Anda di halaman 1dari 12

Makalah Perencanaan Peternakan

ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG 150 EKOR

Disusun Oleh : Kelompok 4

Nama-nama Anggtota :
- Meity Delani Daud (621419013)
- Fitriyanti Yantu (621419012)
- Arlan Igirisa (621419015)
- Rahman R (621419011)
- Nadila Dj Kalep (621419014)

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita hidayah dan
rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan sehat wal’afiat. Serta salam
dan shalawat kita kirimkan kepada Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa ummat-Nya
dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi suri taula dan
bagi ummat-Nya.
Dalam penyusunan Makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, baik itu
yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Dan kami sebagai
penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan Makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua dan teman sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.

Makalah ini disusun agar bisa memenuhi tugas dari mata kuliah Perencanaan Peternakan
dengan judul “Analisis Usaha Penggemukkan Sapi Potong 150 Ekor ”, dalam hal ini yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari materi yang ada, berbagai sumber informasi, referensi, dan
berita. Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negri Gorontalo.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kepada seluruh pihak terhusus kepada pembaca, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan pembuatan laporan dimasa yang akan datang,
semoga Makalah selanjutnya dapat lebih baik.

Gorontalo, 16 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................

I.2 TUJUAN.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

II.1Analisis Usaha Penggemukkan Sapi Potong 150 Ekor......................................................

A. Pembahasan Investasi ..................................................................................................


B. Pakan ...........................................................................................................................
C. Pencegahan Penyakit ...................................................................................................
D. Biaya Produksi ............................................................................................................
E. Penerimaan...................................................................................................................
F. Pendapatan ...................................................................................................................
G. Profitabilitas ................................................................................................................

BAB III PENUTUP

III.1 KESIMPULAN................................................................................................................

III.2 SARAN............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG

Usaha Peternakan adalah kegiatan usaha budidaya ternak untuk menghasilkan bahan pangan,
bahan baku industri, dan kepentingan masyarakat lainnya di suatu tempat tertentu secara terus
menerus (kemenkeu.go.id). Usaha peternakan sapi di Indonesia masih menjadi sektor yang
perlu dikembangkan, mengingat akan kebutuhan daging yang semakin meningkat, namun
belum terpenuhi dari produksi daging dalam negeri. Salah satu usaha mencapai stabilitas
ketersediaan daging sapi yaitu melalui peningkatan usaha penggemukan sapi potong yang
memiliki prospek jangka Panjang (Lestari et al., 2015).

Usaha Penggemukan sapi potong merupakan usaha peternakan yang berada di Kecamatan
Kabila. Usaha ini didukung dengan ketersedian pakan yaitu rumput gajah dan setiap tahunnya
mengalami peningkatan populasi sapi potong (Haloho, 2020). Oleh karena itu perlu
dilaksanakan analisis usaha apakah usaha tersebut layak untuk diusahakan Analisis usaha
kelayakan penggemukkan sapi potong sangat penting untuk dilakukan, agar kedepannya
usaha yang dijalankan tidak mengalami kegagalan dan merupakan alat ukur apakah usaha
sapi potong memberikan keuntungan yang berjangka panjang bagi peternak. Peternakan sapi
potong merupakan peternakan yang paling banyak diusahakan, oleh karena itu diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan peternak.

I.2 TUJUAN

Tujuan dari Analisis Usaha ini adalah untuk mengetahui kelayakan Usaha Peternakan
khususnya pada aspek finansial. Manfaat dari Analisi Usaha ini diharapkan akan memberikan
gambaran apakah usaha Peternakan sapi potong Molan di Kecamatan Binjai Barat Kota
Binjai dapat dinyatakan layak secara finansial atau tidak, sehingga rekomendasi tersebut
dapat digunakan untuk dasar pengembangan usaha peternakan sapi potong pada masa yang
akan datang.

4
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Analisis Usaha Penggemukkan Sapi 150 Ekor

Sapi yang dipelihara oleh Pemilik Usaha Peternakan adalah Sapi Peranakan Ongole.
Sapi yang digemukan berjumlah 150 ekor. Pemilik Usaha Peternakan memperoleh bakalan
dari pasar dan peternak-peternak rakyat. Pemilik memilih bakalan yang akan digemukkan
dengan melihat kriteria-kriteria untuk usaha penggemukan, antara lain sapi tampak sehat,
tidak memiliki cacat, berdirinya tegap, memiliki bentuk kaki yang normal dan lurus, bibit
sapi yang bagus memiliki bentuk tubuh yang tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk.
Kriteria pemilihan bakalan sapi ini bertujuan untuk menghasilkan ternak sapi potong yang
sehat, tidak cacat dan mempunyai harga jual tinggi sehingga nantinya dapat memberikan
keuntungan kepada pemilik. Hal ini sesuai dengan pendapat Budirahardjo et al (2011)
menyatakan pemilihan bakalan sapi yang digemukkan hal yang perlu diperhatikan bakalan
yang akan digemukkan dengan melihat bakalan tersebut sehat atau tidak mengidap penyakit,
sikap berdiri posisi kaki dan badan saat berdiri tegap, tidak cacat serta pernafasan teratur dan
normal.

A. Pembahasan Investasi

Biaya Investasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik saat memulai usaha
penggemukan sapi potong. Biaya investasi meliputi pembuatan kandang sebesar Rp
400.000.000, lahan Sebesar Rp 150.000.000, kendaraan sebesar Rp 100.000.000, Instalasi
listrik sebesar Rp 10.000.000, Instalasi air sebesar Rp 15.000.000 dan Mesin Chopper
sebesar Rp 40.000.000 (Tabel 1). Biaya investasi terbesar adalah biaya Pembuatan
kandang. Hal ini sesuai dengan penelitian Sahala et al (2016) yang menyatakan bahwa
investasi terbesar dalam usaha penggemukkan sapi potong adalah pembuatan kandang.

N Keterangan Jumlah
o
1 Kandang 400.000.000
2 Lahan 150.000.000
3 Kenderaan 100.000.000
4 Instalasi Listrik 10.000.000
5 Instalasi Air 15.000.000
6 Mesin Copper 40.000.000
Jumlah 715.000.000
B. Pakan

5
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Peternakan Molan, pakan
yang diberikan adalah Hijauan dan konsenterat. Hijauan yang diberikan berupa rumput
gajah, raja dan lapang diberikan sebanyak 15 Kg/ekor/hari. Pemberian Pakan hijauan dan
konsentrat mempengaruhi produktifitas sapi potong. Hasil Penelitian Ekowati et al., 2018
menyatakan bahwa produksi sapi potong dipengaruhi oleh hijauan, konsentrat, kesehatan
dan reproduksi. Pakan konsenterat yang dberikan adalah ampas tahu, dedak, garam
mineral, bungkil sawit, abu jagung, kulit ubi dan molases. Walaupun dedak, abu jagung,
kulit ubi, ampas tahu semua limbah pertanian itu mengandung serat kasar (SK) tinggi,
tetapi dengan sentuhan teknologi sederhana limbah itu dapat diubah menjadi pakan
bergizi dan sumber energi bagi ternak. Limbah pertanian dapat digunakan sebagai pakan
ternak. Pada prinsipnya ternak sapi dapat memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan
sehingga akan tercipta pertanian terpadu atau dikenal dengan zero waist (Isbandi, 2003).
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Syamsu (2011) yang mengungkapkan bahwa pakan
yang bersumber dari lahan, limbah pertanian merupakan potensi yang besar sebagai
sumber pakan ternak.

Pengembangan agribisnis peternakan sangat berkaitan erat dengan pakan terutama


hijauan bagi ternak sapi hampir sekitar 70 persen dari keberhasilan usaha agribisnis
peternakan ditentukan oleh lingkungannya yang paling utama adalah pakan dan 30%
adalah genetik (Bamualim, 2010). Pakan Hijauan untuk Sapi yang diberikan berasal dari
padang pengembalaan yang ditanam sendiri oleh pemilik peternak sapi. Sumber pakan
ternak masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan baik dalam bentuk padang
pengembalaaan (pasture/rance) terutama dapat dilakukan dilahan kosong, lahan pertanian
yang belum tergarap oleh petani.

C. Pencegahan Penyakit

Salah satu upaya pencegahan penyakit yang paling mudah adalah dengan melakukan
sanitasi dan menjaga kebersihan lingkungan kandang. Berdasarkan hasil penelitian,
pencegahan penyakit yang dilakukan oleh Pemilik Usaha Peternakan Molan diantaranya
adalah dengan melakukan sanitasi kandang yang dilakukan pada pagi dan sore hari. Hal
ini sesuai dengan pendapat Santosa (2010) menambahkan bahwa kesuksesan manajemen
bukan hanya terletak pada baiknya program kesehatan saja, tetapi mencegah penyakit
justru akan lebih ekonomis atau merupakan metode termurah untuk menjaga agar ternak
tetap sehat daripada mengobati.
6
D. Biaya Produksi

Besaran biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi akan menjadi acuan dalam
penentuan harga pokok penjualan dan akan mempengaruhi kelayakan usaha. Biaya yang
dikeluarkan dalam usaha penggemukkan sapi potong Molan adalah biaya tetap dan biaya
tidak tetap. Biaya tetap yang dikeluarkan terdiri dari penyusutan kendang, penyusutan
pemotong rumput, penyusutan instalasi listrik, penyusutan instalasi air, penyusutan
kendaraan, tenaga kerja dan listrik. Biaya tidak tetap terdiri dari rumput, konsentrat, obat-
obatan. Biaya produksi yang terbesar adalah biaya pembelian sapi bakalan sebesar Rp
1.050.000.000 ( Tabel 3). Hal ini sesuai dengan penelitian Budirahardjo et al (2011) yang
menyatakan bahwa biaya terbesar dalam usaha penggemukan sapi potong adalah
pembelian bakalan sapi.

No Rincian Harga (Rp)


Biaya Tetap
1 Penyusutan Kandang 12.000.000
2 Penyusutan Pemotong Rumput 3.600.000
3 Penyusutan Istalasi Rumput 600.000
4 Penyusutan Istalasi Air 900.000
5 Penyusutan Kendaraan 9.000.000
6 Tenaga Kerja 36.000.000
7 Listrik 1.200.000
8 PBB 900.000
Jumlah 75.000.000
Biaya Tidak Tetap
1 Rumput 81.000.000
2 Konsentrat 2.750.000.000
3 Obat-obatan 600.000
4 Transport 8.000.000
5 Sapi Bakalan 1.050.000.000
Jumlah 1.409.600.000
Biaya Produksi 1.484.600.000

E. Penerimaan

Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah


proyek (Sunarto et al., 2016). Penerimaan pada usaha penggemukkan sapi potong molan
berasal dari penjualan sapi. Sapi yang dijual adalah sapi yang digemukkan selama 6 bulan
per periode penggemukkan dijual dengan bobot hidup.

No Uraian Unit (ekor) Harga (Rp) Jumlah


7
1 Penjualan Sapi Potong 150 13.000.000 1.950.000.000

Penerimaan yang diperoleh berasal dari jumlah ternak yang jual dikali dengan harga
jual ternak. Berdasarkan hasil penelitian Halid et al (2017) yang menyatakan bahwa
penerimaan adalah hasil dari perkalian jumlah produksi saat penjualan dengan harga jual,

F. Pendapatan

Pendapatan usaha penggemukkan Sapi Potong Molan diperoleh dari total penerimaan
dikurangi total biaya produksi. Pendapatan tersebut merupakan laba sebelum pajak yang
apabila dikurangi pajak pendapatan menghasilkan laba bersih setelah pajak. Besar
kecilnya pendapatan tergantung dari penerimaan yang berasal dari harga jual ternak dikali
jumlah ternak yang dipelihara dan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
Berdasarkan Tabel 4 besarnya pendapatan yang diperoleh dapat dilihat dari jumlah
penerimaan , biaya produksi dan pajak.

Berdasarkan hasil penelitian Mlote et al (2013) yang menyatakan bahwa keuntungan


usaha penggemukkan sapi potong diperoleh dari jumlah penerimaan, biaya total dan
tenaga kerja. Jumlah keuntungan diperoleh dari harga akhir ternak sementara biaya total
dari harga awal ternak.

No Uraian Jumlah (Rp)


1 Penjualan Sapi 1.950.000.000
2 Biaya Produksi 1.484.600.000
3 Pendapatan 465.400.000

G. Profitabilitas

Berdasarkan Perhitungan yang diperoleh nilai Profitabilitas Usaha Penggemukan Sapi


Potong Molan di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai Yaitu Penjulan sapi potong sebesar
1.950.000.000, biaya produksi yang dikeluarkan sebesar 1.484.600 000 rupiah /periode.
Pendapatan Usaha Sapi Potong Molan sebesar 465.400.000 rupiah/periode sehingga
diperoleh Profitabilitas. Perhitungan lengkap Profitabilitas Usaha Penggemukkan Sapi
potong Molan tersaji pada Tabel 4. Usaha Penggemukkan Sapi Potong Molan sebesar
31.34%. Nilai profitabilitas 31.34% lebih besar dari tingkat suku bunga Bank BRI

8
periode Desember yaitu sebesar 6 persen sehingga usaha penggemukan sapi potong layak
untuk dijalankan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Budirahardjo et al (2011) yang menyatakan bahwa
nilai profitabilitas yang lebih besar dari suku bunga bank dapat dinyatakan usaha tersebut
layak dilakukan karena mampu menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian Putri et al
(2021) menyatakan bahwa profitablitas usaha penggemukan sapi potong lebih tinggi dari
tingkat suku bunga deposito Bank dan menguntungkan. Tabel 4. Profitabilitas Usaha
Penggemukan Sapi Potong Per Periode

No Uraian Jumlah (Rp)


1 Penjualan Sapi 1.950.000.000
2 Biaya Produksi 1.484.600.000
3 Pendapatan 465.400.000
4 Profitabilitas 31.34%

H. Analisis data dilakukan dengan metode deskriftif dan kuantitatif.

Metode analisis kelayakan usaha dengan aspek finansial dianalisis melalui ROI, NPV,
BCR, dan IRR. Data tersebut ditabulasi dan dihitung serta dianalisis menggunakan
kriteria (Soekardono, 2009).

Break Even Point (BEP)

Analisis break even merupakan analisis yang menunjukkan banyaknya volume


penjualan yang dapat menutup biaya operasionalnya (Emawati, 2007). Hal ini berarti
pada volume penjualan tersebut usaha penggemukkan sapi potong tidak mengalami rugi
maupun laba. Berdasarkan hasil perhitungan biaya tetap 75.000.000 rupiah, Biaya
Variabel sebesar 1.409.600 000 rupiah dan Hasil penjualan sebesar 1.950.000.000 rupiah
maka BEP Pendapatan Usaha penggemukan Sapi Potong Molan sebesar 103.878,116
rupiah dengan memelihara 150 ekor. Hasil analisis Break Even Point (BEP) pendapatan
sebesar 103.878,116 rupiah artinya usaha ternak sapi potong mencapai BEP pada saat
memperoleh pendapatan sebesar 103.878,116 rupiah. Berdasarkan hasil analisis BEP
(unit) diperoleh nilai BEP sebesar 150 ekor. artinya usaha ternak sapi potong mencapai
BEP apabila memelihara sapi potong 150 ekor.

No Uraian Jumlah (Rp)


1 Biaya Tetap 75.000.000
9
2 Biaya Variabel 1.409.600.000
3 Biaya Pendapatan 1.950.000.000
4 BEP (rupiah) 103.878.116
5 BEP (ekor) 150

10
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa besarnya penerimaan


usaha penggemukkan sapi potong Molan di Kecamatan Binjai Kota Binjai adalah Rp
1.950.000.000 Per Periode dan biaya produksi sebesar Rp 1 484 600 000 Per Periode
sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp 465.400.000 Per Periode. Nilai profitabilitas
sebesar 31.34% lebih besar dari tingkat suku bunga Bank BRI periode Desember yaitu
sebesar 6% sehingga usaha penggemukkan sapi potong menguntungkan. Berdasarkan hasil
Break Even Point (BEP) pendapatan diperoleh nilai 267 858 142 dan BEP (unit) diperoleh
nilai BEP sebesar 150 ekor.

11
DAFTAR PUSTAKA

Haloho, R. D. 2020. Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong Dengan Menggunakan Paradigma
Agribisnis (Studi Kasus Pada Peternakan Sapi Potong Molan) di Kecamatan Binjai Barat
Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara. Agrimor 5 (1) : 17-19.

Budiraharjo, K., M.Handayani dan G. Sanyoto. 2011. Analisis Profitabilitas Usaha Penggemukan
Sapi Potong Di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Mediagro. 7 (1): 1-9.

Mlote, S.N., Mdoe N.S.Y., Isinika A.C and L.A. Mtenga. 2013. Profitability analysis of small scale
beef cattle fattening in the Lake Zone, Tanzania. J. Agric. Econ. Dev. 2 (5): 203-216.

Anis, S.D., E. Wantasen., S. Dalie., D. A Kaligis and U. Paputungan. 2015. Beef cattle feasibility
study of house hold farm in Bolmong Regency, North Sulawesi Province of Indonesia.
International Journal of Agricultural Sciences and Natural Resources.

Emawati, S. 2007. Analisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten
Sleman. Sains Peternakan. 5 (2) : 6 -11.

Sahala, J. R. Widiati dan E. Baliarti. 2016. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penggemukan Sapi
Simmental Peranakan Ongole Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Jumlah
Kepemilikan Pada Peternakan Rakyat Di Kabupaten Karanganyar. Buletin Peternakan .40 (1):
75-82

Haloho Ruth Damera. 2020.Analisis Kelayakan Usaha Penggunaan Sapi Potong Kecamatan Barat
Kota Binjai. Jurnal Penelitian Peternakan Terpadu. Karo: Universitas Quality Berastagi
Sempajaya. Vol 2(2): 1-8.

12

Anda mungkin juga menyukai