Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN DAN KESEHATAN BABI

PENANGANAN KELAHIRAN BABI

PENJEGAHAN KEMATIAN ANAK BABI YANG BARU LAHIR

Oleh:

I Made Gede Wijaya Kusuma

1809511107 / D

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya
kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan topic Penanganan Kelahiran
Anak Babi matakuliah Manajemen dan Kesehatan Babi yang dibuat dari referensi beberapa
jurnal. penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan tugas ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf sebesar-besarnya
atas segala kekurangan. penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar dapat menjadi lebih baik di masa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu menambah
wawasan para pembaca.

Denpasar, 23 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Cover ...................................................................................................... i
Kata pengantar ...................................................................................... ii
Daftar Isi ..............................................................................................iii
BAB I Pendahuuan
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................ 1
1.4 Manfaat .......................................................................... 1
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Tinjauan Pustaka............................................................. 2
BAB III Metode
3.1 Metode ............................................................................ 3
BAB IV Pembahasan dan Hasil
4.1 Penanganan indukan babi………………………………4
4.2 Penanganan anak babi yang baru lahir…………………5
4.2.1 Memotong Tali Pusar…………………………6
4.2.2 Memotong Gigi ............................................... 6
4.2.3 Memotong Ekor .............................................. 7
4.2.4 Mendapat Kolostrum ....................................... 7
4.2.5 Penyuntikan Zat Besi ...................................... 8
4.2.6 Penitipan Anak Babi ....................................... 9
4.2.7 Pembuatan Tanda atau Nomor ...................... 10
4.2.8 Kastrai atau Kebiri ........................................ 10
4.2.9 Suhu Kandang ............................................... 11
4.2.10 Pemberian Ramsum ...................................... 11
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan .............................................................. 12
5.2 Saran ........................................................................ 12
Daftar Pustaka ..................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ternak babi adalah salah satu sumber daging dan merupakan sumber
pemenuhan gizi yang sangat efisien sehingga arti ekonomi sebagai ternak potong
cukup tinggi. Secara ekonomis ternak babi sangat menguntungkan bila dilihat dari
sistem reproduksinya karena babi merupakan hewan prolific (mampu beranak
banyak) dan dalam setahun dapat beranak dua kali. Hal ini dapat dicapai dengan
reproduksi, manajemen pakan, ketepatan perkawinan, calving interfal, presentase
konsepsi, dan perbaikan mutu genetik.
Paritas induk berhubungan dengan umur induk saat melahirkan anak,maupun
jumlah anak yang dilahirkan. Jumlah anak yang dilahirkan (littersize) akan meningkat
jika induk memiliki paritas tinggi. Hal ini sehubungan dengan kondisi fisiologis organ
reproduksi induk yang berkembang sejalan dengan stadium kebuntingan .
Dalam peternakan babi perlu adanya manajemen yang baik meliputi keadaan
kandang, pakan serta sistem pemeliharaannya, karena babi mudah terserang penyakit
dan mikroorganisme. Selain itu juga, untuk meningkatkan produktivitasnya, perlu
diketahui mengenai tatacara pemeliharaan sesuai dengan tahapan umurnya. Terlebih
untuk babi yang baru lahir, karena sejak lahir hingga berumur 10 hari, anak babi
sangat sensitif dalam menghadapi lingkungan yang berat sehingga angka kematiannya
cukup tinggi, terutama jika pemeliharaannya kurang baik.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana penanganan induk babi yang akan melahirkan ?
2) Bagaimana Penanganan anak babi yang baru lahir ?
1.3 Tujuan
3) Untuk mengetahui bagaimana penanganan induk babi yang akan melahirkan
1) Untuk mengetahui bagaimana penanganan anak babi yang baru lahir
1.4 Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
dibutuhkan dalam kelahiran anak babi dan untuk mengetahui bagaimana proses
penanganan anak babi yang baik dan benar.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Paritas induk berhubungan dengan umur induk saat melahirkan anak,maupun
jumlah anak yang dilahirkan. Jumlah anak yang dilahirkan (littersize) akanmeningkat
jika induk memiliki paritas tinggi. Hal ini sehubungan dengan kondisi fisiologis organ
reproduksi induk yang berkembang sejalan dengan stadium kebuntingan
(Partodihardjo, 1982).
Dalam peternakan babi perlu adanya manajemen yang baik meliputi keadaan
kandang, pakan serta sistem pemeliharaannya, karena babi mudah terserang penyakit
dan mikroorganisme. Selain itu juga, untuk meningkatkan produktivitasnya, perlu
diketahui mengenai tatacara pemeliharaan sesuai dengan tahapan umurnya. Terlebih
untuk babi yang baru lahir, karena sejak lahir hingga berumur 10 hari, anak babi
sangat sensitif dalam menghadapi lingkungan yang berat sehingga angka kematiannya
cukup tinggi, terutama jika pemeliharaannya kurang baik.
Untuk menekan kematian pada anak babi yang baru lahir kita harus selalu
mengawasi proses kelahiran anak babi, terutama induk babi yang baru pertama kali
melahirkan, terkadang induk babi ini bersifat kanibalisme terhadap anak yang baru
dilahirkan, kita dapat menjauhkan anakan babi ini untuk menghindari kanibalisme ini,
dan jika sudah terlihat sifat keibuan induk babi ini, anakan babi dapat di kembalikan
lagi ke induknya agar dapat menyusu untuk mendapatkan antibody.
Setelah anak babi lahir ada beberapa tindakan yang harus di lakukan secara
bertahap yaitu pemotongan tali pusar kurang lebih sepanjang 2 cm, kemudian
memotong gigi Anak babi lahir dengan empat pasang gigi atau delapan gigi tajam,
dua pasang pada tiap rahang disebut gigi “hitam”, gigi “jarum” atau gigi “serigala”,
kemudian pemotongan ekor sepanjang 2/3 ekor anak babi, kemudian memberikan asi
(kolostrum) untuk memperkuat antibody, kemudian zat besi , kemudian pemberian
nomer atau tanda agar mudah memisahkan atau mengelompokan suatu kelompok
indukan, yang terakhir adalah kastrasi, kastrasi ini umunya di peruntukan untuk
anakan berkelamin jantan, kastrasi ini bertujunan agar anakan babi cepat bertumbuh
besar dan gemuk.

2
BAB III
METODE

3.1 Metode
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode penjabaran materi,
adapun teknik yang di gunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari materi yang
di berikan, browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan data untuk
pembuatan makalah ini.

3
BAB IV
HASIL DAN PEBAHASAN

4.1 Penanganan indukan babi

Pada waktu beranak, induk dapat berbaring, membentangkan tubuh, dan


menendang kebelakang dengan kaki ke atas atau dapat berguling-guling ke sisi lain.
Setiap bergerak, cairan dipaksa keluar dari alat kelamin, hingga fetus keluar dengan
usaha induk mengeluarkannya perlu diperhatikan. Seekor induk atau babi dara
biasanya beranak dengan merebahkan diri pada suatu sisi dan meletakkan bagian
punggungnya pada dinding atau bagian lain yang mendukung atau menopanng. Tetapi
dalam keadaan terisolasi, induk dapat melahirkan sebagian anaknya dalam keadaan
berbaring dengan perut dibagian bawah.

Biasanya anak babi dilahirkan dengan jarak waktu kurang dari satu menit
hingga 20 menit. Bantuan harus diberikan apabila terjadi suatu penundaan atau ketika
terjadi ketegangan tanpa seekorpun anak babi dilahirkan. Induk yang sedikit terlambat
beranak harus disuntik dengan 2 ml ekstrak pituitary pada bagian paha. Apabila
penundaan kelahiran disebabkan kekurangan hormonal, maka perlu diinjeksi untuk
mempengaruhi ternak dengan oxytocin atau jenis obat lain dengan aktivitas
oksitoksik. Bahan ini hanya merangsang kontraksi otot licin dari dinding uterus dan
kemudian mempercepat pengeluaran fetus.

Beberapa induk babi yang baru beranak pertama kali cenderung memakan
anaknya (kanibalisme) selama atau segera setelah beranak. Apabila diganggu dengan
anak babi yang sedang menjerit atau diganggu dengan suara lain, induk babi segera
menyentak anak babi yang baru lahir, pada kondisi demikian anak babi harus
dijauhkan dari induk dan dikembalikan ke induk hanya setelah induk
mengembangkan naluri keibuannya. Apabila induk tidak tenang dan tetap jahat, dapat
disuntik dengan obat penenang. Setiap induk yang tetap bersifat ganas terhadap anak-
anaknya pada setiap kali melahirkan, induk tersebut harus diafkir.

Meskipun ternak babi secara alami merupakan ternak yang ramai dan gaduh
terutama pada waktu mau makan, seekor induk memerlukan lingkungan yang tenang
pada waktu beranak. Pengaruh kebisingan cenderung menyebabkan perpanjangan
waktu atau lam melahirkan atau reaksi akan beranak. Dengan demikian, disarankan

4
supaya tidak mengganggu induk pada saat beranak kecuali terjadi kesulitan dalam
melahirkan anak.

Kandang harus dijaga tetap bersih dan kering setelah beranak. Kandang
beranak yang selalu kering dapat menolong untuk mencegah anak babi mencret dan
menjaga agar bagian ambing tidak tertutup oleh makanan yang berair (seperti adonan)
yang menyebabkan air susu induk babi yang baru beranak menjadi hilang. Jika
kondisi lingkungan tidak menyenangkan, air susu hanya kadang-kadang keluar atau
tidak sama sekali sehingga anak-anak babi menjadi lemah dan dapat mati secara tiba-
tiba. Kematian anak babi sangat menonjol apabila tatalaksana dan pemeliharaan induk
dan anak kurang baik. Penyebab kematian anak babi adalah: mati lahir, akibat
kelemahan dan kelaparan, tertindih atau terjepit induk, dan penyakit yang timbul.

4.2 Penanganan anak babi yang baru lahir

Segera setelah anak babi dilahirkan, lepaskan lapisan tipis yang membungkus
tubuhnya dengan sehelai kain kering. Dengan demikian anak babi menjadi kering dan
mencegahnya dari kedinginan. Lepaskan sesegera mungkin setiap cairan yang
mengganggu lobang hidung dan mulut. Apabila anak babi tidak dapat bernafas secara
bebas, pegang kedua kaki belakang dengan kepala ke bawah dan ayunkan perlahan
untuk mempercepat pelepasan cairan dari lobang hidung. Juga, dengan mengurut
pelan-pelan pada bagian dadanya dan mengisap keluar cairan dari lobang hidung
dapat merangsang pernafasan.

Kadang-kadang, satu atau lebih anak babi yang lahir dari seperindukan ada
yang lemah dan kelihatannya tidak hidup. Periksa bagian tali pusar dan apabila ada
gerakan atau denyutan pada bagian pangkal pusar, masih ada kemungkinan untuk
menghidupkan anak babi kembali dengan pernafasan buatan.

Prosedur berikutnya yang umum dilakukan dalam 24 jam setelah lahir, dan
sering segera setelah beranak telah ditentukan. Seluruh prosedur umunya dilakukan
pada waktu yang sama.

5
4.2.1 Memotong Tali Pusar

Tali pusar adalah organ yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan fetus selama kebuntingan tetapi menjadi suatu bagian yang tidak
diperlukan dan merupakan daerah yang berbahaya untuk masuknya infeksi setelah
anak babi lahir. Dengan demikian, tali pusar harus dipotong dengan cara
sederhana seperti berikut:

a) Ikat tali pusar kira-kira 2 cm dari pangkal dengan seutas benang steril
untuk meyakinkan tidak ada bahaya karena pendarahan melalui arteri tali
pusar
b) Potong tali pusar dengan gunting atau pisau di bawah ikatan
c) Oleskan ditempat pemotongan tali pusar dengan yodium tincture keras
untuk mencegah infeksi atau sakit pada tali pusar.
4.2.2 Memotong Gigi

Anak babi lahir dengan empat pasang gigi atau delapan gigi tajam, dua
pasang pada tiap rahang disebut gigi “hitam”, gigi “jarum” atau gigi “serigala”.
Meskipun gigi tersebut cukup penting pada anak babi, namun gigi tersebut harus
dipotong karena lebih banyak menimbulkan kerugian daripada keuntungannya
bagi peternak. Alasan mengapa dilakukan pemotongan gigi adalah sebagai
berikut:

a) Gigi sangat efektif menyebabkan luka pada ambing induk dan


mengakibatkan induk menolak untuk menyusui anak-anaknya
b) Apabila anak babi berkelahi untuk merebut satu puting susu atau bermain
sesamanya, gigi dapat menyebabkan luka pada muka dimana luka tersebut
dapat merupakan jalan masuknya penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme

Salah satu tujuan dari peternakan babi adalah memaksimumkan anak


babi dapat hidup. Pemotongan gigi harus tidak menghasilkan gigi yang hancur
dibawah garis gusi dan harus dilakukan secara higienis. Pemotongan gigi
biasanya dilakukan oleh satu orang seperti berikut:

6
a) Pegang kuat anak babi dengan satu tangan dimana tiga jari menahan
rahang dan ibu jari menekan dari belakang leher dengan arah berlawanan
b) Masukkan jari telunjuk pada satu sisi dari mulut persis dibelakang gigi
“jarum” mendekati ujung lidah
c) Dengan alat pemotong gigi atau alat pemotong kuku biasa, potong gigi
diatas gusi.
d) Penting unuk menghindari pemotongan gigi sampai dasarnya, jangan
membuat sudut yang tajam atau berberigi yang dapat menyababkan luka
pada gusi dan lidah.
4.2.3 Memotong Ekor

Menggigit ekor adalah suatu masalah yang sering terjadi dihampir semua
peternakan babi, maka secara rutin dilakukan pemotongan ekor anak babi baru lahir.
Panjang ekor yang dipotong dapat dari ujung hingga pangkal ekor. Tetapi biasanya
cukup untuk memotong dua pertiga hingga tiga perempat dari ekor. Pendarahan yang
semakin sedikit terjadi apabila beberapa alat yang digunakan tumpul. Pada umumnya,
perhatian khusus harus diberikan terhadap kesehatan dan kebersihan selama
melakukan pemotongan ekor di usaha peternakan.

4.2.4 Mendapatkan Kolostrum

Segera setelah pemotongan gigi, letakkan kembali anak babi bersama


induknya agar anak babi dapat menusu atau memperoleh air susu pertama (kolostrum)
yang mengandung daya tahan tubuh yang tinggi. Penyerapan kolostrum adalah kritis
untuk kehidupan anak babi yang baru lahir sebagimana fungsinya yang merupakan
sumber utama kekebalan melawan penyakit pada masa awal kehidupan. Hal yang
perlu dicatat bahwa secara bertahap terjadi perubahan kolostrum menjadi air susu
pada dua ke tiga hari periode transisi. Apabila ada anak babi yang lemah, harus
diberikan kesempatan yang baik untuk menyusu dengan mengarahkan anak-anak babi
ke ambing induk.

7
4.2.5 Penyuntikan Zat Besi

Anemia pada anak babi menyusu merupakan masalah yang telah lama
diketahui secara baik oleh para peternak maju. Hal ini terjadi disebabkan oleh
kekurangan zat besi dimana plasenta dan ambing tidak efisien memindahkan mineral
tersebut. Penambahan zat besi untuk mengatasi kekurangan zat besi pada anak babi
yang tidak bersentuhan dengan tanah dapat diberikan baik melalui mulut maupun
disuntikkan.

Dalam air susu induk kandungan zat besinya sangat rendah dan anak babi
yang lahir menyimpan zat besi dalam jumlah yang terbatas dimana biasanya hanya
mencukupi kebutuhan dari satu minggu setelah lahir. Pada waktu lahir, dalam tubuh
anak babi mengandung kira-kira 40 – 50 mg zat besi, disimpan terutama dalam hati,
dimana anak babi mulai mengguankannya segera setelah lahir. Secara rata-rata anak
babi membutuhkan 7 mg zat besi setiap hari pada minggu pertama setelah lahir,
sedangkan air susu induknya hanya dapat memberikan 1-2 mg per hari kepada tiap
ekor anaknya. Dengan demikian, anak babi akan kehabisan simpanan zat besi dan
anemia akan timbul setelah satu minggu. Apabila tidak teramati, perkembangan
anemia dan resiko kematian akibat mencret, radang paru-paru dan penyakit menular
lainnya akan meningkat.

Anemia bukanlah masalah yang serius apabila ternak babi dipelihara di luar
kandang atau dilepas. Anak-anak babi selalu kontak dengan tanah, yang secara alami
kaya akan sumber zat besi yang diperlukan. Akan tetapi, anak babi yang dipelihara
selamanya dalam kandang dapat mengalami kekurangan zat besi kecuali diberi
tambahan sebelum cadangan atau simpanan zat besi habis dipergunakan. Penyuntikan
zat besi (dan ikatan lain) biasanya dianjurkan diberikan ketika babi berumur tiga hari,
tetapi hasil yang memuaskan dapat diperoleh jika anak babi disuntik sewaktu-waktu
pada minggu pertama setelah lahir. Penyuntikan cairan zat besi secara menyakinkan
dapat mempertahankan hemoglobin pada taraf yang sangat tinggi, tetapi dapat
menyebabkan luka pada tempat penyuntikan.

8
4.2.6 Penitipan Anak Babi dan Makanan Buatan

Anak babi yang kehilangan induknya dapat terjadi oleh karena beberapa faktor
seperti induk mati setelah beranak, ambing yang luka, tidak dapat menyusui atau
jumlah anak yang terlalu banyak. Anak babi dari induk demikian hanya dapat
dipelihara dengan berhasil apabila anak-anak babi tersebut memperoleh sejumlah
kolostrum yang cukup. Untuk memelihara anak babi yang kehilangan induk, dapat
dilakukan dengan menitipkannya pada induk yang tidak ada air susu dan induk yang
mempunyai beberapa anak saja. Penitipan adalah memindahkan anak babi dari satu
induk ke induk lain dalam suatu kelompok bibit.

Penitipan dapat berhasil apabila induk ditangani dalam kandang yang


mempunyai tempat beranak dan mulai dititipkan dalam waktu 48 jam setelah lahir.
Pemindahan baik dilakukan lebih dini dalam kehidupannya sebelum pemilikan puting
sudah tetap, dan anak babi yang kuat dan lebih mengerti akan lebih berhasil dalam
penitipan. Umur atau waktu penitipan merupakan hal yang penting karena puting susu
yang tidak digunakan akan menjadi kering. Meskipun dipindahkan pada umur dini,
peternak masih akan menjumpai masalah karena induk dapat dengan mudah mengenal
anak-anaknya melaui isyarat penciuman dan kemampuannya itu akan semakin
meningkat dengan mengingkatnya umur babi. Banyak cara efektif yang telah
dilakukan oleh para peternak untuk menghalangi induk dalam mengenal anak-anak
babi yang bukan anaknya.

Salah satu cara untuk dapat menerima anak babi yang baru dengan pasti
adalah menyatukan anak-anak babi dari induk dengan anak babi titipan dalam satu
kotak selama satu sampai dua jam setiap anak babi tersebut tidak menyusu hingga
mereka mempunyai bau yang sama. Mengolesi anak babi dengan air kencing induk
adalah suatu cara yang lain. Menyiram anak-anak babi termasuk induk dengan bau-
bauan, obat pembasmi hama penyakit atau bau-bauan yang lain untuk menyamakan
baunya sangat disenangi oleh peternak dibanding cara lain.

Pemeliharaan anak babi yang kehilangan induk dapat juga menggunakan


beberapa pengganti susu. Para ahli dari Universitas Dakota Selatan menyarankan
menggunakan air susu campuran dengan komposisi (1) satu liter air susu sapi yang
sudah dipasteurisasi; (2) 0,3 liter air susu dengan ½ kepala susu dan ½ air susu; dan

9
(3) telur mentah. Bahan-bahan tersebut dicampur dan disimpan pada temperature 3oC.
Campuran dikocok dan sebagian dipanaskan sampai 29oC sebelum diberikan kepada
ternak. Pemberian makan dilakukan dengan menggunakan selang karet yang sesuai
dengan menyambungkan ke alat penyemprot. Ujung selang dimasukkan kedalam
mulut babi dan langsung dipompakan ke kerongkongan kira-kira 7,5 cm mengarah ke
daerah jantung. Setiap ekor babi menerima dosis 15 cc campuran pada lima jam hari
pertama setelah lahir dan 20 cc pada hari kedua

4.2.7 Pembuatan Tanda dan Nomor

Tiap ekor anak babi dalam seperindukan harus diberi tanda atau nomor dalam
waktu 24 jam setelah lahir guna mengukur penampilan dari kelompok, kebijaksanaan
dalam mengafkir, dan ketegasan dalam menyeleksi bibit pengganti. Para peternak
kecil biasanya memberi tanda pada babi dengan membuat titik-titik pada kulit atau
tanda-tanda tertentu pada bulu. Dipihak lain, para peternak komersial dimana terdapat
ratusan bahkan ribuan anak babi dari berbagai umur dalam kelompok, pembuatan
tanda atau nomor dapat dilakukan dengan cara pemotongan daun telinga dan tattoo.
Selain itu bisa juga dengan menggunakan eartag, cap bakar, phylox, dan sebagainya
tetapi cara ini kurang umum digunakan oleh para peternak babi.

4.2.8 Kastrasi atau Kebiri

Kastrasi adalah suatu pengambilan bagian kelamin utama dari pejantan, dan
yang terbaik dilakukan pada waktu anak babi berumur dua minggu. Pada umur ini,
anak babi dengan mudah ditangani; shok dan gangguan pertumbuhan sangat minim;
dan kesempatan luka terkena infeksi sangat kurang karena tempat atau kandang
menyusu lebih bersih daripada kandang ternak babi sapihan. Kastrasi anak babi
dilakukan terutama untuk mencegah individu yang tidak diinginkan dari gambaran
dirinya sendiri, fasilitas pemberian makan secara bersama, dan juga untuk tatalaksana
praktis lainnya. Tujuan dari pengebirian adalah untuk memperbaiki karkas, akan
tetapi kenyataan secara keseluruhan memperlihatkan bahwa pertumbuhan babi jantan
hampir sama bila tidak lebih cepat daripada babi kebiri pada umur pasar yang sama,
dan dengan efisiensi penggunaan makanan dan kualitas karkas yang lebih baik.

10
Apabila seekor babi akan dikastrasi, kita tidak hanya harus
mempertimbangkan umurnya, tetapi juga kesehatan dan kemampuan dari ternak
terhadap kondisi cekaman (stress). Kastrasi dapat berhasil pada setiap musim, akan
tetapi paling baik melakukannya apabila keadaan cuaca menyenangkan, dipilih hari
yang cerah, sejuk, hindarkan cuaca dingin, basah atau beruap.

4.2.9 Suhu kandang

Anak babi yang baru lahir tidak mampu mengatur suhu tubuhnya sebelum
umur 2-3 hari, tambahan panas diberikan selama keaadaan dingin atau cuaca buruk.
Salah satu cara umum yang dilakukan untuk menanggulanginya adalah menggunakan
lampu (250watt) yang digantung. Hal ini berguna untuk memberi kehangatan dan
menarik perhatian anak babi agar menjauhi induk apabila tidak sedang menyusu.
Bola lampu digantung kira-kira 70-76 cm dari lantai, disesuaikan dengan
pertumbuhan anak babi.

4.2.10 Pemberian ransum

Anak babi tumbuh dengan cepat dari sejak lahir. Kebutuhan makanannya akan
meningkat dengan bertambahnya umur. Air susu dari induk akan menurun setelah
puncak produksi yang dicapai kurang lebih tiga minggu setelah beranak, sehingga
pemberian zat makanan dan ransom anak babi yang lezat dan disukai anak babi sangat
diperlukan. Memberi makanan ke anak babi pada waktu menyusu baik dimulai pada
umur kira-kira satu minggu. Hal ini memberi jaminan bahwa anak babi
mengkonsumsi makanan penguat yang cukup sebelum produksi air susu dari induk
mulai menurun. Anak babi yang dibiasakan untuk memakan ransom kering sebelum
disapih adalah menguntungkan baik untuk proses pencernaan dan tingkah laku
makannya. Pembentukkan lebih awal kemampuan bakteri dari pencernaan makanan
yang bukan susu akan memperkecil cekaman penyapihan dan dari segi tingkah laku
hal tersebut sangat baik karena telah mengetahui bahwa makanan kering adalah untuk
dikonsumsi.

11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam peternakan babi perlu adanya manajemen yang baik meliputi
keadaan kandang, pakan serta sistem pemeliharaannya, karena babi mudah
terserang penyakit dan mikroorganisme. Terlebih untuk babi yang baru lahir,
karena sejak lahir hingga berumur 10 hari, anak babi sangat sensitif dalam
menghadapi lingkungan yang berat sehingga angka kematiannya cukup tinggi,
terutama jika pemeliharaannya kurang baik.

Untuk menekan kematian pada anak babi yang baru lahir kita harus selalu
mengawasi proses kelahiran anak babi, terutama induk babi yang baru pertama
kali melahirkan, terkadang induk babi ini bersifat kanibalisme terhadap anak yang
baru dilahirkan, kita dapat menjauhkan anakan babi ini untuk menghindari
kanibalisme ini, dan jika sudah terlihat sifat keibuan induk babi ini, anakan babi
dapat di kembalikan lagi ke induknya agar dapat menyusu untuk mendapatkan
antibody.

Setelah anak babi lahir ada beberapa tindakan yang harus di lakukan
secara bertahap yaitu pemotongan tali pusar kurang lebih sepanjang 2 cm,
kemudian memotong gigi Anak babi lahir dengan empat pasang gigi atau delapan
gigi tajam, dua pasang pada tiap rahang disebut gigi “hitam”, gigi “jarum” atau
gigi “serigala”, kemudian pemotongan ekor sepanjang 2/3 ekor anak babi,
kemudian memberikan asi (kolostrum) untuk memperkuat antibody, kemudian zat
besi , kemudian pemberian nomer atau tanda agar mudah memisahkan atau
mengelompokan suatu kelompok indukan, yang terakhir adalah kastrasi, kastrasi
ini umunya di peruntukan untuk anakan berkelamin jantan, kastrasi ini bertujunan
agar anakan babi cepat bertumbuh besar dan gemuk.

5.2 Saran
Penulis menyarankan agar pembaca terutama peternak agar lebih
memperhitungkan manajemen kelahiran anak babi untuk mencegah kematian
anak babi.

12
DAFTAR PUSTAKA

DIDII’S BLOG.2009.MANAJEMEN KELAHIRAN ANAK BABI YANG BARU LAHIR


di https://diandinar.wordpress.com (di akses 23 februari)

ELNINORAMADHAN.2015. Makalah Bibit Babi di https://ag1992.blogspot.com (di akses


23 februari)

13

Anda mungkin juga menyukai