Anda di halaman 1dari 12

Makalah Manajemen Ternak Potong

MANAJEMEN PEMELIHARAAN PEDET SAPI PERAH

OLEH

NAMA : SRI AYU AZHARI


NIM : L1A120217
KELAS : E

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik

dan hidayahNya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan

baik. Adapun makalah yang saya buat ini berjudul “Manajemen Pemeliharaan

Pedet Sapi Perah”. Penulisan makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kritik maupun saran yang bersifat membangun

sangat saya harapkan demi menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, 08 Oktober 2022

Sri Ayu Azhari

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................................... 2
1.3. Manfaat............................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1. Manajemen Perkandangan Pedet..................................................... 3
2.2. Manajemen Pakan Pedet.................................................................. 4
2.3. Manajemen Kesehatan Pedet........................................................... 5
BAB III. PENUTUP........................................................................................ 8
3.1. Kesimpulan....................................................................................... 8
3.2. Saran................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9

BAB I
PENDAHULUAN

4
1.1. Latar Belakang

Masa depan suatu peternakan sapi perah tergantung pada program

pembesaran pedet sebagai replacement stock untuk dapat meningkatkan produksi

susu. Pemeliharaan pedet yang baru lahir, pemberian pakan dan minum,

perkandangan serta penanganan kesehatan perlu diperhatikan dengan baik,

mengingat angka kematian pedet yang cukup tinggi pada empat bulan pertama

setelah pedet lahir. Di daerah tropis, rata–rata persentase kematian pedet dibawah

umur tiga bulan mencapai 20% bahkan bisa mencapai 50%.

Pedet merupakan anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan,

pengembangan pembibitan sapi perah memiliki potensi yang cukup besar dalam

rangka mengurangi ketergantungan impor produk susu maupun impor bibit sapi

perah. Pedet yang baru lahir membutuhkan perawatan khusus, ketelitian,

kecermatan dan ketekunan dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewasa.

Pemeliharaan pedet mulai dari lahir hingga disapih merupakan bagian penting

dalam kelangsungan suatu usaha peternakan sapi perah.

Efisiensi pengembangbiakan dan pengembangan usaha ternak perah hanya

dapat dicapai apabila peternak memiliki perhatian terhadap tata laksana

pemeliharaan dan manajemen pengelolaan yang baik. Faktor manajemen inilah

yang memegang peranan penting dalam usaha ternak perah.

1.2. Tujuan

5
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui manajemen

pemeliharaan pedet sapi perah.

1.3. Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu agar dapat mengetahui

manajemen pemeliharaan pedet sapi perah.

BAB II
PEMBAHASAN

6
2.1. Manajemen Perkandangan Pedet

Kandang merupakan tempat tinggal ternak sepanjang waktu, sehingga

pembangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak, harus

bisa menjamin hidup yang sehat dan nyaman. Kandang yang di bangun harus

dapat menunjang peternak baik dalam segi ekonomis maupun segi kemudahan

dalam pemeliharaan ternak. Sehingga diharapkan dengan adanya bangunan

kandang ini sapi tidak berkeliaran di sembarang tempat dan kotorannya pun dapat

dimanfaatkan semaksimal mungkin (Sugeng, 2003).

Kandang di dataran rendah dibangun lebih tinggi dibandingkan dengan

kandang di dataran tinggi atau pegunungan. Bangunan kandang yang dibuat tinggi

akan berefek pada lancarnya sirkulasi udara di dalamnya. Di daerah dataran

tinggi, bangunan kandang dibuat lebih tertutup, tujuannya agar suhu di dalam

kandang lebih stabil dan hangat (Sarwono dan Arianto, 2002 ).

Kandang pedet dapat dibedakan antara kandang individual dan kelompok:

a. Kandang Individu

Ukuran kandang individu untuk pedet umur 0 sampai dengan 4 minggu

adalah 0, 75 x 1, 5 m dan umur 4 sampai dengan 8 minggu 1,0 x 1,8 m. Setiap

ruangan kandang cukup dipisahkan dengan sekat–sekat yang berasal dari bahan

besi atau pipa, ataupun bambu dan kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga

tidak melukai kulit pedet.

b. Kandang Kelompok

7
Pedet yang sudah besar dapat dipelihara dalam kandang kelompok yang

dilengkapi dengan tempat pakan dan minum secara individu sehingga mereka

mendapatkan pakan dan minum secara merata dan tidak terganggu satu sama lain.

Ukuran kandang kelompok untuk pedet umur 4 sampai dengan 8 minggu adalah

1m/ ekor dan umur 8 sampai dengan 12 minggu adalah 1,5m/ekor. Setiap

kelompok sebaiknya tidak melebihi 4 ekor, karena dapat memudahkan

penyebaran penyakit (Sugeng, 2003).

Bahan atap kandang yang ideal di daerah tropis adalah genting, karena

genting mudah didapat, tahan lama, dan antar genting terdapat celah-celah

sehingga sirkulasi udara cukup baik. Namun kelemahan dari genting adalah

harganya yang cukup mahal jika dibandingkan dengan daun ijuk (Girisanto,

2006).

2.2. Manajemen Pakan Pedet

Pakan utama pedet ialah susu. Pemberian susu biasanya berlangsung

sampai dengan pedet berumur 3 sampai dengan 4 bulan. Pakan pengganti dapat

diberikan namun harus memperhatikan kondisi atau perkembangan alat

pencernaan pedet. Cara pemberian pakan dapat dilakukan dengan berbagai cara,

tergantung dari peternak itu sendiri, kondisi pedet dan jenis pakan yang diberikan

(Anonimus, 1995).

Kolostrum diberikan untuk pedet setidaknya untuk umur 3 hari, tetapi jika

pemberian susunya dengan ember, kemungkinkan untuk induknya menyusui

8
pedet hanya 12 sampai dengan 24 jam pertama dan setelah itu kolostrumnya

diberikan dengan ember. Kolostrum mengandung bahan kering dua kali lipat dari

pada susu. Kandungan protein dapat mencapai 18 % dibandingkan dengan susu

biasa. Kolostrum banyak mengandung vitamin dan mineral serta dapat membantu

pedet melindungi dirinya terhadap penyakit. Sangat penting bagi pedet untuk

mendapatkan kolostrum didalam 24 jam pertama setelah lahir karena saluran

pencernaannya dapat menyerap antibodi selama periode ini. Kelebihan kolostrum

dapat diberikan kepada anak sapi yang lebih tua. Biasanya dicampur dengan susu

atau air (Williamson dan Payne, 1993).

2.3. Manajemen Kesehatan Pedet

Penanganan kesehatan pada ternak merupakan salah satu kunci

keberhasilan dalam memelihara ternak. Sapi yang sakit tidak mampu berproduksi

secara maksimal dan sapi yang terjangkit penyakit menular, daging atau

produknya tidak boleh dipasarkan. Kesehatan mutlak diperlukan karena dapat

mencegah kerugian bila terjangkit penyakit. Dengan demikian diperlukan

pengobatan, penanganan dan penanggulangan penyakit.

Pemberian kekebalan tubuh dengan vaksin adalah bentuk perlindungan

yang sebaik-baiknya bagi ternak. Munculnya gejala penyakit pada perpeternakan

segera dilaporkan kepada petugas Dinas Peternakan untuk mengetahui

penyakitnya bersifat menular atau tidak. Tindakan yang cepat sangat penting

artinya dapat segera membasmi suatu penyakit menular (Tatal, 1982).

Beberapa penyakit yang sering menyerang pedet yaitu :

a. Diare

9
Diare adalah penyakit yang sering menyerang pedet. Penyakit ini

datangnya mendadak dengan tanda-tanda anak sapi tampak lesu, tidak ingin

menyusu pada induknya, suhu tubuhnya meninggi, mengeluarkan kotoran cair

berwarna kuning keputih-putihan dan berbau busuk. Maka kebersihan kandang

harus diperhatikan, selain itu kebersihan ambing susu induk sapi harus

diperhatikan agar dalam pemberian kolostrum tidak tercampur bakteri yang

menyebabkan diare (Abidin 2002).

b. Radang Mata Menular

Penyakit ini akan meyebabkan penurunan berat badan karena gangguan

dalam mencari pakan. Radang mata menular melalui debu, lalat dan percikan air

yang tercemar. Pada musim panas penyakit ini sering dijumpai karena faktor debu

dan lalat.

Gejala klinis sapi atau pedet yang terkena penyakit radang mata adalah

adanya pembendungan pembuluh darah pada selaput lendir mata dan kornea yang

diikuti oleh busung pada selaput lendir. Sapi yang terserang akan mengeluarkan

banyak air mata, kadang suhu badan meningkat, produksi menurun dan nafsu

makan turun. Kasus radang mata yang tidak segera ditangani dengan baik akan

menyebabkan kebutaan yang disebabkan kornea mata mengalami pengeruhan.

Pencegahan dan pengobatan dilakukan dengan cara pedet yang terkena

radang mata disemprot dengan menggunakan Terramycine spray pada mata yang

10
terkena radang dan dilakukan serutin mungkin untuk menghindari masalah yang

lebih serius yaitu kebutaan pada sapi.

c. Radang Kuku

Penyakit radang kuku menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang

yang basah dan kotor. Gejala-gejalanya adalah sekitar celah kuku bengkak dan

mengeluarkan cairan putih keruh, kulit kuku mengelupas, tumbuh benjolan yang

menimbulkan rasa sakit, sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh. Upaya

pencegahan dan pengobatannya dilakukan dengan memotong kuku dan merendam

bagian yang sakit dalam larutan refanol selama 30 menit yang diulangi seminggu

sekali serta menempatkan sapi dalam kandang yang bersih dan kering (Soekarto

1982).

BAB III
PENUTUP

11
3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa usaha

ternak sapi perah hanya dapat dicapai apabila peternak memiliki perhatian

terhadap tata laksana pemeliharaan dan manajemen yang baik. Manajemen yang

baik akan menghasilkan ternak yang baik pula. Yang harus diperhatikan dalam

tata laksana pemeliharaan yaitu kandang dengan memperhatikan konstruksi

kandang serta kebersihan dan kelembapan kandang, kemudian pakan dengan

memperhatikan jenis pakan yang diberikan, cara pemberian pakan dan kandungan

nutrisi pakan, serta kesehatan ternak dengan memperhatikan pemberian vaksinasi,

vitamin dan mineral serta menjaga kebersihan kandang.

3.2. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk pembaca terutama peternak yaitu agar

lebih memperhatikan kebersihan kandangnya sehingga kesehatan ternak dapat

terjamin dan pertumbuhan ternak tersebut dapat maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

12
Abidin Z. 2002. Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka. Yogyakarta.
Anonimus. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius. Yogyakarta.
Girisanto. 2006. Beternak Sapi Perah .Kanisius. Yogyakarta.
Sarwono B dan HB Arianto. 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Soekarto. 1982. Pengembangan Teknologi Pasca Panen Daging dan Susu di
Indonesia, Proceeding Pertemuan Ilmiah Ruminansia Besar.
Sugeng YB. 2003. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tatal. 1982. Peternakan di Daerah Tropis Arti Ekonomi dan Kemampuannya.
Gramedia. Jakarta.
Williamson, G dan WJA Payne. 1993. Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai