Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telur merupakan bagian dari bahan pangan yang memiliki nilai protein

yang tinggi, selain itu telur juga tentunya akan mengalami kenaikan permintaan

pasar. Hal ini yang mendorong banyaknya peternak ayam petelur bermunculan

dan peternak ayam petelur yang lama akan meningkatkan produksinya (Astuti

dkk, 2019).

Usaha ayam petelur adalah salah satu usaha yang peluangnya sangat

besar dan menjanjikan, berbeda dengan usaha ayam pedaging yang memerlukan

bibit kembali saat masa panen sudah tiba karena ayam akan disembelih untuk

dijual (Pelafu dkk, 2018).

Beberapa hal yang menyebabkan kemajuan tersebut adalah adannya

perbaikan teknologi pengolahan ayam petelur yang berupa: perkandangan, bibit

unggul, pakan yang berkualitas, sanitasi dan vaksin. Tujuan perkembangan usaha

peternakan ayam petelur adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi

masyarakat pada sektor rumah tangga oleh pihak konsumen. Tujuan yang ingin

dicapai oleh pihak produsen dalam mengusahakan peternakan ayam petelur

adalah untuk mendapatkan keuntungan guna untuk mencukupi kebutuhan hidup

dan meningkatnya usahanya (Maulana, dkk, 2017).

Para peternak ayam petelur sering dihadapkan pada keadaan dimana ayam

petelur tidak dapat menghasilkan hasil produksi yang optimal. Rendahnya

pendapatan karena tidak adanya saluran pemasaran yang jelas dalam menentukan

8
harga dari harga input maupun harga output. Penggunaan faktor-faktor produksi

diusahakan agar dalam jumlah tertentu menghasilkan produksi maksimal dan

keuntungan tertinggi (Azzury, 2013).

Usaha peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Sigi masih

dalam tahap perkembangan. Salah satunya di Desa Soulowe Kecamatan Dolo

Kabupaten Sigi dimana usaha peternakan ayam ras petelur tersebut belum cukup

lama dikelolah oleh 1 peternak yaitu oleh Bapak H. Muhtar Deluma yang

kebetulan bukanlah asli dari warga setempat melainkan dari Kabupaten Buol

(±4tahun). Keinginan dari pemilik untuk membuka usaha ternak ayam petelur

sangat tinggi, karena hasil yang diperoleh berpeluang besar mendapatkan

keuntungan. Namun dengan demikian peternak juga memerlukan waktu

(±3tahun) untuk kembali mengganti modal awal dari hasil pendapatan yang

diperoleh ,agar selanjutnya mendapatkan keuntungan dari hasil hasil penjualan.

Adapun yang menjadi faktor-faktor pendapatan dalam usaha ternak ini antara lain

biaya bibit ayam ras petelur, tenaga kerja, kandang, pakan, penyusutan peralatan,

dan beberapa lainnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, menjadi landasan peneliti

untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Pendapatan Usaha Peternakan

Ayam Ras Petelur Di CV. Balita Madani Desa Soulowe Kecamatan Dolo

Kabupaten Sigi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan masalah

pada penelitian sebagai berikut :

9
1. Berapa besar pendapatan dari usaha peternakan ayam ras petelur di CV.

Balita Madani Desa Soulowe Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan usaha peternakan

ayam ras petelur di CV. Balita Madani Desa Soulowe Kecamatan Dolo

Kabupaten Sigi ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan usaha peternakan ayam ras

petelur di CV. Balita Madani Desa Soulowe Kecamatan Dolo Kabupaten

Sigi.

2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

usaha peternakan ayam ras petelur di CV. Balita Madani Desa Soulowe

Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.

Adapun manfaat dalam penelitin ini adalah :

1. Sebagai input bagi pemerintah daerah serta pihak-pihak yang terlibat

langsung dalam pengembangan usaha Budidaya Ayam Ras Petelur.

2. Sebagai input bagi peternak, apakah dalam produksi selanjutnya peternak

dapat melakukan peningkatan produksi atau tidak untuk mendapatkan

pendapatan yang menguntungkan.

3. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi setiap mahasiswa dan

memperkaya khasanah peneliti tentang Analisis Pendapatan Usaha

10
Peternakan Ayam Petelur Di Cv. Balita Madani Desa Soulowe

Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.

11
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian Terdahulu

(Peratiwi, 2020) yang berjudul “Analisis Pendapatan Usaha Peternakan

Ayam Ras Petelur” (Studi Kasus PT Jaya Perkasa Di Desa Dampang Kecamatan

Gantarangkeke Kabupaten Bantaeng Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur (Studi Kasus PT.Jaya

Perkasadi Desa Dampang Kecamatan Gantarangkeke Kabupaten Bantaeng). Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa Analisis Pendapatan Usaha Petenakan Ayam Ras

Petelur (Studi Kasus PT.Jaya Perkasa di Desa Dampang Kecamatan Gantarangkeke

Kabupaten Bantaeng) menghasilkan pendapatan total Biaya yang dimana meliputi

Biaya Tetap dan Biaya Variabel. Pendapatan peternak menghasilkan pendapatan

bersih sebesar Rp 758.160.000 pertahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan usaha peternakan ayam ras petelur yaitu jumlah ayam, pakan, tenaga

kerja, dan kandang.

(Rahmah, 2015) yang berjudul “Analisis Pendapatan Usaha Peternak Ayam

Ras Pedaging” pada pola usaha yang berbeda di kecamatan Cigambul kabupaten

Majalengka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran

atau deskripsi pendapatan peternak ayam ras pedaging (Peratiwi, 2020) pada pola

usaha yang berbeda di Kecamatan Cigambul Kabupaten Majalengka. Hasil

penelitian bahwa rata-rata pendapatan peternak ayam ras pedaging di Kecamatan

12
Cigambul Kabupaten Majalengka berbeda-beda berdasarkan jenis pola usaha, rata-

rata pendapatan dari ke tiga jenis pola usaha ayam ras pedaging mulai dari yang

terkecil sampai yang terbesar yaitu kemitraan makloon, sistem mandiri dan

kemitraan inti plasma dengan besaran pendapatan berturut-turut Rp 1.987.507, Rp

4.672.267, dan Rp 6.160.661 per periode.

(Ramadhani, 2017) “Analisa Usaha Peternakan Ayam Petelur Sistem Closed

House Di Rossa Farm Desa Kendalrejo Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar” tujuan

penelitian untuk menilai kelayakan usaha peternakan ayam petelur Rossa Farm

dengan menggunakan sistem closed house. Berdasarkan hasil analisa ekonomi yang

dilakukan untuk menilai kelayakan usaha peternakan ayam petelur Rossa Farm

dengan menggunakan sistem closed house, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

usaha peternakan tersebut layak untuk dikembangkan.

(Aida & Alam, 2015) yang berjudul “Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usaha

Peternakan Ayam Petelur Hj. Sari Intan Di Desa Potoya Kecamatan Dolo Kabupaten

Sigi” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usaha

yang diperoleh dari usaha peternakan ayam petelur di Desa potoya Kecamatan Dolo

Kabupaten Sigi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pendapatan yang diperoleh

sebesar Rp1.880.725.200 per tahun; (2)kelayakan usaha yang diperoleh dengan nilai

sebesar 1.89> 1.

(Porwanto, Yamani, & Antang, 2019) yang berjudul “Analisis pendapatan usaha

Ternak ayam Ras Petelur Di Kota Palangka Raya (Studi Kasus: Peternakan rajawali

13
Poultry shop dan Satwamandiri Farm)” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pendapatan yang diterima peternak dalam melakukan usaha ternak ayam ras petelur

satu periode pemeliharaan dan menganalisis R/C rasio ayam ras petelur satu periode

pemeliharaan. Berdasarkan hasil penelitian pada usaha ternak ayam ras petelur

Rajawali Poultry Shop, diketahui bahwa pendapatan usaha ternak ayam ras petelur

Rajawali Poultry Shop adalah sebesar Rp.1.378.263.000 dalam satu periode

pemeliharaan dengan total ayam yang dipelihara sebanyak 20.440 ekor ayam dan

hasil perhitungan tingkat efisiensi usaha R/C rasio sebesar 1,12,maka usaha ternak

ayam ras petelur Rajawali Poultry Shop ini layak untuk dijalankan. Sementara untuk

usaha ternak ayam ras petelur Satwa Mandiri Farm berdasarkan hasil penelitian dapat

diketahui bahwa pendapatan usaha ternak ayam ras petelur Satwa Mandiri Farm

sebesar Rp.2.998.411.000dalam satu periode pemeliharaan dengan total ayam yang

dipelihara sebanyak 31.010 ekor ayam dan berdasarkan hasil perhitungan tingkat

efisiensi R/C rasiosebesar 1,17, maka usaha ternak ayam ras petelur Satwa Mandiri

Farm layak untuk dijalankan.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Ayam Ras Petelur

Ayam Ras Petelur merupakan jenis ras unggul dari hasil persilangan antara

bangsa-bangsa ayam yang dikenal memiliki daya produktivitas yang tinggi

terhadap produksi daging dan telur (Dermawan ,2018). Menurut Sumadi (2015),

ayam ras petelur yang sudah afkir dapat menghasilkan daging ayam untuk

menambah pendapatan. Tujuan dalam usaha ayam ras petelur yaitu untuk

14
memenuhi kebutuhan protein hewani dan mendapatkan keuntungan dalam

memperbaiki taraf hidup peternak.

Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus

untuk diambil telurnya. Asal mula ayam petelur adalah dari ayam hutan yang telah

didomestikasi dan diseleksi sehingga bertelur cukup banyak. Arah seleksi ayam

hutan ditujukan pada produksi yang banyak. Ayam hutan mulai dapat diambil telur

dan dagingnya maka arah dari seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi

untuk tujuan produksi daging dikenal dengan broiler, sedangkan untuk produksi 5

telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna

kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat

(Zulfikar, 2013).

Ayam petelur fase grower berumur 6-18 minggu. Fase ini terbagi ke dalam 2

kelompok umur yakni umur 6-10 minggu disebut fase awal grower, sedangkan pada

umur 10-18 minggu disebut dengan fase developer (Fadilah dan Fatkhuroji, 2013).

Fase grower merupakan persiapan awal tubuh untuk menghadapi fase bertelur

(Gustira dkk,. 2015). Pada fase developer sistem hormon reproduksi mulai

berkembang dengan baik. Fase developer lebih banyak membutuhkan protein untuk

pertumbuhan dan perkembangan jaringan. Fase layer dimulai umur 20 minggu

sampai afkir. Ayam fase layer sudah mulai dewasa kelamin, sehingga sudah

memproduksi telur (Zulfikar, 2013).

15
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

(Ratih Ro, 2022) Persiapan awal untuk memulai usaha ayam petelur yang baik,

diharapakan memberikan hasil produksi telur secara maksimal akan berpengaruh

terhadap pendapatan usaha ayam ras petelur. Kesalahan yang terjadi pada

penanganan awal akan menyebabkan beberapa gangguan yang berakibat tidak

tercapainya peforma produksi ayam ras petelur secara optimal. Ayam petelur yang

diharapkan hendak diambil telurnya untuk keperluan konsumsi harian harus

dipelihara dengan baik oleh peternaknya. Oleh karena itu, sebaiknya mengetahui

jenis makanan sesuai dengan umur ayam dan ukuran pemberian pakan agar ayam

dapat berproduksi dengan baik. Untuk itu dibutuhkan beberapa faktor pendapatan

yang dapat diklarifisikasikan sebagai berikut:

1. Biaya DOC (day old chick)/Bibit Ayam. Bibit sangat menentukan tinggi

rendahnya produktivitas dalam suatu usahapeternakan. Agar dapat

menghasilkan bibit anak ayam yang sehat dan berproduksi tinggi, maka perlu

dilakukan pemilihan bibit ayam erat kaitannya dengan strain yangmemiliki

kesamaan umum dalam hal fisiknya (Setyono et al, 2013);

2. Pengetahuan mengenai cara pemilihan bibit yang baik perlu dimiliki oleh para

peternak, karena meskipun pakan dan manajemen sangat baik, tetapi bila bibit

ayam yang digunakan kurang baik mutunya, maka hal ini belum menjamin

akan tercapainya produksi yang optimal dari peternakan tersebut; dan

16
3. Biaya Pakan. Pakan adalah campuran beberapa bahan pakan yang

mengandung nutrient yanglengkap dan disusun dengan cara tertentu untuk

memenuhi kebutuhan zat gizi unggas yang mengkonsumsinya.

Pendapatan dalam suatu usaha dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Modal, Tenaga Kerja, dan Harga Jual.

a. Modal

Menurut Wahid dalam (Listiani, 2020) modal kerja adalah investasi

perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek,

piutang, dan persediaan. Modal kerja kotor adalah harta lancar total dari perusahaan,

dan modal kerja bersih adalah harta lancar dikurangi utang lancar.

Menurut Riyanto dalam (Lisitiani, 2020) mengenai pengertian modal kerja

dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu:

1) Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana

yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva dimana dana yang tertanam

didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan

demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari

jumlah aktiva lancar dan sering disebut modal bruto.

2) Konsep Kualitatif Pada konsep ini, modal kerja dikaitkan dengan

besarnya jumlah utang lancar atau utang yang segera harus dibiayai.

Oleh karenanya maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian

dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan membiayai operasi

17
perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan

kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya.

3) Konsep Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana

dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan

atau digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk

menghasilkan pendapatan.

Dengan demikian maka pengertian modal kerja dalam konsep ini adalah dana

yang digunakan selama periode accounting yang dimaksudkan untuk menghasilkan

pendapatan saat ini (current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikan

perusahaan tersebut.

b. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya manusia yang menentukan

kelangsungan dalam usaha ayam petelur. Tanpa tenaga kerja yang berkualitas,

peternakan ayam petelur tidak dapat berkembang dengan baik. Untuk mendapatkan

keuntungan yang besar, perlu memperhatikan biaya pengelolaan tenaga kerja.

Jumlah tenaga kerja yang diperlukan oleh suatu usaha peternakan ayam petelur

dapat diperkirakan berdasarkan populasi ayam petelur yang dipelihara (Listiani,

2020).

Tenaga kerja yang dipilih sebaiknya mempertimbangkan sistem tenaga kerja

yang akan di pekerjakan. Menurut Rasyaf dalam (Huda, 2019) penggunaan tenaga

kerja dibagi menjadi tiga yaitu :

18
1) Tenaga Kerja Tetap

Tenaga kerja tetap ini menetap di peternakan dan merupakan tenaga

kerja bantu setiap saat. Tenaga ini digaji bulanan, tidak peduli jumlah

ternak yang dipelihara. Gaji pegawai ini dimasukkan dalam biaya tetap

peternakan.

2) Tenaga Kerja Harian

Jenis tenaga kerja ini dibayar harian. Nilai jasa mereka diperhitungkan

per hari sesuai dengan peraturan daerah yang bersangkutan.

3) Tenaga Kerja Kontrak

Tenaga kerja kontrak bekerja dalam melakukan satu tugas tertentu.

Pekerjaan ini melakukan suatu aktivitas yang tidak rutin dipeternakan.

19 Mengenai penjelasan pengertian tenaga kerja di atas dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah

kemampuan manusia atau tiap orang dalam melakukan pekerjaan guna

menghasilkan dan memungkinkannya dilakukan produksi barang dan

jasa untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan dirinya

sendiri maupun anggota keluarga.

c. Harga Jual

Menurut Fandy dalam (Fahriza, 2021) menjelaskan bahwa harga jual adalah

harga yang memegang peranan penting dalam ekonomi makro, konsumen dan

perusahaan. Menurut Mulyadi (2012) adapaun tujuan penetapan harga jual adalah :

1) Memaksimalkan keuntungan.

19
2) Merebut pangsa pasar.

3) Penghasilan yang cukup untuk memulihkan uang tunai dengan cepat.

4) Tetapkan target harga berdasarkan target penjualan dalam jangka waktu

tertentu.

5) Harga promosi.

6) Harga tertinggi.

2.2.3 Biaya Produksi Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur

Biaya prduksi adalah semua pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh

produsen untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan penunjang lainnya

yang dapat digunakan agar produk tertentu yang telah di rencanakan dapat terwujud

dengan baik. Biaya produksi di golongkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap

(Tauifik, dkk, 2013).

1. Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)

Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya tetap

dalam peroses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak

berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun).

Biaya tetap terdiri atas biaya penyusutan kandang, bangunan, mobil,dan

peralatan. Biaya penyusutan terhadap kandang dan perlatan kandang,

gudang, peralatan gudang, kendaraan dan lainnya menggunakan

penyusutan garis lurus Sihombing (2016), dengan rumus sebagai

berikut :

20
Harga perolehan – Nilai sisa

Estimasi umur penggunaan

2. Biaya Variabel (Variabel Cost, VC)

Biaya variabel atau sering disebut biaya variable total (total variable cost,

ttvc) adalah jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi rendahnya

jumlah output yang akan di hasilkan. Semakin besar output atau barang yang

akan dihsilkan. Maka akan besar pula biaya variable yang akan di keluarkan.

Termasuk dalam biaya ini yaitu biaya ternak, awal mortalitas, transpostasi,

biaya obat, dan vaksin biaya akomdasi dan tenaga kerja, akan tetapi dalam

peternakan tradisional tenaga kerja keluarga tidak pernah diperhitungkan.

Padahal perhitungan gaji tenaga kerja keluarga juga penting.

2.2.4 Penerimaan

Zaenuddin Kabai (2015) Penerimaan (Revenue) adalah total pendapatan

yang diterima oleh produsen berupa uang yang diperoleh dari hasil penjualan barang

yang diproduksi.

Penerimaan di perhitungkan hanya dalam wujud tunai yang diterima oleh

peternak dari hasil penjualan saja yang di perhitungkan dalam penerimaan (Dewanti

dan Sihombing, 2012). Menurut Maulana, dkk, (2017) bahwa semakin besar

populasi ayam yang dipelihara semakin tinggi penerimaan produksi yang diperoleh.

Asnawi (2013) keuntungan pada usaha peternakan ayam petelur merupakan

selisih antara penerimaan total dengan biaya total produksi yang dikeluarkan.

21
2.2.5 Pendapatan Usaha

Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan.

Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai

peranan yang sangat besar. Pendapatan merupakan faktor penting dalam operasi

suatu perusahaan, karena pendapatan akan mempengaruhi tingkat laba yang

diharapkan akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Harnanto (2019) menuliskan bahwa pendapatan adalah

“kenaikan atau bertambahnya aset dan penurunan atau berkurangnya liabilitas

perusahaan yang merupakan akibat dari aktivitas operasi atau pengadaan barang

dan jasa kepada masyarakat atau konsumen pada khususnya. Pendapatan bersih

sangat tergantung pada dua faktor utama yaitu penerimaan dan biaya usaha tani.

Untuk mengetahui pendapatan bersih, maka dapat digunakan rumus berikut:

Pd= TR – TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan (Rp)

TR = Total Revenue/Total Penerimaan (Rp)

TC = Total Cost/Total Biaya (Rp)

Pendapatan dari usaha ternak ayam petelur didapatkan dari hasil selisih

penerimaan yang didapatkan dengan jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini

sesuai dengan pendapat Rasyaf dalam Muhammad dan Istitah (2019) yang

22
menyatakan bahwa pendapatan petani atau peternak adalah selisih antara

penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan

usahanya.

2.3 Kerangka Pemikiran

Usaha ternak ayam ras petelur merupakan usaha yang potensial untuk

dikembangkan di Desa Soulowe Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, namun dalam

perkembangannya usaha ini dihadapkan pada tingginya biaya faktor produksi,

khususnya biaya pakan akibat inflasi. Perubahan biaya faktor produksi yang

cenderung meningkat dapat mengurangi keuntungan peternak dan mengancam

keberlanjutan usaha ternak di masa yang akan datang,terutama usaha ternak

berskala kecil.

Faktor-faktor produksi diatas yang disebutkan dalam jumlah tertentu apakah

akan menghasilkan faktor produksi yang maksimal. Karena belum bisa dipastikan

jika jumlah meningkat faktor produksi juga akan meningkat. Oleh karena itu dalam

variabel-variabel yang sudah ada mana saja kah variabel yang perlu dimaksimalkan

dan yang perlu minimalkan.

Kerangka pikir dapat di lihat pada gambar dibawah. Dari karangan tersebut

dapat di ketahui biaya produksi usaha ternak ayam ras petelur di golongkan menjadi

biaya tetap dan biaya tidak (biaya variabel). Keuntungan pada usaha tersebut

merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total produksi yang

dikeluarkan. Pendapatan dari usaha ternak ayam petelur didapatkan dari hasil selisih

penerimaan yang didapatkan dengan jumlah biaya tetap dan biaya variabel Variabel

23
dari biaya tetap dan biaya tidak tetap akan mempengaruhi jumlah pendapatan usaha

ternak ayam ras petelur.

Kerangka Pemikiran

Usaha Peternakan Ayam Ras

Petelur

Biaya Tetap Biaya Variabel

Penerimaan

Faktor-faktor yang Pendapatan

mempengaruhi

pendapatan usaha

ayam ras petelur :

 Bibit ayam ras

petelur

 Pakan

 Tenaga kerja

 Kandang

Gambar 1. Skema kerangka pikir analisis pendapatan usaha peternakan ayam ras

petelur di Desa Soulowe Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.

24
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan

April tahun 2023, bertempat di Peternakan Ayam Ras Petelur CV. Balita Madani

Desa Soulowe Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.

3.2 Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan sampel menggunakan Informan, dalam penelitian ini yang

menjadi informan yaitu: informan terdiri dari beberapa bagian: informan kunci

yakni pemilik perusahaan atau industri rumah tangga 1 orang, informan tambahan 2

orang yakni karyawan bagian produksi (Peratiwi, 2020).

Adapun sampel yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah pemilik

industri perusahaan ayam ras petelur di CV. Balita Madani Desa Soulowe

Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi dengan melalui wawancara langsung.

Penentuan sampel dilakukan secara sengaja (purposive) dalam menentukan

informasinya, informasi adalah seseorang yang karena memiliki informasi (data)

banyak mengenai objek penelitian tersebut (Arikunto, 2013).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey menggunakan pendekatan

kuantitatif yang dikombinasikan dengan pendekatan kualitatif untuk lebih menggali

data yang dibutuhkan. Lebih dikenal dengan metode penelitian kombinasi.

Sugiyono (2015) menyatakan bahwa metode penelitian ini (campuran)

25
mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan

metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan

penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan

obyektif

Adapun sumber data yang digunakan meliputi data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung dengan

responden daftar pertanyaan yang telah di siapkan, berupa pertanyaan

tentang biaya serta pendapatan yang di peroleh dari produksi telur,

serta faktor-faktor yang digunakan dalam produksi.

2. Data Sekunder

yaitu data yang bersumber dari kantor daerah , lembaga dan instansi

pemerin tah lain yang berhubungan dengan daerah yang akan diteliti

serta hasil kepustakaan, berupa data-data tentang perkembangan

budidaya ayam ras petelur.

26
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data berupa:

1. Observasi

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yaitu ternak ayam ras

petelur, pelaku kegiatan dan kegiatan yang dilakukan.

2. Wawancara

Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data tentang peternak,

biaya dan pendapatan yang menjadi objek penelitian.Wawancara

dilakukan pada peternak ayam ras petelur.

3. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.

4. Dokumentasi

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini, dilakukan dengan cara membaca literatur-literatur serta

artikel-artikel maupun karangan ilmiah yang berkaitan dengan

peternakan ayam ras petelur.

27
4.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian metode campuran sangat berkaitan dengan

jenis strategi yang dipilih. Analisis ini bisa dilakukan berdasarkan pendekatan

kuantitatif (analisis angka-angka secara deskriptif dan inferensial) dan kualitatif

(deskripsi dan analisis teks atau gambar secara tematik), atau antara dua pendekatan

ini (John W. 2016).

Pada pendekatan kuantitatif guna untuk mengetahui mengetahui hasil dari

pendapatan usaha ternak ayam ras petelur. Untuk mengetahui biaya total, secara

matematis, mengikuti saran (Syarifudin, 2012 ) sebagai berikut:

Total Biaya Produksi (Total Cost/TC):

TC = TFC + TVC

Keterangan :

TC = Total Cost/Biaya Total (Rp)

TFC = Total Fixed Cost/Biaya Tetap Total (Rp)

TVC = Total Variable Cost/BiayaVariabel Total (Rp)

Penerimaan (Revenue)

TR = Q x P

Keterangan :

TR = Total Revenue/Penerimaan Total(Rp)

Q = Quantit /Jumlah Produksi (Kg)

P = Price/Harga Produksi (Rp/Kg)

28
Pendapatan/Keunt ungan (Profit)

Pr =TR-TC

Keterangan :

Pr = Profit/ Keuntungan/Pendapatan(Rp)

TR = Total Revenue/Penerimaan Total(Rp)

TC = Total Cost/Biaya Total (Rp)

Hasil dari pendekatan kuantitatif yang sudah didapatkan dianalisis dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Pada pendekatan kualitatif guna untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak

ayam ras petelur.

3.6 Teknik Operasional

1. Pendapatan adalah total pendapatan bersih yang diterimah oleh

peternak ayam ras petelur dari pengurangan antara total penerimaan

dengan total biaya yang dikeluarkan selama satu periode produksi

(Rp/periode).

2. Pakan adalah jumlah pakan yang digunakan setiap periode produksi di

Desa Dampang Kacamatan Gantarangkeke Kabupaten Bantaeng

(kg/periode).

3. Kepadatan ayam adalah tingkat kepadatan kandang ayam petelur per

bobot hidup untuk setiap periode produksi (ayam/m).

29
4. Obat-obatan adalah total biaya yang dikeluarkan peternak untuk

pemberian vaksin, vitamin dan obat-obatan per periode produksi (Rp/

periode).

5. Tenaga kerja adalah total hari orang kerja para tenaga kerja untuk

setiap periode produksi (jam/periode).

6. Produksi adalah jumlah hasil produksi telur selama satu periode

produksi dalam satuan rak.

30
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, R. (2018). Analysis Feasibility of Effort Breeding Laying Hens.

Jambura Journal of Animal Science, 1(1), 25-39.

Sumadi, B. 2015. Sukses Beternak Ayam Ras, Pedaging dan Petelur. Pustaka

Mina. Jakarta.

Maulana, F. H., Prasetyo, E., & Sarenggat, E. (2017). Analisis Pendapatan Usaha

Peternakan Ayam Petelur Sumur Banger Farm Kecamatan Tersono

Kabupaten Batang. Mediagro, 13(2), 1–12.

Azzury. (2013). Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Niaga Telur Farm Desa

Kucen Kecamatan Mijen Kota Semarang. Jurnal IlmuIlmu Pertanian, 5(2),

38–49.

LISTIANI, L. (2020). Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Petelur (Studi

Kasus Kelompok Usaha Ternak Skala Kecil Di Kecamatan Cipaku

Kabupaten Ciamis). Universitas Siliwangi.

Huda, F. M. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Ayam

Petelur Di Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.

University of Muhammadiyah Malang.

Fahriza, Mutiara. 2021. Pengaruh Penetapan Harga Jual Terhadap Pendapatan Pada

Usaha Daging Kreasi Lutvi Medan. Skripsi. Universitas Medan Area

Setyono, D. J., Ulfah, M., & Suharti, S. 2013. Meningkatkat Produktivitas

AyamPetelur. Jakarta: Penebar Swadaya.

31
Arikonto, s. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.

Jakarta : PT. Rineka Cipta

Zulfikar. 2013. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Ras. Fakultas Pertanian

Universitas Syiah Kuala, Aceh.

Taufik, D.K., Isbandi., dan Dyah M. 2013. Analisis pengaruh sikap peternak

terhadap pendapatan pada usaha peternakan itik di Kelurahan Pesurungan

Lor Kota Tegal. JITP 2 (3) : 201-208.

Syarifuddin, A. K. 2012. Petunjuk Praktis Menghitung Keuntungan dan Pendapatan

Usaha Tani. Universitas Lampung Banjarbaru. Lampung Mangkurat Press.

Zaenuddin, Kabai. 2015. Pengukuran Distribusi Pendapatan, (Online)

(http://ekonomisajalah.blogspot.co.id/2015/11/distribusi- pendapatan.html.

Diakses Pada 27 Maret 2018).

Dewanti, R. dan Sihombing, G. 2012. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Ayam

Buras (Studi Kasus Di Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan). Jurnal

Peternakan 36 (1) 48-56.

Asnawi, A. 2013. Perbedaan Keuntungan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur

Antara Sebelum Dan Sesudah Memperoleh Kredit PT.BRI Di Kabupaten

Pinrang. Jurnal Ilmu Pertanian 13 (1) 1-14.

Maulana, F.H. Prasetyo, E. Dan Sarengget, W. 2017. Analisis Pendapatan Usaha

Peternakan Ayam Petelur Sumur Banger Farm Kecamatan Tersono

Kabupaten Batang. Jurnal Mediagro 13 (2) 1-12.

32
Pelafu, F., Najoan, M., & Elly, F. H. (2018). Potensi Pengembangan Peternakan

Ayam Ras Petelur Di Kabupaten Halmahera Barat. Zootec, 38(1), 209.

https://doi.org/10.35792/zot.38.1.2018.18941

Puriastuti, D. P., Leondro, H., & Sodiq, A. (2019). Feasibility analysis of laying hen

business of pullet period. Jour

Gustira, D.E., Riyanti., Kurtini, T., 2015. Pengaruh kepadatan kandang terhadap

performa produksi ayam petelur fase awal grower.Jurnal Ilmiah Peternakan

Terpadu. 3: 87-92.

Sihombing. 2016. Analisis penerapan metode penyusutan asset tetap dan

implikasinya terhadap laba perusahaan pada PT. Manado Persada

Madani. Jurnal EMBA,4(2): 632-639.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Creswell, John W. 2016. Research Design. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. h.

328.

Creswell, John W. (2016). RESEARCH DESIGN Pendekatan Metode Kualitatif,

Kuantitatif, dan campuran, Yogyakarta; Pustaka Belajar.

Harnanto, (2019). Dasar Dasar Akuntansi (2nd.ed.)Yogyakarta; Andi.

33
Aida, N., & Alam, M. N. (2015). Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usaha

Peternakan Ayam Petelur Hj. Sari Intan Di Desa Potoya Kecamatan Dolo

Kabupaten Sigi. Jurnal Agrotekbis, 725-730.

Peratiwi, A. (2020). Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur

(Studi Kasus PT Jaya Perkasa di Desa Dampang Kecamatan Gantarangkeke

Kabupaten Bantaeng).

Porwanto, D., Yamani, H. Z., & Antang, E. U. (2019). Analisispendapatanusaha

Ternakayam Ras Petelur Di Kota Palangka Raya (Studi Kasus: Peternakan

Rajawali Poultry Shopdan Satwa Mandiri Farm). Journal Socio Economics

Agricultural, 28-39.

Rahmah, L. U. (2015). Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging

Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten

Majalengka. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan.

Ramadhani, R. D. (2017). BLITAR, Analisa Usaha Peternakan Ayam Petelur

Sistem Closed House Di Rossa Farm Desa Kendalrejo Kecamatan Srengat

Kabupaten. Jurnal Apes, 1-13.

Ratih Ro, S. ,. (2022). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha

Ayam Ras Petelur di Desa Kasang Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu,

Kabupaten Muaro Jambi. Journal of Economics and Business, 817-821.

