Anda di halaman 1dari 35

PT.

Super Itik Petelur


Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Itik adalah salah satu komoditas ternak unggas yang menghasilkan telur dan daging.
Ternak ini mempunyai peran yang cukup penting dalam mendukung ketersediaan protein
hewani yang murah dan mudah didapat. Usaha peternakan itik sebagai alternatif sumber
pendapatan semakin banyak diminati baik oleh masyarakat di pedesaan maupun di sekitar
perkotaan. Menurut Sukmaya dan Rismayanti (2010), populasi itik pada tahun 2007 sebanyak
6.534.753 ekor telah meningkat menjadi 7.962.095 ekor di tahun 2008 di Jawa Barat.
Usaha peternakan itik petelur memiliki beberapa keunggulan apabila dibandingkan dengan
usaha peternakan ayam. Nilai jual telur itik lebih tinggi dibandingkan dengan ayam ras karena
telur itik dijual dengan harga butiran. Selain itu, telur itik lebih enak dibandingkan dengan telur
ayam, sehingga masyarakat lebih menyukai telur itik. Dibandingkan dengan ayam kampung,
itik memiliki produktivitas telur yang lebih tinggi dan lebih menguntungkan apabila dipelihara
secara intensif terkurung sepenuhnya. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat,
maka permintaan akan telur itik pun ikut meningkat. Melihat potensi tersebut, perlu adanya
usaha peternakan itik petelur agar permintaan masyarakat sebagai konsumen dapat terpenuhi.
Keberhasilan usaha ternak itik ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya yaitu: a)
kualitas bibit, b) prosedur pemeliharaan, c) kualitas dan cara pemberian pakan, d) sistem usaha
dan analisa keuangan, dan e) pengalaman dalam memelihara. Untuk memperoleh tingkat
keuntungan yang optimal dari usaha ternak itik, maka semua faktor-faktor tersebut harus
diperhatikan dan dijalankan dengan benar dan tepat (Sukmaya dan Rismayanti, 2010).
Berdasarkan penyataan tersebut, maka kami tertarik untuk melaksanakan usaha peternakan
pada komoditas itik petelur, karena selain lebih menguntungkan dari beternak ayam ras, kami
juga bisa memenuhi permintaan atau kebutuhan konsumen.

1.2. Permasalahan
1. Bagaimana aspek pasar dan pemasaran pada usaha peternakan itik petelur?
2. Apa saja aspek teknis yang ada dalam usaha peternakan itik petelur?
3. Berapa Kebutuhan Investasi, Biaya dan Manfaat, dan Cashflow pada usaha peternakan
itik petelur?
4. Layak atau tidakkah usaha peternakan itik petelur dalam analisis investasi?

1
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

5. Bagaimana cara menduga dampak lingkungan dan strategi untuk mengatasinya?

1.3. Metode Analisis


Metode yang digunakan dalam menganalisis kriteria investasi usaha peternakan itik petelur
ini adalah menggunakan metode perhitungan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), B/C Ratio (Gross B/C dan Net B/C), Payback Period (PBP), dan Break Event Point
(BEP).

2
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Definisi pasar menurut para ahli adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli
atau tempat dimana saling bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk
suatu harga. Menurut Stanton, pasar adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan-
keinginan untuk puas, untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakan.

2.1. Permintaan dan Penawaran


Teori penawaran dan permintaan (bahasa Inggris: supply and demand) dalam ilmu
ekonomi, adalah penggambarkan atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli
dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan
harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisis
ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli dan penjual. Ia juga digunakan
sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan
bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara
kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga
terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi
kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan
ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.

Teori Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat
harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang
yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan
tertentu dan dalam periode tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.
2. Harga barang lain yang terkait
Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait yang keterkaitannya dapat
bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
3. Tingkat pendapatan perkapita

3
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat,
sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
4. Selera atau kebiasaan
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup
suatu masyarakat.
5. Jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan
kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut.
6. Perkiraan harga di masa mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli
barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna
menghemat belanja di masa depan.
7. Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi
pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah,
sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam
mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang
untuk membeli banyak daripada biasanya.

4
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Tabel 2. Konsumsi Daging, Telur dan Susu


Pertumbuhan/
Tahun/Year
Growth
No. Jenis/Type
*) e) 2012 Over 2011
2008 2009 2010 2011 2012
(%)

Konsumsi Nasional (000 Ton)


National Consumption (000 Tons)

1 Daging/Meat 1.643,09 1.732,64 1.654,14 1.735,15 1.753,54 1,06


2 Telur/Egg 1.453,04 1.569,81 1.255,70 1.350,38 1.412,78 4,62
3 Susu/Milk 2.125,33 2.277,20 3.173,05 3.494,81 2.738,51 -21,64

Konsumsi Per Kapita (Kg/Kapita/Tahun)


Consumption (Kg/Capita/Year)

1 Daging/Meat 6,43 6,60 6,85 7,08 7,05 -0,42


2 Telur/Egg 5,35 5,17 5,20 5,51 5,68 3,09
3 Susu/Milk 9,51 11,60 13,14 14,26 11,01 -22,79

Konsumsi Protein (Gram/Kapita/Hari) 5,92 6,03 5,99 6,30 6,03 -4,29


Protein Consumption (Grams/Capita/Day)

Sumber : Badan Ketahanan Pangan - Kementerian Pertanian


Source : Agency for Food Security - Ministry of Agriculture

*)
Keterangan : Angka Sementara
e) Angka Estimasi

Note : *) Preliminary Figures


e) Estimation Figures

Berdasarkan literatur diatas berternak itik petelur sangat berpotensi, karena minat
masyarakat untuk mengkonsumsi telur cukup tinggi. Sehingga permintaan telur di pasar sulit
untuk dipenuhi. Hal tersebut menjadi salah satu latar belakang perusahaan ini yaitu permintaan
masyarakat yang tinggi akan kebutuhan telur untuk dikonsumsi. Masyarakat di daerah sekitar
sudah menjadikan telur sebagai kebutuhan protein hewani, karena tingginya harga daging di
Indonesia. Maka, telur ini dijadikan sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan protein
hewani, bahkan menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

Teori Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan atau jual pada berbagai
tingkat harga selama satu periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran:
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang
yang dihasilkan. Hal ini kembali lagi pada hokum penawaran.
2. Harga barang lain yang terkait

5
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Apabila harga barang subtitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan
sebaliknya. Sedangkan untuk barang complement, dapat dinyatakan bahwa apabila harga barang
komplemen naik, maka penawaran suatu barang berkurang, atau sebaliknya.
3. Harga faktor produksi
Kenaikan harga faktor produksi akan menyebabkan perusahaan memproduksi outputnya
lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap yang nantinya akan mengurangi laba
perusahaan sehingga produsen akan pindah ke industry lain dan akan mengakibatkan
berkurangnya penwaran barang.
4. Biaya produksi
Kenaikan harga input juga mempengaruhi biaya produksi. Bila biaya produksi meningkat,
maka produsen akan menbgurangi hasil produksinya, berarti penawaran barang berkurang.
5. Teknologi produksi
Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan barang-
barang baru sehingga menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
6. Jumlah pedagang/penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran barang
tersebut akan bertambah.
7. Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba buka hasil produksinya. Akibatnya tiap
produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara malksimum, tetapi
akan menggunakannya pada tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan maksimum.
8. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi komoditas impor menyebabkan supply dan
keperluan akan kebutuhan tersebut dipenuhi sendiri sehingga dapat meningktakan penawaran.
Hukum Penawaran
“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan
ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit
jumlah barang tersebut yang ditawarkan.”
Telah diketahui bahwa masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Kab. Sumedang
telah menjadikan telur sebagai pemenuh kebutuhan protein hewani. Maka dari itu, penawaran
produsen tidak akan mengalami kesulitan(Stanton, 1991).

6
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Tabel 3. Produksi Telur Itik Menurut Provinsi Tahun 2009 - 2013

(Ton/Tons)
PERTUMBUHAN/
TAHUN/Year
Growth
NO. PROVINSI/Province 2013 over 2012
2009 2010 2011 2012 2013*)
(%)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 7.942 8.345 9.258 10.692 11.027 19,10


2 Sumatera Utara 8.796 9.498 12.319 13.377 13.655 10,84
3 Sumatera Barat 6.072 7.723 6.302 6.595 6.859 8,84
4 Riau 1.035 1.065 1.305 2.097 2.587 98,22
5 Jambi 2.577 2.968 3.376 3.877 6.497 92,47
6 Sumatera Selatan 6.426 6.554 4.736 5.753 6.039 27,51
7 Bengkulu 550 567 329 432 671 103,81
8 Lampung 2.712 3.881 3.017 3.176 3.133 3,86
9 Bangka Belitung 610 479 482 173 190 -60,61
10 Kepulauan Riau 128 915 944 744 757 -19,88
11 D.K.I. Jakarta 224 229 134 149 149 11,35
12 Jawa Barat 53.560 64.540 63.523 54.886 56.006 -11,83
13 Jawa Tengah 40.474 34.846 33.664 33.937 34.626 2,86
14 D.I. Yogyakarta 2.498 2.528 4.426 2.909 3.109 -29,75
15 Jawa Timur 25.502 25.892 26.580 26.476 26.608 0,11
16 Banten 8.741 9.233 15.007 12.823 13.298 -11,39
17 Bali 4.558 4.649 4.752 4.180 4.215 -11,31
18 Nusa Tenggara Barat 2.441 2.355 3.119 3.671 3.729 19,57
19 Nusa Tenggara Timur 1.243 1.247 1.521 1.354 1.354 -10,96
20 Kalimantan Barat 1.634 2.168 2.199 3.220 4.111 86,93
21 Kalimantan Tengah 507 531 1.370 4.082 175 -87,20
22 Kalimantan Selatan 24.938 27.734 24.642 29.604 30.374 23,26
23 Kalimantan Timur 861 1.156 861 1.199 1.211 40,78
24 Sulawesi Utara 599 629 704 886 922 30,97
25 Sulawesi Tengah 1.574 1.775 2.390 3.385 3.503 46,61
26 Sulawesi Selatan 15.129 16.610 17.262 22.808 24.732 43,27
27 Sulawesi Tenggara 1.994 2.256 2.296 3.246 3.383 47,31
28 Gorontalo 425 506 311 440 446 43,52
29 Sulawesi Barat 10.125 1.087 5.174 6.134 6.237 20,54
30 Maluku 940 1.319 1.440 1.571 1.714 19,07
31 Maluku Utara 1.057 1.113 2.098 400 339 -83,85
32 Papua Barat 81 96 98 136 174 77,59
33 Papua 474 545 559 568 600 7,23

INDONESIA 236.427 245.038 256.196 264.977 272.431 6,34

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan


: Directorate General of
Source Livestock
Keterangan : *) Angka Sementara
- ) Data tidak tersedia
Note :*) Preliminary figure
- ) Data not available

7
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

2.2. Pangsa Pasar


Perusahaan hendaknyamengetahui pasar di mana produk/jasa yang akan diproduksi akan
ditawarkan. Tindak lanjut dari penentuan pasar adalah melakukan segmentasi pasar karena sifat
pasar yang heterogen. Agar perusahaan lebih mudah masuk ke pasar yang heterogen, hendaknya
pasar tersebut dipilah-pilah sehingga membentuk segmen- segmen yang relatif homogen.
Selanjutnya, setelah pasar yang dituju menjadi homoggen, perusahaan hendaknya melakukan
keputusan memilih sasaran yang lebih jelas. Hal ini dilakukan karena perusahaan memiliki
sumber daya terbatas untuk dapat memenuhi pasar walaupun telah disegmentasikan.

2. 2.1. Menetapkan pasar sasaran


Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan perlu melakukan analisis untuk
dapat memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana uang
akan dilayani.analisis dapat dilakkukan dengan menelaah tiga faktor:
a. Ukuran dan pertumbuhan segmen: perusahaan harus mengumpulkan dan
menganalisis data tentang penjualan terakhir, proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan
margin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan
paling sesuai.
b.     Kemenarikan struktural segmen: suatu  segmen mungkin mempunyai ukuran
dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik
dari sisi profitabilitas, jadi perusahaan tetap harus mempelajari daya tarik segmen dalam
jangka panjang.
c.     Sasaran dan sumber daya: perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan
sumber dayanya dalam kaitan dengan segmen pasar.
Pangsa pasar yang akan ditargetkan dalam usaha telur itik konsumsi ini yaitu, konsumen
yang dapat berupa pengepul, para pedagang, produsen telur asin, produsen olahan telur dan
masyarakat sebagai konsumen akhir.

2.2.2. Menetukan posisi pasar

Untuk menetukan posisi pasar, terdapat tiga langkah yang masing-masing dejelaskan
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif

8
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Apabila perusahaan menawarkan suatu produk yang bermutu, ia harus menyerahkan


produk yang bermutu pula. Jadi posisi berawal dengan mengadakan pembedaan (diferensiasi)
atas tawaran pemasaran perusahaan sehingga ia akan memberikan nilai lebih besar daripada
tawaran pesaing.
b. Memilih keunggulan kompetitif
Jika perusahaan telah menemukan beberapa keunggulan kompetitif yang potensial,
selanjutnya harus dipilih satu keunggulan kompetitif sebagai dasar bagi kebijakan penentuan
posisinya. Ia harus menetapkan berapa banyak perbedaan dan perbedaan mana yang akan
dipromosikan. Perusahaan sebaiknya menentukan posisinya dengan lebih dari satu pembeda
tetapi jangan pula terlalu banyak.
c. Mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi
Setelah penentuan posisi dipilih, perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk
mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang diinginkan itu kepada komsumen sasaran.
Pasar yang akan dijadikan sebagai tempat produksi telur yaitu di sekitar daerah kandang,
seperti pasar rancaekek, pasar tanjung sari, pasar jatinangr. di RT 03 RW 08 Desa Cinanjung
Kecamatan Cinanjung Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Telur ini akan didistribusikan di
daerah sekitar perusahaan yaitu di sekitar Kabupaten Sumedang, sampai ke beberapa daerah lain
seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Majalegka, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Bogor. Permintaan telur konsumsi ini sangat tinggi didaerah tersebut. Permintaan
paling tinggi yaitu di daerah Bandung , beberapa diantaranya yaitu dari Arnetta bebek, Negeri
Bebek, dan Kampr bebek.

2.3. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah Berbagai usaha yang perlu dilakukan oleh calon investor dalam
mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan hasil produksinya. Manajemen strategi
perusahaan memiliki tahapan-tahapan. Sebelum sampai pada manajemen fungsional, seperti
manajemen keuangan, SDM, produksi/operasi, dan pemasaran, terlebih dahulu manajemen
strategi dimulai dengan visi, misi, tujuan-tujuan, strategi generik, dan strategi utamanya.
Berikutnya, setelah strategi pemasaran diketahui, maka akan ditindaklanjuti dengan penentuan
bauran pemasarannya.

9
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

1.      Analisis persaingan
Berikut ini disajikan langkah-langkah dalam menganalisis pesaing yang dikemukakan oleh
kotler.
a. Mengidentifikasi pesaing: perusahaan dapat mengidentifikasikan para pesaingnnya sebagai
suatu perusahaan lain yang mempunyai salah satu atau lebih ciri-ciri sebagai berikut:
-          Perusahaan yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar
-          Perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama
-          Perusahaan lain yang membuat produk dan memasok yang sama
-          Perusahaan yang bersaing merebut uang dari konsumen yang sama
b.    Menentukan sasaran pesaing
Dengan mengetahui sasaran pesaing beserta penekanan-penekanannya dapat menunjukkan
apakah mereka puas dengan situasinya sekarang serta bagaimana kemungkinan reaksinya atas
berbagai tindakan kommpetitif
c.     Mengidentifikasi strategi pesaing
Persaingan terjadi diantara tiap kelompok strategik tetapi yang lebih ketat terjadi didalam
kelompok strategik yang sama. Perusahaan perlu menelaah semua dimensi yang
mengidentifikasi kelompok-kelompok strategik yang bersangkutan, seperti mutu, ciri, ragam
produk dari masing-masing pesaing; juga layanan, kebijakan harga, distribusi, program
promosi, dan lain lain.
d.     Menilai kekuatan dan kelemahan pesaing
Sebaiknya perusahaan melakukan riset pemasaran terhadap pelanggan, pemasok maupun
dealer, selanjutnya data itu dianalisis untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk
menilai pesaing.
Pada dasarnya kami mengambil lokasi di Kabupaten Sumedang Desa Cinanjung karena di
daerah sini khusnya peternakan itik belum berkembang secara baik, jadi persaingan perusahaan
peternakan pun minim sekali, sehingga kita dengan leluasa dapat mengembangkan peternakan
telur itik perusahaan kami. Selain itu, konsumen untuk telur itik ini sangat tinggi di daerah
tersebut, sehingga dapat dengan mudah mengembangkan perusahaan ini.
2.     Bauran pemasaran produk barang
a. Kebijakan produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan,
diperoleh digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.

10
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

b. Kebijakan harga
Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan
suatu produk. Harga diukur dengan nilai yang dirasakan dari produk yang ditawarkan jika tidak
maka konsumen akan membeli produk lain dengan kualitas yang sama dari penjualan
saingannya.
c. Kebijakan distribusi
Tempat termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen
sasaran. Keputusan mengenai tempat sangat penting agar konsumen dapat memperoleh produk
yang dibutuhkan tepat pada saat dibutuhkan.
d. Kebijakan promosi
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan
manfaat dari produk atau jasa dan meyakinkan konsumen sasaran tentang produk yang mereka
hasilkan.
Komponen di atas sangat penting untuk pemasaran. Hal tersebut dapat membantu untuk
mengembangkan perusahaan, karena kegiatan di atas merupakan elemen untuk
memperkenalkan produk perusahaan dan bahkan untuk menarik konsumen agar dapat
mengkonsumsi telur itik ini.
3.     Bauran pemasaran produk jasa
Bauran pemasaran untuk produk jasa lebih luas daripada bauran produk barang seperti
telah dipaparkan diatas. Untuk jasa, baurannya dapat diperluas lagi dengan menambah tiga
elemen lagi yaitu:
a. Orang
Adalah semua pelaku yang memainkan sebagai penyajian jasa dan karenanya
mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan
dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Menurut pendapat saya sendiri bahwa people adalah
setiap orang yang dapat menjadi bagian dari suatu proses pemasaran barang maupun jasa.
b. Bukti fisik
Bukti fisik yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai
usulan nilai tambah konsumen (Philip kotler). Bukti fisik jasa mencakup semua hal yang
berwujud berkenaan dengan suatu jasa seperti brosur, kartu bisnis, format laporan dan peralatan
c.     Proses jasa itu sendiri.

11
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana


suatu produk atau jasa disampaikan kepada pelanggan, dalam arti lain yaitu kegiatan yang
dilalui/dijalani di dalam memasarkan produk kepada calon konsumen/pelanggan.

Elemen di atas sangat menunjang dalam mengembangkan perusahaan ini. Kegiatan yang
dilakukan dapat berupa pemasangan spanduk, penyebaran leaflet, dan mensosialisasikan di
media sosial yang dapat menunjang perkembangan perusahaan dengan berbagai promosi seperti
bebas ongkos kirim dan lainnya.

III

12
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

ASPEK TEKNIS

3.1. Pemilihan Lokasi

Letak perusahaan sering pula disebut sebagai Tempat Kediaman perusahaan; yaitu tempat
di mana perusahaan melakukan kegiatannya sehari-hari. Letak perusahaan dipengaruhi faktor
ekonomi dan merupakan salah satu faktor penting yang menunjang efisiensi perusahaan
terutama yang berkaitan dengan biaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya adalah :

 Harga bahan mentah/bahan pembantu


 Tingkat upah buruh
 Tanah
 Pajak
 Tingkat bunga
 Biaya alat produksi
 Biaya atas jasa pihak ketiga (Fuad, 2006)

Letak perusahaan ini sangat ditentukan oleh sumber-sumber alam, contohnya pada
ketersediaan dan kemudahan bahan baku. Perusahaan yang berkaitan dengan bahan-bahan
tambang umumnya terletak di daerah faktor produksi alamnya.

Pada umumnya jenis perusahaan ini adalah perusahaan industri. Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan letak perusahaan adalah :

 Ketersediaan bahan mentah/bahan baku

Ketersediaan bahan mentah/bahan baku memungkinkan kesinambungan aktivitas


perusahaan, karena tanpa bahan mentah/bahan baku perusahaan tidak mungkin bekerja.

 Dekat dengan pasar

Kedekatan dengan pasar merupakan faktor yang makin memudahkan terserapnya produk
yang dihasilkan perusahaan.

 Ketersediaan tenaga kerja

13
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Ketersediaan tenaga kerja yang melimpah dan murah merupakan pendukung faktor
produksi variabel. Jika kelimpahan tenaga kerja diimbangi keahlian yang memadai, perusahaan
akan semakin mampu bersaing, baik dalam hal harga maupun kualitas produk yang dihasilkan.

 Dekat dengan penyedia sumber tenaga atau energi

Contohnya adalah dekat dengan sumber air yang merupakan potensi yang dapat
dimanfaatkan perusahaan dalam mendukung kelancaran aktivitas disamping dapat berfungsi
sebagai pembangkit tenaga listrik yang sangat dibutuhkan perusahaan.

 Iklim

Suatu perusahaan seringkali membutuhkan adanya iklim dan pengaturan suhu udara
tertentu. Kesesuaian iklim tidak hanya berpengaruh terhadap kesinambungan produksi, tetapi
juga berhubungan erat dengan kesehatan buruh yang bekerja di perusahaan, serta berpengaruh
juga terhadap ketahanan barang-barang modal karena terkait dengan biaya penyusutan barang-
barang modal yang pada akhirnya akan mempengaruhi biaya produksi.

 Transportasi

Faktor ini berpengaruh besar dalam pendistribusian produk. Jika jalan-jalan yang akan
dilalui produk perusahaan ke konsumen sudah baik maka diharapkan ongkos transportnya juga
akan menjadi rendah.

 Ketersediaan modal

Perusahaan yang membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya cenderung akan


memilih tempat dimana penanaman modal cukup besar disertai tingkat bunga yang cukup
rendah.

Pengaruh setiap faktor pada setiap perusahaan berbeda-beda. Hanya saja yang dianggap
ideal untuk suatu lokasi perusahaan adalah tempat dimana semua biaya operasi perusahaan
paling rendah. Atau dengan kata lain, dicari titik lokasi yang paling ekonomis di segala sector
(Sumarni dkk, 1997)

14
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Di RT 03 RW 08 desa Cinanjung Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang ini


memiliki semua sektor yang ada di atas, sehingga kami membangun perusahaan ini di daerah
tersebut.

3.2. Perkandangan Dan Bangunan Pendukung

3.2.1. Perkandangan itik petelur

Kandang merupakan tempat hidup itik petelur dalam sehari harinya, karena itu perlu
dirancang kandang yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi kehidupan itik petelur.
Perkandangan itik petelur perlu dirancang sesuai kebutuhan itik petelur diantaranya 1). Kandang
harus dapat memberikan kenyamanan bagi itik, artinya tidak menyebabkan itik gelisah dan
mudah terkejut. 2) Kandang harus memberikan kesehatan bagi itik yang ada di dalamnya
(tingkat kematian itik dalam kandang rendah). 3) Kandang yang dibangun harus memberi¬kan
hasil bagi peternak berupa telur yang lebih banyak daripada pemeliharaan tanpa kandang., 4)
Kandang yang dibangun harus memenuhi syarat ekonomis, artinya tidak terlalu mahal tetapi
memenuhi syarat di atas. Perkandangan itik petelur dapat dipilih diantara jenis jenis kandang
berikut :

1. Kandang Itik Sistem Pekarangan

Model kandang pekarangan atau kandang ren ini memberikan kesempatan pada itik petelur
untuk bebas bermain dengan itik pejantan di pekarangan, artinya adanya kesempatan
perkawinan. Budidaya itik petelur dengan model kandang sangat cocok diperuntukkan bagai itik
petelur penghasil telur tetas.. dan diberikan kandang pelindung yang dapat dimanfaatkan itik
petelur untuk berlindung pada saat hujan atau dari panasnya terik matahari. Kandang model
pekarangan atau ren ini sangat cocok digunakan untuk budidaya itik penghasil telur tetas.

Kandang tempat berlindung berlantai padat yang dilapisi sekam padi. Atap kandang
beratap satu muka dengan lubang angin diatasnya. Tempat pakan dan minuman itik tersedia di
pekarangan kandang, Pada sekeliling pekarangan dibuatkan pagar setinggi kurang lebih 75 cm.

2. Kandang Itik Sistem Terkurung

15
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Kandang model ini sangat cocok diperuntukkan bagi itik petelur yang menghasilkan telur
konsumsi. Lantai kandang terbuat dari tanah yang dipadatkan, pada bagian atasnya dilapisi
kapur dan ditambahkan pula kulit padi atau bekas serutan gergaji.biasa dikenal sebagai kandang
litter atau kandang postal. Kelemahan dari kandang litter bila dalam keadaan basah akibat air
minum tumpah, akan kesulitan dalam membersihkan dan mengeringkan litternya. Pada daerah
yang kelembabannya terlalu tinggi, dapat menimbulkan terjadinya penyakit.yang dapat
menyerang itik petelur

3. Kandang Itik Sistem Baterai

Kandang batterai pada perkandangan itik petelur tidak bedanya dengan kandang baterai
pada kandang ayam petelur..Kandang baterai disebut dengan kandang intensif, itik yang hidup
dalam kandang baterai tidak bisa bergerak kesana kemari kegiatan itik hanya makan minum dan
bertelur yang semuanya dilakukan dalam kandang batterai..Dengan kandang batterai
pengawasan pada ternak itik petelur lebih mudah dilakukan pengawasannya.Kandang baterai
sangat cocok digunakan untuk budidaya itik petelur penghasil telur konsumsi

4. Kandang box untuk DOD

Model kandang yang diperuntukkan bagi anak itik biasa dikenal dengan nama kandang
brooder atau kandang indukan umur satu hari sampai satu bulan. Kepadatan kandang anak itik
umur 1 m² mampu menampung 50 ekor DOD,

3.2.2. Kandang yang Ideal

Kandang yang diarahkan ke timur dengan maksud untuk memberikan kesempatan sinar
matahari pagi masuk ke dalam kandang, dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi
sehat dan cukup terang. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2 meter, sehingga peternak
tidak perlu membungkukkan badan pada saat melakukan pekerjaan di dalam kandang. Dinding
kandang sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai, sedangkan sisanya
dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat atau bilah-bilah bambu.

Keberhasilan kandang itik petelur harus dijaga kebersihannya agar tidak menimbulkan
berbagai sumber penyakit. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan program

16
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

sanitasi yang meliputi pembersihan kandang dari kotoran ternak serta mencucihamakan
(desinfektan) kandang dengan obat-obatan pembasmi kuman (Ranto dan Maloedyn, 2009).

Perusahaan kami menggunakan kandang baterai, agar dapat dengan mudah dalam
pengambilan telur hasil produksi.Kandang tersebut bias saja membuat itik menjaadi stress,
indikator stress dapat dilihat dari profil neutrophil dan limfosit pada hewan ternak. Beberapa
bulan terakhir terdapat penelitian bahwa itik dapat hidup pada kondisi minim air, dengan
menambahkan elektrolit pada pakan tersebut. Maka dari itu,perusahaan kami menggunakan
skandang system baterai, tidak membutuhkan waktu yang lama bagi itik untuk beradaptasi
terhadap kandang tersebut, meskipun itik pada awalnya mengalami sedikit cekaman. Kandang
sistem ini mirip sekali dengan kandang baterai untuk ayam petelur yaitu kandang individual.
Semua kandang baterai dikumpulkan pada satu tempat dan diberi atap serta dindingnya dipagar
dengan bambu anyaman atau kawat. Total luas kandang untuk starter, grower, layer dan
pejantan yaitu 2030 m2. Atap kandang menggunakan genting agar dapat menyerap panas.
Dinding yang terbuat dari bambu seperti kandang ayam petelur dan ayam pedaging, yang
diluarnya dilapisi dengan tirai buka tutup agar dapat mengkontrol suhu dan kelembaban di
dalam kandang. Lantai kandang berupa lantai semen (floor) agar tidak lembab dan
kebersihannya terjamin. Hal tersebut merupakan salah satu sanitasi kandang agar terhindar dari
sumber penyakit yang dapat menyerang itik.

Selain bangunan kandang, terdapat bangunan pendukung bagi perusahaan itik petelur
ini diantaranya
 Gudang Pakan
Gudang pakan ini dibuat permanen dengan atap yang berasal dari genting, dinding yang
terbuat dari batu bata dan semen, dan lantai semen (floor). Gudang ini memiliki luas 50 m 2.
 Gudang Peralatan
Material gudang ini juga sama seperti gudang pakan. Bangunan ini memiliki luas 30 m 2.
 IPAL
Instalasi ini terbuat dari semen yang menampung kotoran itik dan memiliki luas 50 m 2.
 Tempat Parkir
Tempat parkir ini berupa lapangan yang memiliki luas 20 m 2.
 Mess dan Kantor

17
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Bangunan ini dibuat kokoh dan permanen yang terdiri dari atap menggunakan genting,
dinding dibuat dari batu bata dan semen, lantai dibuat dengan keramik.

3.3. Asumsi,Koefisien Teknis Dan Koefisien Zooteknis


Perusahaan kami memilih tempat di RT 03 RW 08 Desa Cinanjung Kabupaten Sumedang
ini dikarenakan lahan yg cukup baik, jauh dari aktifitas masyarakat yang berlebih dan keadaan
masyarakat yang cukup terbuka dengan adanya pembangunan lahan untuk peternakan itik
petelur ini. Sehingga dorongan dari masyarakatpun akan mempermudah sistem kerja perusahaan
kami untuk menghasilkan bibit- bibit unggul. Selain dengan keadaan masyarakat yang ada di
Cinanjung ini, dengan sumber daya airnya pun sangat mudah didapat, sehingga perusahaan
kami tidak takut untuk kekurangan air. Sumber daya manusia yang ada disini pun dapat
dimanfaatkan dengan mudah. iklim di Cinanjung ini sangat mendukung habitat itik petelr,
sehingga produksi telur tidak usah dikhawatirkan rendah. Akses jalan pun tidaklah sulit untuk
dapat mencapai pada area peternakan kami.

3.4. Dinamika Populasi


Manajemen pemeliharaan di perusahaan kami dibagi menjadi dua fase, yaitu :
 Fase Pertama
Pullet dan pejantan pada fase pertama masuk di waktu yang sama yaitu pada bulan pertama
tahun kedua. Produksi telur pada fase ini selama 6 bulan yaitu sampai pada bulan ke 7 sebelum
molting selama 2 bulan. Setelah molting, itik betina produksi telur kembali di bulan ke 10
selama 9 bulan. Pada bulan ke 5 setelah molting tepatnya bulan pertama tahun ke 3 produksi
telur berjumlah 141064 butir dan diambil sejumlah 10216 untuk replacement stock. Telur
menetas pada bulan ke 5 tahun ke 3 dan siap memproduksi telur pada bulan ke 7 tahun ke 3.
Pada bulan-bulan berikutnya sama seperti sebelumnya.

 Fase Kedua
Sama halnya seperti pada fase pertama namun terdapat selisih waktu masuk. Fase ini,
pullet dan pejantan masuk di bulan ke 2 tahun kedua. Produksi telur pada fase ini selama 6
bulan yaitu sampai pada bulan ke 9 sebelum molting selama 2 bulan. Setelah molting, itik betina
produksi telur kembali di bulan ke 12 selama 9 bulan. Pada bulan ke 5 setelah molting tepatnya
bulan ke 3 tahun ke 3 total produksi telur berjumlah 140751 butir telur. Dan diambil sejumlah
10216 untuk replacement stock. Telur menetas pada bulan ke 7 tahun ke 3 dan siap

18
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

memproduksi telur pada bulan ke 9 tahun ke 3. Pada bulan-bulan berikutnya sama seperti
sebelumnya.
Perusahaan kami mengaplikasikan manajemen tersebut, sehingga produksi telur dapat
dipertahankan sebesar minimal 4000 butir/hari. Berikut tabel rekap populasi per tahun.
Tabel 4. Proyeksi Populasi per Tahun
Tahun
No Struktur Umur
1 2 3 4 5 6
1 Pejantan :            
  a. Fase I   672 676 667 672 676
  b. Fase II   673 678 669 673 678
2 Layer :            
  Fase I   3359 3381 3336 3359 3381
  Fase II   3366 3381 3344 3366 3389
3 Starter :            
  Fase I       3531    
  Fase II       3531    
4 Grower :            
  Fase I       3443    
  Fase II       3443    
TOTAL   8070 8124 21965 8070 8124

IV
ASPEK KEUANGAN

19
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah
untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan,
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya
modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah
ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus.
4.1. Proyeksi Kebutuhan Investasi
Tabel 5. Proyeksi Kebutuhan Investasi
Volum Satua
No Uraian e n Jumlah (Rp)
A Investasi Tetap      
161.205.169,3
  1. Lahan 2.303 m2 0
2.30
  2. Kandang dan Bangunan 3 m2 831.982.747,50
  3. Mesin dan Peralatan 1 paket 171.452.876,53
  4. Kendaraan 2 unit 80.000.000,00
1.244.640.793,3
Sub TOTAL
3
B Biaya Operasional      
  1. Biaya Tetap      
  a. Itik 8160 ekor 612.000.000,00
  b. Obat-obatan 2 paket 10.000.000,00
  c. Manajer 4 orang 240.000.000,00
  d. Listrik 24 paket 18.000.000,00
  2. Biaya Variabel      
80673 3.630.293.928,3
  a. Pakan 2 kg 8
  b. Pekerja 242 orang 206.001.424,45
4.717.255.352,8
Sub TOTAL
3
5.961.896.146,1
TOTAL
5

