Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN PETERNAKAN KAMBING PERAH

KELOMPOK 4

Nama:

Syifa Syafira Oktaviani (1909511042)

Ramadhan (1909511050)

Devina Saraswati (1909511051)

Nevi (1909511055)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

BALI

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Paper Ilmu Peternakan berjudul
Penanganan Pasca Panen Kambing Potong ini.

Kami juga tidak lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dosen yang selalu membimbing dan mengajari kami dalam melaksanakan maupun
menyampaikan materi di kelas. Serta semua pihak yang membantu kami dalam hal
penyusunan laporan ini.

Paper ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik serta
saran yang membangun masih kami harapkan untuk penyempurnaan Paper ini.
Sebagai manusia biasa kami merasa memiliki banyak kesalahan. Oleh karena itu,
kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk kelancaran penyelesaian laporan ini.
Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini kami
ucapkan terima kasih. Semoga paper ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

Denpasar, 19 April 2020

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAASAN
2.1 Cara Memilih Bibit Kambing yang Bagus ................................................................. 3
2.2 Pemberian Pakan dan Nutrisi untuk Kambing Perah .................................................. 6
2.3 Tipe dan Jenis Kandang Kambing.............................................................................. 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 16

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak kambing merupakan ternak yang termasuk ke dalam ternak kecil
yang memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging.
Kambing Kacang merupakan ternak yang banyak di pelihara oleh
masyarakat luas, karena memiliki sifat yang menguntungkan bagi
pemeliharaannya seperti, ternak kambing mudah berkembang biak, cepat
mencapai dewasa kelamin, pemeliharaannya relatif mudah, tidak
membutuhkan lahan yang luas, tidak memerlukanmodal yang besar, dapat
beradaptasi dengan kondisi yang tidak menguntungkan sebab kambing
hampir menyukai semua jenis makanan seperti: daun-daunan, rumput-
rumputan, kulit buah-buahan, limbah pertanian dan mudah dalam
pengembangannya. Ternak kambing Kacangmempunyai daya adaptasi pada
lahan tandus dengan ketersediaan pakan yang terbatas, sertadaya tahan
terhadap penyakit (Tunnisa, 2013).

Kambing perah merupakan komoditas baru di Indonesi yang kemungkinan


memiliki prospek pengembangan yang baik. Walaupun belum terbukti
secara ilmiah, anggapan yang berkembang di masyarakat adalah bahwa susu
kambing dapat menyembuhkan berbagai penyakit pernafasan, seperti asma
dan TBC. Oleh karena itu permintaan cenderung semakin meningkat dan
harga yang masih cukup tinggi. Di sisi lain kambing perah dapat berperan
ganda sebagai peghasil susu dan daging. Dari kebutuhan investasi, usaha
kambing pernah memerlukan investasi jauh lebih kecil dibandingkan
dengan sapi perah dan disamping ini relatif lebih mudah dalam manajemen.

Kambing perah yang banyak dikembangkan di Indonesia umumya


kambing peranakan Etawah (PE), yang umumnya masih lebih dominan
sebagai sumber daging dibandingkan dengan sumber air susu. Susu
kambing belum dikenal secara Iuas seperti susu sapi padahal memiliki
komposisi kimia yang cukup baik (kandungan protein 4,3% dan lemak
2,8%) relatif lebih baik dibandingkan kandungan protein susu sapi dengan
protein 3,8% dan lemak 5,0% (Sunarlim dkk, 1992). Disamping itu
dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing lebih mudah dicerna, karena
ukuran molekul lemak susu kambing lebih kecil dan secara alamiah sudah
berada dalam keadaan homogen (Sunarlim dkk, 1992) (Sinn, 1983).

Produktivitas biologis kambing cukup tinggi, 8-28% lebih tinggi


dibandingkan sapi (Devendra, 1975). Jumlah anak per kelahiran (litter size)
bervariasi 1 sampai dengan 3 ekor dengan tingkat produksi susu yang
melebihi dari kebutuhan untuk anaknya, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai produk komersial dan tidak mengganggu proses reproduksinya.
Biaya investasi usaha ternak kambing relatif rendah dan pemeliharaannya
pun jauh lebih mudah dibanding sapi.

1
Pengembangan usaha kambing PE mempunyai peluang pasar yang cukup
tinggi di Kabupaten Cianjur karena daya dukung kesesuaian iklim dan
aksesibilitas ke berbagai daerah konsumen. Tingginya impor dan masih
rendahnya produksi susu sapi dalam negeri, merupakan pasar yang
perlu dijajagi.
Dari aspek produksi daging, permintaan daging kambing di Indonesia
maupun di dunia juga mengalami peningkatan pesat selama 10 tahun
terakhir ini. Indonesia mengkonsumsi kambing sebagai salah satu sumber
protein hewani yang utama setelah sapi dan ayam. Pasokan daging kambing
relatif terbatas karena usaha peternakan kambing di Indonesia di dominasi
oleh usaha rumah tangga dengan skala pemilikian 4 – 10 ekor.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana manajemen pemilihan bibit yang berkualitas pada kambing perah?
2. Bagaimana manajemen pakan untuk kambing perah ?
3. Bagaimana manajemen kandang dan pemeliharaan kesehatan kambing perah?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen kambing perah yang baik dan benar
2. Untuk mengetahui cara pemeliharaan dan pengembangbiakkan kambing perah
3. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan kambing perah dan lingkungan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cara Memilih Bibit Kambing yang Bagus

1. Syarat calon bibit hewan kambing betina


Pemilihan calon bibit hewan kambing betina bertujuan agar hasil anakan yang diperoleh
memiliki sifat-sifat yang baik. Berikut adalah beberapa persyaratan dalam memilih calon
bibit hewan kambing.
 Calon bibit yang dibeli berasal langsung dari peternak.
 Ukuran badan besar, tapi terlalu gemuk. Bentuknya kompak, dada dalam dan lebar, garis
punggung dan pinggang lurus. Bulu bersih dan mengkilap.
 Keempat kakinya lurus terlihat kokoh, serta tumit tinggi.
 Umur lebih dari satu tahun dan telah mengalami berahi sebelum sebelum umur satu
tahun.
 Bentuk dan ukuran alat kelamin normal, ambingnya tidak terlalu menggantung, isinya
kenyal, tidak terinfeksi, serta puting susu berjumlah dua dengan ukuran dan posisi
simetris.

2. Tidak ada cacat dan keibuan


 Tidak ada cacat di bagian tubuhnya. Misalnya di telinga, mulut, ekor, atau hidung. Selain
itu, mata tidak rabun atau buta yang dapat dicek dengan mendekatkan jari pada mata. Bila
tidak ada kedipan, berarti ternak tersebut buta atau rabu.
 Mempunyai sifat keibuan yang terlihat dari tingkat kejinakkan ternak dan sorot mata yang
ramah
 Bedasarkan buku catatan, pilih bibit hewan kambing atau bibit hewan kambing yang lahir
kembar, atau kelahiran tunggal yang berasal dari bibit hewan kambing muda dan
mempunyai pertumbuhan yang baik.
 Jumlah gigi dipilih yang lengkap dengan rahang atas dan rahang bawah rata. Tujuannya
agar bibit hewan kambing dapat memamah biak dengan baik

3
3. Syarat calon bibit hewan kambing jantan
Sebelum mengawinkan, harus dipilih terlebih dahulu calon bibit hewan kambing jantan
yang baik, seperti dari postur tubuh dan beberapa kriteria lainnya. Dengan demikian,
anakan yang dilahirkan juga memiliki sifat yang sama dengan bibit hewan kambingnya.
Berikut adalah kriteria pejantan yang harus diperhatikan.

4. Bentuk tubuh
 Ukuran badan normal, tubuh panjang, dan besar, bentuk perut normal, dada dalam dan
lebar, kaki kokoh, lurus kuat dan terlihat tonjolan tulang yang besar pada kaki, mata tidak
rabun atau buta.
 Pertumbuhannya relatif cepat
 Gerakannya lincah dan terlihat ganas.
 Alat kelamin normal dan simetriss serta sering terlihat ereksi.
 Tidak pernah mengalami penyakit yang serius.

5. Perhatikan umur dan asalnya


 Umurnya antar 1,5-5 tahun.
 Pilih calon pejantan yang berasal dari dari kelahiran kembar dan berasal dari bibit hewan
kambing dengan jumlah anak lahir lebih dari dua ekor. Bila berasal dari kelahiran
tunggal, pilih pejanntan yang berasal dari bibit hewan kambing dengan jumlah anak
hanya satu ekor.
 Calon bibit yang dibeli berasal langsung dari peternak.

6. Seleksi
 Calon bibit hewan kambing yang baik dapat diketahui dengan melakukan seleksi. Seleksi
bisa dilakukan dengan memperhatikan catatan kemampuan produksi setiap individu anak
yang dicirikan dari timbangan berat waktu lahir, jumlah kelahiran, dan berat diwaktu
sapih. Selain itu, dapat diketahui pula dari kemampuan produksi tetuanya (bibit hewan
kambing jantan dan betina) serta saudara-saudara dari anak pejantan.
 Setelah itu, dilakukan proses seleksi dengan memperhatikan penampilan fisik ternak
muda mulai dari depan, samping kanan dan kiri, serta belakang. Calon yang dipilih adalah
yang memiliki bentuk tubuh bagus, seimbang, dan tidak cacat. Setelah itu, perhatikan
pula kesesuaian ketentuan umur, warna kulit, tinggi gumba, keadaan gigi, berat badan
dengan kriteria bibit sesuai dengan persyaratan dan mutu bibit yang berlaku.
4
7. Karakter
 Karakter yang baik terlihat dari ekspresi muka yang cerah, tenang, pandangan mata
berseri. Bibit hewan kambing jantan yang baik sifatnya agresif dan tidak ada kelainan
pada alat kelaminnya. Bibit hewan kambing betina yang baik bertingkah laku normal
dengan sifat keibuan.
 Bentuk tubuh normal dan bagian belakang tubuh tampak berat. Hal ini merupakan tanda
bahwa bibit hewan kambing itu mampu mendukung berat air susu.

8. Dilihat dari bentuk tubuh


 dari arah depan: tubuh terlihat besar, kaki lurus, dan jarak antarkakinya lebar.
 dari samping: tubuh terlihat tinggi, panjang, dan dalam. Punggung lurus dan bentuk tubuh
terlihat persegi panjang.
 dari arah belakang: tubuh terlihat besar, serta kaki belakang berantara lebar dan kuat,
tulang rusuk berkembang sehingga dada terlihat luas dan perkembangan daging baik.

9. Khusus betina
Khusus bibit hewan kambing betina, bentuk ambingnya besar, rasanya lembut kalau
dipegang, dan mudah dilipat-lipat. Bulu yang tumbuh di sekitar ambing lembut dan halus.
Di bawah kulit ambing terlihat urat-urat pembuluh darah dan kulit ambingnya mengisut.
Puting susu bergantung pada ambing serta bentuknya simetris dan ukurannya cukup
besar. Sifatnya keibuan, gerak-geriknya ramah, jinak, serta mampu melahirkan anak
kembar.

10. Khusus Jantan


Khusus bibit hewan kambing jantan, tubuhnya besar dan kuat, buah zakar panjang, dan
sifat kejantanannya terlihat nyata. Calon bibit hewan kambing jantan berasal dari bibit
hewan kambing betina yang beranak dua atau lebih agar dapat menurunkan anak kembar.

11. Catat riwayat


Untuk mendukung keberhasilan dalam pemilihan calon bibit, sebaiknya diperlukan buku
catatan. Dalam buku catatan tersebut juga dicatat penyakit yang pernah diderita, terutama
penyakit kronis.

5
Hal - hal penting yang harus diperhatikan menjelang pengawinan kambing adalah:
- Segera kawinkan ternak bila betina tengah menunjukkan gejala birahi (masa estrus)
- Normalnya, siklus birahi (masa estrus) kambing betina berlangsung tiap 18–21 hari
sekali
- Lamanya birahi pada kambing betina biasanya berlangsung sekitar 21–36 jam
- Betina kambing yang sedang dalam masa birahi segera dikawinkan 12 -18 jam setelah
gejala-gejala birahi terlihat
- Jangan kawinkan pejantan dan induk yang masih ada ikatan darah
- Kawinkan ternak dalam 1 kandang hingga birahi berikutnya

Pemeliharaan induk kambing yang bunting


Jika terjadi kebuntingan setelah pengawinan, kambing nampak tenang dan tak

menunjukkan gejala birahi setelah 19 hari berselang. Apabila terjadi kebuntingan, segera

pisahkan induk dari pejantan, kemudian beri asupan pakan berkualitas.

