Oleh :
MUH. DANAWIR ALWI
C 024 181 021
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui prosedur operasi cystotomy
b. Untuk mengetahui cara melakukan perawatan pasca operasi pada pasien
1.3 Rumusan Masalah
a. Bagaimana prosedur untuk operasi cystotomy?
b. Bagaimana cara merawat pasien pasca operasi?
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Materi
a. Alat
Termometer, stetoskop, stopwatch, spoit 1 ml, spoit 3 ml, duk klem,
scalpel dan blade, allis forcep, mosquito klem, pinset anatomis, pinset cirurgis,
gunting tajam tumpul, gunting tajam tajam, needle holder, infuse set, kateter, tali
resteraint, head lamp, tempat penampungan urine, wadah alat dan betadine.
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain: atropin, ketamin, xylazine,
betadine, kassa steril, benang catgut chromic 4/0 dan 3/0, benang silk, underpad,
alkohol 70%, cairan NaCL, hipafix, nebacetine powder, antibiotik amoxilin,
cefixime, imboost, dan biodin, H2O2.
3.2 Metode
3.2.1 Persiapan Ruangan
Ruangan dibagi menjadi 2 yaitu ruang pre-operasi sebagai ruang untuk
persiapan hewan serta operator dan co-operator. Dan ruang operasi sebagai
ruangan untuk pembedahan. Ruangan dibersihkan dengan desinfektan, siapkan
alat dan bahan untuk operasi.
3.2.2 Persiapan alat
1) Alat bedah minor untuk cystotomy dicuci dengan air bersih yang mengalir
kemudian dikeringkan sebelum masuk wadah
2) Kemudian alat bedah di masukkan ke autoclave untuk disterilkan.
3) Setelah sterilisasi alat, kemudian alat diatur di meja alat yang dekat meja
operasi.
3.2.3 Persiapan hewan
Hewan yang akan dioperasi dicatat sinyalamen meliputi umur, ras, berat
badan, jenis kelamin, dan tanda khusus, anamnesa serta pemeriksaan fisik
meliputi frekuensi napas, denyut jantung, pulsus, turgor kulit, temperature, CRT
dan pemeriksaan penunjang.
Hewan yang akan dioperasi, harus dipuasakan terlebih dahulu sekitar 6-8
jam. Kemudian ditimbang berat badannya dan rambut dicukur pada bagian ventral
abdomen hingga bersih dan di daerah penis untuk pemasangan kateter.
3.2.4 Pramedikasi
Pramedikasi dilakukan dengan menggunakan atropine sulfat dengan dosis
0,04mg/kg BB secara intramuskuler.
Dosis Atropin = 0,04mg x 2,6 kg
0,25mg/ml
= 0,416 ml
3.2.5 Anaestesi
Anaestesi dilakukan dengan menggunakan kombinasi ketamin dan xylazin
dosis 10 mg/kg BB dan 1 mg/kg BB secara intramuskuler.
Dosis Ketamin = 12mg x 2,6 kg = 0,3 ml
100mg
Dosis Xylazine = 2mg x 2,6 kg = 0,26 ml
20mg/ml
4.1 Anamnesis
Seekor kucing domestik bernama yuhu berwarna red-white berumur ± 7
bulan dan dalam keadaan sehat.
4.2 Signalment
Nama : Yuhu
Spesies : Kucing
Breed : Domestik
Warna bulu : Red-White
Jenis kelamin : Jantan
Umur : ± 7 Bulan
Berat badan : 2,6 kg
4.3 Pemeriksaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan suhu 38,1 oC (normal: 38-39,5oC),
mukosa hidung normal, konjungtiva normal, frekuensi nafas 32 kali/menit
(normal: 20-30 kali/menit), frekuensi jantung 130 kali/menit (normal: 100-140
kali/menit),capillary refill time (CRT) kurang dari 2 detik (normal:<2detik)
(Orpert dan Welsh, 2002). Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa pasien
dalam keadaan sehat dan tidak mengalami kelainan.
4.4 Pembahasan
Operasi cystotomy dilakukan pada hari senin 8 januari 2018. Operasi
berlangsung selama 3 jam, mulai dari pukul 12.00–15.00 WITA. Setelah
dilakukan operasi, hewan ditempatkan pada kandang kering dan bersih, dengan
alas yang bersih dan dipasangkan elizabeth collar agar pasien tidak menggigit
atau menjilati luka operasi. Setiap hari luka dibersihkan dengan NaCl, diberikan
betadine dan nebacetine powder. Monitoring pasien berupa pemeriksaan fisik dan
urin di lakukan setiap hari.
Dua jam pasca operasi, kondisi hewan terlihat lemah karena pengaruh
anestesi. Monitoring pemeriksaan fisik yaitu suhu 32oC yang dimana dalam
keadaan normal dinyatakan dalam keadaan normal (38,0 – 39,3⁰C) dan napas
sebanyak 16 kali/menit dalam keadaan normal (24 – 40 kali/menit), hal tersebut
menunjukkan bahwa anestesinya belum hilang. Hewan diurinasi melalui kateter
selama 3 hari, Hewan tidak diberikan makan dan minum, sebagai pengganti
diberikan Ringer laktat selama dua hari.
Pada hari pertama pasca operasi (9 januari 2017), hasil pemeriksaan fisik
hewan yaitu suhu 36,7oC, pulsus 100x/menit, frekuensi napas 20x/menit dan
frekuensi jantung 130x/menit. Pemberian obat diberikan secara rutin untuk
membantu proses penyembuhan. Pemberian imboost 1 ml/ hari, biodin 1 ml secra
IM, dan amoxicillin dengan dosis 10-12,5 ml/ kg diberikan selama 5 hari. Hewan
terlihat lebih baik dari hari sebelumnya. Infus belum dilepas. Urinasi lancar dan
terlihat normal. Luka operasi dibersihkan dengan Nacl, kemudian diberikan
iodine, tunggu hingga kering, kemudian taburkan nebacetine powder secara
merata diatas jahitan.
Pada hari kedua (10 januari 2017), evaluasi kondisi pasien yaitu suhu
38,6oC, pulsus 110x/menit, frekuensi napas 36x/menit, frekuensi jantung
138x/menit. Hewan terlihat lebih aktif, nafsu makan meningkat, dan urinasi lancar
dan terlihat normal. Pemberian obat secara rutin. Perban diganti. Kondisi luka
jahitan operasi baik dan normal.
Pada hari ketiga (11 januari 2017), evaluasi kondisi hewan yaitu 37,8 oC,
pulsus 120x/menit, frekuensi napas 36x/menit, dan frekuensi jantung 138x/menit.
Hewan defekasi dan urinasi normal. Nafsu makan pasien bertambah dan kondisi
aktif. Pemberian obat secara rutin. Perban diganti dan luka jahitan operasi
dibersihkan. Terdapat massa jahitan operasi. Ketika massa tersebut di tekan,
kucing tidak kesakitan. Diperkirakan massa tersebut berada di subkutan dan berisi
cairan.
Pada hari keempat (12 Desember 2017), evaluasi kondisi hewan yaitu
suhu 38,7 C, pulsus 100x/menit, frekuensi napas, 36x/menit, frekuensi jantung
139x/menit. Nafsu makan baik, pakan diganti dengan wet food Whiskas. Kateter
dibuka. Defekasi dan urinasi normal dan lancar. Jahitan subkutikular terbuka,
maka dilakukan perawatan luka terbuka dengan cara membersihkan luka dengan
NaCl dan H2O2, selanjutnya bagian subkutan diberi gula pasir, kemudian dibalut
dengan kasa steril.
Pada hari kelima (13 januari 2017), evaluasi kondisi hewan yaitu suhu
38,6oC, pulsus 110/menit, frekuensi napas 36x/menit, dan frekuensi jantung
135x/menit. Urinasi dan defekasi normal dan lancar. Nafsu makan bagus, pasien
aktif, lincah dan bersemangat. Luka yang terbuka mulai tampak membaik, perban
diganti dan luka dibersihkan dan ditutup. Pemberian obat diberikan secara rutin
dan teratur.
Pada hari ke enam (14 januari 2017), evaluasi kondisi hewan terlihat
normal, lincah, nafsu makan bagus, minum bagus, aktif, urinasi lancar, tidak
ditemukan adanya ascites dibagian perut, pemberian antibiotik amoxicillin
dilanjutkan dengan antibiotik cefixime dengan dosis anjuran 5- 12,5 ml/kg dan
diberikan selama. pengobatan luka terbuka terus dilakukan.
Pada hari ketujuh (15 januari 2016), evaluasi kondisi pasien terlihat
normal, seperti hari-hari sebelumnya. Pakan diganti dengan dry food. Urinasi dan
defekasi normal dan lancar. Terlihat massa kembali pada daerah jahitan operasi.
Luka terbuka sudah tampak mulai menyusut.
Pada hari kedelapan (16 januari 2017), evaluasi kondisi hewan terlihat
normal, pasien aktif dan nafsu makan bagus. suhu 38,6 C, pulsus 100x/menit,
frekuensi napas 36x/menit, frekuensi jantung 130x/menit. Luka jahitan yang
terbuka semakin terlihat membaik
a. Monitoring Post Operasi
Hari- Suhu Denyut Respirasi
ke jantung
1 32 80 16
33 92 18
2 36 100 20
38,7 132 36
3 38,6 136 36
38,6 144 36
4 37,8 136 36
5 38,3 144 36
6 38,7 136 36
7 38,7 144 36
8 38,3 140 36
9 38,6 136 36
b. Treatment Post Operasi
Infus
Kebutuhan Perhari
= 30 x 2,6 + 70
= 148 ml
= 148/24
= 6,16 ml/ jam
Kebutuhan Permenit
= 6,16/ 60
= 0,10 ml/ menit
Adult =>20 drops (tetes) = 1 cc (ml)
Jadi, = 0,10 x 20 = 2.05 = 2
= 2 drops (tetes) / menit
Amoxicilin
Dosis Amoxicillin = 125 mg/ 5 ml
= 25 ml
= 29 mg/ 25ml
= 1,8 ml / satu kali minum
Pemberian sekali dalam sehari (5-7 hari).
Cefixime
Dosis Cefixime = 100mg/ 5ml
= 20 ml
= 13 mg/ 20 mg
= 0,65 ml / satu kali minum (7-14 hari)
Pemberian sekali dalam sehari
Imboost kids
P.O : 1 cc (ml) 1 kali dalam sehari
Biodin
IM : sebanyak 3 -4 kali dengan interval 2 – 5 hari.
Kandungan :
- ATP : 0,100 g
- Mg Aspartate : 1,500 g
- K. aspartate : 1,000 g
- Na, selenite : 0,100 g
- Vitamin B12 : 0,050 g
- Exciplent qs : 100 ml
Frekuensi 12 jam selama 3 hari
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Cystotomy adalah tindakan operasi untuk membuka vesica urinaria dengan
indikas adanya kalkuli, neoplasia atau kelainan yang terjadi di vesica urinari.
Pemberian obat yang tepat dan teratur mempengaruhi perawatan pasca operasi.
5.2 Saran
Proses penanganan cytostomy harus segera di tangani untuk mengurangi
rasa sakit hewan pada saat mengeluarkan urine dan menghindari infeksi pada
saluran urinaria.
DAFTAR PUSTAKA
Grauer, G.F.; Twedt, D.C.; Mero, K.N. Evolution of laparoscopic for obtaining
renal biopsy specimens from dogs and cats. J. Am. Vet. Med. Assoc.
Howe L.M., Boothe H.W. Jr. (2002). Diagnosing and treating portosystemic
shunts in dogs and cats.
Fossum, Theresa dkk. 2002. Small Animal Surgery 2nd Edition. Cina :
Mosby.Martin, Corole. 2007. Textbook of Veterinary Surgical Nursing. Elsivier.
Plumb, Donald, 2008. Plum’b Veterinary drug handbook 6th Edition, IOWA
:Blackwell Publishin.
Widodo S, Sajuthi D, Choliq C, Wijaya A, Wulansari R, Lelana RA. 2011. Diagnostik
Klinik Hewan Kecil. Bogor (ID): IPB Pr.
LAMPIRAN