Anda di halaman 1dari 102

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada


Tuhan Yang Maha Esa tugas penyusunan Modul
pelatihan dapat penulis selesaikan.

Modul Profil Bisnis Budidaya Ternak


Bebek Pedaging ini disusun sebagai salah satu
dari 20 (Dua puluh ) profil bisnis yang menjadi
preoritas BRI Corporate University Campus
Yogyakarta. Modul ini diharapkan dapat
mendukung para Pemprakarsa Kredit Micro baik
untuk Mantri Kupedes dan Mantri KUR dalam
melakukan analisa kredit di unit kerja masing-
masing (Link & match dengan target bisnis )

Pada kesempatan ini penulis


menyampaikan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada Unit kerja terkait yang telah
terlibat dalam penyusunan modul ini.

Penulis yakin modul ini masih jauh dari


sempurna, oleh karena itu penulis berharap
semoga hasil-hasil yang tertuang dalam modul
ini dapat bermanfaat bagi BRI pada umumnya.

Yogyakarta April 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ............................... i

DAFTAR ISI ............................................. ii

DAFTAR TABEL .................................. viii

DAFTAR GAMBAR ................................ ix

EXECUTIVE SUMMARY ........................ x

TUJUAN PEMBELAJARAN.................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........................1

1.2 Perkembangan budidaya bebek

Pedaging ....................................5

1.3 Prospek Usaha ...........................7

BAB II KEBIJAKAN
2.1 Kebijakan Pemerintah & legal

ii
Usaha.....................................10

2.2 Ijin Usaha Peternakan

tingkat Kabupaten..................11

2.2.1 Dasar hukum ...............11

2.2.2 Pengawasan .................12

2.2.3 Ijin prinsip ...................13

BAB III OVERVIEW BISNIS BUDI

DAYA BEBEK PEDAGING

3.1 Profil Usaha ..........................15

3.1.1 Skala Usaha .................15

3.2 Pola Pembiayaan ..................20

BAB IV KAREKTERISTIK BISNIS BUDI

DAYA BEBEK PEDAGING

4.1 Tehnis bisnis beternak ..........23


iii
3
3
4.2 Standart mutu hasil

berternak bebek pedaging .....24

4.2.1 Bangunan kandang ......24

4.2.2 Bangunan dan perleng

kapan lainnya .............33

4.2.3 Bibit bebek/DOD ........33

4.2.4 Pakan ternak ................36

4.2.5 Kebutuhan nutrisi itik..37

4.2.6 Obat-obatan .................43

4.3 Tenaga Kerja .........................45

4.4 Tehnologi...............................47

4.5 Aspek Produksi ......................47

4.5.1 Proses & metode pro ...47

4.6 Jumlah jenis mutu produksi...49

iv
4
4
4.7 Kendala produksi ...................51

4.7.1 Resiko bisnis ..............51

4.7.2 Metigasi resiko bisnis ..53

BAB V ASPEK PASAR & PEMASARAN

5.1 Aspek pasar ...........................55

5.1.1 Permintaan...................55

5.1.2 Penawaran ...................56

5.1.3 Analsis persaingan

& peluang pasar..........56

5.2 Aspek pemasaran ...................58

5.2.1 Harga ...........................58

5.2.2 Jalur pemasaran ...........60

5.2.3 Kendala pemasaran .....61

v
5
5
BAB VI TITIK RESIKO USAHA TERNAK

BEBEK PEDAGING.

6.1 Resiko tehnis .........................62

6.2 Resiko Operasional ...............63

6.3 Resiko Manajemen ................64

6.4 Resiko pasar ..........................66

6.5 Resiko pakan .........................67

BAB VII ANALISA PEMBIAYAAN

7.1 Modal usaha ..........................70

7.1.1 Pembiayaan pembesara

Itik Pedaging ..............70

7.2 Analisa usaha.........................72

7.2.1 Biaya investasi ............72

7.2.2 Biaya operasional........72

vi
6
6
7.2.3 Penerimaan..................73

7.2.4 Keuntungan .................73

7.3 Analisa kelayakan usaha .......74

7.3.1 Break even poin volume

Produksi......................74

7.3.2 Brreak even poin harga

Produksi......................74

7.3.3 R/C Rasio....................75

7.3.4 Return of investasi

(ORI)...........................75

GLOSARRY ...............................................76

POST-TEST ................................................79

DAFTAR PUSTAKA .................................83

vii
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Perkiraan kebutuhan pakan

bebek pedaging kapasitas

4.000 dan 12.000 ekor 41

viii
viii
viii
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1 Bebek pedaging jantan jenis


persilangan Mojosari

dan kalung .............................10

Gambar 4.1 Contoh kandang starter......... 27

Gambar 4.2 Siklus kandang model

estafet ....................................29

Gambar 4.3 Bebek fase starter pada

Kandang Box.........................35

ix
EXECUTIVE SUMMARY
BUDIDAYA TERNAK BEBEK
PEDAGING
1. Lingkup Bisnis
Usaha budidaya bebek pedaging merupakan
salah satu alternatif untuk memenuhi
kebutuhan akan daging nasional yang selama
ini didominasi oleh daging sapi yang juga
sebagian besar berasal dari impor. Ternak
bebek memiliki kelebihan jika dibandingkan
dengan ternak unggas yang lainnya, karena
lebih tahan terhadap penyakit sehingga
pemeliharaannya mudah dan kurang
mengandung resiko. Selain itu juga, bebek
memiliki tingkat efisiensi yang baik dalam
mengubah pakan menjadi daging yang baik
(Akhadiarto, 2002). Prospek usaha budidaya
bebek pedaging cukup baik, karena kebutuhan
konsumsi daging dari tahun ke tahun di
Indonesia terus meningkat,

x
Usaha budidaya bebek pedaging dapat
dilakukan melalui pola kemitraan antara para
peternak kecil dengan pengusaha pakan
ternak atau produsen DOD, kegiatan ini juga
dapat buat dalam ukuran kelompok.
Pembiayaan usaha budidaya bebek pedaging
belum disentuh oleh lembaga perbankan,
salah satunya karena belum ada model
pembiayaan yang dapat dijadikan acuan.

Usaha budidaya bebek pedaging dengan


sistem semi intensif yang menyediakan pakan
buatan akan lebih aman dari kandungan
pestisida dalam daging bebek dibanding
dengan sistem tradisional yang mengandalkan
pada pakan alam di areal pesawahan.

Usaha budidaya ini juga dapat menggunakan


pola tanam dan sistem estafet. Karena umur
pemeliharaan selama 2,5 – 3 bulan, agar
diperoleh tiap bulan panen, maka disiapkan 3

xi
paket masing-masing paket 4.000 populasi
sehingga dalam satu siklus pemeliharaan
terdapat 12.000 populasi dan setiap bulan
dipanen dan ditebar masing-masing 4000
ekor.

Pada budidaya bebek pedaging sistem estafet


harus disiapkan 4 buah kandang yang masing-
masing berkapasitas 4.000 populasi. Terdapat
1 kandang kosong yang telah dibersihkan dan
siap digilir untuk dipergunakan. Pemberian
pakan merupakan faktor yang paling penting
usaha budidaya bebek pedaging ini. Agar
penggunaan pakan tepat sasaran efektif dan
efisien, maka setiap pemberian pakan
diperlukan jadwal dan perhitungan terhadap
kondisi bobot bebek, misalnya pada masa
starter 3 gram – 23 gram per hari per ekor dan
masa finisher sekitar 24 gram – 74 gram per
ekor per hari.

xii
Salah satu kendala yang timbul dalam usaha
budidaya bebek pedaging jantan adalah
ketersediaan DOD jantan yang masih terbatas.
Pada saat ini pengusaha penetasan masih
fokus pada DOD betina untuk menghasilkan
bebek petelur, sehingga DOD jantan hanya
merupakan hasil sampingan dari usaha
tersebut dan pada musim penghujan biasanya
DOD yang dihasilkan kebanyakan betina
yang tidak dijual untuk pembesaran.

Pemasaran bebek pedaging pada saat ini


relatif mudah dilakukan, terdapat 2 rantai
jalur pemasaran yaitu : 1) peternak –
pengumpul – pedagang besar – pengecer –
konsumen akhir. 2) peternak mitra – peternak
inti – pedagang besar – pengecer – konsumen
akhir. Usaha budidaya bebek pedaging secara
ekonomis dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat baik pelaku langsung maupun
masyarakat yang terlibat secara tidak

xiii
langsung, yaitu yang terlibat dalam usaha
ikutannya. Dampak negatif dari usaha ini
adalah masalah limbah dari ranch yang
dibuang langsung ke sungai. Selain limbah
cair dampak negatif lainnya adalah suara
gaduh dari bebek dan bau kotoran bebek yang
terbawa

2. Peluang Bisnis Bagi Bank

Dengan melihat potensi ekonomi yang


ditimbulkan dari kegiatan usaha budidaya
bebek pedaging dan upaya pemenuhan
pemenuhan gizi yang murah, maka usaha
budidaya bebek pedaging perlu mendapat
dukungan dari lembaga perbankan untuk
pengembangannya.

Diperlukan pembinaan dari lembaga terkait


terhadap aspek manajemen keuangan,
manajemen produksi dan manajemen
pemasaran. Untuk menjaga kesinambungan

xiv
xiv
usaha budidaya yang menguntungkan,
diperlukan adanya industri pakan ternak bebek
dengan harga yang relatif murah. Selain
masalah pakan ternak, keberadaan pasokan
DOD harus mendapat perhatian pemerintah
dengan menyiapkan sentra produsen DOD.
Diperlukan dukungan berbagai pihak untuk
pengembangan usaha budidaya bebek
pedaging dari lembaga yang terkait.

xv
xv
TUJUAN PEMBELAJARAN

BUDIDAYA TERNAK BEBEK


PEDAGING

Adanya Usaha Mikro, Kecil dan Menengan


(UMKM) dalam perekonomian nasional
memiliki peran yang penting dan strategis.
Namun demikian UMKM masih memiliki
kendala baik untuk mendapatkan pembiayaan
maupun untuk mengembangkan usahanya. Dari
sisi pembiayaan, masih banyak pelaku UMKM
yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan
akses kredit dari bank, baik karena kendala
teknis, misalnya tidak mempunya/tidak cukup
agunan, maupun kendala non teknis, misalnya
keterbatasan akses informasi ke perbankan. Dari
sisi pengembangan usaha, pelaku UMKM
masih memiliki keterbatasan informasi
mengenai pola pembiayaan untuk komuditas
tertentu. Disisi lain ternyata perbankan juga
membutuhkan informasi tentang komuditas yang
xvi
xvi
potensial untuk dibiayai. Sehubungan dengan
hal tersebut dalam rangka menyediakan rujukan
bagi perbankan untuk meningkatkan
pembiayaan terhadap UMKM serta
menyediakan informasi dan pengetahuan bagi
UMKM yang bermaksud mengembangkan
usahanya, maka menjadi kebutuhan untuk
penyediaan informasi pola pembiayaan untuk
komuditi potensial tersebut dalam bentuk
model/pola pembiayaan komuditas (Landing
model)Dengan modul profil bisnis budidaya
bebek pedaging ini harapannya memberikan
kemudahan untuk para pemprakarsa kredit
mikro yakni Mantri Kupedes dan Mantri Kur
mempunya keberanian untuk membiayaai profil
bisnis bebek pedaging dengan benar.

xvii
Tujuan Pembuatan Bahan Ajar

Tujuan Instruksional Umum (TIU )

Setelah selesai mempelajari materi ini, peserta


didik diharapkan dapat memahami cara
menganalisis analisa profil bisnis ternak bebek
pedaging dalam skame kupedes dengan benar

Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )

Materi ini menjelaskan tentang; profil bisnis


analisa ternak bebek pedaging , Identifikasi
pembiayaan dan Proses usaha; Pengumpulan
Informasi yang meliputi: Teknik wawancara,
Informasi yang relevan dan Penyajian informasi
dalam form kupedes; Alat Analisis yang
meliputi: laporan keuangan, Rasio laporan
keuangan dan Analisis kredit

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Awalnya, beternak itik hanya dilakukan oleh
masyarakat pedesaan sebagai sumber
pendapatan sampingan. Namun, saat ini banyak
masyarakat di perkotaan yang juga mulai melirik
bisnis itik sebagai salah satu sumber
pendapatan.Terhitung sejak sekitar tahun 2000-
an peminat ternak itik semakin bertambah
seiring menjamurnya rumah makan yang
menyajikan menu olahan daging itik, sampai
akhir tahun 1990-an, kuliner berbahan dasar
daging itik belum lazim di Indonesia. Di jawa
tengah misalnya, hanya ada beberapa masakan
olahan daging itik yang cukup terkenal, yaitu
opor bebek dan bebek bumbu tumbuk. Biasanya,
masakan tersebut hanya tersedia pada acara-
acara tertentu saja. Keadaan seperti ini
menjadikan unggas tersebut bukan sebagai
komoditas yang biasa di perdagangkan di pasar
seperti halnya ayam pedaging. Pada saat-saat
1
tertentu, memang diperdagangkan itik yang di
fungsikan sebagai pedaging, tetapi umumnya
berasal dari itik betina petelur apkir berumur 1,5
- 2 tahun.
Namun, sejak kuliner itik-terutama menu bebek
goreng diperkenalkan dan popular di Indonesia
sejak tahun 2000-an, perdagangan itik pedaging
mulai marak di pasar. Kepopuleran daging itik
di kalangan masyarakat terjadi karena dua
sebab.
Pertama, cita rasa daging itikyang ternyata lebih
gurih di bandingkan dengan daging ayam atau
unggas lainya.
Kedua, daging itik memiliki kandungan gizi dan
karakteristik yang menguntungkan bagi
kesehatan manusia. sektor peternakan bertujuan
antara lain untuk meningkatkan pendapatan
peternak melalui peningkatan populasi hasil
ternak, guna mencukupi kebutuhan akan pangan
yang bergizi terutama protein hewani dan dalam
usaha penghematan devisa negara, penyediaan

2
lapangan pekerjaan dan usaha dalam rangka

pengentasan kemiskinan dengan memperhatikan


azas kelestarian.
Berbagai usaha komoditi ternak besar maupun
ternak kecil tengah digalakkan oleh pemerintah
guna memenuhi swasembada daging. Hal ini
sangat memungkinkan karena Indonesia
memiliki potensi perternakan yang cukup besar.
Sumber daya alam akan ketersediaan pakan
ternak berbahan baku hasil pertanian seperti
jagung dan bekatul padi sangat mencukupi
bahkan melimpah untuk usaha peternakan, baik
yang diusahakan secara tradisional maupun
modern.
Konsumsi daging di Indonesia umumnya
berasal dari daging sapi. Pada saat ini
peningkatan permintaan daging belum dapat
diimbangi oleh laju peningkatan produksi,
sehingga masih diperlukan impor daging. Impor
daging ini terutama diperlukan untuk memenuhi
permintaan konsumen, hotel atau restoran yang

3
membutuhkan daging bermutu baik. Oleh karena
itu perlu dicari penghasil daging selain ternak

ruminansia besar sebagai alternatif untuk


mempercepat upaya peningkatan produksi
daging, baik untuk mengurangi impor daging
maupun sebagai konsumsi masyarakat untuk
peningkatan gizi.
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah
dengan jalan diversifikasi produk yaitu
pemanfaatan produk-produk unggas, baik
unggas yang sudah populer (ayam ras dan buras)
maupun unggas lainnya (bebek dan entok).
Ternak bebek sebagai salah satu sumber protein
hewani memang patut dipertimbangkan. Dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan hidup
sehat, di negara maju yang penduduknya
sebagian besar menghindari konsumsi daging
dengan kandungan lemak tinggi, telah membawa
perubahan terhadap pola konsumsi daging
unggas dari ayam ras ke daging bebek, sehingga
mendorong meningkatkan permintaan daging

4
bebek. Berternak bebek juga memiliki kelebihan
jika dibandingkan dengan ternak unggas yang
lainnya, dimana tubuh bebek lebih tahan

terhadap penyakit sehingga pemeliharaannya


mudah dan kurang mengandung resiko, serta
daging bebek rasanya lebih gurih dibanding
daging ayam. Selain itu juga, bebek memiliki
efisiensi dalam mengubah pakan menjadi daging
yang baik. Seiring meningkatnya popularitas,
saat ini tempat makan dengan menu khusus
berbahan itik menjamur mulai dari kota
kecamatan hingga ke ibukota Negara, mulai dari
kelas kaki lima hingga restoran.

1.2 Perkembangan Budidaya Bebek


Pedaging
Peternakan bebek saat ini masih didominasi oleh
peternak dengan sistem pemeliharaan yang
masih tradisional di mana bebek digembalakan
di sawah atau di tempat-tempat yang banyak
airnya. Namun pada kondisi sekarang banyak
terjadi perubahan pola pemeliharaan yaitu
5
dengan pola intensif yang sepenuhnya terkurung
dalam kandang dengan pemberian pakan yang
tidak terbatas (adlibitum). Pergeseran

pola/sistem budidaya bebek ini disebabkan oleh


berkurangnya tempat penggembalaan antara lain
karena makin intensifnya penanaman padi di
sawah, konversi atau alih fungsi lahan
persawahan menjadi daerah pemukiman dan
industri. Selain itu juga karena meningkatnya
kesadaran peternak untuk mencegah dan
menularnya penyakit unggas seperti Avian
Influenza. Pergeseran ini menunjukkan bahwa
usaha peternakan bebek bukan hanya sekedar
sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi
bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan,
baik sebagai cabang usaha maupun sebagai
usaha pokok, karena mengusahakan budidaya
bebek cukup menguntungkan.
Bebek merupakan salah satu komoditi unggas
yang mempunyai peran cukup penting sebagai
penghasil telur dan daging. Daging bebek
biasanya diperoleh dari bebek petelor yang
6
sudah tidak produktif lagi atau bebek jantan
yang dipelihara Komoditas Budidaya Bebek
Pedaging 3 alamiah tanpa perlakuan pakan

secara intensif. Saat ini bebek penghasil daging


dikembangkan melalui bebek jantan dengan
masa pemeliharaan secara intensif yang relatif
singkat yaitu sekitar 2,5 - 3 bulan. Dibandingkan
bebek betina, bebek jantan memiliki
pertumbuhan berat badan relatif lebih cepat.

Gambar 1.1 Bebek Pedaging Jantan Jenis


Persilangan Mojosari dan Kalung

1.3 Prospek Usaha Budidaya Bebek Pedaging


Dewasa ini trend masyarakat untuk
mengkonsumsi daging bebek terus meningkat,
terutama di kota-kota besar seperti di Jakarta,
Jogya dan Surabaya. Salah satu pendorong
masyarakat untuk mengkonsumsi daging bebek
antara lain 1) adanya variasi menu masakan
yang berasal dari daging bebek cukup banyak;
2) khususnya masyarakat pecinan yang tinggal
7
diperkotaan banyak yang menyukai masakan
daging bebek terutama cita rasa masakan yang
berasal dari negeri tirai bambu seperti bebek
peking dan lain-lain; 3) ada beberapa warga
asing seperi Korea, Thailand, Vietnam dan lain-
lain yang menyukai masakan daging bebek yang
menyebabkan banyak berdiri restoran-restoran
mereka; 4) rasa daging bebek lebih gurih dari
daging ayam.
Dengan meningkatnya trend masyarakat untuk
mengkonsumsi daging bebek, telah mendorong
dan membangkitkan para pengusaha ternak
untuk mengembangkan usaha ini. Salah satu
faktor penting dalam pengembangan usaha
adalah permodalan, yang banyak dibutuhkan
terutama oleh para pengusaha micro. Sementara
lembaga perbankan sebagai sumber dana
pinjaman memerlukan adanya buku panduan
pola pembiayaan usaha budidaya bebek

pedaging yang memberikan informasi


lengkap
terutama titik-titik kritis dari usaha ini, agar
8
dapat diantisipasi. Untuk memberikan gambaran
tentang kegiatan usaha budidaya bebek pedaging
dengan keragaan usaha dan permodalannya.
Gambaran tentang usaha budidaya bebek
pedaging ini meliputi aspek pasar dan
pemasaran, aspek produksi, aspek keuangan,
aspek ekonomi dan aspek lingkungan.