2.2 Pemberian Pakan dan Nutrisi untuk Kambing Perah

a. Pakan untuk Kebutuhan Hidup Utama. Kambing perah akan memperoleh gizi,
khususnya energi dan protein untuk kebutuhan hidupnya dari hijauan yang
berkualitas baik. Apabila kualitas pakan hijauan yang diberikan kurang baik maka
perlu diberikan pakan tambahan seperti dedak padi dan onggok. Pemberian pakan
jenis legume berfungsi untuk memenuhi kebutuhan protein pada kambing perah.
Sementara itu, penambahan mineral sangat dianjurkan untuk mengatasi
kemungkinan kurangnya asupan mineral dari pakan hijauan. Beberapa mineral
yang dapat diberikan adalah garam dapur, kapur, tepung, tulang dan mineral mix.

b. kambing pejantan dan betina sekitar waktu kawin


Salah satu upaya untuk meningkatkan kemungkinan kelahiran kembar pada 2 – 3
minggu sebelum masa kawin adalah dengan pemberian pakan kualitas baik.
Setelah kawin, pakan hijauan yang diberikan ditingkatkan secara bertahap, baik
jumlah maupun Pemberian pakan hijauan dengan cara dicampur sangat baik untuk
kambing perah.

c. Pemberian Pakan saat Bunting. Ternak bunting memerlukan jumlah pakan yang
lebih banyak terutama pada bulan akhir masa kebuntingan. Hal ini karena pakan
tersebut digunakan untuk induk dari pertumbuhan janin yang dikandungnya. Saat
usia kebuntingan tiga bulan, kebutuhan gizi yang dibutuhkan sangat tinggi.
Hampir 70-75% pertumbuhan terjadi pada masa ini. Oleh karena itu, harus
diberikan pakan yang cukup secara kuantitas dan kualitas. Kekurangan gizi pada
saat induk bunting akan mengakibatkan bobot lahir anak yang rendah yang akan
berakibat pada kematian. Sementara itu, pemberian pakan yang terlalu banyak saat
induk bunting menyebabkan janin terlalu besar sehingga mempersulit proses
kelahiran.

6
Pemberian pakan untuk kambing perah bunting : 1) beri pakan hijauan (rumput dan
legume) secara ad libitum (60% rumput dan 40% legum); 2) Beri pakan tambahan dengan
kandungan PK 14-16 % sebanyak 0,5 – 1 kg/hari. Pakan konsentrat 0,5-1kg (dapat diganti
dengan umbi atau ampas tahu dan limbah agoindustri lainnya). 3) Pastikan ketersediaan
air secara bebas; 4) Berikan tambahan mineral blok (garam) untuk mengatasi
kemungkinan kekurangan mineral dalam pakan.

d. Pakan Induk Menyusui. Pada saat menyusui (laktasi) kebutuhan pakan induk
dan anaknya merupakan satu kesatuan. Hal ini karena konsumsi pakan anak
tergantung dari banyaknya susu induk yang dihasilkan.

1) Pakan induk menyusui membutuhkan asupan nutrisi pakan paling banyak


dibandingkan fase fisologis lainnya. Seperti halnya pada masa bunting, pakan
induk menyusui paling tidak membutuhkan kandungan protein kasar 14-16%.
Pakan jenis hijauan juga diberikan secara berlebih dengan rasio rumput 50%;
legume 50%. Konsentrat diberikan sebanyak 0,5-1 kg/ekor/hari tergantung
banyaknya produksi susu. Pemberian tambahan mineral juga sangat dianjurkan
pada kondisi ini. Jenis pakan mineral yang biasa diberikan adalah mineral blok
atau mineral komplit;

2) Pakan untuk Cempe prasapih. Umur 1-2 hari jenis pakan yang diberikan
kolostrum induk. Umur 4-7 hari jenis pakan yang diberikan Susu induk 500-600
cc/hari dan diberikan sebanyak 3-4 kali/harinya. Umur 2 minggu jenis pakan yang
diberikan 800 cc/hari, diberikan 3-4 kali/hari. Umur 3-4 minggu jenis pakan yang
diberikan 1 liter susu sapi, diberikan 3 kali/hari.Mulai usia empat minggu, mulai
diperkenalkan dengan hijauan atau konsentrat untuk merangsang pertumbuhan
rumen. Pakan konsentrat yang diberikan harus berkualitas baik dengan kandungan
protein kasar 15-18%. Umur 5-8 minggu jenis pakan yang diberikan 1,5-2 liter
susu sapi/hari ditambah rumput/legume ditambah konsentrat. Umur 9-10 minggu
pemberian pakan sama seperti pada umur 5-8 minggu tetapi pemberiannya 2
kali/hari. Umur 11-12 minggu pemberian susu sapi dikurangi hingga 1 liter/hari
dengan rasio pemberian satu kali. Pakan hijauan dan konsentrat disediakan setiap
saat dan mulai diperkenalkan dengan air minum. (Suwarna Penyuluh
PUSLUHTAN)

e. kambing masa kering/tidak bunting dan tidak laktasi


Terkadang ternak mempunyai masa laktasi yang cukup panjang walaupun
produksi susunya tidak begitu tinggi. Oleh karena itu, diperlukan pengeringan
dengan mengurangi frekuensi pemerahan. Bersamaan dengan pengurangan
frekuensi pemerahan, dilakukan pengurangan konsumsi pakan. Namun, tetap
berikan pakan yang cukup dan berkualitas baik (kadar protein 12-14%). Hindari
perubahan pakan yang sangat mencolok selama periode ini. Jika perlu, beri
tambahan mineral miks dalam pakan, atau beberapa tetes yodium dalam air
minum.

f. Anak kambing (prasapih dan lepas sapih/kambing dara)


Pada masa prasapih ketergantungan anak sangat tinggi pada peternak. Segera

7
setelah lahir (0,5-1 jam), anak kambing harus sudah mendapat kolostrum. Setelah
mendapat susu kolostrum selama 2-3 hari setelah lahir, anak kambing perah diberi
susu pengganti (umumnya susu sapi) dengan jumlah pemberian meningkat secara
bertahap, mulai dari sekitar 250 ml sampai 1-1,5 liter/hari pada umur 2-3 kali per
hari.
Kambing lepas sapih harus mendapat pakan yang cukup untuk terjadinya
pertumbuhan yang optimal. Frekuensi pemberian pakan dapat 2-3 kali sehari,
sebagai patokan, ternak kambing dara dapat diberi pakan sekitar 15-20% dari
berat badan.

2.3 Tipe dan Jenis Kandang Kambing


Kandang merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi untuk melindungi hewan
ternak dari gangguan luar. Misalnya terik sinar matahari, hujan, angin dan lain
sebagainya.

Fungsi lain dari kandang ialah memudahkan pengawasan dan pemeliharaan serta
memudahkan dalam pengumpulan kotoran.

Sehingga kebersihan akan lingkungan ternak tetap terjaga. Kandang juga bisa dibilang
sebagai tempat tinggal hewan ternak. Kandang dikatakan baik apabila telah memenuhi
beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut anatara lain:

 Bangunannya kuat dan kokoh.


 Sirkulasi udara yang baik.
 Sinar matahari dapat masuk ke dalam kandang. Usahakan kandang menghadap ke
timur.
 Kandang mudah untuk dibersihkan.
 Letak kandang jauh dari rumah dan jalan umum.
 Lingkungan kandang yang bersih dan kering

Dalam hal berternak kambing, kandang kambing dibedakan menjadi dua model. Dua
model tersebut ialah kandang kambing model lantai atau latar dan kandang kambing
model panggung.

Namun model kandang yang sesuai untuk berternak kambing adalah kandang model
panggung. Hal ini dikarenakan peternak dapat mengendalikan kesehatan ternak secara
optimal. Namun model kandang tersebut juga memiliki kelebihan dan kekuranga,
diantaranya:

8
Kelebihan kandang model panggung

 Kandang lebih bersih dan kering.


 Kandang mudah dibersihkan.
 Sirkulasi udara yang baik.
 Ternak aman dari predator.

Kelemahan kandang model panggung

 Ada kemungkinan kaki kambing terpelosok ke celah lantai kandang.


 Ada kemungkinan kambing lompat kebawah.
 Bahan baku yang digunakan lebih banyak.

Walaupun kandang model panggung memiliki beberapa kekurangan, namun semua


kekurangan tersebut masih bisa dimanipulasi agar kambing tetap merasa nyaman didalam
kandang tersebut.

Selain itu dengan menggunakan kandang model panggung dapat menjauhkan atau
mengurangi resiko kambing terkena penyakit dari pada menggunakan kandang dengan
model lantai atau latar. Selain itu ada beberapa jenis kandang untuk kambing. Jenis
tersebut dibedakan berdasarkan fungsinya. Jenis kandang tersebut antara lain:

Kandang kambing individu

Jenis kandang kambing ini ialah kandnag yang memiliki sekat. Sehingga antara kambing
satu dengan yang lainnya memiliki batas.

Ukuran yang digunakan ialah 0,75m x 1,4m atau 0,7m x 1,5m. Kandnag ini memiliki
fungsi untuk penggemukan kambing.
9
Kandang kambing beranak dan menyusui

Sesuai dengan namanya, kandang ini dihuni oleh indukan kambing yang baru melahirkan
dan sedang menyusui anaknya. Kandang ini dimaksudkan untuk memisahkan anak
kambing agar tidak bercampur dengan indukan lain. Ukuran normal untuk kandnag ini
ialah 1,5m x 1,5m.

Kandang kambing koloni

Jenis kandang kambing ini amatlah luas dan tidak memiliki sekat. Sehingga kandang ini
dapat dihuni oleh kambing dalam jumlah banyak.

Ukuran jenis kandang ini disesuaikan dengan jumlah dan ukuran kambing. Untuk
kambing yang berumur 3-7 bulan, setiap ekor memerlukan luas lantai 0,5m2, sedangkan
kambing yang berumur diatas 7 bulan memerlukan luas lantai 0,75m2 dan untuk kambing
indukan memerlukan luas 1m2.

Lokasi Kandang Kambing


Lokasi kandang sebaiknya dipilih di tempat yang teduh, tetapi cukup
mendapatkan sinar matahari di waktu pagi. Lokasi kandangsebaiknya tidak terlalu jauh
dari rumah, misalnya di belakang rumah sehingga memudahkan pengawasan dan
penjagaan dari berbagai gangguan dan hal-hal lain yang tidak terduga. Namun, kandang
sebaiknya dibangun agak jauh dari lalu lintas masyarakat ramai sehingga ternak bisa
hidup tenang. Kandang yang baik biasanya memberi perlindungan yang aman bagi ternak
yang menghuninya.
Kandang sebaiknya didirikan di atas tanah yang kondisinya padat, kering, tidak
becek di waktu hujan, bersih, selalu mendapat sinar matahari pagi, dan jauh dari
pepohonan besar atau agak terbuka tempatnya. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindarkan ternak dari serangan penyakit. Jika tempat kandang basah atau lembap,
ternak akan mudah terserang pilek.
1
0
Dalam membangun kandang harus memperhatikan kondisi, konstruksi, dan
perlengkapan kandang. Kondisi kandang adalah bentuk atau model kandang yang bisa
membantu ternak terhindar dari gangguan alam secara langsung seperti hembusan angin,
terpaan hujan, dan sengatan terik matahari. Untuk mendapatkan kandang yang optimal,
diperlukan perencanaan konstruksi yang baik.
Model kandang disesuaikan dengan keperluan. Kandang sebaiknya kokoh, awet
dipakai, memenuhi syarat kesehatan, dan nyaman dihuni oleh ternak. Model kandang
untuk kambing umumnya berbentuk panggung yang dibangun di atas permukaan tanah
sehingga terdapat kolong di bawah kandang. Tinggi kolong dari permukaan tanah sekitar
0,5 m. Konstruksi kandang yang baik adalah kokoh, kuat, dan tahan lama. Kandang yang
baik adalah kandang yang memiliki ventilasi yang baik, dindingnya kuat dan baik, atap
tidak bocor, serta lantainya tidak mudah lembap.
Rangka dan dinding kandang bisa terbuat dari kayu, bambu, atau beton yang
kokoh. Dinding kandang sebelah kiri, kanan, dan belakang ditutup untuk menghindari
arus angin. Atap kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari panas matahari, hujan,
dan angin. Bahan untuk atap dapat dibuat dari genting, asbes, ijuk, atau rumbia. Bahan ini
sangat baik karena tidak menimbulkan panas dalam kandang dan tahan lama. Lantai
kandang dibuat dari bilah-bilah bambu, papan, atau lapisan semen. Agar tidak
menimbulkan kecelakaan bagi ternak, sebaiknya lantai dibuat rata, datar, tidak licin, tidak
terlalu keras dan tajam, serta tidak mudah ditembus air. Lantai kandang dibuat sejajar
dengan papan lantai dengan lebar celahnya antara 1—1,5 cm sehingga kotoran dan air
kencing dapat jatuh ke bawah. Selain itu, lantai bercelah juga memudahkan pengumpulan
kotoran dan pembersihan kandang. Jika dipilih model kandang tidak berkolong, harus
diperhatikan pembuatan lantainya. Keadaan lantai harus selalu kering, bersih, tidak becek
atau lembap, dan mudah dibersihkan.

Menjaga Kesehatan Kambing


1. Lahan yang akan digunakan untuk memelihara Kambing harus bebas dari
penyakit menular.
2. Kandang Kambing harus kuat, aman, dan bebas penyakit. Apabila digunakan
kandang bekas Kambing yang pernah terserang penyakit, kandang tersebut perlu
disucihamakan dengan desinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. Apabila
kandang tersebut bekas Kambing yang sehat, kandang tersebut cukup dicuci
dengan air.
3. Kambing yang baru datang dari daerah lain perlu dimasukkan di kandang
karantina dan diperlakukan khusus. Ternak yang diduga bulunya membawa
penyakit, sebaiknya dimandikan dan digosok dengan larutan sabun karbol,
Neguvon, Bacticol Pour, Triatex, atau Granade 5% EC dengan konsentrasi 4,5 g/3
l air. Untuk membasmi kutu, Kambing dapat juga dimandikan dengan larutan
Asuntol berkonsentrasi 3—6 g/3 l air.
4. Kandang dan lingkungan tidak boleh lembap serta harus bebas dari genangan air.
Kelembapan yang tinggi dan adanya genangan air akan mengakibatkan
perkembangan nyamuk atau hewan sejenisnya yang menggigit dan mengisap
darah.
5. Dilakukan vaksinasi secara teratur. Vaksinasi bertujuan untuk mencegah dan
memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu, khususnya yang diakibatkan
oleh virus.

1
1
Kontrol Penyakit Pada Kambing

Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang baik,
makanan yang cukup gizi dan vaksinasi. Penyakit yang sering menyerang kambing adalah
: cacingan, kudis (scabies), kembung perut (bloat), paru-paru (pneumonia), orf dan
koksidiosis.

Kudis (Kurap/Scabies)

Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu rontok kulit merah dan menebal. Tempat yang
sering diserang muka, telinga, pangkal ekor, leher, dll

Pencegahan : kebersihan dan pemisahan ternak sakit

Pengobatan

1. Obat tradisional
o Oli 1 cangkir + cuka 1 sendok makan + belerang yang sudah dihaluskan 1
sendok makan atau 4 siung bawang merah yang sudah dihaluskan,
kemudian semua bahan dicampur dan oleskan 2x sehari pada kulit
kambing sampai sembuh.
o Belerang dihaluskan 3 sendok makan + 1 sendok makan minyak goreng
oleskan 2x sehari sampai sembuh.
2. Obat pabrikan

Suntik dengan Ivermectin secara sub cutan (dibawah kulit).

Cacingan :

Penyebab : cacing gilig, cacing pipih dan cacing pita

Tanda-tanda : kambing semakin kurus, bulu berdiri dan kusam, nafsu makan berkurang,
kambing terlihat pucat, kotoran lembek sampai mencret.

Pencegahan : Jagalah kandang tetap bersih dan kering, Buanglah kotoran, sampah dan
sisa pakan jauh dari lokasi kandang atau dibuat Kompos, Jangan menggembalakan
kambing pada pagi hari dan pada satu area (usahakan berpindah-pindah), Jangan berikan
rumput yang masih berembun, Sabitlah rumput 2-3 cm di atas permukaan tanah.