Untuk merealisasikan proyek bisnis dibutuhkan dana untuk investasi. Dana tersebut
diklasifikasikan atas dasar aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, pabrik, dan mesin-
mesin serta aktiva tetap tak berwujud seperti paten, lisensi, biaya-biaya pendahuluan dan biaya-
biaya sebelum operasi. Di samping untuk aktiva tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja,
yang diartikan sebagai modal kerja bruto (menunjukkan semua investasi yang diperlukan untuk

20
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

aktiva lancar). Menghitung modal kerja dapat menggunakan metode yang didasarkan pada
waktu yang diperlukan dana sejak keluar dari kas sampai kembali menjadi kas.
Dana Investasi yang dibutuhakan untuk berjalannya proyek ini yaitu sebesar Rp
5.961.896.146,15 yang terdiri dari berbagai kebutuhan seperti pengadaan lahan, bangunan,
peralatan dan sebagainya yang dibutuhkan dalam pembangunan proyek dan modal kerja yang
dibutuhkan untuk beroprasinya proyek ini yang terlampir dan terdiri dari biaya tetap dan biaya
tidak tetap.

21
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

4.2. Proyeksi Biaya dan Manfaat

Identifikasi biaya dan manfaat dilakukan untuk menyusun seluruh kebutuhan dana yang harus disediakan untuk kelancaran jalannya usaha
serta manfaat yang akan diterima diwaktu yang akan datang yang akan diproyeksikan selama umur usaha/proyek. Perhitungan selisih antara biaya
dan manfaat pada akhir tahun proyek merupakan nilai keuntungan /manfaat bersih yang akan diterima yang akan menentukan layak atau tidaknya
suatu rencana usaha. Identifikasi ini menjadi penting agar pada saat pelaksanaan usaha / proyek tidak ada biaya/manfaat yang tidak
diperkitungkan dalam perencanaannya yang akan mengganggu arus kas yang disebabkan kurangnya dana investasi/modal kerja.

Tabel 6. Proyeksi Biaya dan Manfaat

Tahun
No Uraian
1 2 3 4 5 6
A Biaya investasi            
1. Lahan 161.205.169,30          
2. Kandang dan Bangunan 831.982.747,50          
3. Mesin dan Peralatan 171.452.876,53          
4. Kendaraan 80.000.000,00          
TOTAL 1.244.640.793,33          
B Biaya Operasional            
  1. Biaya Tetap            
  a. Itik   612.000.000,00        
  c. Obat-obatan 5.000.000,0
  5.000.000,00   5.000.000,00 5.000.000,00
0
  d. Manajer   120.000.000,00 120.000.000,00 120.000.000,00 120.000.000,00 120.000.000,00

22
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

  e. Listrik   9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00


  2. Biaya Variabel            
  a. Pakan   1669784800 2632404394 2372416071 2226633981 2138385784
  b. Pekerja 118.215.580,4
  75.869.732,36 130.131.692,09 93.899.130,64 90.167.315,67
7
2.499.414.532,5 2.897.496.086,5 2.620.591.651,8 2.455.493.112,1
TOTAL
- 9 2 6 0 2.363.513.099,38
2.499.414.532,5 2.897.496.086,5 2.620.591.651,8 2.455.493.112,1
TOTAL A dan B
1.244.640.793,33 9 2 6 0 2.363.513.099,38

4.3. Proyeksi Cashflow


Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan
alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan pengunaan-penggunannya. Aliran kas(cash
flow) pada awal investasi suatu perusahaan adalah untuk kebutuhan awal bisnis seperti tanah,alat-alat kantor,mobil untuk transportasi dan lain-
lain.Aliran awal itu disebut pengeluaran(cash flow out). Sementara pada aliran kas pada operasionalnya seperti penjualan,pembelian,biaya umum
serta kebutuhan administrasi. Disini terjadinya aliran kas keluar dan juga aliran kas yang masuk. Terminal cash flow pula adalah aliran kas yang
berkaitan dengan sisa proyek yang mengandungi sisa proyek serta sisa modal kerja seperti penjualan peralatan-peralatan proyek.

Tabel 7. Proyeksi Cashflow


Tahun
No Cashflow
1 2 3 4 5 6
A Inflow            
  1. Saldo awal tahun   3.156.517.061,25 1.464.656.287,50 1.094.635.528,36 11.992.454,79 9.516.794,98

23
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

  2. Modal pinjaman 5.960.936.146,1


         
5
  3. Modal sendiri -          
  4. Nilai jual produk   2.271.990.561,44 3.897.530.640,99 2.813.622.402,93 3.634.309.787,95 4.181.999.373,90
  5. Salvage Value           732.626.469,15
  Total A 5.960.936.146,1
5.428.507.622,69 5.362.186.928,49 3.908.257.931,29 3.646.302.242,74 4.924.142.638,03
5
B Outflow            
  1. Investasi tetap            
  a. Lahan 161.205.169,3
         
0
  b. Kandang dan Bangunan 831.982.747,50          
  c. Mesin dan Peralatan 171.452.876,53          
  d. Kendaraan 80.000.000,0
         
0
Sub TOTAL 1.244.640.793,3
         
3
  1. Biaya tetap            
  a. Itik - 618.800.000,00 - - - -
  c. Obat-obatan - 5.000.000,00 5.000.000,00 - 5.000.000,00 5.000.000,00
  d. Manajer - 120.000.000,00 120.000.000,00 120.000.000,00 120.000.000,00 120.000.000,00
  e. Listrik - 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00
  2. Biaya variabel            
  a. Pakan - 1.669.784.800,23 2.632.404.394,42 2.372.416.071,40 2.226.633.981,46 2.138.385.783,71
  b. Pekerja - 75.869.732,36 130.131.692,09 118.215.580,47 93.899.130,64 90.167.315,67
  Sub TOTAL - 2.499.414.532,59 2.897.496.086,52 2.620.591.651,86 2.455.493.112,10 2.363.513.099,38
  3. Kewajiban bank            

24
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

  a. Angsuran 993.489.357,6
993.489.357,69 993.489.357,69 993.489.357,69 993.489.357,69 993.489.357,69
9
  b. Bunga pinjaman (9.5%) 566.288.933,88 471.907.444,90 377.525.955,92 283.144.466,94 188.762.977,96 94.381.488,98
2.804.670.284,9
Total B
0 3.965.047.335,18 4.268.732.200,13 3.897.431.076,50 3.637.935.847,75 3.451.559.146,05
3.157.225.861,2
C Saldo Akhir Tahun A-B
5 1.464.169.087,50 1.092.967.528,36 9.158.854,79 5.532.794,98 1.468.599.491,98

25
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Cash flow diatas disusun dengan tingkat bunga 9,5% yang artinya dengan tingkat
bunga sebesar 9,5% proyek akan mampu menutupi seluruh kewajibannya. Dari hasil cash
flow juga tidak terdapat angka minus, yang berarti proyek tersebut tidak akan mengalami
kerugian apabila proyek berjalan dengan semestinya. Dari akhir periode analisis didapat
saldo akhir sebesar Rp 1.468.599.491,98.

