (HR. Ahmad dan Tirmidzi) beliau tidak pernah meninggalkannya

walaupun hanya sekali.

2. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, "Wahai manusia, sesungguhnya setiap keluarga wajib

menyembelih kurban setiap tahun." Berkata Ibnu Hajar dalam Al-Fath -

(HR. Ahmad dan empat imam mazhab dengan sanad yang kuat, dan

diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam kitab Sunan) - Aku katakan: Hadits ini

juga terdapat dalam Shahih Abu Dawud (2487).

3. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, "Barangsiapa mampu melakukannya, tetapi tidak

melaksanakan kurban, maka janganlah ia mendekat ke tempat kami

shalat." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al-Hakim).

Ibnu Hajar dalam kitab Al-Fath menyatakan bahwa perawi hadis tersebut

2
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

adalah thiqah (terpercaya), dan Al-Albani menghasankan hadits ini dalam

Shahih Ibnu Majah.

4. Allah Ta'ala berfirman, "Tunaikanlah shalat karena Tuhanmu dan

berkurbanlah" yang menunjukkan perintah untuk menyembelih setelah

shalat, dan perintah tersebut menunjukkan kewajiban.

5. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, "Barangsiapa yang melaksanakan penyembelihan

sebelum shalat, maka hendaklah ia menyembelih lagi di tempat semula,

dan barangsiapa yang belum menyembelih sampai kami selesai shalat,

maka hendaklah ia menyembelih atas nama Allah." (Muttafaqun 'alaih).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, "Yang lebih jelas

adalah wajibnya kurban, karena ini termasuk salah satu rukun Islam yang

terbesar, dan ini adalah ibadah yang umum dilakukan di berbagai penjuru.

Ibadah ini berkaitan dengan shalat dan merupakan agama Ibrahim yang

kami diperintahkan untuk mengikutinya. Hadits-hadits juga telah

menyebutkan perintah melakukan kurban, dan tidak ada nash (dalil) yang

menafikan kewajibannya." (Fatwa 23/162).

Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,

"Banyak ulama yang berpendapat bahwa - berkurban adalah sunnah

muakkadah - karena meninggalkan kurban adalah makruh (dibenci) bagi

yang mampu melakukannya. Di dalam kitab Jawaahir Al-Iklil, dalam

penjelasan Mukhtashar Khalil, disebutkan bahwa jika penduduk suatu

3
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

wilayah meninggalkan kurban, maka mereka akan diperangi karena kurban

adalah salah satu simbol Islam." (Kitab It'amul al-Udhhiyyah).

Dalam berkurban, apakah nilai hewan kurban dapat diganti dengan

uang?

Tidak, nilai hewan kurban tidak dapat diganti dengan uang. Hal ini karena tidak

ada riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah atau para sahabat dan

imam-imam mengeluarkan nilai hewan kurban, meskipun hanya sekali. Selain

itu, Allah ‫ ﷻ‬berfirman: "Tunaikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah"

(QS. Al-Kautsar: 2).

Dikarenakan teralirnya darah dan penyembelihan merupakan tujuan dari ibadah

kurban, sedangkan menggantinya dengan uang akan menghalangi pelaksanaan

ritual ini.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, "Jika seseorang bersedekah dengan jumlah

berlipat-lipat dari nilai sembelihan haji tamattu' dan qiron, itu tidak akan

menggantikan kedudukannya. Hal yang sama berlaku untuk ibadah kurban,

wallahu a'lam." (Tuhfat al-Mawdud bi Ahkam al-Mawlud, hal. 36). Demikian juga

pendapat Ibnu Taimiyah (al-Majmu' 26/304).

Bahkan, pada masa Nabi ketika ibadah kurban berlangsung, terjadi kelaparan

yang melanda masyarakat. Namun, beliau tidak memerintahkan mereka untuk

mengganti nilai hewan kurban dengan memberikannya kepada orang-orang yang

4
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

membutuhkan. Sebaliknya, beliau memerintahkan mereka untuk menyembelih

hewan kurban dan memerintahkan untuk membagi dagingnya, sebagaimana

terdapat dalam hadis Sahihain dari Salamah bin Al-Akwa'. Jika orang-orang

beralih dari berkurban ke sedekah, maka akan terhentilah ritual ibadah yang

agung ini, yang Allah sebutkan dalam Al-Qur'an dan Rasulullah lakukan serta

disebut sebagai sunnah kaum Muslimin.

Waktu Kurban:

Waktu awal kurban adalah setelah shalat Idul Adha, dan waktu terakhirnya

adalah matahari terbenam di akhir hari-hari Tasyriq. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

"Barangsiapa menyembelih setelah shalat, maka ia telah menyelesaikan ibadah

dan telah menjalankan sunnah umat Islam" (HR. Bukhari). Beliau juga bersabda,

"Setiap hari Tasyriq adalah waktu kurban" (Ahmad, Ibnu Hibban, dan

Al-Baihaqi). Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yang menyembelih sebelum

shalat, maka hendaklah ia menyembelih di tempatnya..." (Muttafaqun 'alaih).

Oleh karena itu, waktu kurban dimulai setelah shalat Idul Adha hingga hari-hari

Tashriq.

Jenis Hewan Kurban:

Allah Ta'ala berfirman,

) ِ‫يمةِ اَأْل ْنعَ ام‬ ْ ِ‫َما َر َز َقهُ ْم م‬


َ ‫ن ب َِه‬ ‫اس َم اللَّهِ عَ ىَل‬ َ ٍ‫( َولِكُلِّ ُأ َّمة‬
َ ‫جعَ ْل َنا َم ْن‬
ْ ‫سكًا لِ َي ْذ ُك ُروا‬

"Dan bagi setiap umat Kami telah menjadikan penyembelihan sebagai ibadah

untuk mengingat nama Allah atas rezeki yang telah diberikan-Nya kepada

mereka berupa hewan ternak" (QS. Al-Hajj: 34). Hewan ternak yang dimaksud

5
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

adalah unta, sapi, dan kambing yang berumur satu tahun atau lebih. Tidak bisa

digantikan dengan hewan lainnya.

Syarat dan Larangan Kurban:

- Syarat-syaratnya adalah:

1) Hewan tersebut adalah milik orang yang berkurban, bukan hasil rampasan,

curian, gadai, amanah, atau sejenisnya.

2) Hewan tersebut termasuk dalam jenis hewan ternak berdasarkan dalil ayat,

perbuatan, dan perintah Rasulullah ‫ﷺ‬.

3) Hewan tersebut telah mencapai usia yang dianggap sah secara syariat.

Berusia matang sesuai dengan hadits "Janganlah kamu menyembelih kecuali

yang telah musinnah, kecuali jika sulit bagimu, maka sembelihlah jadza'ah dari

kambing" (Muslim).

Ats-tsaniy dari unta adalah yang telah sempurna berusia lima tahun

Ats-tsaniy dari sapi adalah yang telah sempurna berusia dua tahun.

Ats-tsaniy dari kambing adalah yang telah sempurna berusia setahun.

Al-Jadza’ adalah yang telah sempurna berusia setengah tahun.

Penghalang-Penghalang Kurban:

Ada empat cacat yang menghalangi pelaksanaan kurban, sebagaimana yang

disebutkan dalam hadis dari Bara' bin 'Azib, beliau berkata: "Rasulullah berdiri di

antara kami dan berkata, 'Ada empat hal yang tidak boleh ada pada hewan

kurban.' Dan dalam satu riwayat disebutkan, 'Tidak sah sebagai kurban.' Yakni:

6
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

(1) Buta sebelah yang jelas kebutaannya, (2) Sakit yang jelas sakitnya, (3)

Pincang yang jelas kepincangannya, dan (4) kurus kering seperti tidak ada

sumsum pada tulangnya, lemah." (HR. Al-Khamsah)

Dan amalan para ulama berdasarkan hadits ini:

Pertama, Buta sebelah yang jelas kebutaannya, yaitu hewan yang matanya

terjulur atau tersembul, serta hewan yang buta, tidak dapat melihat

Kedua, Sakit yang jelas sakitnya, seperti demam, penyakit kulit yang terlihat,

dan cacar. Hal ini juga termasuk hewan yang terkena penyebab kematian seperti

tercekik, mati keracunan, lumpuh, atau yang dimakan oleh hewan buas.

Ketiga, kecacatan pada kaki terlihat secara jelas, yaitu hewan yang tidak dapat

berjalan dengan normal atau yang memiliki kaki yang terpotong.

Keempat, kurus kering atau lemah, yang tidak memiliki sumsum dalam

tulang-tulangnya."

Inilah kecacatan-kecacatan yang mencegah (hewan) untuk dijadikan bagian

(kurban). Jika salah satu dari cacat ini terdapat pada hewan ternak, maka hewan

tersebut tidak boleh digunakan sebagai kurban karena tidak memenuhi salah

satu syarat yaitu bebas dari cacat yang yang mencegah (hewan) untuk dijadikan

bagian (kurban).

7
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

Al-Nawawi mengatakan, "Para ulama sepakat bahwa keempat cacat yang

disebutkan dalam hadis Bara' tidak memenuhi syarat sebagai hewan kurban. Hal

ini juga berlaku untuk cacat lain yang memiliki makna yang serupa atau lebih

buruk darinya, seperti kebutaan, buntungnya kaki, dan sejenisnya." (Syarah

Muslim)

Al-Khathabi mengatakan, "Dalam hadis ini terdapat dalil bahwa cacat yang tidak

terlalu mencolok pada hewan kurban, dimaafkan. Bukankah beliau berkata, 'Yang

terlihat jelas cacatnya, terlihat jelas sakitnya dan terlihat jelas tulang rusuknya)

Jadi, cacat yang sedikit, yang tidak terlihat jelas cacatnya, dimaafkan.'" (Ma'alim

as-Sunan). Oleh karena itu, kekurangan lainnya tidak menghalangi keabsahan

kurban. Tentu saja, kurban yang sempurna dan bebas dari kekurangan adalah

yang terbaik dan paling utama, karena itu adalah bentuk ibadah yang lebih dekat

kepada Allah. Pada masa Rasulullah, umat Islam melaksanakan kurban dengan

penuh semangat, memilih hewan yang gemuk dan bagus sebagai kurban, yang

menunjukkan penghormatan mereka terhadap ibadah Allah. Sebagaimana yang

disebutkan dalam Shahih Bukhari, Abu Umamah berkata, "Kami memberi makan

hewan kurban di Madinah, dan kaum muslimin memberi makan hewan kurban."

(Fath al-Bari)

Seorang Muslim harus berhati-hati dan memeriksa hewan kurban saat

membelinya, memastikan bahwa hewan tersebut bebas dari kekurangan yang

menghalangi pelaksanaan kurban. Semakin mahal dan sempurna hewan

tersebut, semakin dicintai oleh Allah dan semakin besar pahala bagi pemiliknya,

8
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

serta menunjukkan ketakwaannya. Ibnu Taimiyah berkata, "Pahala dari kurban

sesuai dengan nilai hewan itu sendiri." (Al-Ikhtiyarat, hlm. 120)

Jika seseorang berniat untuk menyembelih kurban, tidak diperbolehkan baginya

untuk memotong rambutnya, kuku-kukunya, atau kulitnya. Hal ini berdasarkan

hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan empat Imam lainnya dari Ummu

Salamah, dia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Jika kalian melihat hilal Dzulhijjah

dan salah satu dari kalian berniat untuk menyembelih kurban, maka hendaklah

dia tidak memotong rambut, dan kukunya.' "