1
2
Pengobatan :

1. Obat tradisonal
o Daun nanas yang dikeringkan dan dihaluskan, kemudian ditimbang 300
mg untuk 1 kg berat badan kambing, dicampur air, selanjutnya
diminumkan dan diulang 10 hari sekali (jangan diberikan pada ternak
bunting).
o Daun nanas segar dihilangkan durinya, ditimbang 600 mg untuk 1 kg berat
badan kambing, kemudian diberikan pada kambing dan diulang 10 hari
sekali (jangan diberikan pada ternak bunting).
2. Obat pabrikan

Biasanya menggunakan albendazole, valbanzen atau ivermectin yang diulang


setiap 3 bulan sekali.

Kembung perut (Bloat/Thympani) :

Penyebab : gas yang timbul oleh makanan (rumput muda)

Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar, napas pendek dan cepat, tidak mau makan

Pencegahan : jangan diberi rumput muda.

Pengobatan : berikan larutan gula merah dan asam jawa, keluarkan gas dengan cara
mengurut-urut perut kambing. Apabila ada ternak yang sakit, harus segera dipisahkan dari
kelompoknya agar yang lainnya tidak tertular.

Diare :

Penyebab : Pakan berjamur atau terlalu muda, bakteri, virus dan protozoa.

Tanda-tanda : Kotoran encer dan warnanya hijau terang/hijau gelap sampai hijau
kekuningan; Kambing lemas, bila dibiarkan dapat menyebabkan kematian; bulu-bulu
sekitar dubur kotor akibat kotoran.

Pencegahan : Hindari pemberian pakan yang menyebabkan diare dan Jagalah kandang
tetap bersih.

Pengobatan

 Pisahkan kambing sakit dari kambing sehat.


 Berikan larutan oralit, larutkan 2 sendok makan garam + 2 sendok makan gula
dalam 2,5 liter air dingin yang sudah dimasak.
 Bila keadaannya tidak membaik segera hubungi petugas kesehatan hewan (dokter
hewan).

1
3
Keracunan :

Penyebab : Tanaman beracun atau tanaman yang tercemar pestisida.

Tanda-tanda : Mulut berbusa, kejang-kejang, muka kemerahan dan bengkak, diare


berdarah, dan kematian mendadak.

Pencegahan

 Jangan menggembalakan kambing di tempat yang banyak tanaman beracun.


 Jauhkan kambing dari sawah atau ladang yang sedang dipupukan atau disemprot
pestisida.

Pengobatan

 Berikan air kelapa


 Berikan norit 2-3 tablet.
 Hubungi petugas kesehatan hewan (dokter hewan).

1
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kambing perah merupakan peluang yang cukup menjanjikan di Indonesia yang kemungkinan
memiliki prospek pengembangan yang baik. Dengan memanajemen peternakan kambing
perah dengan sebaik-baiknya, peternak diharapkan mendapatka n keuntungan yang
sebesar-besarnya. Kambing perah memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri dalam
membudidayakannya.

1
5
DAFTAR PUSTAKA

Syhukur,Abdul 2016, “ 99% Gagal Beternak Kambing”, Penebar Swadaya, Jakarta

https://dosenternak.com/tipe-dan-jenis-kandang-kambing/ (diakses 19/4/2020 pukul 17.16


wib)

https://www.pertanianku.com/tips-memilih-lokasi-dan-model-kandang-kambing/ (diakses
19/4/2020 pukul 17.24 wib)

https://www.pertanianku.com/menjaga-kesehatan-kambing-dan-domba/ (diakses
19/4/2020 pukul 17.29 wib)

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/81459/Pengendalian-Penyakit-pada-Kambing/
(diakses 19/4/2020 pukul 17.33)

http://www.websitehewan.com/2018/12/cara-mengawinkan-kambing-waktu-

yang.html?m=1 (diakses pada 19/04/2020 pukul 17:30 WIB)

https://www.google.com/amp/s/arenahewan.com/cara-memilih-bibit-kambing-yang-

bagus/amp (diakses pada 19/04/2020 pukul 17:45 WIB)

https://kabartani.com/cara-memilih-bibit-kambing-dengan-baik-dan-benar.html(diakses

pada 19/04/2020 pukul 18:05 WIB)

1
6

Anda mungkin juga menyukai