9
BAB II
KEBIJAKAN

2.1 Kebijakan Pemerintah & legalitas Usaha.


Adanya kebijakan yang mengatur tentang
budidaya ternak di Indonesia, sehingga perlu
dipahami dibidang usaha ternak dalam peraturan
pemerintah telah diatur tentang skala budidaya
usaha ternak yang diwajibkan izin adalah
keputusan menteri pertanian yang dikeluarkan
dengan nomer 404/kpts/OT.201/6/2002.
Berikut aturan skala ternak wajib izin :
 Ayam pedaging yang lebih dari 15.000 ekor
 Ayam ras petelor lebih dari 10.000 ekor
 Itek/entok yang lebih dari 15.000 ekor
 Ayam kalkun lebih dari 10.000 ekor
 Burung puyuh lebih dari 25.000 ekor
 Burung dara lebih dari 25.000 ekor
 Kambing/domba lebih dari 300 ekor
 Sapi potong lebih dari 100 ekor

1
0
 Kerbau lebih dari 75 ekor
 Sapi perah lebih dari 20 ekor
 Kuda lebih dari 50 ekor
 Rusa lebih dari 500 ekor
Jika kita ingin membuka budidaya ternak bebek
atau itik yang kapasitasnya kurang dari 15.000
ekor, maka skala usaha kita di kategorikan
usaha yang tiadak wajib izin, namun berbeda
daerah biasa saja berbeda Perda yang di
berlakukan. Apabila melebihi 15.000 itik maka
harus ada ijin dari daerah setempat.
(http://hobbysatwa.blogspot.co.id/2013/07/kegia
tan-usaha-peternakan-yang-perlu.html )

2.2 Ijin Usaha peternakan tingkat Kabupaten

2.2.1 Dasar Hukum

Keputusan Bupati Nomor 42 Tahun


2002 Tentang Izin Usaha Peternakan.

1
1
Keputusan Kepala Dinas Perikanan dan
Peternakan Kabupaten nomor :
524/2829, 2830, 2831 - Tahun 2002
Binus / tentang syarat-syarat teknis
perusahaan peternakan ayam ras,
petelur, itik petelur, itik pedaging,
perusahaan peternakan sapi potong dan
perusahaan sapi perah.

2.2.2 Pengawasan
Dinas Peternakan Perikanan dan
Kelautan Kabupaten melaksanakan
bimbingan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan izin usaha peternakan.

Bimbingan dan pengawasan dapat


dilakukan dalam bentuk langsung yaitu
dilokasi kegiatan dan tidak langsung
dapat berupa penyampaian laporan
secara tertulis mengenai kegiatan
peternakan oleh perusahaan peternakan.
1
2
2.2.3 Ijin Prinsip
Persetujuan prinsip diberikan
kepada perusahaan peternakan untuk
melakukan persiapan kegiatan fisik dan
administrasi (Perijinan Lokasi, IMB,
Izin Tempat Usaha/ HO, Izin tenaga
Kerja Asing, UKL/UPL, Izin
Pemasukan ternak, Perjanjian Kerja
Sama budidaya dengan Plasma).
Persetujuan prinsip berlaku
selama jangka waktu 1 tahun dan dapat
diperpanjang lagi selama 1 tahun.
Izin Usaha Peternakan
diberikan setelah perusahaan siap
melakukan kegiatan produksi,
selambat-lambatnya 5 hari kerja setelah
diterimanya permohanan. Kepala Dinas
Peternakan Perikanan dan Kelautan
Kabupaten atau pejabat yang ditunjuk

1
3
mengadakan pemeriksaan kesiapan
perrusahaan.
Hasil pemeriksaan disampaikan
kepada Kepala Dinas Peternakan
Perikanan dan kelautan kabupaten
Cianjur sebagai dasar dibuatnya atau
ditolaknya Izin Usaha Peternakan.
Selambat-lambatnya 5 hari
kerja setelah pemeriksaan kesiapan,
Kepala Dinas Peternakan Perikanan
dan Kelautan Kabupaten Cianjur
menerbitkan / menunda atau menolak
Izin Usaha Peternakan.
Pemohon membuat banding
ditujukan kepada Bupati.

1
4
BAB III
OVERVIEW BISNIS BUDIDAYA
TERNAK BEBEK PEDAGING

3.1. Profil Usaha


3.1.1 Skala Usaha
Berternak bebek pedaging yang
dilakukan oleh para pengusaha ternak bebek
pedaging di Desa Mojo, Kecamatan Sawit,
Kabupaten Boyolali dilakukan oleh berbagai
skala usaha, baik skala mikro, skala kecil
ataupun skala menengah. Masing-masing
umumnya tergabung dalam suatu kemitraan.
Fungsi kemitraan ini didasari atas kepentingan
bersama misalnya dalam hal mendapatkan DOD
(Day Old Duck), mendapatkan pakan yang
murah berkualitas, mencari akses pasar dan lain-
lain. Salah satu pengusaha bebek pedaging yang
berlokasi di Desa Mojo, Kecamatan Sawit, telah
memiliki beberapa lokasi budidaya bebek

1
5
pedaging dengan kapasitas masing-masing ranch
± 10.000 – 12.000 ekor yang tersebar di Kab.
Boyolali, Solo, Wonogiri .
3.1.2 Jenis Usaha Budidaya
Salah satu faktor pendukung usaha
budidaya bebek pedaging adalah tersedianya
sejumlah DOD yang akan dibesarkan. Para
pengusaha ternak skala UMKM umumnya
melakukan kegiatan budidayanya terfokus pada
kegiatan pembesaran saja atau penetasan DOD
saja, hal ini karena masing-masing jenis usaha
ini memerlukan keahlian tersendiri yang
didukung oleh keuletan atau perhatian penuh
dari pengelolanya. Berdasarkan pengamatan di
Desa Mojo, Kecamatan Sawit, diketahui
terdapat dua jenis usaha khusus, yaitu
a. Kelompok Usaha Pembibitan (Breeder)
Kegiatan usaha pembibitan Bebek bertujuan
untuk menghasilkan bibit Bebek atau DOD

1
6
(Day Old Duck) yang akan digunakan
sebagai sarana produksi dalam usaha
budidaya Bebek petelur maupun Bebek
pedaging. Kegiatan usaha ini masih banyak
yang diusahakan secara tradisional ataupun
semi intensif. Kondisi alam sangat
berpengaruh terhadap usaha ini, terutama
ketersediaan pakan alami di sekitar areal
pertanian dan aliran sungai. Aktivitas yang
dilakukan dalam usaha ini yaitu mulai dari
penyiapan indukan jantan dan betina yang
telah siap bertelur. Hasil produksi telur
Bebek yang telah dibuahi kemudian dierami
dengan menggunakan peralatan mesin tetas.
DOD bebek yang dihasilkan kemudian
disortir terdiri atas DOD betina dan DOD
jantan, penyortiran dilakukan karena harga
DOD berbeda, yaitu DOD betina ± Rp
20.000 per ekor dan DOD jantan ± Rp
15.000 per ekor, selain harga berbeda juga
1
7
sasaran penjualan berbeda, dimana DOD
betina akan dijual ke pengusaha bebek
petelur sedang DOD jantan dijual ke
pengusaha bebek pedaging.

b. Kelompok Usaha Budidaya khusus Bebek


Pedaging Bebek yang dibesarkan menjadi
bebek pedaging dalam konteks budidaya ini
adalah khusus DOD jantan, dalam hal ini
masa pemeliharaan berkisar 2,5 s.d 3 bulan,
artinya umur bebek belum begitu tua
dimana dagingnya relatif terasa empuk dan
berbeda dengan bebek afkir yang dapat
mencapai umur ± 1 tahun, dimana
dagingnya sudah liat. Tujuan dari budidaya
ini untuk menghasilkan daging yang tidak
alot dan karena masa pemeliharaanya lebih
singkat dibanding umur bebek petelur,
diharapkan menghasilkan keuntungan yang
besar. Bebek pedaging yang sudah berumur

1
8
2,5 – 3 bulan memiliki bobot ± 1,5 kg per
ekor, kemudian dijual dalam bentuk hidup
atau atau juga dipotong terlebih dahulu
menjadi karakas. Berbeda dengan usaha
pembibitan, pada usaha pembesaran ini
memerlukan lahan yang relatif luas untuk
kandang-kandang bebek. Untuk skala usaha
yang cukup besar (skala menengah) dapat
dilakukan sistem pola pemeliharaan,
dimana dibuat beberapa paket pemeliharaan
dengan umur yang berbeda, sehingga akan
diperoleh masa panen yang rutin reguler.
Pada pembesaran bebek pedaging sistem
pola pemeliharaan dapat diatur sedemikian
rupa setiap bulan panen atau setiap minggu
panen, sehingga memerlukan jumlah bebek
yang lebih besar. di Kecamatan Sawit,
terdapat pengusaha bebek pedaging yang
menggunakan sistem pola ternak, dimana
sekumpulan populasi sejumlah ± 4.000 ekor
1
9
dihitung dalam satu paket dan dalam satu
siklus pemeliharaan (3 bulan) terdapat 3
paket sejumlah 12.000 ekor. Apabila
dilakukan berulang tiap bulan, maka dalam
satu tahun akan memelihara 36.000 ekor
bebek. Pada skala usaha ini dengan populasi
12.000 ekor sudah ditangani dengan
tatalaksana budidaya yang baik dan
melibatkan jumlah tenaga kerja yang lebih
banyak.

3.2 Pola Pembiayaan


Di Kabupaten Boyolali, baik terhadap
para peternak maupun terhadap lembaga
perbankan, bahwa sampai saat ini belum ada
lembaga perbankan yang khusus membiayai
pengusaha budidaya bebek pedaging. Hal ini
terjadi karena, lembaga perbankan mengalami
kesulitan untuk menyesuaikan skim pembiayaan
yang tepat karena belum ada skim khusus

2
0
pembiayaan usaha budidaya bebek pedaging,
selain itu perbankan juga belum mendapatkan
informasi mengenai data pengusaha bebek
pedaging yang berasal dari bibit jantan dan
bukan bebek pedaging yang berasal dari afkiran
bebek petelur. Ada pengusaha budidaya bebek
pedaging di Desa Mojo, Kecamatan Sawit,
Kabupaten Boyolali yang ditawari pinjaman dari
beberapa bank, namun pengusaha tersebut
belum memerlukan karena menganggap belum
siap berhubungan dengan bank dan masih
menggunakan dana modal sendiri yang masih
cukup. Beberapa lembaga perbankan yang
dihubungi di Kabupaten Boyolali adalah Bank
BRI, Bank Madiri, Bank Jateng, BPR BKK
Boyolali . Rata-rata belum membiayai usaha
budidaya Bebek pedaging. Usaha yang pernah
dibiayai diantaranya usaha penggemukan Sapi
dan peternakan ayam broiler, dalam proses
pembiayaan ini calon debitur diharuskan
2
1
mengajukan usulan pembiayaan dan rencana
pembayaran angsuran serta menyiapkan
anggunan yang berupa surat keterangan tanah
(SKT) atau harta berharga lainnya. Sumber
pembiayaan Pemerintahan yang telah
membiayaai usaha budidaya bebek pedaging
adalah PNPM Mandiri untuk usaha produktif di
pedesaan dan juga bantuan dana untuk
Kelompok peternak melalui Dirjen Peternakan
Departemen Pertanian. Besaran dana yang
dikucurkan untuk tiap orang relatif kecil ± Rp 5
juta.

2
2
BAB IV
KAREKTERISTIK BISNIS BUDIDAYA
TERNAK BEBEK PEDAGING

4.1 Teknis bisnis berternak bebek pedaging


Dalam pelaksanaan usaha budidaya
bebek pedaging diperlukan persyaratan dalam
menentukan letak lokasi. Untuk usaha skala
kecil dengan skala menengah atau besar
tentunya akan berbeda persyaratannya. Pada
umumnya lokasi yang baik harus jauh dari
pemukiman penduduk, terdapat sumber air yang
memenuhi persyaratan baku mutu air untuk
usaha ternak, jalan masuk, dan juga mudah
pengawasan untuk keamanan. Selain itu untuk
usaha komersial skala menengah dan besar harus
menyesuaikan dengan RUTR (Rencana Umum
Tata Ruang), dan letak serta ketinggian lokasi
dengan wilayah sekitarnya harus memperhatikan
lingkungan dan topografinya.

2
3
4.2 Standart Mutu hasil Produksi bebek
pedaging
Dalam usaha budidaya pembesaran bebek
pedaging jantan peralatan dan perlengkapan
yang digunakan dikelompokan menurut tahap
kegiatannya, adalah:

4.2.1 Bangunan Kandang


Untuk melakukan ternak bebk pedaging.
kandang merupakan faktor penting dalam
ternak itik itu. Sebenarnya konstruksi dasar
kandang itik tidak terlalu berbeda dengan
kandang unggas lainnya. Namun, untuk bebek
alas atau lantainya dibuat lebih rapat. Tujuannya
agar bebek bisa nyaman di dalam kandang.
Kandang merupakan salah satu poin penting
dalam beternak itik, terutama itik petelur,
dimana dalam kandangnya wajib disediakan
wadah telur. Oleh karena itu, kandang yang baik
dapat membuat produksi menjadi maksimal.

2
4
Pada umumnya, kandang dalam peternakan itik
dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kandang untuk
DOD atau anak bebek, kemudian untuk bebek
dara, terakhir yaitu untuk bebek dalam masa
bertelur. Dari tiga macam kelas tersebut ada
beberapa hal yang wajib diperhatikan dan
diketahui bagi anda yang akan merintis usaha
budidaya itik. Sesuaikan dengan keadaan dan
lingkungan anda, jangan terlalu terpaku pada
tulisan ini dan berinovasi lah. Karena banyak
sekali faktor yang menentukan baik tidak nya
suatu kandang untuk jenis itik tertentu dan
lingkungan tertentu. Bangunan kandang
dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu ;
bangunan untuk bebek DOD/starter, kandang
pembesaran, kandang isolasi (bebek sakit),
tempat pembakaran bebek mati, gudang pakan,
peralatan dan obat. Konstruksi bangunan dapat
dibuat dari bahan yang ekonomis, kuat, mudah
dibersihkan dan ternak terhindar dari
2
5
kecelakaan. Tata letak bangunan untuk kantor,
mess karyawan maupun kandang harus terpisah,
dan untuk kandang isolasi harus ditata supaya
aliran air limbah tidak menimbulkan
pencemaran penyakit.
a. Kandang Starter
DOD/bibit bebek umur 1 – 4 minggu
ditempatkan dalam kandang berbentuk Boks.
Kandang jenis ini dapat terbuat dari papan atau
bambu dengan lantai dari kawat kasa atau dari
anyaman bambu dengan jarak anyaman 1-1,5
cm, sehingga pada jarak tersebut kaki bebek
tidak terperosok dan kotoran bebek langsung
dapat jatuh kebawah. Masa pemeliharaan yaitu
antara 1 – 21 hari (1 – 3 minggu). Setiap 1 m2
kandang boks akan mampu menampung DOD
sebanyak 50 – 75 ekor ekor.

2
6
Contoh kandang Starter

Gambar 4.1 Contoh Kandang Starter


b. Kandang Finisher
Bentuk kandang untuk fase finisher
menggunakan sistem ranch yaitu model kandang
yang sebagian diberi atap dan sebagian lagi
dibiarkan terbuka dan hanya dibatasi pagar
sekelilingnya. Sementara ruang yang tertutup
atap dengan ruang yang terbuka perlu diberi
pagar pemisah serta pintu yang dapat dibuka
atau ditutup. Pada ruang yang tertutup atap
disekatsekat lagi, begitu juga pada ruang yang
terbuka, hal ini dilakukan untuk memisahkan
2
7
bebek berdasarkan kelompok umur. Untuk
finisher Komoditas Budidaya Bebek Pedaging
15 menggunakan tingkat kepadatan kandang
dapat memuat DOD sekitar 8 – 12 ekor per
meter. Budidaya bebek pedaging dapat
dilakukan pemanenan tiap bulan yaitu dengan
menggunakan model kandang sistem estafet.
Jika pemeliharaan satu siklus produksi sebanyak
12.000 ekor dengan pola panen 4.000 ekor tiap
bulan, maka harus tersedia 4 unit kandang
dengan selisih umur bibit/DOD sekitar 1 bulan.
Kandang yang kosong digunakan untuk
mengistrirahatkan unit kandang yang terdiri dari
3 kandang yang selalu aktif digunakan, sehingga
kandang yang kosong digunakan dalam rangka
pembersihan kandang secara bergantian.

2
8
Contoh kandang Finisher

Gambar 4.2 Siklus Kandang Model Estafet

Kandang Bebek Yang Baik dan Ideal


Kondisi keseluruhan kandang harus
nyaman, kering dan bersih dari kotoran. Dinding
utama harus tertutup, karena itik akan gelisah
jika melihat hewan lain seperti anjing atau
kucing melintas di dekat kandang. Selain itu,
dinding yang sedikit terbuka juga berfungsi
sebagai jalannya sirkulasi udara, dimana angin
luar tidak masuk secara langsung ke dalam
kandangn namun dapat terfilter. Untuk atap

2
9
seperti biasa, sebagai media berteduh bagi bebek
saat matahari panas terik dan hujan datang.
Suhu ruang di dalam kandang. Baik
sekali jika bisa anda sering mengecek kondisi
dan suhu dalam kandang. Usahakan suhu selalu
sama seperti suhu ruangan, tidak terlalu panas
dan tidak terlalu dingin. Yaitu antara 27° hingga
30° celcius. Hal ini dapat kita antisipasi sebelum
membuat kandang, kita dapat membuat kandang
menghadap barat atau timur sehingga angin dan
panas matahari dapat silih berganti masuk ke
dalam kandang. Sinar matahari yang masuk
dapat menjadi sarana dalam menghilangkan
kelebaban dan penyakit yang menumpuk di
dalam kandang. Sedangkan angin sebagai
penyuplai udara.
Penerangan. Juga merupakan hal yang penting
dalam ternak bebek. Penerangan kandang
haruslah cukup. Selain memudahkan kita dalam
merawat dan melihat kondisi itik, penerangan
3
0
juga dapat membuat itik menjadi nyaman dan
suhu terkendali.
Ruang Gerak. Kenapa ruang gerak juga
penting? ini dikarenakan bebek tidak suka
makan dan minum secara bersamaan dalam satu
waktu, mereka lebih memilih bergantian
daripada berdesakan. Oleh karena itu, dengan
ruang gerak yang luas kita dapat menghemat
waktu dan pemeliharaan menjadi lebih efisien.
Penting sekali untuk kandang bebek pedaging
yang harus memacu ukuran itik hingga siap jual.
Tinggi kandang. Jangan terlalu pendek dan
terlalu tinggi, usahakan sesuai dengan tinggi
badan kita, usahakan lebih tinggi. Bisa 2-3 meter
sehingga kita dapat mudah dalam merawat dan
memberi makan itik.
Kebersihan. Bersihkan tempat dan media
sebelum dan sesudah kandang jadi secara rutin.
Jangan hanya sekali sebelum pembuatan
kandang saja kita lakukan penyemprotan.
3
1
Pemberian disinfektan secara rutin sangat
diperlukan. Berikan semprotan dan disinfektan
saat bebek/itik sedang keluar dari kandang.
Ingat, kandang itik yang baik adalah yang kering
dan bersih dari penyakit.
Buat desain kandang alangkah baiknya
sebelum anda mulai membuat, anda buat sketsa.
Dimana letak wadah pakan, tempat mandi dan
lain-lain. Tujuannya agar anda mudah dalam
menempatkan segala sesuatu nantinya. Untuk
kandang bebek petelur, jangan lupa siapkan
wadah untuk menampung telur di dalam
kandang, buatlah petak - petak yang tidak terlalu
besar sehingga dapat memudahkan kita saat
panen telur.
Selanjutnya, setelah anda memahami
berbagai jenis dan tipe kandang bebek. Karena
berdasarkan pengalaman, masing - masing
kandang tersebut memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan. Alangkah baiknya sebelum kita
3
2
menentukan bentuk kandang yang akan kita
buat, kita tahu lebih dahulu mengenai jenis
kandang bebek yang banyak digunakan oleh
para peternak itik.

