Anda di halaman 1dari 17

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


JURNAL PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2018
KELAS REGULER PAGI C
Nama : Ramadhina Salsabila Putri
NPM : A 161 094

Zat aktif : Levofloxacin


Jumlah tablet : 50.000
Dosis dan alasan pemilihan dosis : 500 mg/digunakan sebagai antibakteri
Metode pembuatan : Granulasi Kering

I. PREFORMULASI
3.1 Nama Zat aktif : Levofloxacin

Gambar 1.1.1 Struktur Levofloxacin

Rumus kimia : C18 H20 FN3 O4. ½ H 2 O


Berat Molekul : 370,8
Pemerian : Serbuk kristal berwarna putih kekuningan,
tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : Mudah larut dalam asam asetat glasial,
dan kloroform, metanol, etanol, aseton,
sangat sukar larut dalam etil asetat dan
benzen.
Titik leleh : 225oC - 227oC.
pH : 6-8
Stabilitas zat : Stabil terhadap ion logam.
(Handbook of Pharmaceutical Monofacturing, hal : 118)

3.2 Zat Tambahan


A. Avicel 102 (Microcrystalline cellulose)
OH CH2OH OH CH2OH
O O O OH
OH OH
OH OH
OH
O O O O
OH CH2OH OH

Gambar 1.2.1 Struktur Avicel 102

Rumus kimia : C6H10O5


Pemerian : Putih, sedikit berasa, sedikit berbau,
berbentuk granul.
Kegunaan : Pengisi (Diluent) 20-90% dan
pengikat (Binder) 5-15%.
Alasan penambahan dalam formula :
Karena avicel memiliki kerapatan
curah yang rendah sehingga
kemampuannya sebagai pengisi
sangat baik dan memiliki luas
permukaan besar sehingga
kemampuannya untuk menutupi
bahan lain atau sebagai pengikat
dalam sediaan tinggi.
Kelarutan : Larut dalam larutan alkali, tidak
larut dalam asam dan pelarut
organik.
pH : 5.0 – 7
Densitas : 1.512-1.668 g/cm3
Aliran : 1,41 g/detik
Stabilitas : Stabil meskipun bersifat
higroskopis.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hal 129-132).
B. PVP (Polyvinylpirrolidone)

Gambar 1.2.2 Struktur kimia PVP

Pemerian : Serbuk amorf berwarna putih atau


putih kekuningan, sedikit berbau
dan rasa hambar. Biasanya
disemprot kering dengan partikel
yang relatif halus.
Kegunaan : Pengikat (Binder) 2 - 5%.
Alasan penambahan dalam formula:
Konsentrasi PVP dalam formula
5%. PVP berfungsi sebagai
pengikat atau perekat untuk
meningkatkan daya kohesif atau
pemampatan suatu tablet. Pengikat
ini dingunakan untuk mengikat zat
aktif dan eksipien sehingga mudah
dicetak.
Kelarutan : Kelarutan lebih dari 10% 1,4-
butanediol, gliserol, butana,
kloroform, diklorometana, etanol
(95%), metanol, polietilenglikol
400, propan-2-ol, propanol,
propilenglikol dan air. Kelarutan
kurang dari 1% dalam sikloheksana,
dietileter, parafin liquidum dan
pentana.
Ph : 3–7
Densitas : 0, 35 – 0, 45 gram / cm3
Sifat Aliran : Mudah mengalir.
Kelembaban : Kurang higroskopis.
Stabilitas Zat : Kompatibilitas dengan hampir
semua komposisi farmasetikal
organik dan anorganik.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hal 202).

C. Methylcellulose

Gambar 1.2.3 Struktur Methylcellulose

Pemerian : Serbuk kristal padat berwarna putih


atau hampir putih, mengkilat, bau
lemah dan rasa berlemak.

Kegunaan : Penghancur (Desintegran) 2 - 5%.


Alasan penambahan dalam formula :
Karena sebagai penghancur pada
tablet massa siap cetak yang akan
dibuat slugging.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton,


metanol, kloroform, etanol (95%),
eter, larutan garam jenuh, toluen, dan
air panas. Larut dalam asam asetat
glasial dan dalam campuran yang
sama volumnya dengan etanol dan
kloroform.