26
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

V
KELAYAKAN INVESTASI

5.1. Net Present Value (NPV)


NPV adalah arus pendapatan bersih (net benefit) yang dinilai dalam waktu
sekarang/ telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (socc)
sebagai discount factor.
Dengan menggunakan perhitungan NPV untuk proyeksi peternakan itik petelur
pada tingkat bunga 9,5% menunjukan nilai Rp 1.373.366.073,36 yang artinya nilai NPV
tersebut menunjukan nilai > 0, maka usaha tersebut layak untuk di jalankan. Nilai
tersebut juga berarti selama proyek berjalan perusahaan menghasilkan benefit bersih yang
dihitung diwaktu sekarang dan telah di discount factor sebesar 9,5% yaitu sebesar Rp
1.373.366.073,36.

5.2. Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu perhitungan untuk mencari
tingkat discount rate (i) pada saat NPV = 0.
Dengan menggunakan perhitungan IRR untuk proyeksi peternakan itik petelur
pada tingkat bunga ke 1 (34%) dan tingkat bunga ke 2 (35%) menunjukan nilai 34,27%
yang artinya perusahaan akan mampu menutup bunga pinjaman maksimum sebesar
34,27% dan perusahaan tidak akan menerima untung. IRR tersebut menunjukan lebih dari
nilai SOCC (tingkat bunga) diamana 34,27% > 9,5%, maka usaha peternakan itik petelur
tersebut layak di jalankan (GO).

5.3. B/C Ratio [Gross B/C dan Net B/C]


Gross B/C merupakan suatu perhitungan yang menggambarkan kemampuan
benefit untuk menutup seluruh pengeluaran dan untuk membandingkan total benefit yang
telah di discount dengan total cost yang telah di discount pula.
Dengan menggunakan perhitungan Gross B/C rasio untuk proyeksi peternakan
itik petelur pada tingkat bunga 9,5% menunjukan nilai 1,13 yang artinya setiap 1 bagian
yang dikeluarkan akan menghasilkan 1,13 bagian atau akan menghasilkan untung sebesar
14% dari modal yang dikeluarkan. Gross B/C tersebut menunjukan nilai > 1, maka usaha
peternakan itik petelur tersebut layak dijalankan (GO).
Sedangkan Net B/C merupakan suatu perhitungan yang menggambarkan
kemampuan benefit bersih dalam menutup seluruh kewajiban dan juga untuk

27
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

membandingkan net benefit positi (+) yang telah di discount dengan net benefit negative
(-) yang telah di discount pula.
Dengan menggunakan perhitungan Net B/C untuk proyeksi peternakan itik
petelur pada tingkat bunga 9,5% menunjukan nilai 2,04 yang artinya setiap 1 kerugian
akan menghasilkan keuntungan sebesar 2,04. Net B/C tersebut menunjukan nilai > 1,
maka usaha peternakan itik petelur tersebut layak (GO).

5.4. Profil Rencana Usaha (PBP dan BEP)


Pay Back Period (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan adanya
arus penerimaan (cash In flow) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi.
Dengan menggunakan perhitungan PBP untuk proyeksi peternakan itik petelur
menunjukan nilai 3,296982613, yang artinya waktu yang ditempuh dalam arus
penerimaan (cash in flow) sebanding dengan jumlah investasi selama 3 tahun 2 bulan 9
minggu 6 hari.
Sedangkan Break Even Point (BEP) adalah suatu titik keseimbangan dimana total
benefit sama besarnya dengan total pengeluaran. Dengan menggunakan perhitungan BEP
untuk proyeksi peternakan itik petelur menunjukan nilai 5,433907936. Yang artinya
perusahaan akan mampu membayar seluruh biaya pengeluaran sendiri, baik biaya tetap
maupun biaya variabel yang dibutuhkan untuk berjalannya produksi terjadi pada 4 tahun
1 bulan.

5.5. Analisis Sensitivitas


Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat
dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi
dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat
yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi
sebelumnya. Berikut tabel hasil analisis sensitivitas proyek peternakan itik petelur.

28
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Tabel 8. Analisis Sensitifitas


Pada Kondisi Perubahan
PARAMETER Pada Kondisi
INVESTASI Normal Biaya Operasi Produksi Biaya Konstruksi
Naik 10% Turun 5% Naik 15%
NPV 1.373.366.073,36 611545376,6 795607122,4 1113866175
IRR 34,27 11,37 20,16 27,05
GROSS B/C 1.13 1,06 1,08 1,11
NET B/C 2.04 1,39 1,56 1,75
PBP 3,296982613 3,495703014 3,443404955 3,399678716
BEP 5,433907936 5,752860998 5,654796009 5,540872012

Pada tabel dijelaskan bahwa dengan terjadinya kenaikan biaya operasi sebesar
10% proyek masih layak untuk dijalankan dan bila terjadi kenaikan biaya konstruksi
maka proyek sebesar 15% proyek masih layak untuk dijalankan, begitu juga bila terjadi
penurunan produksi sebesar 5% proyek masih layak untuk dijalankan.

29
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

VI
ASPEK LINGKUNGAN

6.1. Pendugaan Dampak Lingkungan


Prakiraan dampak adalah suatu proses untuk menduga/memperkirakan
respon atau perubahan suatu parameter lingkungan tertentu akibat adanya kegiatan
tertentu, pada perspektif ruang dan waktu tertentu. Prakiraan munculnya sesuatu
dampak pada hakekatnya merupakan jawaban dari pertanyaan mengenai besar
perubahan yang timbul pada setiap komponen lingkungan sebagai akibat dari
aktivitas pembangunan (UNEP, 1993). Seperti telah diterangkan di muka bahwa
dampak pada hakekatnya merupakan proses lebih lanjut yang terjadi setelah ada
pengaruh dari suatu kegiatan. Jadi sasaran memprakirakan atau menduga dampak
adalah mencari besar dampak terhadap setiap komponen lingkungan. Hal ini di
perhitungkan untuk komponen-komponen fisik biotis dan sosial ekonomi budaya
dan kesehatan masyarakat . Dampak terhadap lingkungan biasanya berpengaruh
pada kesejahteraan dan atau kesehatan manusia.
Menurut Soeratmo (1990), ada beberapa prinsip dasar prakiraan dampak
lingkungan dalam uraian berikut ini. Dalam pengukuran dampak lingkungan yang
akan terjadi di masa yang akan datang, besarnya akan banyak ditentukan oleh
waktu atau lamanya dampak terjadi. Perlu diperjelas untuk waktu kapan atau
jangka waktu beberapa lama dampak tersebut akan diduga. Untuk waktu yang
berbeda tentu dampaknya akan berbeda besarnya. Misalnya dampak pada waktu 5
tahun, 10 tahun, 20 tahun, 50 tahun yang akan datang atau sering digunakan
istilah jangka pendek dan jangka panjang, tentu hasilnya akan berbeda.
Untuk menduga dampak lingkungan yang akan terjadi dari adanya
kegiatan perusahaan peternakan itik petelur ini, kami menggunakan metode
AMDAL. AMDAL adalah singkatan dari analisis mengenai dampak lingkungan.
Dalam peraturan pemerintah no. 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak
lingkungan disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak
besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

30
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan
terhadap lingkungan hidup antara lain:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak
Sumber pencemaran utama pada usaha peternakan itik petelur berasal dari
kotoran itik yang berkaitan dengan unsur nitrogen dan sulfida yang terkandung
dalam kotoran tersebut, yang pada saat penumpukan kotoran atau penyimpanan
terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganisme membentuk gas amonia, nitrat,
dan nitrit serta gas sulfida. Gas-gas tersebutlah yang menyebabkan bau (Svensson,
1990; Pauzenga, 1991). Kandungan gas amonia yang tinggi dalam kotoran juga
menunjukkan kemungkinan kurang sempurnanya proses pencernaan atau protein
yang berlebihan dalam pakan ternak, sehingga tidak semua nitrogen diabsorbsi
sebagai asam amino, tetapi dikeluarkan sebagai amonia dalam kotoran (Pauzenga,
1991).
Berdasarkan pernyataan diatas, usaha peternakan itik petelur ini bila dilihat
secara umum tidak ada dampak yang sangat membahayakan bagi lingkungan,
karena limbah yang di hasilkan itik petelur ini masih berupa bahan organik yang
dapat terurai. Namun diiringi dengan bertambahnya populasi maka tidak menutup
kemungkinan limbah akan menjadi lebih banyak dan tidak terbatas. Limbah yang
di hasilkan dalam usaha ini di antaranya, kotoran ternak, sisa pakan, limbah dari
bahan-bahan kandang yang sudah tidak terpakai, limbah air hasil pembersihan
kandang dan ternak, dan lain-lain. Selain itu dampak lingkungan yang mungkin
terjadi yaitu dampak polusi udara, bau kotoran ternak menyebar ke lingkungan
masyarakat. Untuk itu, perlu dilakukan cara untuk mengatasi dampak tersebut.

31
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

6.2. Strategi Mengatasi Dampak Lingkungan


Sebenarnya, masalah utama dari dampak lingkungan usaha peternakan itik
petelur adalah bau dari kotorannya. Ada banyak cara untuk mengatasi
permasalahan bau yang ditimbulkan feses itik petelur antara lain: penggunaan
zeolit pada pakan, penambahan kapur pada kotoran dan penggunaan mikroba
probiotik starbio pada pakan. Penggunaan zeolit lebih dari 4% dalam pakan,
memberikan kemungkinan yang lebih besar dalam menurunkan pembentukan gas
amonia, tetapi perlu diperhatikan efek samping dari penggunaan zeolit yang lebih
tinggi (Fauziah, 2009). Penambahan kapur 1% dan 3% pada kotoran ayam dapat
mengurangi gas amonia. Sedangkan penggunaan mikroba starbio sebanyak
0,025%-0,05% pada pakan dapat menurunkan kadar amonia dilingkungan
kandang (Zainuddin et.al.,1994).
Berdasarkan pernyataan tersebut, kami melakukan penangan limbah
dengan cara penambahan kapur pada feses itik petelur untuk mengurangi bau yang
ditimbulkannya. Penanganan limbah ini membutuhkan biaya sebesar Rp.
1.000.000 per bulan. Untuk feses itik petelurnya sendiri akan diberikan kepada
warga masyarakat sekitar peternakan untuk diolah menjadi pupuk kandang dan
biogas.

32
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Skala usaha perusahaan ini adalah memiliki populasi sebanyak 22.285
ekor itik yang terdiri dari 3.400 ekor itik layer serta 680 ekor itik
pejantan pada setiap periode. Selain itu, terdapat itik periode starter
sebanyak 7.151 ekor dan periode grower sebanyak 6.974 ekor.
2. Perusahaan menjual sebanyak 71.321 sampai 142.483 butir telur itik
yang didistribusikan ke berbagai daerah di wilayah Jawa Barat. Selain
menjual telur, perusahaan juga menjual itik pejantan umur 5 bulan
sebanyak 2.720 ekor dan itik afkir sebanyak 667 ekor itik jantan serta
3.333 ekor itik betina setiap periodenya.
3. Kebutuhan investasi senilai Rp. 5,960,936,146.15,- untuk jangka waktu 2
tahun awal produksi. Dana tersebut digunakan untuk biaya investasi dan
biaya operasional perusahaan.
4. Berdasarkan analisis kriteria investasi, perusahaan ini layak untuk
dijalankan, karena sudah memenuhi kaidah pengambilan keputusan di
setiap parameternya.

7.2. Saran
Perlu adanya pertimbangan dari pihak investor untuk meminjamkan dana ke
perusahaan yang akan kami jalankan.

33
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

DAFTAR PUSTAKA

Fauziah. 2009. Upaya Pengelolaan Lingkungan Usaha Peternakan Ayam.


http://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/04/13/upaya-pengelolaan-lingkungan-
usaha-peternakan-ayam/. Diakses pada tanggal 18 Mei 2014.

Fuad, M ., Y.E.F, Paulus., et. al. 2006, Pengantar Bisnis, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Pauzenga. 1991. Animal production in the 90’s in harmony with nature, A case study in
the Nederlands. In: Biotechnology in the Feed Industry. Proc. Alltech’s Seventh
Annual Symp. Nicholasville. Kentucky.

Soeratmo. 1990. Analisis Dampak Lingkungan. Gajah Mada University. Yogyakarta.

Sukmaya dan Rismayanti, Yayan. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Itik. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Barat.

Sumarni, Murni., Soeprihanto, John., 1997, Pengantar Bisnis (Dasar Ekonomi


Perusahaan), Liberty, Yogyakarta.

Svensson, L. 1990. Putting the lid on the dung heaps. Acid. Enviro. Magazine. 9: 13-15.
UNEP. 1993. Training Manual on Assessement of the Quantity and Type of Land
Based Pollutant Discharge into the Marine and Coastal Environment.

William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa Wilhelmus W. Bokowatun,


Erlangga, Jakarta, 1991, hlm. 5.

Zainuddin, D., K. Dwiyanto dan Suharto. 1994. Penggunaan Probiotik Starbio (Mikroba
Starter) Dalam Ransum Ayam Pedaging Terhadap Produktivitas, Nilai, Ekonomis
(IOFC) Dan Kadar Amonia Lingkungan Kandang. Prosiding Pertemuan Nasional
Pengolahan Dan Komunikasi Hasil-Hasil Penelitian. Sub Balai Penelitian Ternak

34
PT. Super Itik Petelur
Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang
(085720322344)

Klepu, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan


Pengembangan Pertanian hal.159-165. 1994.

35

Anda mungkin juga menyukai