Dalam riwayat lainnya disebutkan, "Janganlah memotong rambut, dan kukunya

sampai dia menyembelih kurban." Dan dalam riwayat yang lain, "Janganlah

memotong rambut atau kulitnya sedikit pun." Jika seseorang melanggar larangan

ini dan melakukan tindakan yang dilarang, maka dia berbuat dosa, namun hal

tersebut tidak ada kaitannya dengan sahnya kurban. Jika ada kebutuhan untuk

memotong rambut, kuku, atau kulitnya, maka tidak ada masalah untuk

melakukannya. Jika seseorang menyembelih kurban atas nama orang lain

melalui wakalah atau wasiat, maka larangan yang disebutkan di atas tidak

berlaku baginya.

Metode Penyembelihan: Barangsiapa yang mampu menyembelih sendiri,

maka hendaklah ia menyembelih dengan tangannya sendiri, dan tidak

mewakilkan penyembelihan kepada orang lain, berdasarkan hadis Anas bin Malik,

dia berkata, "Nabi menyembelih dua ekor kambing jantan yang berkulit hitam

dan bertanduk. Aku melihat beliau meletakkan kaki di atas leher dan badan

9
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

kedua kambing tersebut sambil membaca tasbih dan takbir, kemudian beliau

menyembelihnya dengan tangannya sendiri." (Muttafaqun 'alaih)

Karena penyembelihan adalah suatu bentuk ibadah dan karena yang melakukan

ibadah tersebut sendiri lebih baik daripada meminta orang lain untuk

melakukannya. Al Imam Al-Bukhari rahimahullah mengatakan (Abu Musa

memerintahkan putrinya untuk menyembelih dengan tangannya sendiri). Fathul

Bari (10/19) dan dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬

menyembelih 63 ekor hewan kurban dengan tangannya sendiri dan meminta Ali

untuk membantu menyembelih yang terakhir. Oleh karena itu, meminta orang

lain untuk menyembelih adalah sah dalam ibadah kurban.

Ketika seseorang menyembelih hewan, diperhatikan hal-hal berikut:

- Memperlakukan hewan kurban dengan baik dan melakukan semua yang

membuatnya nyaman saat disembelih. Syaddad bin Aus mengatakan bahwa Nabi

bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menentukan kebaikan (ihsan) terhadap

segala sesuatu. Jadi, jika kalian membunuh, bunuhlah dengan cara yang baik,

dan jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah

setiap orang dari kalian menajamkan pisau dan memberi kenyamanan kepada

hewan yang disembelih." (HR. Muslim No. 1955)

Dari Ibnu Umar, ia berkata: "Nabi memerintahkan untuk memotong dengan

pisau tajam dan menyembunyikannya dari hewan tersebut, dan beliau juga

berkata: "Jika salah satu dari kalian menyembelih, maka persiapkanlah". Riwayat

10
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

ini disebutkan Imam Ahmad dan Ibnu Majah. (Referensi: Shahih at–Targhib

1/529 dan lihat Syarah An-Nawawi terhadap Shahih Muslim 13/113).

- Wajib menyebut nama Allah saat menyembelih. Cukup mengucapkan

"Bismillah" saja. Allah berfirman, "Maka makanlah dari hewan-hewan yang

disembelih (dengan menyebut) nama Allah atasnya." (Al-An'am: 118) Nabi juga

bersabda, "Tidaklah darah itu halal kecuali setelah menyebut nama Allah. Maka

makanlah (dagingnya)." (Muttafaqun 'alaih) Aisyah berkata, "Beliau mengambil

seekor kambing jantan, meletakkannya terlentang, kemudian menyembelihnya

sambil mengucapkan 'Bismillah'." (Muslim)

- Penting untuk memastikan pengeluaran darah secara sempurna dengan

memotong tenggorokan (saluran napas, pent), kerongkongan (saluran makanan,

pent), dan urat nadi (saluran darah, pent).