4.2.2 Bangunan dan Perlengkapan Lainnya


Gudang sarana produksi peternakan Kebutuhan
gudang sangat diperlukan dalam usaha budidaya
bebek pedaging sebagaimana pada usaha ternak
lainnya, karena dipergunakan sebagai tempat
untuk menyimpan bahan baku pembantu seperti
pakan ternak, obat-obatan dan peralatan
produksi lainnya.
Perlengkapan yang digunakan secara langsung :
Tempat air minum, Tempat pakan ternak,
Ember, Lampu, Kabel Listrik, Sekop
pembersih kotoran, Sapu lidi.
4.2.3 Bibit Bebek/DOD
Usaha budidaya pembesaran bebek jantan di
Kec. Sawit Kab. Boyolali banyak yang
3
3
menggunakan bebek persilangan antara bebek
Mojosari dari Mojokerto dengan bebek Kalung
dari Magelang dengan ciri – ciri sebagai berikut:
1) warna bulu cokelat muda sampai cokelat tua;
paruh dan kaki berwarna hitam; 3) pada bebek
jantan ada 1-2 bulu ekor yang melengkung ke
atas dengan warna paruh dan kakinya lebih
hitam dibandingkan dengan bebek betina.
Adapun ciriciri DOD yang baik : - DOD jantan
dicirikan pada kloaka ada organ kecil berbentuk
jarum - Berat DOD minimal 40 gr/ekor -
Kondisi DOD sehat dan terbebas dari penyakit
unggas (a.I: Avian Influenza Fowl Pox, Avian
Chlamydiasis Salmonellosis (S. pullorum; S,
enteridis), Aspergilosis Cocidiosis) dan penyakit
unggas lainnya yang ditetapkan. - Tidak cacat
fisik atau terluka. Untuk pengadaan DOD
pengusaha pembesaran membeli kepada usaha
penetasan bebek. DOD dibeli oleh peternak
ketika berumur 3 – 7 hari (rata-rata 1 minggu)
3
4
dan dibudidayakan dengan cara digemukan
(fatting) selama 2,5 – 3 bulan (60 -75 hari).

Gambar 4.3 Bebek Fase Starter pada Kandang


Box
4.2.4 Pakan Ternak
Pada dasarnya, pakan bagi itik berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidup, membentuk
sel-sel dan jaringan tubuh, serta menggantikan
bagian tubuh yang rusak. Pemberian pakan
secara teratur dengan komposisi pakan yang
tepat akan mendukung produktivitas itik
pedaging. Karena itu, sebelum member pakan,
36
peternak harus mengetetahui terlebih dahulu
kebutuhan nutrisi, prinsip pemberian pakan,
jenis pakan, jumlah yang harus diberikan, dan
tata cara pemberian pakan yang benar.

4.2.5 Kebutuhan Nutrisi Itik


Agar itik tumbuh pesat sehingga maksimal
umur 50 hari harus sudah bisa di panen, pakan
yang diberikan harus memenuhi kebutuhan
nutrisinya. Beberapa nutrisi yang harus
terkandung di dalam pakan di antaranya
karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan
vitamin.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy
yang di pakai dalam setiap aktivitas di
dalam tubuh dan gerak itik, termasuk
aktivitas penting seperti bernafas dan
kontaksi jantung. Sumber karbohidrat

37
diantaranya terdapat dalam jagung,
beras, sorgum, dan dedak padi.
2. Lemak
lemak berfungsi juga sebagai sumber
energy serta pelarut vitamin A, D, E, dan
K. Namun, lemak yang berlebihan dapat
menyebabkan terganggunya saluran
reproduksi. Bahan pakan yang
mengandung lemak diantaranya jagung,
kedelai, dan minyak ikan.
3. Protein
Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan
serta membangun kembali atau
memperbaiki otot-otot rangka dan organ
tubuh. Kebutuhan protein tergantung
pada fase hidup itik. Berdasarkan
sumbernya, protein di bagi menjadi dua
yaitu protein hewani dan protein nabati.

38
Protein Hewani
Sesuai namanya, protein hewani berasal
dari hewan yang memiliki nilai hayati
lebih tinggi di bandingkan dengan yang
berasal dari tanaman. Sumber protein
hewani diantaranya terdapat dalam
tepung ikan, remis, keong, bekicot, hasil
ikutan daging dari tempat pemotongan
hewan, dan susu bubuk kering.
Protein Nabati
Protein nabati berasal dari tanaman
seperti jagung, dedak padi, bungkil
kedelai, bungkil kelapa, bungkil kacang
hijau, dan bungkil kacang tanah.
4. Mineral
Mineral merupakan zat pembangun yang
menunjang pertumbuhan itik karena
fungsinya dalam berbagai enzim dan
reaksi kimia dalam jaringan tubuh.
Kebutuhan mineral relative sedikit tetapi
39
menguntungkan pada ternak itik. Sumber
mineral biasanya dari tepung tulang dan
tepung kerang.
5. Vitamin
Vitamin merupakan subtansi organic
yang diperlukan ternak itik agar dapat
hidup dan tumbuh secara normal, serta
berfungsi dalam transformasi energy dan
pengaturan metabolisme tubuh. Sama
seperti hewan lain, itik memerlukan
vitamin A, B, C, D, E, dan K dalam
jumlah yang cukup. Vitamin-vitamin ini
terkandung dalam kedelai, sorgum,
gandum, padi, tepung ikan, dan
kecambah.

Pakan yang dibutuhkan untuk pembesaran bebek


pedaging jantan berbeda pada setiap fasenya.

40
Pakan buatan pabrik belum ada yang khusus
untuk bebek pedaging, sehingga menggunakan
pakan untuk ayam broiler dengan standar mutu
pakan yaitu SNI 01-3908-2006. Pada fase
Starter , jenis pakannya menggunakan BR-1
yaitu untuk umur bebek 1 –21 hari.
Pertumbuhan maksimal pada fase starter, perlu
ditunjang dengan pemberian pakan yang
mengandung protein tinggi, yaitu berkisar antara
20-25%. Sedangkan pada fase finisher umur 21
– 90 hari menggunakan konsentrat untuk ayam
broiler finisher dengan cara dicampur bekatul
dan pakan tambahan lainnya. Kadar protein
yang dibutuhkan antara 16- 22% dan energi
metabolisme sekitar 2900-3000 kkal/kg.
Pemberian pakan setiap harinya didasarkan pada
kondisi pertumbuhan bobot bebek, pada fase
starter diperkirakan 3 gram sampai 23 gram per
ekor per hari dan pada fase finisher diperkirakan
24 gram sampai dengan 73 gram per ekor per
41
hari. Sedangkan perkiraan kebutuhan
pakan untuk populasi bebek 4.000 dan 12.000
ekor dapat dilihat pada Tabel 2.1 :

Tabel. 2.1. Perkiraan Kebutuhan Pakan


Bebek
Pedaging Kapasitas 4.000 dan 12.000
ekor
Jumlah Populasi Harga per Kg
Rp
Komposisi 4.000 12.000
ekor ekor
1). Pakan Starter

- BR-1 1.887 5.662 9.200,-


2). Pakan Finisher

- Konsentrat 8.297 24.890 9.800,-


- Bekatul 830 2.489 2.500,-
- Pakan 519 1.556 1.000,-
Tambahan
Total

42
4.2.6 Obat-Obatan
Kebutuhan obat-obatan selama pemeliharaan
pembesaran bebek pedaging yaitu dari fase
starter sampai ke fase finisher (12 minggu)
adalah sekitar 1 % dari total modal kerja.
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan
tindakan pengamanan penyakit yaitu :
Memproteksi lokasi agar tidak mudah dimasuki
binatang lainnya;
• Melakukan disinfektan kandang dan peralatan;
• Melakukan pembersihan terhadap kandang
yang habis dikosongkan maupun sebelum
dimasukkan ternak baru ke dalamnya;
• Menjaga kebersihan dan sanitasi seluruh
komplek lokasi peternakan;
• Mempunyai sistem penghapus hama yang baik
bagi lalu lintas kendaraan, orang dan
peralatan yang keluar masuk komplek
peternakan maupun pintu masuk kandang,
gudang pakan dll;
43
• Menyarankan karyawan untuk menggunakan
pakaian kerja dan tidak melakukan
perbuatan yang dapat menimbulkan
penularan penyakit dari satu kelompok ke
kelompok lain;
• Tidak memperkenankan setiap orang keluar
masuk komplek perkandangan yang
memungkinkan penularan suatu penyakit;
• Tidak memperbolehkan bebek yang menderita
penyakit menular atau bangkai bebek,
peralatan dari bahan yang berasal dari
kandang yang bersangkutan tidak
diperbolehkan dibawa keluar komplek
peternakan melainkan harus segera
dimusnahkan dengan cara dibakar atau
dikubur;
• Melakukan tindakan pencegahan (vaksinasi)
• Melaporkan segera terhadap setiap terjadi
kasus penyakit terutama yang
dianggap/diduga penyakit menular kepada
44
Instansi/Dinas yang membidangi fungsi
Peternakan dan Kesehatan Hewan;
• Membantu Pemerintah dalam usaha
pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular.

4.3 Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan faktor yang
penting dalam usaha budidaya pembesaran
bebek pedaging, karena keberhasilan usaha
pembesaran bebek pedaging membutuhkan
tenaga kerja yang memiliki ketrampilan khusus
beternak unggas dan perhatian penuh terutama
pada saat fase starter. Tenaga kerja laki-laki
maupun perempuan umumnya mampu
mengerjakan tahap-tahap fase budidaya.
Pada dasarnya kisaran bebek per 10.000 ekor
membutuhkan tenaga kerja tetap sebanyak 1
orang Koordinator Budidaya dan 2 orang
karyawan budidaya. Pada saat fase finisher atau

45
pada waktu pemanenan, para pengusaha akan
menambah tenaga kerja harian lepas untuk
angkut ternak hasil panen, angkut bahan pakan
untuk persiapan budidaya selanjutnya. Selain itu
untuk pengusaha budidaya yang juga
mempunyai usaha pemasaran karkas bebek,
akan menambah tenaga harian lepas untuk
prosesing mulai dari penyembelihan sampai ke
pengemasan. Tenaga kerja tetap maupun tidak
tetap yang bekerja di usaha budidaya
pembesaran bebek pedaging jantan pada
umumnya adalah masyarakat sekitar lokasi.
Upah tenaga kerja pada usaha budidaya bebek
pejantan bervariasi di masingmasing daerah.
Upah ditentukan berdasarkan pengalaman dan
jenis pekerjaan yang dilakukan. Tenaga kerja
koordinator budidaya yang sudah
berpengalaman mendapat upah Rp. 2.000.000, -
Rp. 3.000.000,- sedangkan untuk karyawan
budidaya yang berpengalaman mendapatkan
46
upah antara Rp 1.000.000,- hingga Rp
2.000.000,- per bulan ditambah bonus khusus
jika tingkat kematian bebek kurang dari 10%,
sedangkan tenaga kerja tidak tetap dibayar
antara Rp 30.000,- per hari.

4.4 Teknologi
Usaha budidaya pembesaran bebek pedaging
jantan menggunakan teknologi sederhana karena
dalam proses budidayanya belum menggunakan
peralatan yang canggih. Budidaya pembesaran
bebek pedaging ini menggunakan peralatan yang
dapat diperoleh dengan mudah dan tersedia di
sekitar wilayah setempat.
4.5 Aspek Produksi
4.5.1 Proses dan Metode Produksi
Proses produksi pembesaran bebek pedaging
jantan dibagi menjadi dua tahap atau fase.
Pertama, fase starter yaitu pembesaran bebek
padaging jantan dari umur 1 – 21 hari dan kedua

47
yaitu fase finisher yaitu proses pembesaran
bebek pedaging jantan dari umur 22 – 90 hari.
Dari hasil survey lapangan diketahui bahwa
budidaya pembesaran bebek pedaging jantan
yang baik harus menggunakan sistem pakan
yang intensif.
Laju pertumbuhan optimal bebek pedaging
jantan merupakan salah satu jaminan dalam
mendapatkan bebek pedaging jantan yang baik,
sebab bebek akan menjadi cepat gemuk dan
berat tubuhnya meningkat. Semakin cepat
pertumbuhan bebek, semakin cepat pula bebek
pedaging jantan dapat dipanen, sehingga siklus
pemeliharaan bebek pedaging dapat
diperpendek.
Untuk mendapatkan hasil yang bermutu baik
pada saat pemanenan maka perlu dilakukan
berbagai hal yaitu : dilakukan pemilahan
terhadap bebek pedaging jantan sesuai dengan
kondisi beratnya; sebelum bebek dimasukkan
48
dalam transportasi khusus, sebaiknya bebek
dimasukan ke keranjang; penjualan bebek
dianjurkan ke tempat-tempat pemotongan
unggas dan tidak dijual langsung ke pasar.

4.6 Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi


/Budidaya bebek pedaging.
Adapun jenis bebek yang dibudidayakan banyak
jenisnya diantaranya bebek Alabio, Tegal,
Mojosari, Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy,
Cayuga, dan juga bebekbebek persilangan yang
dihasilkan oleh BPT (Balai Penelitian Ternak)
Ciawi Bogor. Produksi bebek pedaging finisher
atau siap potong yang dihasilkan dari proses
budidaya sangat tergantung dari proses
tatalaksana yang baik, mulai dari pemilihan bibit
bebek, kualitas pakan, penanganan penyakit.
Setiap berat ratarata bebek starter 40 gr/ekor,
maka pada saat finisher atau pemanenan hasil
akan diperoleh berat rata-rata 1.4 kg/ekor (1400

49
gr/ekor). Karkas yang baik dipengaruhi oleh :
bibit, jenis kelamin, umur, kualitas pakan,
bagian-bagian tubuh (sayap, dada, paha atas,
paha bawah dan punggung). Daging bebek
sebagian mengandung serat merah dan sebagian
kecil mengandung serabut putih. Pada bagian
dada bebek, serabut merah sebanyak 84 % dan
serabut putih sebanyak 16 %, perbedaan ini akan
mempengaruhi komposisi daging, sifat biokimia
dan karakteristik sensori. Daging yang sebagian
besar terdiri atas serabut merah mempunyai
kadar protein yang lebih rendah dan kadar lemak
yang tinggi dibandingkan dengan daging yang
sebagian besar terdiri dari serabut putih. Kadar
protein daging bebek berkisar antara 18.6 – 19.6
% dan lemak berkisar antara 2.7 – 6.8 %.
Daging bebek termasuk sumber protein yang
sangat baik, per 100 gram daging bebek bagian
dada tanpa kulit mengandung protein sebanyak
28 gr. Komposisi lemak dengan kulit (%) dan
50
tanpa kulit (%) berdasarkan bagian-bagian tubuh
dari bebek adalah sebagai berikut daging dada
dengan kulit 10.9, daging paha dengan kulit
20.6, daging dada tanpa kulit 1.4 dan daging
paha tanpa kulit 4.5.

4.7 Kendala Produksi


4.7.1 Resiko Bisnis budidaya bebek pedaging.
Kendala yang mungkin timbul dalam usaha
budidaya bebek pedaging jantan adalah
ketersediaan DOD jantan yang masih terbatas.
Pada saat ini pengusaha penetasan masih fokus
pada DOD betina untuk menghasilkan bebek
petelur, sehingga DOD jantan hanya merupakan
hasil sampingan dari usaha tersebut. Pada
musim penghujan biasanya DOD yang
dihasilkan kebanyakan betina, akibatnya banyak
kekurangan stock DOD jantan, sehingga dapat
memicu kenaikan harga. Selain itu menjelang 3
bulan dari hari raya idul fitri biasanya stok bibit

51
juga agak susah didapat, karena banyak peternak
yang tidak biasa membesarkan bebek pedaging
jantan ikut serta untuk meraih untung besar.
Faktor lain yang dapat menimbulkan kendala
adalah pakan, karena saat ini belum ada pabrik
khusus yang menghasilkan pakan untuk bebek
pedaging jantan. Untuk mengatasi hal tersebut
kebutuhan pakan bebek pedaging jantan
menggunakan pakan untuk pembesaran ayam
pedaging (broiler). Selain itu untuk pakan fase
finisher, disamping menggunakan pakan ayam
broiler berupa konsentrat, menggunakan pula
bekatul, dimana ketersediaan bekatul tergantung
kepada hasil pertanian padi. Jika panen
mengalami kegagalan maka ketersediaan bekatul
akan berkurang. Akibatnya hal tersebut dapat
memicu kenaikan harga bekatul dan juga
kualitas bekatul kurang bisa diharapkan, karena
ada sebagian oknum yang memanfaatkan
kondisi tersebut dengan menurunkan kualitas
52
yaitu mencampur bahan lain pada bekatul untuk
mendapatkan keuntungan sesaat.

4.7.2 Metigasi Resiko Bisnis budidaya bebek


pedaging.
Untuk memitigasi resiko ternak bebek
pedaging diantaranya adalah, munculnya
penyakit pada bebek disebabkan oleh 2
hal yaitu penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme contohnya virus, bakteri
dan protozoa. yang kedua penyakit yang
disebabkan oleh difesiensi zat makanan
serta letak kandang yang kurang sesuai.
Penyakit yang sering ditemukan di
peternakan bebek petelur dan pedaging di
antaranya.
Penyakit Duck Cholera ini biasanya
diakibatkan oleh bakteri Pasteurela
avicida. Ciri-cirinya yang ditimbulkan

53
penyakit ini, mencret, tinja hijau dan juga
lumpuh. Cara penanganan lakukan sanitasi
kandang dan juga pemberian suntikan
penisilin pada urat daging dada, dosis obat
disesuaikan dengan dosis label pada obat.
Penyakit Salmonellosis penyakit ini
disebabkan oleh bakteri typhimurium
gejala yang ditimbulkan sesak pada
pernafasan, kadang-kadang disertai
mencret. Cara penanggulangan lakukan
sanitasi yang baik pada kandang selain itu
bisa juga diobati dengan memberikan
furazolidone melalui pakan bebek dengan
konsentrasi 0,04% atau memakai
sulfadimidin yang dicampur dengan air
minum, dosisnya disesuaikan.
Dengan pengatasan penyakit diatas maka
peternak bebek pedaging tidak akan
bermasalah.

54
BAB V
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

5.1 Aspek Pasar


5.1.1 Permintaan
Mulai th 2.000 sampai sekarang, makanan
berbahan dasar daging bebek saat ini sedang
digemari terutama di kota-kota besar di
Indonesia. Untuk daerah Jakarta saja sangat
banyak tempat makan/restoran yang
menawarkan menu makanan berbahan dasar
daging bebek. Masalah yang dihadapi oleh para
pengelola tempat restoran adalah ketersediaan
daging bebek yang terbatas, karena selama ini
masih banyak yang mengandalkan pasokan dari
bebek petelur afkir atau bebek jantan yang
jumlahnya relatif tidak stabil. Sehingga
seringkali pasokan bahan baku terganggu atau
bisa mendapatkan bahan baku daging bebek

55
akan tetapi jumlahnya tidak sesuai dengan
permintaan.
5.1.2. Penawaran
Terutama untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah
memiliki beberapa kabupaten yang menjadi
sentra bebek yaitu Boyolali, Karanganyar,
Sragen, Sukoharjo, dan Salatiga. Sementara
sebagai salah satu lokasi usaha budidaya bebek
pedaging jantan adalah Kabupaten Boyolali,
dimana Kecamatan di Kabupaten Boyolali yang
merupakan sentra produksi bebek adalah Kec.
Sawit, Banyudono, Sambi, Teras dan Ngemplak
Boyolali. Secara nasional kebutuhan akan
komoditas daging bebek terus meningkat.

5.1.3 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar


Sektor peternakan di era perdagangan bebas
dapat membuka peluang peningkatan usaha
bidang peternakan, baik dalam skala kecil,
menengah, maupun besar. Namun di sisi lain,

56
persaingan yang dihadapi juga akan semakin
berat. Oleh karena itu, dalam upaya
memenangkan persaingan perlu adanya
peningkatan daya saing melalui peningkatan
mutu, produktivitas, dan efisiensi usaha dengan
memperhatikan aspek keamanan pangan dan
pelestarian lingkungan hidup. Keberhasilan
usaha dibidang budidaya pembesaran bebek
pedaging jantan sangat dipengaruhi oleh
pengalaman usaha yang dimiliki pengusaha
dalam menjalankan usaha sejenis. Pembesaran
bebek pedaging jantan, sarana produksinya
terutama bibit/DOD tergantung pada perusahaan
pembibitan, sementara pakan berupa bekatul
masih tergantung pada masa musim panen dan
juga pakan konsentrat masih tergantung pada
jenis pakan yang digunakan ayam broiler, jika
musim panen berhasil artinya tidak terjadi puso
atau gagal panen, maka kebutuhan bahan pakan
banyak melimpah. Selain itu musim hujan dan
57
musim kemarau juga berpengaruh terhadap
usaha penetasan. Jika pada musim hujan maka
bibit/DOD yang dihasilkan oleh usaha penetasan
adalah betina, dan jika musim kemarau maka
bibit/DOD yang dihasilkan kebanyakan jantan.
Persaingan dari kalangan internal sesama
pembudidaya bebek pedaging belum atau
skalanya masih kecil. Persaingan dalam
pemasaran bebek pedaging, sebagian besar
disebabkan karena adanya pasokan besar ke
pasar unggas dari peternakan ayam broiler yang
harganya relatif lebih murah dibanding bebek
pedaging. Disamping harga daging ayam broiler
lebih murah, sebagian besar masyarakat juga
belum terbiasa makan daging bebek, karena
baunya amis.
5.2 Aspek Pemasaran
5.2.1 Harga
Pada dasarnya terdapat dua bentuk penjualan
bebek pedaging, yaitu diperhitungkan
58
berdasarkan harga per ekor dan diperhitungkan
berdasarkan harga per kg. Perhitungan transaksi
berdasarkan harga per ekor telah banyak
dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.
Dalam pola penjualan per ekor harga relatif
tergantung
pada ukuran besarnya bebek, dan kadang kala
terdapat pertimbangan yang tidak prinsip
misalnya karena terdapat jenis bulu yang masih
muda pada bagian tertentu, padahal ukurannya
cukup memenuhi syarat bebek dewasa.
Perhitungan harga per ekor dirasakan tidak
praktis dan dapat menyebabkan kekeliruan
untuk usaha budidaya bebek dengan skala lebih
besar (skala menengah). Alternatif lain
perhitungan harga yaitu dengan mengacu pada
bobot bebek dalam kilogram, dimana
perhitungan harga dengan bobot ini dirasakan
akan lebih fair. Harga bebek berdasarkan satuan
ekor berkisar antara Rp 39.000 – 45.000 per
59
ekor, sedangkan penetapan harga berdasarkan
bobot, yaitu Rp 30.000 per kg, dimana bobot
rata-rata bebek per ekor berumur 2,5 – 3 bulan
adalah 1,3 kg.

5.2.2 Jalur Pemasaran


Untuk jalur pemasaran bebek pedaging di
Boyolali saat ini terdapat dua bentuk, yaitu 1)
peternak menjual bebek pada pengepul,
kemudian pengepul menjual bebek tersebut
dipasar unggas atau ke pemakai langsung seperti
ke restoranrestoran. Jalur pemasaran bebek pola
ini, dilakukan oleh pengepul yang mendatangi
langsung para peternak bebek. Jalur pemasaran
pola 2) peternak skala mikro dan kecil telah
tergabung dalam suatu kemitraan dengan
pengusaha yang lebih besar (skala menengah).
Pada jalur pemasaran pola ini peternak dapat
mengantar bebek nya sendiri yang akan dijual
atau Bandar pembeli menghubungi para

60
peternak. Pada jalur pemasaran ini terdapat
jaminan keakuratan ukuran bobot dan relatif
tidak ada kecurangan. Bagan di bawah ini
menunjukkan jalur pemasaran bebek pedaging
dari pengusaha hingga ke konsumen akhir
melalui beberapa lembaga pemasaran seperti
produsen, eksportir, grosir, pedagang kecil dan
pengecer.

5.2.3 Kendala Pemasaran


Ada dua kendala didalam pemasaran yakni:
Kendala pemasaran bebek pedaging yang
dialami oleh para peternak adalah
a. Belum adanya lembaga yang mengatur
keseimbangan harga bebek, sehingga
peternak dan konsumen tidak dirugikan.
b. Belum adanya pusat informasi harga bebek
pedaging yang dapat diakses oleh para
peternak melalui jaringan telekomunikasi
seluler.

61
BAB VI
TITIK RISIKO USAHA BUDIDAYA
TERNAK BEBEK PEDAGING

6.1 Resiko Teknis


Dampak positif dari budidaya bebek pedaging
diantaranya adalah dapat menciptakan efek
ganda (multifier effect) bagi jenis usaha lainnya
seperti usaha yang bergerak di sektor hulu
(backward linkage) antara lain usaha penetasan
DOD dan usaha pakan ternak, sampai usaha
yang bergerak sektor hilir (forward linkage)
seperti pedagang pengepul, jasa angkutan, usaha
pemotongan, warung makan, restoran dan lain-
lain. Dari semua kegiatan usaha yang terlibat
dari hulu sampai hilir tentunya mampu
menciptakan lapangan pekerjaan dan juga
pendapatan, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan bagi para pelaku yang terlibat
pada usaha ini. Dampak positif bagi daerah

62
daerah dimana bisa membudidayakan bebek
pedaging. Pertumbuhan sentrasentra usaha
budidaya bebek pedaging di beberapa daerah
juga dapat menjadikan bebek pedaging salah
satu komoditas unggulan daerah, sehingga
berdampak pada pengembangan ekonomi
wilayah. Selain itu juga dapat menjadi klaster
usaha budidaya bebek, karena usaha ini
memiliki keterkaitan dari hulu sampai hilir.

6.2 Resiko Operasional


Setiap kegiatan ekonomi selain
menimbulkan dampak positif, kadangkala dapat
juga menimbulkan dampak kerugian bagi
lingkungan. Dalam konteks budidaya bebek
pedaging ada beberapa dampak negatif yang
ditimbulkan, diantaranya adalah :
a. Air limbah dari ranch yang dibuang ke
saluran pembuangan umum atau sungai, dimana
dibagian hilir dimanfaatkan untuk kehidupan

63
masyarakat, akan dapat menimbulkan dampak
penyakit kulit. Terhadap air tanah diperkirakan
dapat mempengaruhi tingkat baku mutu air
minum
b. Suara bebek dalam jumlah banyak dapat
menimbulkan kegaduhan, hal ini dapat
mengganggu lingkungan masyarakat sekitar
ranch.
c. Kotoran bebek sebagaimana kotoran hewan
lainnya umumnya dapat menimbulkan udara
sekitar menjadi bau.

6.3 Resiko Manajemen Usaha ternak bebek


pedaging
Sebelum dilakukan kegiatan usaha budidaya
bebek pedaging, terlebih dahulu harus dilakuan
penelitian terhadap lingkungan untuk
mengidentifikasi kemungkinan – kemungkinan
munculnya dampak negatif. Dari hasil
identifikasi
64
terhadap dampak, negatif yang mungkin timbul
dapat dicari solusi penanganannya, antara lain ;
a. Air limbah yang tercampur kotoran bebek
dapat terlebih dahulu diberi perlakuan
(treatment) pada kolam yang kedap air agar
tidak merembes ke air tanah, kemudian
kedalam air limbah diberi bakteri pengurai
limbah seperti starbio. Setelah limbah
berkurang kadarnya atau hilang, air tersebut
baru dialirkan ke perairan umum.
b. Suara gaduh bebek yang dapat mengganggu
ketenangan masyarakat dapat dihindari
dengan menempatkan ranch yang jauh dari
lokasi pemukiman.
c. Bau kotoran bebek yang menimbulkan polusi
udara dapat dikurangi dengan penambahan
bakteri atau campuran kapur, dan juga posisi
ranch harus jauh dari lokasi pemukiman.

65
6.4 Resiko Pasar
Apa yang harus dihadapi oleh pemasar
peternak bebek pedaging adalah belum adanya
lembaga yang mengatur keseimbangan harga
bebek, sehingga peternak dan konsumen tidak
dirugikan.
Belum adanya pusat informasi harga
bebek pedaging yang dapat di akses oleh para
peternak melalui jaringan telekomunikasi seluler
Beberapa kendala yang terdapat dalam
bisnis budidaya ternak itik pedaging
diantaranya:
1. Pemenuhan bibit atau DOD yang sangat
tergantung pada perusahaan pembibitan.
2. Pakan dari jenis bekatul yang tergantung
dari musim panen, yang berakibat buruk
pada pasokan pakan ternak apabila terjadi
gagal panen atau puso.
3. Pakan kosentrat yang masih memakai pakan
ayam broiler
66
4. Persaingan dengan harga ayam broiler yang
murah dan sebagian masyarakat masih
belum terbiasa makan daging itik yang
masih meninggalkan bau amis

6.5 Resiko Pakan


Resiko selanjutnya yang sering dihadapi
para peternak bebek pedaging adalah mengenai
pakan ternak bekatul atau dedak tentunya adalah
sebuah kendala yang sangat siknifikan apabila
ketergantungan akan pakan ini lebih besar dan
menjadi porsi yang besar dalam komposisi
pakan ternak.
Beberapa banyak pemakaian bekatul
dalam komposisi pakan ternak tentunya harus
menjadi pertimbangan yang matang dalam
menjalankan bisnis ini. Pakan dari jenis bekatul
atau dedak ini selain digunakan untuk pakan
ternak unggas juga dipakai pada pakan ternak
besar, tentunya akan menimbulkan efek demad

67
yang tinggi dan harga akan menjadi tidak
ekonomis lagi walaupun ketersediannya
melimpah.

68
BAB VII
ANALISIS PEMBIAYAAN

Sebelum memutuskan untuk memulai


beternak itik pedaging, ada baiknya calon
peternak membuat analisis usaha terlebih
dahulu. Selain sebagai sarana untuk mengetahui
kebutuhan modal awal. Analisis usaha juga
dapat di jadikan control agar usaha yang di
jalankan sesuai dengan kemampuan ekonomi
yang dimiliki calon peternak. Analisis keuangan
diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha
dari sisi keuangan, terutama kemampuan Usaha
micro untuk mengembalikan pinjaman yang
diperoleh dari bank. Analisis keuangan ini juga
dapat dimanfaatkan Usaha micro dalam
perencanaan dan pengelolaan usaha budidaya
bebek pedaging. Pola usaha yang dipilih adalah
usaha Budidaya Bebek Pedaging, penentuan
jenis komoditas bebek pedaging sesuai

69
kebutuhan pasar dan trend kuliner merupakan
kunci keberhasilan dari kegiatan usaha ini.

7.1. Modal Usaha


Komponen modal usaha dalam budidaya bebek
pedaging dibedakan menjadi dua jenis yaitu
modal investasi dan modal kerja. Modal
investasi dalah modal yang dipergunakan untuk
pengadaan barang modal yang umur
ekonomisnya lebih dari 12 bulan. Sedangkan
modal kerja adalah barang modal yang memiliki
umur ekonomis kurang dari 12 bulan, yang
termasuk kedalam modal kerja antara lain; biaya
pengadaan DOD, pembelian pakan, biaya tenaga
kerja, transportasi, biaya administrasi, biaya
utility dan lain-lain.

7.1.1. Pembiayaan Pembesaran Itik Pedaging


dengan Asumsi
1. Jumlah itik yang di pelihara sebanyak 500
ekor jantan jenis local. Dengan harga DOD
70
Rp 6.500/ekor.
2. Pakan selama pemeliharaan menggunakan
BR, konsentrat dan dedak atau bekatul
dengan harga BR Rp 9.200/kg, konsentrat
Rp9.800/kg, dan dedak Rp2.500/kg.
3. Pemeliharaan selama 50 hari memerlukan
350 kg konsentrat, dan 300 kg BR dan 1250
kg bekatul.
4. Biaya pembuatan kandang Rp10.000.000
dengan masa pakai 4 th.
5. Biaya perlengkapan kandang Rp 2.000..000
dengan masa pakai 4 th.
6. Itik sejumlah 500 ekor dapat di tangani
seorang peternak sehingga tidak memerlukan
biaya tenaga kerja.
7. Angka kematian selama pembesaran selama
pembesaran 5% sehingga dari 500 ekor itik
yang dibesarkan bisa di panen sebanyak 450
ekor.

71
8. Harga jual itik yang di panen RP 40.000/ekor

setelah mencapai bobot 1,3 kg atau RP


3.000/ons.
9. Harga berlaku di Sukoharjo, Karanganyar,
dan Klaten, Boyolali pada maret 2016.

7.2. Analisa Usaha


7.2.1. Biaya Investasi
Kandang
Perlengkapan kandang Rp 2.000.000
Total biaya investasi
7.2. 2. Biaya Operasional
Biaya Tetap
Penyusutan kandang Rp 10.000.000: 48
Rp 208.400

Penyusutan peralatan Rp 2.000.000 : 48


Rp 41.700
Biaya Tidak Tetap
Pembelian DOD 500 ekor x
Rp 6.500/ekor =Rp
72
3.250.000,-

Pakan BR 300 kg x Rp 9.200/kg = Rp


2.760.000,-
Konsentrat 350 kg x Rp 9.800/kg = Rp
3.430.000,-Dedak/bekatul 1.250 kg x
Rp 2.500/kg = Rp 3.125.000,- Obat,
jamu, vitamin dan feed suplemen Rp
300.000,- Total biaya tidak tetap =
Rp 12.865.000,-
Total biaya operasional
total biaya tetap + Total biaya tidak tetap
= Rp 250.100+ Rp 12.865.000
= Rp 13.115.100
7.2. 3 Penerimaan
Penerimaan= Total produksi x Harga jual
per ekor
= 450 ekor x Rp 40.000
= Rp 18.000.000

7.2. 4 Keuntungan

73
Keuntungan = Total penerimaan –

Total biaya operasional


= Rp 18.000.000 – Rp 13.115.100
= Rp 4.884.900

7.3. Analisis Kelayakan Usaha


7.3.1. Break Even Point Volume Produksi
Break Event Point Volume Produksi
 Total biaya overasional : harga jual per
ons
 Rp 13.115.100 : Rp 3.000
 4.371,7 ons atau 437,17kg
Artinya titik balik modal akan tercapai jika total
bobot itik yang digemukan mencapai 437,17 kg.

7.3.2. Break Even Point Harga Produksi


Break Event Point Harga Produksi
 Total biaya operasional : volume
produksi

 Rp 13.115.100 : (450 ekor x 1,3 kg)

74
 Rp 37.888,07/kg
Artinya titik balik modal akan tercapai jika itik
yang di panen dijual dengan harga Rp
37.888,07/kg

7.3.3. R/C Rasio


R/C rasio = Total penerimaan : Total biaya
operasional
= Rp 18..000.000: Rp 13.115.100
= 1,37
R/C bernilai lebih dari satu artinya usaha layak
di jalankan. R/C 1,37 artinya setiap penambahan
modal sebesar satu rupiah akan menghasilkan
penambahan pendapatan sebesar 1,37

7.3.4. Returns OF INVESMENT (ROI)


Returns of Invesment (ROI)
 (keuntungan) : Total biaya operasional) x
100%

 (Rp 4.884.900 : Rp 13.115.100) x 100%


 37%

75
Artinya setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan
didapat keuntungan sebesar Rp 0,37

76
GLOSARRY
Diversifikasi produk :
adalah upaya yang dilakukan
pengusaha/produsen/perusahaan untuk
mengusahakan atau memasarkan beberapa
produk yang sejenis dengan produk yang
sudah dipasarkan sebelumnya.

Pola Pertanian Intensif :


adalah sistem pembudidayaan tanaman atau
hewan yang menggunakan masukan (seperti
tenaga kerja dan modal) dalam ukuran besar,
relatif terhadap luas lahan. Hal ini dilakukan
karena pertimbangan efisiensi lahan untuk
meraih keuntungan yang besar.

Adlibitum :
Cara pemberian makananan tanpa
memperhatikan jumlah atau takaran. Makanan
diberikan sekenyang kenyangnya sampai
ternaknya tidak mau makan lagi.
77
Breeder :
Adalah pembibitan menggunakan pembiakan
dan menggunakan tehnologi genetik

Starter DOD :
Adalah masa pemeliharaan itik pereode awal

Reproduksi
adalah suatu proses biologis suatu individu
organisme baru diproduksi. Reproduksi
merupakan cara dasar mempertahankan diri
yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan
oleh pendahulu setiap individu organisme untuk
menghasilkan suatu generasi selanjutnya.

Salmonellosis :
adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-
negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan
tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne.
Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas
dan menghasilkan hidrogen sulfida.

78
fase finisher :
Ketika itik memasuki umur 60 hari pada
pemeliharaan itik jantan maka umur tersebut
bisa dikatakan fase finisher, bahkan di beberapa
tempat pemeliharaan itik jantan hanya 35- 40
hari sudah bisa mencapai berat 1 s/d 1,3 kg juga
disebut fase finisher

backward linkage:
Backward Linkage (hubungan ke belakang)
yaitu hubungan yang berkaitan dengan cara
memperoleh bahan baku yang berdampak pada
besarnya biaya produksi.

Forward Linkage :
Forward Linkage (hubungan ke depan) yaitu
hubungan yang berkaitan dengan daerah hasil
pemasaran yang terkait dengan masalah
penjualan dan distribusi produk untuk sampai ke
tangan konsumen

79
POST-TEST
BUDIDAYA TERNAK BEBEK PEDAGING
1. Dibawah ini yang tidak termasuk jenis bebek
pedaging unggulan adalah:
a) Tiktok
b) Pekin
c) Bebek cirebon
d) Albania
2. Di bawah ini adalah daerah jawa tengah yang
banyak beternak bebek pedaging yakni
a) Sukoharjo, Boyolali, Brebes,
b) Purwodadi, pati, Rembang
c) Solo, wonogiri, yogyakarta
d) Sleman, wonosari, sragen
3. Ada berapa jenis model kandang untuk
budidaya bebek pedaging?
a) Batery, kotak
b) Starter dan finisher
c) Segi empat, lonjong
d) Menggantung, rapat
80
4. Dibawah ini adalah macam - macam pakan
bebek pedaging kecuali ?
a) Dedak/bekatul, bekicot, tepung cangkang,
tepung jagung, tepung ikan.
b) Nasi, sayuran, buah busuk, daging busuk
c) Cacing, ulat, ikan
d) Semua jawaban diatas tidak ada yang
benar

5. Berapa bulan bebek pedaging di panen?


a) 3 s/d 4 bln
b) 4 s/d 5 bln
c) 2,5 s/d 3 bln
d) 1 s/d 2 bln

6. Berapa berat bebek pedaging siap di panen ?


a) 0,5 kg s/d 1 kg
b) 2 kg s/d 3 kg

c) 1 kg s/d 1.3 kg
d) 3 kg s/d 4 kg

81
7. Dibawah ini adalah resiko bisnis untuk
Peternak bebek pedaging kecuali.
a) DOD jantan yang terbatas
b) Pakan bebek, penyakit
c) Persaingan harga
d) Berat daging yang tinggi

8. Berapa rata-rata mortalitas bebek pedaging


dalam satu pereode?
a) 15 %

b) 20 %
c) 5 %
d) 25 %

9. Dibawah ini adalah kendala didalam


pemasaran bebek pedaging, kecuali :
a) Belum adanya lembaga yang mengatur
keseimbangan harga.
b) Belum adanya pusat informasi harga
c) Belum adanya hasil produksi bebek
d) Adanya prasarana yang jelas

82
10. Untuk memperoleh hasil yang maksimal
Penggunaan kandang finisher sebaiknya per
meter digunakan untuk bebek pedaging
sebanyak :

a) 8 s/d 12 ekor
b) 15 s/d 20 ekor
c) Diatas 20 ekor
d) 5 s/d 7 ekor

83
DAFTAR PUSTAKA

Suharno, Bambang, Beternak Itik Secara Intensif,


Jakarta : Penebar Swadaya, 2012

Dijaya, Suarna A., Penggemukan Itik Jantan Potong,


Jakarta : Penebar Swadaya, 2013

Ranto & Maloedyn Sitanggang, ”Panduan Lengkap


Beternak Itik” Agromedia, Jakarta 2005, 166 ha

84

Anda mungkin juga menyukai