34
35
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MADAKO
TOLITOLI

IIN IKA SRI WINDARI (H19010009)

DAFTAR KUISIONER UNTUK RESPONDEN

Judul Penelitian :

Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Petelur Di Cv.


Balita Madani Desa Soulowe Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi

Nama Responden : ……………………..

Dusun/RT/RW : ……………………..

Desa/Kelurahan : ……………………..

Kecamatan : ……………………..

Kabupaten : ……………………..

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden : ……………………..

36
2. Jenis Kelamin : ……………………..

3. Umur : …………Tahun

4. Pendidikan Terakhir :TT SD/SD/SLTP/SLTA/DIPLOMASI/S1

5. Pekerjaan Pokok : ……………………..

6. Pekerjaan Sampingan : ……………………..

7. Pengalaman Beternak : …………Tahun

8. Jumlah Tanggungan Keluarga : …………Orang

9. Luas Lahan Usaha Ternak : …………Ha

1. Biaya Tetap
1.1 Penyusutan Alat
Umur Penyusutan
Jumlah Harga Beli Nilai
No Macam Alat Ekonomis Alat
(Unit) (Rp/Unit) (Rp)
(Tahun) (Rp/Musim)
1 Mesin
Penggiling
2 Mesin
Pengcampur
3 Timbangan
4 ……………
5 ……………
6 ……………
7 ……………
8 ……………
9 ……………
10 ……………
11 ……………
Total Penyusutan

Rumus Penyusutan :

Nilai baru-nilai sekarang


= = jumlah
Lama pemakaian

37
1.2 Analisis Biaya dan Pendapatan

Jumlah Harga Satuan Nilai Total


No Uraian Satuan
Fisik (Rp) (Rp)
1 Produksi …….. …….. …….. ……..
2 Biaya Variabel
- Bibit …….. …….. …….. ……..
o ……….
o ………. …….. …….. …….. ……..

- Obat-obatan …….. …….. …….. ……..


o ……….
o ………. …….. …….. …….. ……..

- Biaya Tenaga K …….. …….. …….. ……..


erja
3 Biaya Tetap …….. …….. …….. ……..
- Pajak Tanah
- Iuran Air …….. …….. …….. ……..
- ……….
-
-
-
-
Bagi hasil …….. …….. …….. ……..
(hanya kalau tanah
sakap)
4 Pendapatan Bersih (1-2-3-4)

Rumus Pendapatan :

= π = TR – TC

38
2. Daftar Pertanyaan Usaha Ayam Ras

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjalankan usaha ayam ras petelur ?


Jawab :
………………………………………………………………………………..
2. Apa Tantangan yang Bapak/Ibu hadapi selama menjalankkan usaha ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
3. Kenapa Bapak menjalankan usaha ayam ras petelur ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
4. Apakah Bapak paham dan mengerti dalam usaha ayam ras petelur ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
5. Apakah alasan Bapak dalam menjalankan usaha ayam ras petelur, kenapa
bukan usaha yang lain?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
6. Berapa besar modal yang bapak siapkan untuk mendirikan usaha ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
7. Setelah usaha Bapak ini berdiri, berapa banyak tenaga kerja yang di
butuhkan ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
8. Berapa ekor ayam yang bapak pelihara dalam usaha ?

39
Jawab :
………………………………………………………………………………..
9. Berapa pakan yang harus di siapkan dalam 1 periode ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
10. Dalam satu bulan pernah tidak bapak mengeluarkan biaya kesehatan ayam,
berapa besar biayanya ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
11. Dalam satu hari berapa produksi telur yang dihasilkan ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
12. Apakah bapak menghitung penyusutan usaha yang dijalankan ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
13. Berapa biaya gaji tenaga kerja yang dikeluarkan selama satu periode ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
14. Bagaimana sistem penjulan produksi telur dalam usaha anda ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
15. Berapa harga jual prouksi telur yang dipasarkan ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
16. Bagaimana Pemasaran yang bapak lakukan ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
17. Berapa biaya listrik dan air yang dikeluarkan dalam satu periode ?
Jawab :

40
………………………………………………………………………………..
18. Berapa ayam yang mati dalam satu periode ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
19. Apakah kotoran ayam ini bapak buang atau dijual ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
20. Berapa jumlah kotoran yang dihasilakn dalam 1 periode, berapa harga yang
dijualkan ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
21. Dalam usaha bapak berapa umur ayam ras petelur sampai masa aktif ?
Jawab :
………………………………………………………………………………..
22. Berapa tahun kandang ayam digunakan ?
Jawab :
……………………………………………………………………………….

41
42

Anda mungkin juga menyukai