Faidah: (Salah satu petunjuk dari Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬adalah bahwa seekor

kambing dapat mencukupi untuk seorang pria dan keluarganya, meskipun

jumlah mereka banyak. Ata' bin Yasar berkata, "Aku bertanya kepada Abu Ayyub

al-Anshari ‫رضي هللا عنه‬, 'Bagaimana penyembelihan hewan kurban pada zaman

Rasulullah?' Ia menjawab, 'Seorang pria akan menyembelih seekor kambing

untuk dirinya sendiri dan keluarganya, lalu mereka akan memakannya dan

memberikannya kepada orang lain.'" Riwayat Malik, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah

dengan sanad yang hasan.

11
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

- Faidah lainnya: Dilarang menjual apapun dari hewan kurban karena itu

adalah harta yang dikeluarkan untuk Allah. Oleh karena itu, tidak boleh

mengubahnya menjadi uang seperti sedekah. Namun, jika seseorang

memberikan sebagian daging atau menyedekahkannya kepada orang lain, maka

ia boleh mengatur penggunaannya sesuai keinginannya karena itu menjadi

kepemilikan pribadi.

- Hukum makan daging hewan kurban, memberi makan, bersedekah,

dan menyimpan:

َ ‫َف ُكلُوا ِم ْن َها َوَأ ْط ِعمُوا ْال َب‬


َ ‫اِئس ْال َفق‬
Allah berfirman, ‫ِير‬

"Makanlah darinya dan berilah makan orang yang miskin dan terlantar."

Nabi Muhammad juga bersabda, "Makanlah, simpanlah, dan sedekahkanlah."

(Riwayat Muslim dari Aisyah) Beliau juga bersabda, "Makanlah, berilah makan,

dan simpanlah." (Riwayat Al-Bukhari dari Salamah bin Al-Akwa'). Memberi

makan mencakup sedekah kepada orang miskin dan memberi hadiah kepada

orang kaya. Abu Burdah berkata kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, "Aku

terburu-buru untuk memberi makan keluarga, tetangga, dan orang-orang di

sekitarku." Ketika Haji Wada' (Haji Perpisahan), Nabi ‫ ﷺ‬memerintahkan agar

mengambil sebagian dari tiap tiap unta lalu dimasak dalam panci kemudian

dimakan dagingnya dan diminum kuahnya (Riwayat Muslim dari Jabir).

Beberapa ulama menyimpulkan bahwa wajib makan sebagian dari hewan

kurbannya dan melarang menyedekahkan seluruhnya, didasarkan pada dzahir

12
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

ayat dan hadits yang memerintahkan untuk memakannya, dan perintah tersebut

menunjukkan kewajiban. Ada riwayat-riwayat dari generasi salaf yang semuanya

menunjukkan bahwa mereka sangat bersemangat untuk memakan dan memberi

makan dari hewan kurban. Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Asy-Syafi'i, dan

Ahmad semuanya mengatakan bahwa tidak ada ketentuan khusus mengenai

seberapa banyak yang harus dimakan, disedekahkan, atau diberikan makan.

- Faidah: Tidak boleh memberikan potongan daging kurban kepada tukang

sembelihannya sebagai imbalan karena itu dianggap sebagai transaksi jual beli.

Diriwayatkan dari Ali ‫رضي هللا عنه‬, beliau berkata, "Rasulullah memerintahkan saya

untuk memotong hewan dan bersedekah dengan daging, kulit, dan jeroannya,

dan tidak memberikan apa pun dari itu kepada tukang sembelih. Beliau

bersabda, "Kami memberikan dari sisi kami." Dan dalam riwayat lain, "Tidak ada

yang diberikan dari hewan itu kepada tukang sembelih sedikitpun." (Muttafaqun

'alaih 1630, 1317). Namun, jika diberikan kepada tukang sembelihannya sebagai

bentuk kebutuhan atau hadiah karena kemiskinan, maka tidak ada masalah

karena itu pantas untuk diambil dan ia akan diberi seluruh imbalannya bersama

dengan hadiahnya. (Lihat Fathul Bari 3/556)

Pertanyaan penting: Syaikh Muhammad al-Shalih al-Utsaimin ‫ رحمه هللا‬ditanya

tentang hukum mengirimkan hewan kurban atau hewan sembelihan untuk

disembelih di luar negeri dan apa saja yang harus diwaspadai dalam hal

tersebut?

13
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

Beliau ‫ رحمه هللا‬menjawab, "Hewan kurban harus disembelih di tempat orang yang

berkurban tinggal. Tidak ada riwayat yang mengatakan bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬

mengirimkan hewan kurban ke tempat lain kecuali di tempat tinggalnya di

Madinah. Yang terbaik adalah jika seseorang dapat menyembelihnya sendiri. Jika

tidak mampu, ia dapat menunjuk seseorang yang akan menyembelihnya di

depannya. Jika hewan kurban dikirim ke negara lain, itu akan menimbulkan

beberapa masalah karena tujuan disembelihnya hewan kurban bukan hanya

untuk mendapatkan daging, tetapi yang lebih penting adalah mendekatkan diri

kepada Allah dengan menyembelih. Allah berfirman, "Maka shalatlah untuk

Rabbmu dan berkurbanlah." Jadi, nasihat saya kepada umat Islam adalah untuk

mengurus penyembelihan hewan kurban mereka sendiri di negara mereka,

memakan dagingnya, memberi makan orang lain, dan memperlihatkan

syiar-syiar Islam."

Kumpulan hadis-hadis lemah oleh Al-Albani:

1. Hadis (Tidak ada amalan yang lebih utama bagi anak Adam di hari ini

daripada mengalirkan darah, kecuali kecuali engkau memberikan rahmat

yang disampaikan) ad-Dhaifah (525).

2. Hadis (Tidak ada amalan yang lebih dicintai oleh Allah daripada

mengalirkan darah pada hari penyembelihan, sesungguhnya ia akan

datang pada hari Kiamat dengan tanduknya, bulunya, dan kukunya, dan

sesungguhnya darah itu akan jatuh dari Allah di suatu tempat sebelum

jatuh ke bumi, maka sucikanlah dirimu dengannya) (526).

14
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

3. Hadis (Kurban adalah sunnah bapak kalian Ibrahim. Mereka bertanya: "Apa

manfaatnya bagi kita?". Beliau bersabda: "Setiap helai rambut terdapat

pahala". Mereka bertanya: "Bagaimana dengan bulu-bulu wol?". Beliau

bersabda: "Setiap helai bulu wol terdapat pahala") Maudhu' - lemah (527).

4. Hadis (Wahai Fatimah, bangunlah untuk kurbanmu, karena setiap tetes

darahnya akan menghapuskan semua dosa yang pernah engkau perbuat,

dan ucapkanlah (Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku

adalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan

demikianlah aku diperintahkan, dan aku adalah orang pertama dari kaum

Muslimin). Hadis munkar - lemah (528).

5. Hadis (Barangsiapa yang menyembelih kurban dengan niat yang baik dan

mengharapkan pahala, maka kurban itu akan menjadi perisai baginya dari

neraka) Maudhu' - lemah (529).

6. Hadis (Kurban menggantikan setiap penyembelihan, dan puasa Ramadhan

menggantikan setiap puasa) lemah - lemah (904).

7. Hadis (Kurban yang terbaik adalah yang paling mahal dan yang paling

gemuk) lemah - lemah (1678).

Itulah yang dapat dikumpulkan mengenai hukum-hukum yang terkait dengan

kurban. Kita memohon kepada Allah Yang Maha Tinggi agar memberikan

15
Hukum-Hukum Seputar Kurban ____________________________________________________

manfaat kepada kita dari apa yang telah kita ketahui dan memberikan rezeki

kepada kita untuk mengamalkannya.

Dan akhir doa kami adalah segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.

Diterjemahkan dari https://www.baynoona.net/ar/article/360

Koreksi dan Saran: t.me/MuhammadBaharuddin

16

Anda mungkin juga menyukai