Ph : 5–8

Densitas : 0, 276 – 1, 341 gram / cm3

Sifat Aliran : Mudah mengalir.

Kelembaban : Sedikit higroskopis.

Stabilitas Zat : Methylcellulose merupakan materi


yang stabil meskipun sedikit
higroskopis. Penyimpanan dalam
jumlah besar sebaiknya dalam wadah
tertutup baik di tempat yang sejuk dan
kering.

(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th Ed, 2009, hal 438)

D. Calcium Stearate

Gambar 1.2.4 Struktur Calcium Stearat

Rumus kimia : C36H70CaO4


Pemerian : Serbuk ringan, putih atau putih
kekuningan, berbau khas.
Kegunaan : Pelicin (Lubricant) 0,5-2 %.
Alasan penambahan dalam formula:
Digunakan sebagai lubrikan pada
pembuata kapsul dan tablet karena
dapatmeminimalisir kecenderungan
saat melekat pada mesin sehingga
dapat mengurangi gesekan antara
permukaan tablet dengan dinding
die saat proses pengempaan.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol
(95%), eter, kloroform, aseton dan
air. Sedikit larut dalam alkohol
panas. Larut dalam piridin panas.
pH : 6,5 – 7,5
Densitas : 1,064 – 1,096 g/cm3
Aliran : 21,2 - 22,6 g/detik
Stabilitas : Stabil, penyimpanan pada wadah
tertutup baik, ditempat sejuk dan
kering.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, hal 103-105)

E. Amilum Kering
Rumus Kimia : [C16H10O5]n dimana n = 300-1000

Gambar 1.2.5 Struktur Amilum Kering

Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa, warna putih

sampai putih tua, serbuk halus.

Kegunaan : Pengikat (Binder) dan Penghancur


(Desintegran) 5 – 10%.

Alasan : Amilum kering merupakan zat tambahan


yang digunakan sebagai desintegrant, yaitu
untuk memudahkan hancurnya tablet ketika
kontak dengan cairan saluran cerna.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol 96% dan
dalam air dingin, larut dalam air panas

PH : 4,7-7,0

Densitas : 1,478 g/cm3

Kelembaban : Higroskopis dan menyerap kelembaban


atmosfer sebesar 12%

Stabilitas : Dalam keadaan kering stabil terhadap bahan


kimia lain oleh mikroorganisme dalam
bentuk pasta/basah mudah rusak terhadap
mikroba.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hal 685-690)

F. Aerosil (Colloidal Silicon Dioxide)

Gambar 1.2.6 Struktur Colloidal Silicon Dioxide

Rumus kimia : SiO2


Pemerian : Colloidal Silicon Dioxide merupakan uap
silika dengan partikelnya berukuran
sekitar 15 nm. Berwarna kebiru – biruan
agak putih dan mengkilap, tidak berbau,
tidak berasa, dan berbentuk amorf.
Kegunaan : Pelincir (Glidan) 0,1-1%
Alasan penambahan dalam formula:
Karena Aerosil golongan silika dan
golongan silika adalah glidan yang paling
efisien, kemungkinan karena ukuran
partikelnya kecil. Golongan silika dapat
menunjang aliran granul.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik,
air dan asam kecuali asam hidroflorik,
larut dalam larutan panas alkali
hidroksida.
Ph : 3,8 – 4,2
Densitas : 0,029 – 0,042 g / cm3
Sifat Aliran : Mengalir bebas.
Stabilitas Zat : Merupakan senyawa yang higroskopis,
namun dapat menyerap banyak air tanpa
menjadi basah. Penyimpanan dalam
wadah tertutup rapat.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, hal 185)

II. FORMULASI / TEKNIK PEMBUATAN


a. Formulasi yang dibuat
R/ Levofloxacin 500 mg
Avicel 102 qs
PVP 5%
Methylcellulose 4%
Amilum kering 6%
Aerosil 0,5 %
Ca.Stearat 1%
b. Metode yang digunakan
Pembuatan tablet dilakukan menggunakan metode granulasi kering.

c. Alasan pemilihan metode


Zat yang digunakan Levofloxacin, alasan pemilihan granulasi
kering karena memiliki bentuk kristal, serta kandungan zat aktif
yang besar yaitu 500 mg dari total tablet.

d. Alasan Pertimbangan Konsentrasi yang Digunakan.


Pertimbangan konsentrasi yang digunakan untuk setiap zat
tambahan yang digunakan didasarkan pada standar yang tertera
pada Handbook of Pharmaceutical Excipient dan disesusaikan
dengan kebutuhan serta fungsi dari masing-masing zat dalam
formulasi yang akan dibuat.
1. Levofloksasin digunakan dosis 500 mg karena dosis tersebut
paling banyak digunakan dipasaran.
2. Avicel 102 digunakan sebagai pengisi dan pengikat.
3. Konsentrasi Kalsium Stearat adalah 1%, karena konsentrasi
yang digunakan sebagai bahan pelicin adalah 0,5 – 2%.
4. Konsentrasi Aerosil adalah 0,5%, karena konsentrasi yang
digunakan sebagai pelincir adalah 0,1 – 1%.
5. Konsentrasi Amilum kering adalah 6%, karena konsentrasi yang
digunakan sebagai pengikat dan penghancur 5 – 10%.
6. Konsentrasi PVP adalah 5%, karena konsentrasi yang
digunakan sebagai pengikat 2 – 5%.
7. Konsentrasi Methylcellulose adalah 4%, karena konsentrasi yang
digunakan sebagai penghancur 2 – 5%.
III. PERHITUNGAN
a. Setiap tablet mengandung : 500 mg
b. Bobot tablet : 750 mg
c. Jumlah tablet : 50.000 tablet

3.1 Untuk tiap tablet


3.1.1 Fase Dalam (92,5 %) = 0,925 x 750 mg = 693,75 mg
1. Levofloxacin = 500 mg
2. Methylcellulose = 4/100 x 750 mg = 30 mg
3. PVP = 5/100 x 750 mg = 40 mg
4. Avicel 102 = (693,75-500-30-40) = 124 mg

3.1.2 Fase Luar (7,5%) = 0,075 x 750 mg = 56,25 mg

1. Aerosil = 0,5/7,5 x 56,25 = 3,75 mg


2. Ca.Stearat = 1/7,5 x 56,25 = 7,5 mg
3. Amilum = 6/7.5 x 56,25 = 45 mg
kering

3.2 Bobot Granul Teoritis (Fasa Dalam dan Fasa Luar)


Fase dalam total : 92,5% + 0,75% = 93,25%

1. Levofloxacin = 500 mg x 50.000 = 25,000 gram


2. PVP = 40 mg x 50.000 = 2000 gram
3. Methylcellulose = 30 mg x 50.000 = 1500 gram
4. Avicel 102 = 124 mg x 50.000 = 6,200 gram

Fase luar yang ditambahkan (0,75%) :

Ca Stearat 0,5% : 7,5/2 x 50.000 = 187,5 gram

Aerosil 0,25% : 3,75/2 x 50.000 = 93,75 gram

Jumlah Slug = 34,981 gram


Dalam praktikum diperoleh hasil/ berat tablet slug : 14,781 gram

14,781
Jumlah tablet : 34,981 x 50.000 = 21,127 tablet

Dengan demikian, fase luar yang ditambahkan ( sisa ) :

0,5
Ca Stearat : 93,25 x 14,781 = 0,079 g

0,25
Aerosil : 93,25 x 14,781 = 0,039 g

6
Amilum kering : 93,25 x 14,781 = 0,951 g

Total = 1,069 g

Massa cetak = (14,781 + 1,069) = 15,85 g

𝑉 𝑥 1000
Bobot/tablet : mg/tablet
𝑇

15,85 𝑥 1000
: 21,127

: 750,22 mg/tablet

3.2 Penimbangan
1. Levofloxacin = 25,000 gram
2. PVP = 2000 gram
3. Avicel 102 = 30,000 gram
4. Methylcellulose = 1,500 gram
4. Aerosil = 0,039 gram
5. Ca.Stearat = 0,079 gram
6. Amilum = 0,951 gram
IV. Alur Prosedur Pembuatan
Levofloxacin dan bahan pembantu ditimbang sesuai dengan
formula yang diberikan. Semua bahan dicampur hingga homogen
kecuali amilum kering. Lalu dilakukan evaluasi serbuk yang meliputi
uji laju alir serbuk, sudut istirahat, penetapan bobot jenis,
kompresibilitas, porositas dan berat jenis. Hasil campuran tersebut di
slugging, lalu diayak dengan ayakan nomor 16 dan 40. Setelah
didapatkan granul dari ayaka nomor 40, lalu ditambahkam ½ dari fasa
luar, diaduk hingga homogen dan dilakukan evaluasi granul. Kemudian
granul dicetak menjadi tablet. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap
tablet yang telah dicetak.

V. Evaluasi yang dilakukan


5.1. Evaluasi Masa Siap Cetak
A. Distribusi Ukuran
Ayakan dengan nomor mesh 14, 30, 40 dan 60 disusun dari atas
ke bawah, kemudian sebanyak 20 gram serbuk ditimbang dan
dimasukkan ke atas ayakan lalu digoyangkan. Masing-masing
serbuk yang tertinggal di ayakan ditimbang kembali dan
dihitung distribusi partikel setiap ayakan.

B. Kompresibilitas
Sampel berupa massa serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur,
kemudian diukur volumenya, dicatat sebagai volume curah.
Gelas ukur diletakkan di atas Lap atau kain, kemudian
dimampatkan dengan diketuk secara berulang hingga volume
konstan, dan dicatat sebagai voume mampat. Setelah itu
kompresibilitas dan Rasio Hausner dihitung.

C. Laju Alir dan Sudut Istirahat


Sampel serbuk ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam corong
getar yang dengan kondisi lubangnya tertutup. Setelah itu tutup
corong dibuka, dihitung waktu yang dibutuhkan oleh serbuk
untuk keluar sepenuhnya dari corong getar, kemudian serbuk
ditimbang. Nilai kecepatan alir dihitung dari serbuk yang keluar
dari corong getar, tinggi timbunan serbuk diukur dan diameter
dari 8 garis potong, lalu dihitung rata-rata diameter dalamnya.
Sudut istirahat serbuk dihitung.

5.2. Evaluasi Tablet


A. Keseragaman Bobot
Sebanyak 20 tablet disiapkan, kemudian bobot rata-rata tiap
tablet dihitung. Satu per satu tablet ditimbang. Hasil dicatat.

B. Keseragaman Ukuran.
Sebanyak 20 tablet disiapkan, kemudian tebal dan diameter
tablet diukur satu persatu. Hasil dicatat.
C. Kekerasan Tablet.
Sebanyak 5 tablet disiapkan. Tablet diletakkan pada ujung
alat dengan posisi vertikal, kemudian spiral pada bagian
bawah skala diputar perlahan-lahan sampai tablet pecah.
Skala yang dicapai pada tablet saat tepat hancur dibaca dan
dicatat.
D. Friabilitas.
Sebanyak 20 tablet disiapkan dan ditimbang terlebih
dahulu. Tablet dimasukan ke alat Friabilator, waktu diatur
selama 4 menit pada kecepatan 25 rpm. Tablet-tablet
ditimbang kembali.
E. Friksibilitas.
Sebanyak 20 tablet disiapkan dan ditimbang terlebih
dahulu. Tablet dimasukan ke alat Friksibility tester, waktu
diatur selama 4 menit pada kecepatan 25 rpm. Tablet-tablet
ditimbang kembali.
F. Waktu Hancur.
Sebanyak 6 tablet disiapkan dan dimasukkan ke setiap tube,
lalu ditutup dengan penutup. Keranjang dinaik turunkan
dengan suhu 37oC, kemudian tablet yang terakhir hancur
diamati.

VI. Kemasan / Label


a. Label
KOMPOSISI : EFEK SAMPING :
Tiap 750 mg levoquine tablet mengandung :
Diare, mual, sakit kepala, kembung, ruam,
Levofloxacin ............. 500 mg. ,
nyeri perut, insomnia, muntah, gelisah
ATURAN PAKAI : Lelah, peningkatan pengeluaran keringat.
Dewasa : sehari satu kali satu tablet.

PERINGATAN:
INDIKASI :
Sinusitis maksilaris akut, kumatnya bronkhitis kronis, Harap berhati hati bagi penderita diabetes,
infeksi kulit dengan komplikasi. gangguan ginjal, gangguan mental,

epilepsi atau kondisi lainnya yang


KONTRA INDIKASI :
Hipersensitif terhadap levofloxacin. menyebabkan kejang.

Mfg. Date : Mei 2018


DIPRODUKSI OLEH :
No.Reg : DKL 1811120310A1
Exp. Date : Mei 2022 PT. RADIN FARMA
No. Batch : A801003 Bandung-Indonesia

Jl.Soekarno hatta no.354

b. Kemasan Sekunder

c. Brosur
LEVOQUINE
Tablet Levofloxacin 500mg

KOPOSISI :

Tiap 750 mg levoquine tablet mengandung :

Levofloxacin ............. 500 mg.

ATURAN PAKAI :
Dewasa : sehari satu kali satu tablet.

INDIKASI :
Sinusitis maksilaris akut, kumatnya bronkhitis kronis,
infeksi kulit dengan komplikasi.

KONTRA INDIKASI :
Hipersensitif terhadap levofloxacin.

PERINGATAN:
Harap berhati hati bagi penderita diabetes, gangguan ginjal,
gangguan mental, epilepsi atau kondisi lainnya yang
menyebabkan kejang.

EFEK SAMPING :
Diare, mual, sakit kepala, kembung, ruam, nyeri perut,
insomnia, muntah, gelisah, lelah, peningkatan pengeluaran
keringat.

DIPRODUKSI OLEH :
PT. RADIN FARMA

Bandung-Indonesia
Jl.Soekarno hatta no.354

Mfg. Date : Mei 2018


Exp. Date : Mei 2022

No.Reg : DKL 1811120310A1


No. Batch : A801003

d. Penjelasan yang terdapat pada kemasan dan brosur produk


A. Nomor registrasi
No. Registrasi : DKL 1811120310A1
Keterangan :
D : Nama dagang
K : Golongan obat keras
L : Obat jadi produksi dalam negeri/ lokal
18 : Periode pendaftaran obat jadi, Obat jadi yang telah
di setujui pendaftarannya pada periode 2017.
111 : Menujukkan nomor urut pabrik.
203 : Menunjukkan nomor urut obat jadi yang disetujui
untuk masing-masing pabrik.
10 : Menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi. Macam
sediaan yang ada yaitu (10 : Tablet).
A : Menunjukkan kekuatan obat yang pertama di
setujui
1 : Menunjukkan kemasan yang pertama (BPOM,
2006)

B. Nomor Batch
Nomor batch : A801003
Keterangan :
A : Tahun pertama pengemasan
8 : Tahun pembuatan (2018 diambil 1 digit)
03 : Kode produk
01 : Sediaan peroral
03 : Nomor urut produk

C. Logo
(Obat Keras)
Untuk obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep
dokter, mempunyai tanda khusus berupa lingkaran bulat merah,
dengan garis tepi berwarna hitam, dengan huruf K di tengah
yang menyentuh garis tepi yang menunjukan obat keras.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Label ini menyatakan bahwa Levoquine (tablet


Levofloksasin 500 mg) hanya dapat diperoleh apabila diresepkan
oleh dokter, tidak bisa dibeli secara bebas.

VII. Daftar Pustaka


Niazi, Safaraz. 2004. Handbook of Pharmaceutical Formulation
Manufacturing Over the Counter, 5th Ed. London, New York,
Washington DC: CRC Press.
Raymond, Rowe. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th
Ed. USA: Pharmaceutical Press.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai