Anda di halaman 1dari 33

FARMASI VETERINER

SEDIAAN PARENTERAL

Kelompok 2
Andri Kurniawan H 0911012020
Edrizal 0911011003
Mardiah 1011014040
Nadirah S 1011014049
Sandra Aprilia Effendi 1011014051
Pendahuluan

Farmasi Veteriner adalah ilmu yang mempelajari


tentang sediaan obat yang digunakan untuk hewan baik
berupa bioavaibilitas obat sampai kepada bentuk –
bentuk sediaan obatnya
• Obat hewan menurut tujuan pemakaiannya digunakan untuk :
a. menetapkan diagnosa, mencegah, menyembuhkan dan memberantas penyakit
hewan;
b. mengurangi dan menghilangkan gejala penyakit hewan;
c. membantu menenangkan, memati-rasakan, etanasia, dan merangsang hewan;
d. menghilangkan kelainan atau memperelok tubuh hewan;
e. memacu perbaikan mutu dan produksi hasil hewan;
f. memperbaiki reproduksi hewan.
• Obat hewan digolongkan dalam sediaan biologik, farmasetik dan premiks.
• Rute pemberian obat secara umum terdiri dari :
 jalur enternal merupakan jalur enteral yang artinya pemberian obat
melalui saluran gastrointestinal (GI) seperti pemberian obat melalui
sublingual, bukal, rektal dan oral
 Jalur Parenteral merupakan jalur dimana pemberian obat dilakukan
dengan menyuntikkan obat kedalam jaringan tubuh
faktor yang menentukan rute dalam pemberian obat:

• Kemudahan administrasi (ada beberapa hewan yang dosis pemakaiannya


tidak diberikan secara oral).
• Penyerapan obat (ada obat-obatan tertentu yang hanya dapat diserap jika
rute pemberiannya disuntikkan).
• Kecepatan penyerapan obat.
• Kondisi pasien (jika sangat sakit obat harus diberikan penyuntikan secara
intravena untuk tindakan tercepat).
SEDIAAN PARENTERAL

• Sediaan parenteral merupakan pemberian obat yang


dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan
tubuh. Rute parenteral yang paling penting adalah injeksi atau
penyuntikan
• Umumnya, obat diberikan melalui injeksi lebih cepat diserap
tubuh dibandingkan dengan rute yang lain.
Pemberian obat melalui parenteral dapat
dilakukan dengan cara

• Subcutaneous (SC) yaitu menyuntikkan obat ke dalam jaringan


yang berada dibawah lapisan dermis.
• Intradermal (ID) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan
dermis, dibawah epidermis
• Intramuscular (IM) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan
otot tubuh
• Intravenous (IV) yaitu menyuntikkan obat ke dalam vena
Penentuan Rute injeksi tergantung pada tingkat
penyerapannya

• Penyuntikan intravena cepat penyerapannya, intradermal


sangat lambat, subkutan lambat terutama jika sirkulasi darah
melemah),
• Iritasi pada bekas suntikan (beberapa obat sebaiknya
diberikan secara intramuscular untuk mengurangi iritasi),
• dosis obat yang harus disuntikkan (dosis yang kecil dapat
diberikan secara intradermal, sedangkan injeksi subkutan
dapat menampung dosis cairan yang lebih banyak)
• kemudahan administrasi serta keselamatan pasien dan
paramedis.
INTRAMUSCULAR INJECTION

• Injeksi intramuskular dilakukan dengan memasukkan obat ke


dalam otot (daging). Obat tersebut selanjutnya akan
terabsorpsi ke pembuluh darah yang terdapat pada otot.
Pemberian obat melalui cara ini sering dilakukan, tetapi untuk
hewan percobaan seperti mencit dan tikus jarang dilakukan
• Pada ayam biasanya lokasi penyuntikan intramuskuler
biasanya dilakukan pada otot dada (pectoral) atau otot paha
(femur), pada sapi misalnya, sebaiknya diberikan pada daerah
leher bukan daerah pinggul.
• Pemberian intramuskular non-ruminansia domestik dapat
dilakukan melalui suntikan tangan jika keadaan
memungkinkan, tetapi juga dapat dilakukan dengan
menggunakan jarum suntik tiang, di mana operator hanya
memiliki pendekatan dalam beberapa meter dari hewan, dan
dengan suntikan jarak jauh ( melesat).
• Injeksi tangan adalah cara biasa pemberian suntikan intramuskular di ruminansia
domestik.
Keterbatasan:
• Membutuhkan pendekatan dekat dan bahwa hewan tersebut tetap cukup diam
selama periode waktu di mana obat diberikan.
• Ada risiko cedera pada hewan dan administrator selama pengekangan individu
non-dijinakkan. Hal ini sering tidak praktis untuk non-ruminansia domestik, kecuali
pada individu sangat jinak.
• Gunakan jarum yang cukup panjang agar dapat menembus
kulit, jaringan subkutan, dan lemak sampai mencapai otot.
Jarum yang dimasukkan tegak lurus ke permukaan kulit,
dengan kemiringan 45º sampai 90º tergantung dari ukuran
tubuh pasien dan massa otot.
• Suntikan intramuskuler di bagian
dada dan paha. Perhatikan
kemiringan jarum suntik,
sebaiknya ± 45º
Subcutaneous injection (Injeksi Subkutan)

• Penyuntikan subkutan dianggap mudah untuk diberikan. Obat diserap


secara perlahan karena vaskularisasinya rendah dibandingkan dengan
intramuscular.
• Secara umum, penyuntikan subkutan dipilih ketika pada label produk
menyarankan penyuntikan baik intramuscular ataupun subkutan.
• Pada ayam biasanya dipilih lokasi
penyuntikan di leher bagian
belakang sebelah bawah. Kulit
leher ayam dicubit sehingga lebih
memudahkan dalam
penyuntikan.
• Panjang jarum yang digunakan 0,5 sampai 1 inci. Cara
memberikan suntikan subkutan biasanya dengan mengangkat
lipatan kulit, lalu masukan jarum di satu sisinya dengan
membentuk sudut 30º - 45º dengan permukaan tubuh. Pada
babi, dilakukan dengan cara menggeser jarum di bawah kulit
dengan membentuk sudut 30º.
• Saat melakukan pemberian obat dengan teknik suntikan subkutan di daerah leher
harus dilakukan secara hati-hati karena pada bagian ini juga terdapat syaraf dan
jika terkena dapat menyebabkan ayam tortikolis bahkan kematian
Intravenous injection

• Proses penyuntikan dilakukan pada kuda, keledai, sapi, kerbau, domba, dan
kambing biasa dilakukan pada vena jugularis, anjing dilakukan pada cephalic vein
dan lateral saphenous vein, kucing dilakukan pada ear vein dan vena femoralis.
Babi dilakukan pada ear vein, vena cava anterior. Kelinci dilakukan pada marginal
ear vein, Tikus dilakukan pada tail vein.
Intradermal Injection

• Sasaran penyuntikan intradermal adalah masuk ke lapisan


kulit atas. Obat yang dimasukkan pun jumlahnya hanya
sedikit, sekitar sepersepuluh milliliter. Intradermal biasa
dilakukan untuk menguji adanya alergi, tuberculosis, dan
pengujian beberapa jenis anastesi lokal.
Intraperitoneal/ intracoelomic injection

• Obat yang disuntikan dalam rongga peritonium akan


diabsorpsi cepat, sehingga reaksi obat akan cepat
terlihat.
Intracardiac

• Penyuntikan yang diberikan langsung ke dalam otot jantung


atau ventrikel, karena sudah tidak mampu lagi diserap secara
intravena.
• Penyuntikan ini dilakukan dalam keadaan terdesak
menggunakan jarum yang panjang yang dapat menembus
sampai bilik ventrikel.
Teknik Dasar penyuntikan Hewan :

Hewan Kecil
 Kendalikan pasien.
 Daerah yang menjadi tempat penyuntikan dibersihkan terlebih dahulu.
 Tentukan area yang akan disuntikkan obat.
 Suntikkan dengan kemiringan yang benar (biasanya 45º-90º) ke dalam
jaringan.
 Aspirate untuk mengetahui apakah ada aliran darah masuk dalam
suntikan.
 Suntikan obat.
 Tarik kembali jarum suntik.
 Periksa kembali daerah tempat suntikan, apakah ada darah mengalir atau
adanya kebocoran obat. Lalu pijat daerah yang menjadi tempat
penyuntikan.
Hewan Besar
 Kendalikan pasien.
 Daerah yang menjadi tempat penyuntikan dibersihkan
terlebih dahulu.
 Tentukan area yang akan disuntikkan obat.
 Masukkan jarum suntik tanpa syringe, hal ini untuk
menghindari lepasnya syringe dan hilangnya dosis obat
berlebihan ketika hewan tersebut memberontak.
 Pasang kembali syringe, aspirate, dan suntikan obat.
Pemilihan Jarum suntik (syringe)

• Gunakan jarum steril untuk masing-masing hewan.


• Gunakan jarum sekali pakai pakai bila memungkinkan.
• Pilih ukuran terkecil jarum (diameter) yang sesuai untuk menggunakan
untuk jenis produk dan volume untuk disuntikkan. Hal ini akan
meminimalkan kerusakan jaringan dan mengurangi kebocoran produk dari
tempat suntikan.
• Pilih jarum panjang yang tepat untuk jenis injeksi Anda memberi dan
cocok untuk ukuran hewan yang disuntikkan. Jarum pendek (1.0 atau 0,5
inci) dapat digunakan untuk suntikan subkutan, yang lebih panjang (1,5
inci) untuk intra-otot suntikan. Binatang yang lebih kecil memiliki massa
otot yang lebih kecil dan harus disuntik dengan jarum panjang yang sesuai
untuk mencegah cedera pada saraf dan jaringan lain.
Beberapa contoh alat penyuntikan

• Pole Syringe
Metode ini lebih aman dan lebih praktis
daripada injeksi tangan ketika berhadapan
dengan binatang non ruminansia domestik.
Keterbatasan :
Metode ini hanya tepat jika hewan dapat
dicapai, misalnya jika berada dalam ruang
tertutup (atau dipegang oleh perangkap
atau keterikatan dalam sebuah objek
stasioner) dan tidak bisa mundur lebih jauh
daripada tiang.
• Remote injection
 Injeksi remote tidak umum digunakan untuk
administrasi obat untuk ruminansia yang jinak.
 Spesies hewan yang lebih kecil harus disuntikkan ke
dalam bokong atau bagian belakang kaki belakang.
Untuk spesies yang lebih besar situs-situs tersebut dapat
digunakan juga, tapi leher atau bahu yang mungkin
sebagai alternatif.
Keterbatasan:
 Meliputi segala keterbatasan yang normal untuk injeksi
intramuskular, serta poin yang tercantum di bawah ini.
 Selalu ada risiko melukai hewan.
 Kijang dan rusa kecil memiliki kulit tipis yang mudah
ditembus oleh anak panah, perawatan diperlukan untuk
menghindari dampak kekerasan yang berlebihan dari
panah yang menusuk binatang itu.
 Metode ini hanya cocok untuk volume yang relatif kecil
karena batas dalam kapasitas dari individu.
• Needleless Injector
 Pemberian obat menggunakan injektor
needleless dapat memberikan metode
yang efektif untuk pemberian anestesi
lokal
Kelebihan dan kekurangan sediaan parenteral :

• Kelebihan : • Kekurangan:
 Dosis tepat  Memerlukan ketrampilan khusus
 Memerlukan waktu yang lebih lama
 Efek pengobatan lebih cepat
 Pengaruh stres lebih besar
 Selektif
 Stabilitas obat lebih terjaga
 Spesial untuk penyakit yang parah
Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Pengobatan secara
Parenteral

• menjaga sterilitas obat maupun peralatan


• berhati-hati pada saat penyuntikan
• Pastikan obat tidak keluar lagi
No Species Site for Site for Site for Sub Situs untuk
intravenous intramuscul Cutaneous nadi
injection ar injection injection

Horse Jugularis vena Glutealis wilayah Tengah ketiga leher 1. Eksternal


1 beberapa inci di maxillary arteri
(pada sepertiga
depan titik Brisket 2. Median arteri
tengah leher)
bokong atau daerah pada kaki depan
bahu
Cattle Jugular vein Middle third of 1. Median artery
2 neck
2. Coccygeal artery
3. Facial artery
4. Femoral artery
Sheep/ Goat Jugular vein bokong 1. Middle third of Femoral artery
3 neck
2. daerah panggul
bawah
4 Dog 1. Eksternal Buttock region Loose skin on Femoral artery
saphena vena lower flank
pada kaki region
belakang
2. Cephalic vena
pada tungkai
kedepan
5 Pig Ear vein Buttock region

6 Elephant Ear vein bokong Tail fold Ear vein/ tail


Daftar Pustaka

• Bourne, Debra 1998, ‘Routes of Drug Administration in Ruminants’,


http://wildpro.twycrosszoo.org/Lists_HealthMan/Navigation_Online_Management/Manage
ment.htm
• Essential Veterinary Drug Index. Compiled and edited By:Department of Livestock Ministry of
Agriculture and Forest.Layout and design for CNR students by:Faculty of Animal Husbandry
LOBESA
• Godkin, Ann 1997, ‘Giving Medication to Animals by Injection’, Queen’s Printer for Ontario
• Priyanto 2008, ’Farmakologi Dasar Edisi II’, Depok: Leskonfi
• http://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/pengobatan-a-vaksinasi/pengobatan-cara-
parenteral/2-pengobatan-a-vaksinasi/268-pengobatan-secara-parenteral
• http://www.bu.edu/animalcare/procedures/injection-techniques/subcutaneous/
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai