Disusun Oleh :
Kelas : E
Kelompok : 3
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat
waktunya.
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
Garnida, MS. selaku dosen Mata Kuliah Produksi Ternak Unggas, Iwan Hadiana,
S.Pt selaku Pranata Laboratorium Mata Kuliah Produksi Ternak Unggas, Rani
Irawan dan Farhan Abdul selaku Asisten Laboratorium Mata Kuliah Produksi
Ternak Unggas.
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik dan
saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan praktikum selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................. ii
DAFTAR TABEL........................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................ vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 7
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................. 8
1.3 Maksud dan Tujuan.................................................................. 8
1.4 Waktu dan Tempat.................................................................... 8
II. KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1 Ayam Broiler....................................................................... 9
2.2 Penilaian Kualitas Ayam Hidup........................................... 10
2.3 Karkas Ayam Broiler........................................................... 13
2.4 Prosessing Karkas Ayam Broiler......................................... 15
III. ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
3.1 Alat....................................................................................... 18
3.2 Bahan ................................................................................... 18
3.3 Prosedur Kerja...................................................................... 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan................................................................. 23
4.2 Pembahasan ......................................................................... 25
4.2.1 Penilaian Ayam Hidup Dan Karakteristiknya............. 25
4.2.2 Prosessing Ayam Broiler............................................ 26
4.2.3 Macam-macam Karkas Ayam..................................... 27
4.2.4 Penilaian Karkas Ayam dan Berat Bagian Dagingnya
.................................................................................... 28
iii
Bab Halaman
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan........................................................................ 30
5.2 Saran ................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 31
LAMPIRAN............................................................................................. 34
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Hasil Foto................................................................................ 34
2 Distribusi Pembagian Tugas.................................................... 34
vi
7
I
PENDAHULUAN
diambil manfaatnya, yang pertama kali ditemukan di dalam hutan, yaitu jenis Red
Fowl Jungle. Ayam juga memiliki banyak manfaat, telurnya dapat dimanfaatkan
sebagai konsumsi, begitu pula dagingnya sendiri. Tetapi, tidak semua bagian dari
daging atau pemisahan bagian bagian yang dapat di konsumsi tersebut, yaitu
proses Karkas. Proses karkas sendiri meliputi banyak proses, proses proses
hingga darahnya berhenti, lalu dilanjut dengan dicelupkan ke dalam air hangat
yang bersuhu sekitar 60oC, kemudian bulunya pun dicabuti sampai dengan bersih,
kemudian memotong kepala dan kaki, hingga kemudian ke proses pemisahan
jeroan, lalu pembersihan ayam dari luar dan dalam, kemudian dipotong – potong
perbagian.
Proses carcasing ini sendiri juga memiliki tujuan agar memberikan kualitas
ayam yang bersih dan juga tidak cacat, sehingga seperti memar atau potongan
yang terlalu lebar. Juga dalam proses karkas di akhiri dengan proses
penyimpanan, dimana ayam akan di bekukan pada suhu -5oC agar mencegah
(1) Bagaimana penilaian ayam hidup dan karakteristik ayam yang baik
(1) Untuk mengetahui penilaian ayam hidup dan karakteristik ayam yang baik
II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Ayam broiler (ayam potong) adalah ayam yang muda jantan atau betina
yang berumur dibawah 8 minggu dengan bobot tertentu, pertumbuhan yang cepat
timbunan daging baik dan banyak (Rasyaf, 2004). broiler adalah ayam muda yang
berumur kurang dari 8 minggu, daging lembut, empuk, dan gurih dengan bobot
hidup berkisar antara 1,5-2,0 kg/ ekor ( Siregar, 2005). Ayam broiler di Indonesia
adalah ayam ras pedaging jantan atau betina yang dipotong pada umur 5-6
minggu, dimana ayam tersebut masih muda dan mempunyai daging yang masih
(Hanifah. A, 2010).
Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar,
pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah
lanjut bahwa ayam broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara
lain : ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang,
pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi (Siregar dkk,
1980).
Ayam broiler merupakan strain ayam hibrida modern yang berjenis kelamin
(Gordon dan Charles, 2002). Banyak jenis strain ayam broiler yang beredar di
10
pasaran yang pada umumnya perbedaan tersebut terletak pada pertumbuhan ayam,
konsumsi pakan, dan konversi pakan (Bell dan Weaver, 2002). Jenis strain
tersebut adalah Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett,
Missouri, Hubbard, Shaver starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum,
‘’in’’, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo dan Cp 707. Pertambahan bobot
badan ayam broiler umur enam minggu yang dipelihara pada kandang litter
sebesar 1935 g/ekor sedangkan pada kandang cage 1791 g/ekor (Santoso,2002).
broiler telah mengalami perkembangan yang nyata pada tahun 1984 rataan bobot
badan ayam pada umur 5 minggu adalah 1,345 g dan pada umur 7 minggu adalah
2,160 g, sedangkan tahun 2004 pada umur yang sama akan mendapat rataan bobot
kesehatan ayam. Hanya ayam yang benar-benar sehat yang dipilih sebagai ayam
terang dan ternak diperiksa secara berkelompok atau individual pada saat istirahat
atau bergerak. Perilaku umum ternak harus diamati termasuk status gizi,
antemortem yaitu:
antara hewan sehat dan sakit. Bila ada dugaan ternak sakit harus segera
2 Abnormal perilaku meliputi gejala antara lain yang mungkin timbul yaitu:
Hal ini juga dapat ditunjukkan ada perdarahan tanpa gejala komplikasi
dengan rasa sakit pada kaki, dada, abdomen atau indikasi gangguan syaraf.
babi
b. Pembengkakan persendian
e. Pembengkanan rahang
6 Abnormal leleran atau cairan yang keluar dari tubuh ternak. Beberapa
contoh abnormal leleran atau yang keluar dari tubuh ternak adalah:
radang pada kulit, kebiruan pada kulit atau ambing (adanya gangrene).
8 Abnormal bau. Abnormal bau sulit diketahui apabila tidak diamati secara
atau bau yang berasal dari pengobatan, dan bau khas dari pakan yang
pada ternak yang posisi ambruk (downer) atau penderita penyakit kronis
Yang dimaksud dengan karkas adalah bagian dari tubuh unggas tanpa
darah, bulu, leher, kepala, kaki dan organ dalam. Bentuk pemotongan ayam
pedaging untuk dipasarkan ada dua macam, yaitu New York Dressed, 10% hilang
dari bobot tubuh dan “Ready to Cock”, 25% hilang dari bobot tubuh. Karkas
terdiri dari komponennya yaitu otot, tulang, lemak dan kulit. Karkas ayam
leher hingga batas pemotongan dan kaki. Karkas ayam dibuat klasifikasinya
otot, lemak, tulang dan kulit (Muchtadi dan Sugiyono,1992). Karkas ayam broiler
terdiri dari beberapa bagian , yaitu: dua buah sayap, satu bagian dada, satu bagian
punggung dan dua bagian paha yang terdiri dari dua bagian thigh dan dua bagian
drum stick (Judge dkk ., 1975). Menurut Swatland (1984) sayap (F) adalah bagian
yang terdiri dari daging pada tulang radius, ulna dan humerus dengan
tulang-tulang tersebut. Dada (D) terdiri dari tulang-tulang sternum dan daging
yang melekat padanya. Paha (A) terdiri dari daging yang melekat pada pelvis
tanpa tulang pelvis ditambah daging dan tulang pada paha. Thigh (C) terdiri dari
daging yang melekat pada tulang femur sampai pertemuan tulang femur dengan
tulang tibia dengan tulangnya. Drumstick (B) terdiri dari daging yang melekat
pada tulang tibia dan tulang fibula pada paha dengan tulangnya. Punggung (E)
adalah bagian yang memanjang dari pangkal leher sampai pada bagian pelvis
lebih 1/3 bagian (berat daging siap masak itu nantinya kurang lebih 2/3 dari berat
hidupnya) karena bulu, kaki, cakar, leher, kepala, jeroan atau isi dalam dan ekor
14
dipisah dari bagian daging tubuh dengan demikian daging siap masak itu hanya
tinggal daging pada bagian tubuh tambah dengan siap masak itu 75% dari berat
hidup (Rasyaf, 2003). Ayam broiler yang mengkonsumsi protein dan energi
metabolis yang sama akan menghasilkan bobot karkas yang tidak berbeda,
pencapaian bobot karkas sangat berkaitan dengan bobot potong dan pertambahan
bobot badan. Karkas yang baik memiliki banyak jaringan otot dan sedikit
broiler antara lain strain, jenis kelamin, usia, kesehatan, nutrisi, bobot badan,
sayap sebanyak 15 %, betis 17 % dan dada 30 % dari bobot karkas. Bagian bobot
dada dan punggungnya dapat di belah dua, sehingga potongan karkas komersial
berjumlah 10 bagian. Bobot non karkas adalah bagian tubuh ayam selain karkas
yaitu darah kaki, kepala, bulu, dan vicera. Darah merupakan cairan tubuh yang
beredar dalam sistem pembuluh darah. Darah terdiri atas substansi sel–sel darah
dan komponen ekstra seluler yang disebut plasma. Fungsi darah dalam tubuh
ternak sangatlah penting dalam mendukung proses metabolis. Zat nutrisi dari
proses pencernaan diabsorbsi dari saluran pencernaan dan diangkut oleh darah
dibawa dalam sirkulasi ke jaringan tubuh. Darah berfungsi membawa oksigen dan
dalam tubuh . Darah merupakan 8% dari bobot anak ayam yang baru menetas dan
namun penting pada penampilan ternak sebelum dipotong. Pembeli ternak akan
memperkirakan nilai karkas dari penampilan ternak sewaktu ternak tersebut masih
15
hidup. Bila pembeli menaksir persentase karkas terlalu tinggi misalnya 1% saja,
banyak dan umum diperdagangkan. Karkas ayam adalah produk keluaran proses
(chiling) . Karkas ayam merupakan bentuk keseluruhan ayam potong tanpa bulu,
banteng): electrical (head only) stun, pneumatic percussive stun dan non
domba dll) dan calf (anak sapi): electrical (head only) stun Unggas: electrical
yang sederhana sampai metode kosher yang dimodifikasi cara modern. Cara
kosher dengan memotong pembuluh darah, jalan makanan, dan jalan nafas.
(dipingsankan terlebih dahulu), serta cara Islam yaitu dengan pemutusan saluran
darah (vena dan arteri), kerongkongan dan tenggorokan, hewan harus sehat, tidak
boleh dibius dan yang memotong orang Islam. Ciri-ciri kematian yaitu :
16
berhentinya aktivitas otak yang ditandai dengan hilangnya reflek pupil, reflek
kelopak mata (palpebrae), reflek cubit (kejang), dan reflek pukul (Murtidjo,2003).
untuk memudahkan proses pencabutan bulu pada tahap berikutnya karena kolagen
yang mengikat bulu sudah terkoagulasi. Suhu air perendaman yang terlalu tinggi,
waktu perendaman terlalu lama dan cara pencabutan bulu unggas akan
Tahap pencabutan bulu meliputi penghilangan bulu besar, bulu halus dan
bulu seperti rambut. Pencabutan bulu besar dilakukan secara mekanis dari dua
arah, yaitu depan dan belakang. Sedangkan pencabutan bulu halus dan bulu
lilin. Metode pelapisan lilin dilakukan pada unggas yang telah mengalami
penyeduhan, dilapisi lilin dengan cara merendamnya dalam cairan lilin. Setelah
cukup terlapisi unggas diangkat dan dikeringkan sehingga lapisan lilin menjadi
mengeras padat. Dengan demikian bulu-bulu yang ada pada karkas akan ikut
dalam rongga perut dan menarik seluruh isi perut keluar. Pencucian bertujuan
17
untuk membersihkan karkas unggas dari kotoran yang masih tertinggal di bagian
menggunakan pendingin air ataupun udara (Parry, 1989). Menurut May (1974)
dalam tubuh (Mead, 1989), suhu 41oF (Mountney, 1976) dan 40oF (Traylor,
1974). Waktu yang digunakan juga bervariasi dari 20 sampai 60 menit (Soeparno,
1992b), 2 jam (Ziegler dan Stadelman 1955 yang disitasi oleh Thompson et al.,
1974), 4 jam (Hadiwiyoto, 1992) dan 24 jam (Mead, 1989). Pada proses chilling
total mikrobia dapat direduksi antara 81 sampai 91% (May, 1974). Proses ini
III
3.2 Bahan
(1) Ayam broiler
(2) Air
hidup.
2) Penilaian Karkas
Sebelum ayam menjadi karkas, terlebih dahulu harus melalui proses
karkassing, adapun proses tersebut :
Tabel 2. Prosedur kerja penilian karkas
No Tahapan Proses
.
1. Stunning Ayam distroom dengan arus listrik berkekuatan 35-40 volt
selama 3 – 5 detik pada bagian kepala.
2. Killing Ayam dipotong pada bagian leher dibelakang rahang bawah,
bagian harus terputus saluran nafas, saluran pencernaan dan
vena kiri dan kanan.
3. Bleding Pengeluaran darah dilakukan selama ±30 detik
4. Scalding Pencelupan dengan air hangat 600C, Selma 60 detik, atau
sampai bulu besar bagian sayap mudah dicabut.
5. Flucking Pencabutan bulu dilakukan menggunakan mesin atau
manual/tangan
6. Evisceration Dikeluarakan jeroan/ seluruh organ dalam
7. dipotongan bagian kepala dan leher serta kaki/shank.
No Pengamatan Prosedur
.
1 Conformation Adanya penyimpangan-penyimpangan tertentu dari struktur,
menurunkan daya terik karkas.
Beberapa penyimpangan yang hendaknya diperhatikan
adalah : Dada yang melesak; Bengkok; Berbonggol;
Berbentuk V atau rata sisinya; Punggung sempit, bengkok
atau bungkuk. Kaki dan sayap bentuk menyimpang atau
membengkak, dan tubuh memberi gambaran berbentuk baji.
2 Fleshing Karkas yang diklasifikasikan sebagai kualitas A, mempunyai
dada yang terisi penuh, lebar dan panjang dengan
perdagingan yang baik.
Drumstiks, thigs dan dada memberi gambaran penuhnya
penimbunan daging. Bagaimanapun terdapat korelasi yang
21
IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Backs
Leg and
Wings
Fleshing
Fat
Defect :
Tear and
Broken Bones
Bruises
Scratches and
Callauses
Shank
4.2 Pembahasan
dari ayam itu sendiri atau melihat bagian-bagian yang mempengaruhi nilai
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, ayam yang kami amati siap
siaga/waspada, memiliki mata yang bersinar, sehat dan lincah. Maka nilai
2) Feathering (bulu)
tertutup dengan baik dan terlihat mengkilap. Maka nilai feathering ayam
tersebut yaitu A.
25
4) Fleshing (daging)
diamati baik, dadanya besar dan panjang. Maka nilai fleshing atau
5) Fat (lemak)
yang diamati membungkus rata seluruh tubuh (karkas). Maka nilai fat
6) Defect (kecacatan)
kecacatan, akan tetapi sedikit sekali. Maka nilai defect ayam tersebut yaitu
A.
Menurut Fadilah (2004), ciri ayam broiler broiler berkualitas yaitu aktif,
lincah, mata dan muka cerah, bebas dari penyakit, nafsu akan dan minum baik,
bulu cerah dan tidak kusam, berdiri tegak, kakinya kokoh, bentuk tubuh
proporsional, sayap tidak jatuh, posisi kepala terangkat, tidak terdengar ngorok,
berat badan sesuai dengan umur, serta anus yang bersih tidak ada kotoran. Hal
tersebut sesuai dengan praktikum yang telah dilakukan, dimana ayam yang
termasuk kualitas no. 1 atau kualitas A adalah siap siaga/waspada, mata bersinar,
sehat serta lincah, bulu tertutup baik serta mengkilap, perdagingan baik serta dada
yang luas dan panjang, lemak membungkus rata seluruh tubuh serta sedikit
karkas. Kegiatan processing yang dilakukan yaitu dengan pemotongan ayam yang
dilakukan dengan cara memotong vena jugularis dan arteri carotis di dasa rahang,
sampai pemotongan hingga menjadi karkas. Hal ini sesuai denga pendapat Sallam
manual dan menggunakan mesin. Setelah itu masuk ke dalam proses perendaman,
proses ini dilakukan dengan air hangat untuk memudahkan proses pencabutan
bulu. Hali ini sesuai dengan pendapat Soeparno (1992) yang menyatakan
disembelih dicelupkan ke dalam air hangat, dengan suhu antara 50 sampai 80OC
Pencabutan bulu dilakuakan dengan dua teknik, yaitu dengan cara manual
atau dengan mesin. Pencabutan bulu dengan cara manual kurang praktis karena
Hal ini sesuai dengan pernyataan Parry (1989), yang menyatakan bahwa mesin
pencabut bulu memiliki semacam jari-jari yang berputar sehingga dapat mencabut
bulu unggas. Tetapi, pencabutan bulu bisa juga dengan menggunakan tangan
jantung, dan usus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soeparno (1992), bahwa
27
kloaka dan visera atau jerohan dikeluarkan kemudian dilakukan pemisahan organ-
organ yaitu hati dan empedu, empedu dan jantung. Isi empedal harus dikeluarkan,
beberapa bagian atau masih utuh dan bagian dalam beserta kepala dan kakinya
sudah dipisahkan (Priyatno, 2000). Karkas sendiri terbagi menjadi 2, yaitu karkas
kosong dan karkas isi (Priyatno, 2000). Karkas isi adalah karkas kosong yang
masih berisi hati, jantung dan ampela yang sudah dibersihkan, sedangkan Karkas
kosong adalah karkas yang sudah dipisahkan kepala, kaki, bulu, darah, organ
organ dalamnya. Karkas yang biasa dikomersilkan ada 2 yaitu ; Karkas Dressed
yaitu karkas yang tanpa bulu dan bagian dalam ayam, dan Karkas Eviscerated
dimana setelah bersih kemudian ayam pun dipotong potong (Triyanti, 2000).
Pada praktikum Senin lalu, karkas yang diperlihatkan ialah jenis karkas
eviscerated dimana bagian ayam sudah dipotong potong menjadi bagian berbeda
ayam kelompok kami memiliki grade A karena memiliki tulang dada dan
punggung yang sedikit melengkung dan kaki saying normal tidak ada yang cacat .
Kedua pada faktor fleshing, kualitas yang terdapat pada karkas ayam
kelompok kami memiliki grade A karena memiliki dada dan paha yang gemuk
dengan dada agak panjang dam membulang merupakan daging yang sangat baik.
28
Ketiga pada faktor fat covering kualitas yang terdapat pada kerkas
kelompok kami memiliki grade A . oleh karena itu memiliki pelapisan lemak yang
sangat baik pada seluruh tubuhnya sehinggas wara daging tidak terlihat. Pada
Keempat pada faktor pinfeather kualitas yang terdapat pada karkas ayam
kelompok kami memiliki grade A. pada pinfeather ada dua bulu yang diamati
yaitu non protruding dan protruding pins. Karkas yang kami amati tidak terdapat
tepat .
29
5.1 Kesimpulan
(1) Karkas adalah bagian dari tubuh unggas tanpa darah, bulu, leher, kepala,
(2) Untuk melakukan Penilaian pada kualitas ayam hidup dapat di lihat dari
(3) Prosessing adalah kegiatan dari ayam disembelih sampai menjadi bentuk
ayam yang dilakukan dengan cara memotong vena jugularis dan arteri
(4) Karkas ayam broiler terdiri dari beberapa bagian , yaitu: dua buah sayap,
satu bagian dada, satu bagian punggung dan dua bagian paha yang terdiri
5.2 Saran
yang dilakukan cukup jelas, namun kurang efektif. Hanya sebagian mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Fadilah, Roni. 2004. Kunci Sukses Beternak Ayam Broiler Di Daerah Tropis.
Jakarta: AgroMedia Pustaka
Gordon, S. H. &. D.R. Charles. 2002. Niche and Organic Chicken Products :
Their Technology and Scientific Principles. Nottingham University Press,
Definitions: III-X, UK.
Hadiwiyoto. 1992. Ilmu dan Tehnologi Daging. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Judge. Forrest, J.G., E.D. Alberle., H.B. Hendrick., M.D. dan R.A. Merkel. 1975.
Principles of Meat Science.W. H. Freeman, San Fransisco
Mead. 1989. Poultry Science. The Interstate Printer and Publiser, Denvile. p. 10-
11.
Neshim and Card, 1972. Nutrition of Chicken 3th Ed. Publ. By M. L. Scott
Association, New York.
32
World Poultry, 2004. New concepts in Cattle Growth. AGC Sydney, Australia.
Ziegler. Stadelman. 1955. Commercial Chicken Production Manual. 3th. Ed. The
Avi Publishing Co. Inc Westport. Conecticut.
LAMPIRAN
1. Hasil Foto
34