KELOMPOK 4
Nama:
Ramadhan (1909511050)
Nevi (1909511055)
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
BALI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Paper Ilmu Peternakan berjudul
Penanganan Pasca Panen Kambing Potong ini.
Kami juga tidak lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dosen yang selalu membimbing dan mengajari kami dalam melaksanakan maupun
menyampaikan materi di kelas. Serta semua pihak yang membantu kami dalam hal
penyusunan laporan ini.
Paper ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik serta
saran yang membangun masih kami harapkan untuk penyempurnaan Paper ini.
Sebagai manusia biasa kami merasa memiliki banyak kesalahan. Oleh karena itu,
kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk kelancaran penyelesaian laporan ini.
Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini kami
ucapkan terima kasih. Semoga paper ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAASAN
2.1 Cara Memilih Bibit Kambing yang Bagus ................................................................. 3
2.2 Pemberian Pakan dan Nutrisi untuk Kambing Perah .................................................. 6
2.3 Tipe dan Jenis Kandang Kambing.............................................................................. 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 16
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak kambing merupakan ternak yang termasuk ke dalam ternak kecil
yang memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging.
Kambing Kacang merupakan ternak yang banyak di pelihara oleh
masyarakat luas, karena memiliki sifat yang menguntungkan bagi
pemeliharaannya seperti, ternak kambing mudah berkembang biak, cepat
mencapai dewasa kelamin, pemeliharaannya relatif mudah, tidak
membutuhkan lahan yang luas, tidak memerlukanmodal yang besar, dapat
beradaptasi dengan kondisi yang tidak menguntungkan sebab kambing
hampir menyukai semua jenis makanan seperti: daun-daunan, rumput-
rumputan, kulit buah-buahan, limbah pertanian dan mudah dalam
pengembangannya. Ternak kambing Kacangmempunyai daya adaptasi pada
lahan tandus dengan ketersediaan pakan yang terbatas, sertadaya tahan
terhadap penyakit (Tunnisa, 2013).
1
Pengembangan usaha kambing PE mempunyai peluang pasar yang cukup
tinggi di Kabupaten Cianjur karena daya dukung kesesuaian iklim dan
aksesibilitas ke berbagai daerah konsumen. Tingginya impor dan masih
rendahnya produksi susu sapi dalam negeri, merupakan pasar yang
perlu dijajagi.
Dari aspek produksi daging, permintaan daging kambing di Indonesia
maupun di dunia juga mengalami peningkatan pesat selama 10 tahun
terakhir ini. Indonesia mengkonsumsi kambing sebagai salah satu sumber
protein hewani yang utama setelah sapi dan ayam. Pasokan daging kambing
relatif terbatas karena usaha peternakan kambing di Indonesia di dominasi
oleh usaha rumah tangga dengan skala pemilikian 4 – 10 ekor.
1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen kambing perah yang baik dan benar
2. Untuk mengetahui cara pemeliharaan dan pengembangbiakkan kambing perah
3. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan kambing perah dan lingkungan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Syarat calon bibit hewan kambing jantan
Sebelum mengawinkan, harus dipilih terlebih dahulu calon bibit hewan kambing jantan
yang baik, seperti dari postur tubuh dan beberapa kriteria lainnya. Dengan demikian,
anakan yang dilahirkan juga memiliki sifat yang sama dengan bibit hewan kambingnya.
Berikut adalah kriteria pejantan yang harus diperhatikan.
4. Bentuk tubuh
Ukuran badan normal, tubuh panjang, dan besar, bentuk perut normal, dada dalam dan
lebar, kaki kokoh, lurus kuat dan terlihat tonjolan tulang yang besar pada kaki, mata tidak
rabun atau buta.
Pertumbuhannya relatif cepat
Gerakannya lincah dan terlihat ganas.
Alat kelamin normal dan simetriss serta sering terlihat ereksi.
Tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
6. Seleksi
Calon bibit hewan kambing yang baik dapat diketahui dengan melakukan seleksi. Seleksi
bisa dilakukan dengan memperhatikan catatan kemampuan produksi setiap individu anak
yang dicirikan dari timbangan berat waktu lahir, jumlah kelahiran, dan berat diwaktu
sapih. Selain itu, dapat diketahui pula dari kemampuan produksi tetuanya (bibit hewan
kambing jantan dan betina) serta saudara-saudara dari anak pejantan.
Setelah itu, dilakukan proses seleksi dengan memperhatikan penampilan fisik ternak
muda mulai dari depan, samping kanan dan kiri, serta belakang. Calon yang dipilih adalah
yang memiliki bentuk tubuh bagus, seimbang, dan tidak cacat. Setelah itu, perhatikan
pula kesesuaian ketentuan umur, warna kulit, tinggi gumba, keadaan gigi, berat badan
dengan kriteria bibit sesuai dengan persyaratan dan mutu bibit yang berlaku.
4
7. Karakter
Karakter yang baik terlihat dari ekspresi muka yang cerah, tenang, pandangan mata
berseri. Bibit hewan kambing jantan yang baik sifatnya agresif dan tidak ada kelainan
pada alat kelaminnya. Bibit hewan kambing betina yang baik bertingkah laku normal
dengan sifat keibuan.
Bentuk tubuh normal dan bagian belakang tubuh tampak berat. Hal ini merupakan tanda
bahwa bibit hewan kambing itu mampu mendukung berat air susu.
9. Khusus betina
Khusus bibit hewan kambing betina, bentuk ambingnya besar, rasanya lembut kalau
dipegang, dan mudah dilipat-lipat. Bulu yang tumbuh di sekitar ambing lembut dan halus.
Di bawah kulit ambing terlihat urat-urat pembuluh darah dan kulit ambingnya mengisut.
Puting susu bergantung pada ambing serta bentuknya simetris dan ukurannya cukup
besar. Sifatnya keibuan, gerak-geriknya ramah, jinak, serta mampu melahirkan anak
kembar.
5
Hal - hal penting yang harus diperhatikan menjelang pengawinan kambing adalah:
- Segera kawinkan ternak bila betina tengah menunjukkan gejala birahi (masa estrus)
- Normalnya, siklus birahi (masa estrus) kambing betina berlangsung tiap 18–21 hari
sekali
- Lamanya birahi pada kambing betina biasanya berlangsung sekitar 21–36 jam
- Betina kambing yang sedang dalam masa birahi segera dikawinkan 12 -18 jam setelah
gejala-gejala birahi terlihat
- Jangan kawinkan pejantan dan induk yang masih ada ikatan darah
- Kawinkan ternak dalam 1 kandang hingga birahi berikutnya
menunjukkan gejala birahi setelah 19 hari berselang. Apabila terjadi kebuntingan, segera
a. Pakan untuk Kebutuhan Hidup Utama. Kambing perah akan memperoleh gizi,
khususnya energi dan protein untuk kebutuhan hidupnya dari hijauan yang
berkualitas baik. Apabila kualitas pakan hijauan yang diberikan kurang baik maka
perlu diberikan pakan tambahan seperti dedak padi dan onggok. Pemberian pakan
jenis legume berfungsi untuk memenuhi kebutuhan protein pada kambing perah.
Sementara itu, penambahan mineral sangat dianjurkan untuk mengatasi
kemungkinan kurangnya asupan mineral dari pakan hijauan. Beberapa mineral
yang dapat diberikan adalah garam dapur, kapur, tepung, tulang dan mineral mix.
c. Pemberian Pakan saat Bunting. Ternak bunting memerlukan jumlah pakan yang
lebih banyak terutama pada bulan akhir masa kebuntingan. Hal ini karena pakan
tersebut digunakan untuk induk dari pertumbuhan janin yang dikandungnya. Saat
usia kebuntingan tiga bulan, kebutuhan gizi yang dibutuhkan sangat tinggi.
Hampir 70-75% pertumbuhan terjadi pada masa ini. Oleh karena itu, harus
diberikan pakan yang cukup secara kuantitas dan kualitas. Kekurangan gizi pada
saat induk bunting akan mengakibatkan bobot lahir anak yang rendah yang akan
berakibat pada kematian. Sementara itu, pemberian pakan yang terlalu banyak saat
induk bunting menyebabkan janin terlalu besar sehingga mempersulit proses
kelahiran.
6
Pemberian pakan untuk kambing perah bunting : 1) beri pakan hijauan (rumput dan
legume) secara ad libitum (60% rumput dan 40% legum); 2) Beri pakan tambahan dengan
kandungan PK 14-16 % sebanyak 0,5 – 1 kg/hari. Pakan konsentrat 0,5-1kg (dapat diganti
dengan umbi atau ampas tahu dan limbah agoindustri lainnya). 3) Pastikan ketersediaan
air secara bebas; 4) Berikan tambahan mineral blok (garam) untuk mengatasi
kemungkinan kekurangan mineral dalam pakan.
d. Pakan Induk Menyusui. Pada saat menyusui (laktasi) kebutuhan pakan induk
dan anaknya merupakan satu kesatuan. Hal ini karena konsumsi pakan anak
tergantung dari banyaknya susu induk yang dihasilkan.
2) Pakan untuk Cempe prasapih. Umur 1-2 hari jenis pakan yang diberikan
kolostrum induk. Umur 4-7 hari jenis pakan yang diberikan Susu induk 500-600
cc/hari dan diberikan sebanyak 3-4 kali/harinya. Umur 2 minggu jenis pakan yang
diberikan 800 cc/hari, diberikan 3-4 kali/hari. Umur 3-4 minggu jenis pakan yang
diberikan 1 liter susu sapi, diberikan 3 kali/hari.Mulai usia empat minggu, mulai
diperkenalkan dengan hijauan atau konsentrat untuk merangsang pertumbuhan
rumen. Pakan konsentrat yang diberikan harus berkualitas baik dengan kandungan
protein kasar 15-18%. Umur 5-8 minggu jenis pakan yang diberikan 1,5-2 liter
susu sapi/hari ditambah rumput/legume ditambah konsentrat. Umur 9-10 minggu
pemberian pakan sama seperti pada umur 5-8 minggu tetapi pemberiannya 2
kali/hari. Umur 11-12 minggu pemberian susu sapi dikurangi hingga 1 liter/hari
dengan rasio pemberian satu kali. Pakan hijauan dan konsentrat disediakan setiap
saat dan mulai diperkenalkan dengan air minum. (Suwarna Penyuluh
PUSLUHTAN)
7
setelah lahir (0,5-1 jam), anak kambing harus sudah mendapat kolostrum. Setelah
mendapat susu kolostrum selama 2-3 hari setelah lahir, anak kambing perah diberi
susu pengganti (umumnya susu sapi) dengan jumlah pemberian meningkat secara
bertahap, mulai dari sekitar 250 ml sampai 1-1,5 liter/hari pada umur 2-3 kali per
hari.
Kambing lepas sapih harus mendapat pakan yang cukup untuk terjadinya
pertumbuhan yang optimal. Frekuensi pemberian pakan dapat 2-3 kali sehari,
sebagai patokan, ternak kambing dara dapat diberi pakan sekitar 15-20% dari
berat badan.
Fungsi lain dari kandang ialah memudahkan pengawasan dan pemeliharaan serta
memudahkan dalam pengumpulan kotoran.
Sehingga kebersihan akan lingkungan ternak tetap terjaga. Kandang juga bisa dibilang
sebagai tempat tinggal hewan ternak. Kandang dikatakan baik apabila telah memenuhi
beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut anatara lain:
Dalam hal berternak kambing, kandang kambing dibedakan menjadi dua model. Dua
model tersebut ialah kandang kambing model lantai atau latar dan kandang kambing
model panggung.
Namun model kandang yang sesuai untuk berternak kambing adalah kandang model
panggung. Hal ini dikarenakan peternak dapat mengendalikan kesehatan ternak secara
optimal. Namun model kandang tersebut juga memiliki kelebihan dan kekuranga,
diantaranya:
8
Kelebihan kandang model panggung
Selain itu dengan menggunakan kandang model panggung dapat menjauhkan atau
mengurangi resiko kambing terkena penyakit dari pada menggunakan kandang dengan
model lantai atau latar. Selain itu ada beberapa jenis kandang untuk kambing. Jenis
tersebut dibedakan berdasarkan fungsinya. Jenis kandang tersebut antara lain:
Jenis kandang kambing ini ialah kandnag yang memiliki sekat. Sehingga antara kambing
satu dengan yang lainnya memiliki batas.
Ukuran yang digunakan ialah 0,75m x 1,4m atau 0,7m x 1,5m. Kandnag ini memiliki
fungsi untuk penggemukan kambing.
9
Kandang kambing beranak dan menyusui
Sesuai dengan namanya, kandang ini dihuni oleh indukan kambing yang baru melahirkan
dan sedang menyusui anaknya. Kandang ini dimaksudkan untuk memisahkan anak
kambing agar tidak bercampur dengan indukan lain. Ukuran normal untuk kandnag ini
ialah 1,5m x 1,5m.
Jenis kandang kambing ini amatlah luas dan tidak memiliki sekat. Sehingga kandang ini
dapat dihuni oleh kambing dalam jumlah banyak.
Ukuran jenis kandang ini disesuaikan dengan jumlah dan ukuran kambing. Untuk
kambing yang berumur 3-7 bulan, setiap ekor memerlukan luas lantai 0,5m2, sedangkan
kambing yang berumur diatas 7 bulan memerlukan luas lantai 0,75m2 dan untuk kambing
indukan memerlukan luas 1m2.
1
1
Kontrol Penyakit Pada Kambing
Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang baik,
makanan yang cukup gizi dan vaksinasi. Penyakit yang sering menyerang kambing adalah
: cacingan, kudis (scabies), kembung perut (bloat), paru-paru (pneumonia), orf dan
koksidiosis.
Kudis (Kurap/Scabies)
Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu rontok kulit merah dan menebal. Tempat yang
sering diserang muka, telinga, pangkal ekor, leher, dll
Pengobatan
1. Obat tradisional
o Oli 1 cangkir + cuka 1 sendok makan + belerang yang sudah dihaluskan 1
sendok makan atau 4 siung bawang merah yang sudah dihaluskan,
kemudian semua bahan dicampur dan oleskan 2x sehari pada kulit
kambing sampai sembuh.
o Belerang dihaluskan 3 sendok makan + 1 sendok makan minyak goreng
oleskan 2x sehari sampai sembuh.
2. Obat pabrikan
Cacingan :
Tanda-tanda : kambing semakin kurus, bulu berdiri dan kusam, nafsu makan berkurang,
kambing terlihat pucat, kotoran lembek sampai mencret.
Pencegahan : Jagalah kandang tetap bersih dan kering, Buanglah kotoran, sampah dan
sisa pakan jauh dari lokasi kandang atau dibuat Kompos, Jangan menggembalakan
kambing pada pagi hari dan pada satu area (usahakan berpindah-pindah), Jangan berikan
rumput yang masih berembun, Sabitlah rumput 2-3 cm di atas permukaan tanah.
1
2
Pengobatan :
1. Obat tradisonal
o Daun nanas yang dikeringkan dan dihaluskan, kemudian ditimbang 300
mg untuk 1 kg berat badan kambing, dicampur air, selanjutnya
diminumkan dan diulang 10 hari sekali (jangan diberikan pada ternak
bunting).
o Daun nanas segar dihilangkan durinya, ditimbang 600 mg untuk 1 kg berat
badan kambing, kemudian diberikan pada kambing dan diulang 10 hari
sekali (jangan diberikan pada ternak bunting).
2. Obat pabrikan
Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar, napas pendek dan cepat, tidak mau makan
Pengobatan : berikan larutan gula merah dan asam jawa, keluarkan gas dengan cara
mengurut-urut perut kambing. Apabila ada ternak yang sakit, harus segera dipisahkan dari
kelompoknya agar yang lainnya tidak tertular.
Diare :
Penyebab : Pakan berjamur atau terlalu muda, bakteri, virus dan protozoa.
Tanda-tanda : Kotoran encer dan warnanya hijau terang/hijau gelap sampai hijau
kekuningan; Kambing lemas, bila dibiarkan dapat menyebabkan kematian; bulu-bulu
sekitar dubur kotor akibat kotoran.
Pencegahan : Hindari pemberian pakan yang menyebabkan diare dan Jagalah kandang
tetap bersih.
Pengobatan
1
3
Keracunan :
Pencegahan
Pengobatan
1
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kambing perah merupakan peluang yang cukup menjanjikan di Indonesia yang kemungkinan
memiliki prospek pengembangan yang baik. Dengan memanajemen peternakan kambing
perah dengan sebaik-baiknya, peternak diharapkan mendapatka n keuntungan yang
sebesar-besarnya. Kambing perah memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri dalam
membudidayakannya.
1
5
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pertanianku.com/tips-memilih-lokasi-dan-model-kandang-kambing/ (diakses
19/4/2020 pukul 17.24 wib)
https://www.pertanianku.com/menjaga-kesehatan-kambing-dan-domba/ (diakses
19/4/2020 pukul 17.29 wib)
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/81459/Pengendalian-Penyakit-pada-Kambing/
(diakses 19/4/2020 pukul 17.33)
http://www.websitehewan.com/2018/12/cara-mengawinkan-kambing-waktu-
https://www.google.com/amp/s/arenahewan.com/cara-memilih-bibit-kambing-yang-
https://kabartani.com/cara-memilih-bibit-kambing-dengan-baik-dan-benar.html(diakses
1
6