Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SEMI SOLID

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SALEP HEPARIN

Dosen Pembimbing:

Apt. Ginanjar Putri N, M.Farm

Disusun oleh:

KELOMPOK B3
1. Ria Indah Lestari (19930053)
2. Moh. Alfin Samah (19930054)
3. Faaza Azhima Syahid Al – Azzam (19930055)
4. Salma Shafira Ariqoh (19930056)
5. Syafina Ayu Nuril Imama (19930057)
6. Fifi Alayda Yahya (19930058)
7. Almay Abidzar Elpasha (19930060)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020/2021
BAB I

DASAR TEORI

1.1 Definisi Salep

Menurut FI, IV, Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau
tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang tidak
mengandug obat keras atau narkotika adalah 10%.
1.2 Formula Salep Secara Umum
1. Bahan Aktif
2. Bahan Eksipien
Bahan eksipien atau pendukung dari salep ada berbagai macam
seperti pelembab, pengawet, dan sebagainya. Secara umum eksipien
pada salep dibagi dalam dua bagian:
a. Eksipien Utama Salep (Basis Salep)
Pemilihan basis salep yang tepat juga diperlukan untuk formulasi
sehingga didapatkan sifat yang paling diharapkan dalam salep
tersebut.Pemilihan basis salep tergantung pada beberapa faktor seperti
khasiat yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan,
ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi.Dalam
beberapa hal perlu menggunakan basis salep yang kurang ideal untuk
mendapatkan stabilitas yang diinginkan.
b. Eksipien Pendukung Salep (Eksipien Salep)
Eksipien pendukung adalah bahan tambahan yang digunakan hanya
sebagai pelengkap, umumnya bertujuan untuk menstabilkan bahan aktif
atau bahan lain yang terdapat dalam formula yang terancam stabilitasnya
akibat 30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta oksidasi, atau adanya ion
logam. Eksipien pendukung diperlukan hampir disetiap jenis sediaan
sesuai dengan kebutuhan.
1.3 Metode Pembuatan Salep
1. Metode Pelelehan ( fusion)
Mekanisme pembuatanya yaitu zat aktif maupun pembawa
dilelehkan bersama-sama, setelah meleleh diaduk sampai dingin. Yang
harus diperhatikan adalah kestabilan zat aktif.
2. Metode Triturasi
Mekanisme pembuatannya yaitu zat yng tidak larut dicampur
dengan sedikit basis, kemudian sisa basis ditambahkan terakhir. Di sini
dapat juga digunakan bantuan zat organik untuk melarutkan zat aktifnya.
Cara kerjanya yaitu terbagi Untuk zat aktif yang mau diayak dan Untuk
zat aktif yang mau diayak.
Pada skala industri dibuat dalam skala batch yang cukup besar
dan keberhasilan produksi sangat tergantung dari tahap-tahap
pembuatan dan proses pemindahan dari satu tahap pembuatan ke tahap
yang lain. Untuk menjaga stabilitas zat berkhasiat pada penyimpanan
perlu diperhatikan, antara lain: . Kondisi temperatur /suhu . Kontaminasi
dengan kotoran . Kemungkinan hilangnya komponen yang mudah
menguap.
1.4 Kelebihan dan Kekurangan Salep
a. Kelebihan
1) Dapat diatur daya penetrasinya dengan memodifikasi basis yang
digunakan
2) Kontak sediaan dengan kulit lebih lama
3) Lebih sedikit mengandung air sehingga sulit untuk ditumbuhi
bakteri
4) Lebih mudah digunakan tanpa alat bantu
b. Kekurangan
1) Tarjadi tengik terutama untuk sediaan dengan basis lemak tak
jenuh
2) Terbentuk kristal atau keluarnya fase padat dari basisnya
3) Terjadi perubahan warna
BAB II

TINJAUAN BAHAN

2.1 Tinjauan Bahan Aktif


2.1.1 Sifat Fisika Kimia
a. Sodium Heparin

Nama lain Heparinic acid (sodium salt)


Rumus (C12H16NS2Na3)20
molekul
Pemerian Bahan Serbuk amorf putih atau pucat, tidak
berbau atau praktis tidak berbau; higroskopik

Kelarutan Larut dalam air hingga 60% total massanya,


tetapi tidak larut dalam metanol, etanol dan
aseton

pH 5.0 – 7.5 dalam larutan


Inkompabilitas Inkompatibel terhadap sejumlah antibiotic umum

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Simpan dibawah


suhu 40°, sebaiknya pada suhu antara 15 - 30°,
kecuali jika dinyatakan lain oleh pabrik pembuat.

Sumber FI IV, 1995

c. Benzyl Nikotinat

Nama Asam nikotinat


lain
Rumus C6H6N2O
molekul
Pemerian Kristal putih, tak berbau
Kelarutan Larut dalam air (1:1), etanol (1:5), sedikit larut dalam
kloroform dan eter
Titik 235-250°C
leleh
Berat 122,13
molekul
Sumber FI IV, 1995
2.1.2 Struktur Kimia
a. Sodium Heparin

b. Benzyl Nikotinat

2.1.3 Efek Farmakologi


Heparin menghambat reaksi yang mengarah pada pembekuan
darah dan pembentukan gumpalan fibrin baik in vitro dan in vivo.
Heparin bertindak di beberapa tempat dalam sistem pembekuan
normal. Heparin dalam jumlah kecil yang dikombinasikan dengan
antithrombin III (kofaktor heparin) yang dapat menghambat
trombosis dengan menonaktifkan Faktor X teraktivasi dan
menghambat pengubahan protrombin ke trombin. Setelah trombosis
aktif berkembang, heparin dalam jumlah yang lebih besar dapat
menghambat koagulasi lebih lanjut dengan menonaktifkan trombin
dan mencegah pengubahan fibrinogen menjadi fibrin. Heparin juga
mencegah pembentukan gumpalan fibrin yang stabil dengan
menghambat aktivasi dari faktor penstabil fibrin. Waktu pendarahan
biasanya tidak dipengaruhi oleh heparin. Waktu pembekuan
diperpanjang oleh dosis terapi penuh dariheparin.
2.1.4 Data Klinis
Indikasi dari heparin ini Flebitis superfisial, penyempitan
pembuluh vena, cedera karena olahraga dan kecelakaan.
Dosis heparin atau variannya dengan bobot molekul berbeda
seperti enoxaparin atau Garam heparin seperti natrium Heparin,
kalsium Heparin atau heparinoid disebutkan dalam persyaratan Unit
Internasional (IU). Formulasi topikal heparin dengan kekuatan mulai
dari 50 hingga 2500 IU / gm direkomendasikan. (Patel, 2018).
2.2 Tinjauan Bahan Eksipien
2.2.1 Vaselin Flavum

Kegunaan Basis Salep


Nama Lain Vaselin kuning
Pemerian Massa seperti lemak, kekuningan hingga
hamper lemah, berfluoresensi sangat lemah
walaupun setelah melebur, dalam lapisan tipis
transparan, tidak atau hamper tidak berbau dan
berasa.

Kelarutan Tidak larut dalam air, mudah larut dalam


benzena, karbon disulfida, kloroform, dan
dalam minyak terpetin. Larut dalam eter,
heksana, dan umumnya dalama minyak lemak
dan minyak atsiri. Praktis tidak dalam etanol
dingin dan etanol panas dan dalam etanol
mutlak dingin.
Titik leleh 38°-60°C
Stabilitas Bila terkena cahaya, menyebabkan warna
vaselin menjadi pudar dan menghasilkan bau
yang tidak enak

Inkompatibilitas Vaselin kuning merupakan bahan inert dengan


sedikit inkompabilitas
Sumber HOPE halaman 421-422

2.2.2 Adeps Lanae


Fungsi Basis salep
Nama Lanolin, Lanolina anhydrous, Cera Lanolin
lain
Rumus C48H69NO2
Molekul
Berat 756,0646
Molekul
Pemerian Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas
Kelarutan Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air
lebih kurang 2 kali beratnya, agak sukar larut dalam
etanol panas, mudah larut dalam eter dan dalam
kloroform
Titik 38-44 0C
lebur
Sterilisasi panas kering pada suhu 1000C sampai 1500C selama 1
jam
Sumber Dirjen POM, 1979
2.2.3 Butil Hidroksitoulene

Fungsi Antioksidan

Nama BHT, Agidol


lain

Rumus C15H24O
Molekul

Berat 220.35
Molekul

Pemerian Berbentuk kristal atau serbuk putih hingga kuning


pucat dengan bau fenolik.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, gliserin propilen glikol,


larutan alkali dan air dilatasi bermineral. mudah larut
dalam aseton, benzene, ethanol (95%), ether,
methanol, toluene, dan minyak mineral.

Titik 70 0C
lebur

Stabilitas Paparan cahaya. Panas, kelembapan dapan


menyebabkan kehilangan warna dan aktivitas. Harus
disimpan dalam tempat tertutup yang terlindungi dari
cahaya matahari, dengan suhu dingin dan kering.
Sumber HOPE, ed.6 : 75-77

Struktur
Kimia

2.2.4 Etanol 95%

Fungsi Co solvent
Rumus C2H6O
Molekul
Berat 46,07
Molekul
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna,
bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada
lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 78ºC dan mudah
terbakar.
Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organic.
Berat Jenis 0,789 g/ml.
Stabilitas Mudah menguap walaupun pada suhu rendah.
Penyimpanan Wadah tertutup rapat jauh dari api.
Sumber FI IV, hal 63
Struktur
Kimia

2.2.5 Metil Paraben

Fungsi Preservatif atau pengawet


Nama lain Metil Paraben, nipagin, Methyl-4-
hydroxybenzoate
Berat Molekul 152.15
Pemerian Serbuk hablur putih, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar
diikuti rasa tebal.
Kelarutan Larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan
dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam
eter P.
Nama molekul C8H8O3
Inkompabilitas Aktivitas antimikroba metil paraben dan
paraben lainnya sangat berkurang dengan
adanya surfaktan nonionik, seperti polisorbat
80, sebagai akibat dari miselisasi. Namun
propilen glikol (10%) telah terbukti
mempotensiasi aktivitas antimikroba dari 14
paraben dengan adanya surfaktan nonionik dan
mencegah interaksi antara metil paraben dan
polisorbat.
Penyimpanan Wadah tertutup rapat
Sumber FI IV, Hal : 551
Struktur
Kimia

2.2.6 Propil Paraben

Fungsi Preservatif atau pengawet


Nama Propil paraben, Nipasol
lain
Berat 180,20
Molekul
Rumus C10H12O3
molekul
Pemerian serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian
etanol(95%) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam
140 bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak
lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.
Sumber FI IV, Hal : 713
Struktur
Kimia

2.2.7 Aquadest

Fungsi Solvent
Berat Molekul 18,02 g/mol
Rumus H2O
molekul
Pemerian cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna,
tidak berasa
Kelarutan dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya
Stabilitas Stabil disemua keadaan fisik (padat, cair, gas).
Inkompabilitas Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan
eksipien lainnya yang mudah terhidrolisis.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup
Sumber HOPE,2009
Struktur
Kimia

2.2.8 Gliserin

Sinonim Gliserol, Glycon G-100

Fungsi Emollient

Berat Molekul 92.09

Rumus C3H8O3
molekul

Pemerian Glicerin merupakan cairan yang jernih, tanpa warna,


tanba bau, kental dan higroskopis. Itu mempunyai
rasa manis, sekitar 0,6x manis dari sukrosa.

Kelarutan Larut dalam air, etanol 95%, dan metanol. Praktis


tidak larut dalam benzene, chloroform, dan minyak.
Larut dalam 11 bagian etil asetat, sukar larut dalam
ether.

Stabilitas Gliserin merupakan senyawa higroskopis. Gliserin


murni tahan terhadap oksidasi dalam atfosmer
penyimpanan standar, tapi dapat mengurai dengan
pemanasan karena perubahan toksisitas acrolein.
Pencampuran dengan air, etanol dan propilen glikol
menghasilkan stabilitas baik. Dapat menkristal dalam
temperature rendah, disimpan dalam tempat tertutup
udara, dingin dan kering.

Inkompabilitas Inkompabilitas dengan pengoksidasi kuat.


Titik didih 290°C

Sumber Handbook Of Pharmaceutical Excipients, ed 6 : 751-


753

Struktur
Kimia
BAB III

BENTUK SEDIAAN TERPILIH

Kami menggunakan bentuk sediaan salep pada obat heparin kali ini. Sediaan
salep heparin ini dibuat dengan menggunakan kombinasi basis hidrokarbon dengan
absorpsi dengan perbandingan 1 : 9. Dalam hal ini basis absorpsi digunakan lebih
banyak disebabkan bahan aktif kompatibel dengan basis absorpsi dan akan
menghasilkan sediaan salep yang ideal dan sesuai persyaratan. Selain itu digunakan
kombinasi basis hidrokarbon disebabkan akan menghasilkan waktu kontak dengan kulit
yang lebih lama sehingga absorpsi meningkat (Andrie, dkk, 2017)
BAB IV

PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN DOSIS

Indikasi : Diperuntukkan sebagai obat luar dan digunakan untuk


mengatasi memar, trombosis permukaan, tromboflebitis,
kaku kedinginan, koreng kaki, pleuritis, kejang betis, bidul,
dll

Dosis : Dapat digunakan oleh anak-anak, dewasa, dan lansia.


Dapat digunakan dengan dioleskan ke permukaan kulit yang
lebam, sebanyak 2-3 kali sehari.

Perkemasan keci : 1 tube berisi 15 gram


BAB V

SPESIFIKASI PRODUK

5.1 Persyaratan Umum Sediaan

No Persyaratan Sediaan Syarat yang ditentukan


1. Memenuhi Uji Organoleptis Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
Tekstur : Halus
2. Memenuhi Uji Kestabilan Bebas dari inkompabilitas,
stabil pada suhu dan
kelembaban kamar
3. Memenuhi Uji pH pH 4,5 – 6,5 (Anief, 2006)
4. Memenuhi Uji Homogenitas Tidak terdapat butiran kasar
pada gelas objek (Zulfa,
dkk, 2015)
5. Memenuhi Uji Daya Sebar Diameter daya sebar 5 – 7
cm (Mukhlisharh, dkk,
2016)
6. Memenuhi Uji Daya Lekat Salep melekat tidak kurang
dari 4 detik (Pratimasari,
dkk, 2015)
7. Memenuhi Uji VIskositas 117 – 120 Poise (Hernani,
dkk, 2012)

8. Memenuhi Uji Protektif Semakin lama terbentuk


warna merah muda, maka
tingkat proteksi semakin
baik
5.2 Rancangan Spesifikasi Sediaan

Nama Obat : Thrombolove


Kandungan :- Sodium Heparin

Benzyl Nicotine

Bentuk Sedian : Salep

Kekuatan : - Sodium Heparin : 5000 IU

- Benzyl Nicotine : 250 mg

Kategori : Obat Bebas Terbatas

Indikasi :mengatasi trombosis permukaan, tromboflebitis,


kaku kedinginan, koreng kaki, radang selaput
dada (pleuritis), kejang betis, tendovaginitis,
bisul, menghilangkan haematomata, mencegah
dan mengobati radang pembuluh balik setelah
penyuntikan intravena dan infiltrat setelah injeksi
paravenous, pencegahan ulkus dekubital,
perawatan setelah amputasi

Kemasan : Tube @ 15 g

Dosis : 2-3 kali sehari dioleskan tipis pada kulit


BAB VI

RENCANA FORMULASI

6.1 Skema/ Bagan Alur Pikir

Bahan Aktif Karena ukuran dan muatan polianioniknya


sehingga hanya dapat dibentuk sebagai
sodium heparin, benzyl nikotinat sediaan injeksi dan topical

Larut air Salep

Diinginkan efek terapi Sediaan multipledose


yang bertahan lama

Dibutuhkan
Digunakan basis hidrokarbon
preservative

( pengawet)

Digunakan
Mudah teroksidasi
Butilhidroksiteluen
sebagai antioksidan

6.2 Komponen Penyusun Formula

Jenis Bahan Fungsi Bahan Nama Bahan Rentang Penggunaan


Bahan Aktif Sodium Heparin 50- 333iu/g
2500iu/g
Bahan Aktif
Bahan Aktif Benzyl Nikotinat 250mg- 250mg
500mg
Metil Paraben 0,02%- 0,18%
Bahan
Pengawet 0,3%
Tambahan
Propil Paraben 0,01% - 0,02%
0,6%
Antioksidan Butil 0,0075% - 0,01%
Hidroksitoluena 0,1%
Emollient Gliserin ≤30% 12%
Pelarut Aquadest qs Qs
Kosolven Ethanol 95% 5-90% 33%
Adeps Lanae qs Ad 90%
Basis Salep Vaseline Flavum qs Ad 10%

6.3 Pemilihan Bahan Komponen Penyusun untuk Mencapai Spesifikasi

No. Nama Bahan Fungsi Bahan Alasan


1. Vaseline flavum Basis salep Termasuk basis salep hidrokarbon, yang
lazim digunakan dengan tujuan untuk
memperpanjang kontak bahan obat
dengan kulit, sehingga dapat bertahan
pada kulit dalam waktu yang lama, dan
tidak memungkinkan larinya lembab ke
udara (Ansel, 1989)
2. Adeps lanae Basis Salep Termasuk basis salep serap, dan bila
dikombinasikan dengan vaseline flavum
dapat memperpanjang waktu kontak
obat pada kulit sehingga meningkatkan
daya absorpsi obat (Voigt, 1994).
3. Etanol 95% Co-solvent Terdapat bahan yang tak larut dalam air,
sehingga digunakan co-solvent etanol
95% untuk meningkatkan kelarutannya.
4. Metil paraben Pengawet Merupakan bahan pengawet yang
(Anti Fungi) mempunyai fungsi untuk melawan
fungi/jamur dan memiliki sifat
mendekati ideal, karena tak berwarna
dan tak berasa, kompatibel dengan
bahan lain, dalam larutan bersifat netral
dan tetap aktif dalam media asam
maupun basa, tidak toksik, dan tidak
mengiritasi kulit dan membran mukosa
jika digunakan pada kadar normal
(Parrott, 1971).
5. Propil Paraben Pengawet Berfungsi untuk melawan bakteri. Propil
(Anti Bakteri) paraben dan metil paraben yang
dikombinasikan akan menghasilkan efek
sinergis dan memperluas spectrum anti-
mikroba (Rowe, 2009)
6. Butyl Antioksidan Termasuk dalam antioksidan yang
Hidroksitoluene umum digunakan untuk penggunaan
(BHT) kosmetik (HOPE 6, 2009). Digunakan
untuk mencegah pengoksidasi oleh basis
salep dan untuk menjaga inkompabilitas
dari senyawa yang tidak tahan oksidasi.
7. Gliserin Pelembab Dapat berperan sebagai
emolien,penggunaan dengan kadar yang
sama juga efektif sebagai humektan
(Rowe, 2009)
8. Aquadest Solvent Pelarut utama dari seluruh bahan dalam
pembuatan salep heparin dikarenakan
bahan aktif larut air.
6.4 Formula Lengkap dengan Kadar yang Dipilih

No. Bahan Kadar yang dipilih

1 Sodium Heparin 5000 IU

2 Benzyl Nicotine 250 mg

3 Metil Paraben 0,18 %

4 Propil Paraben 0,02 %

5 Etanol 95 % 3 mL
6 Aquades qs

7 Gliserin 12 %

8 Butil hidroksitoluene 0,01 %

9 Vaselin Flavum Ad 10%

10 Adeps Lanae / Lanolin Ad 90%


BAB VII

PERHITUNGAN DAN CARA PEMBUATAN

7.1 Perhitungan Skala Kecil

Kadar
Total setelah excess
No. Bahan yang Perhitungan Total
3%
dipilih
5000 IU x
10 mg + (10 mg x 3
1 Sodium Heparin 5000 IU 0,002 = 10 10 mg
%) = 10,3 mg
mg
250 mg + (250 mg
2 Benzyl Nicotine 250 mg 250 mg 250 mg
x 3 %) = 257,5 mg
27 mg + (27 mg x 3
3 Metil Paraben 0,18 % 27 mg 27 mg
%) = 27,81 mg
3 mg + (3 mg x 3
4 Propil Paraben 0,02 % 3 mg 3 mg
%) = 3,09 mg
3mL atau 3 mL + (3 mL x 3
5 Etanol 95 % 3 mL 3 mL
2,367 g %) = 3,09 mL
5 mL atau 5 mL + (5 mL x
6 Aquades qs 5mL
5g 3%) = 6,5mL
1.5mL 1.5 mL + (1.5 mL x
7 Gliserin 12 % 1,5 mL
atau 1,8g 3%) = 1.545 mL
Butil 1.5mg + (1.5mg x
8 0,01% 1,5mg 1.5mg
hidroksitoluene 3%) =1,55 mg
554,15 mg +
9 Vaselin Flavum Ad 10% 554,15 mg 554,15 mg (554,15 mg x 3%)
= 570,55 mg
4987,35mg +
Adeps Lanae / 4987,35
10. Ad 90% 4987,35 mg (4987,35 mg x 3%)
Lanolin mg
= 5136,97 mg
Total 15 g 15,44 g
7.2 Perhitungan Skala Besar

Kadar
Total setelah
No. Bahan yang Perhitungan Total
excess 3 %
dipilih
5000 IU x
10 g + (10 g x 10
1 Sodium Heparin 5000 IU 0,002 = 10 10 g
%) = 11 g
mg x 1000
250 mg x 250 g + (250g x 10
2 Benzyl Nicotine 250 mg 250 g
1000 %) = 275 g
27 mg x 27 g + (27 g x 10
3 Metil Paraben 0,18 % 27g
1000 %) = 29,7 g
3 mg x 3 g + (3 g x 10 %)
4 Propil Paraben 0,02 % 3g
1000 = 3,3 g
3 mL x 3 L + (3 L x 10 %)
5 Etanol 95 % 3 mL 3L
1000 = 3,3L
5mL x 5 L + (5 L x 10%)
6 Aquades qs 5L
1000 = 5,5 L
1,5 mL x 1,5 L + (1,5 L x
7 Gliserin 12 % 1,5 L
1000 10%) = 1,65L
Butil 1,5mg x 1.5 g + (1.5 g x
8 0,01% 1,5 g
hidroksitoluene 1000 10%) =1,65 g
554,15 mg +
554,15 mg
9 Vaselin Flavum Ad 10% 554,15 g (554,15 x 10%) =
x 1000
609,565 mg
4987,35mg +
Adeps Lanae / 4987,35 mg (4987,35mg x
10. Ad 90% 4987,35 g
Lanolin x 1000 10%) = 5486,08
mg
Total 15 kg 16,49 kg
7.3 Cara Pembuatan

Diambil bahan dan ditimbang sesuai dengan perhitungan.

Dicampurkan heparin ke dalam mortar (A) sebanyak 10mg (5000iu) ditambahi


aquadest sekitar 10mL dan digerus hingga homogen. Setelah homogen,
ditambahkan lagi 250mg BN dan gliserin 1,5mL. Digerus ad homogen.

Dimasukkan 3mg metil paraben dan 3mg propil paraben dan


butilhidroksitoluene 1,5 mg dalam mortar lain(B), lalu larutkan dengan etanol
95% sebanyak 5mL, homogenkan dengan cara digerus.

Dimasukkan campuran mortar B ke Mortir A yang berisi bahan aktif larut


aquadest, dan digerus hingga homogen

Dimasukkan vaselin flavum dan lanolin dengan perbandingan (1:9) sedikit demi
sedikit hingga habis sesuai perhitungan. Digerus hingga homogen.

Dilakukan uji evaluasi setelah sediaan setelah dirasa homogen.

Sediaan dikemas dalam wadah 15 g jika lulus uji evaluasi


BAB VIII

CARA EVALUASI

8.1 Uji Organoleptis


Pengamatan organoleptis dari sediaan dilakukan dengan
mengamati perubahan-perubahan bentuk, warna, dan bau sediaan
(Septiani, 2011).
Bentuk : Setengah padat
Bau : Bau khas
Warna : Kuning cerah

8.2 Uji Kestabilan


Evaluasi kestabilan salep dilakukan sebe-lum dan sesudah penyimpanan
dipercepat. Pe-nyimpanan dipercepat dilakukan secara berselang-seling pada
suhu 5oC dan 35oC, masing-masing selama 12 jam dengan 10 siklus (Banker,
1995)

8.3 Uji pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
Alat pH meter dicelupkan konsentrasi 10% dan 20% memiliki kemampuan
penyembuhan luka yang lebih baik jika dibandingkan langsung ke dalam
sediaan gel. Kemudian dilihat sampai angka konstan.
Sediaan setengah padat sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH
kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika pH terlalu basa akan menyebabkan kulit yang
bersisik, sedangkan jika pH terlalu asam maka akan menimbulkan iritasi
kulit.
8.4 Uji VISKOSITAS
Viskositas diukur sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat dengan
menggunakan viskometer Brookfield dengan spindel No.64 pada 50 putaran
permenit (rpm).Sediaan salep diaduk selama 60 detik, lalu dituang ke dalam
gelas piala 100 ml,kemudian viskositasnya diukur pada kecepatan 5, 10, 20,
30 dan 50 rpm. Sifat aliran ditentukan dengan mem-buat rheogram hubungan
antara shearing stress (tekanangeser) dengan rate of shear (kecepatan geser).
Tekanan geser dinyatakan dalam satuandyne.cm-2, sedangkan kecepatan
geser dinyatakan dalam putaran per menit (rpm).
Nilai kisaran viskositas oleh SNI 16-4399-1996 yaitu berada dalam
kisaran nilai viskositas 2000-50.000 cPa’s.
8.5 UJI PROTEKTIF
Uji protektif dari salep bertujuan untuk melihat seberapa tahankah
sediaan salep kita untuk menangkal basa. Uji protektif ini dilakukkan dengan
membuat kotak persegi10x10cm pada kertas saring yang dibasahi oleh
indikator pp, lalu ditunggu sampaikering kemudian diolesi dengan sediaan
salep. Sediakan juga kertas saring lain yang diberi tanda kotak persegi
3x3cm yang pinggirnya diolesi dengan vaslin padat dengantujuan agar reaksi
tidak menyebar kemana-mana sehingga memudahkan pengamatan.Setelah
itu 2 kertas saring dengan perlakuan tadi ditempel kemudian kotak
3x3cmditetesi oleh KOH.
Waktu yang dibutuhkan sampai terbentuknya warna merah mudadicatat.
Semakin lama terbentuknya warna merah muda, maka sediaan
semakinmemiliki tingkat proteksi yang sangat baik. Standar ujinya harus
lebih dari 29,38 detik.
8.6 Uji Homogenitas
Uji homogenitas sediaan salep dilakukan untuk melihat perpaduan
bahan-bahan (basis dan zat aktif) sehingga menjadi bentuk salep yang
homogen.
Jika terdapat perbedaan sifat pada basis dan zat aktif akan terjadi proses
penggumpalan sehingga mengakibatkan bentuk sediaan yang memiliki
partikel lebih besar dari sediaan (Lachman, 1994).
Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengamati hasil pengolesan
salep pada plat kaca. Salep yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya
gumpalan pada hasil pengolesan sampai titik akhir pengolesan. Salep yang
diuji diambil dari tiga tempat yaitu bagian atas, tengah dan bawah dari
wadah salep (Depkes, 1996).
8.7 Uji Daya Sebar
Uji Daya Sebar Pengujian daya sebar tiap sediaan dengan variasi tipe
basis dilakukan untuk melihat kemampuan sediaan menyebar pada kulit,
dimana suatu basis salep sebaiknya memiliki daya sebar yang baik untuk
menjamin pemberian obat yang memuaskan.
Perbedaan daya sebar sangat berpengaruh terhadap kecepatan difusi zat
aktif dalam melewati membran. Semakin luas membran tempat sediaan
menyebar maka koefisien difusi makin besar yang mengakibatkan difusi
obat pun semakin meningkat, sehingga semakin besar daya sebar suatu
sediaan maka semakin baik (Hasyim, 2012).
Sebanyak 0,5 gr setiap diletakkan diatas kaca bulat yang berdiameter
15cm, kaca lainnya diletakkan diatasnya dandibiarkan selama 15 menit, kaca
lainnya diletakkan diatasnya selama 1menit. Diameter sebar salep diukur.
Setelahnya ditambahkan 100gr beban tambahan dan didiamkan
selama1menit lalu diukur diameter yang konstan (Astuti, et al, 2010).Sediaan
salep yang nyaman digunakan memiliki daya sebar 5-7cm (Grag et al.,
2002).
8.8 Uji Daya Lekat
Uji daya lekat ditujukan untuk melihat kira-kira seberapa lamakah salep
menempel dikulit. Sediaan yang menggunakan basis paraffin vaslin album
memiliki daya lekatlebih kecil dibandingkan dengan basis yang
menggunakan sera alba dengan vaselin maupun setil alkohol dengan vaselin.
Hal ini mungkin dapat dipengaruhi oleh nilai viskositas intrinsik dari
masing-masing basis.
Pemeriksaan daya lekat dilakukan dengan meletakkan salep sebanyak 0,5
g diatas gelas objek yang telah diketahui luasnya dan gelas objek yang lain
diletakkan di atassalep tersebut. Kemudian ditekan dengan beban 1 kg
selama 5 menit. Dipasang gelas objek pada alat tes, beban seberat 80 gram
kemudian dilepaskan dan dicatat waktunya hingga kedua gelas objek ini
terlepas. Syarat waktu daya lekat salep yang baik adalah tidak kurang dari 4
detik.
BAB IX

HASIL PRAKTIKUM

Praktikum formulasi sediaan semisolid dibuat sediaan berupa salep heparin


dengan kekuatan 300iu/g. Salep ini dibuat dengan metode triturasi. Adapun rancangan
formulasi dari salep heparin kami adalah sebagai berikut :
No. Fungsi Bahan Formula yang digunakan Kadar yang
digunakan
1 Sodium Heparin 333iu/g
Bahan Aktif
2 Benzyl Nikotinat 250mg
3 Adeps Lanae / Lanolin Ad 90%
Basis Salep
4 Vaseline Flanum Ad 10%
5 Pelarut Aquadest qs
6 Kosolven Ethanol 3mL
7 Methyl Paraben 0.18%
Pengawet
8 Propyl Paraben 0,02%
9 Antioksidan Butyl Hidroksi Toluene 0,01%
10 Emollient Gliserin 12%
BAB X

PEMBAHASAN

Salep adalah sediaan semisolid yang ditujukan untuk pemakain luar ke kulit atau
membran mukus. Sale dapat digunakan untuk efek pengobatan ataupun tidak. Salep
dengan tujuan yang bukan untuk mengobati digunakan untuk memperoleh efek fisikal
yang diberikan sebagai protektor, pelembab, atau pelicin. Basis salep seperti yang
dideskripsikan dapat digunakan untuk memperoleh efek fisikal atau sebagai pembawa
dari salep terapi (Ansels, 2013).
Formulasi yang kami gunakan mengacu pada jurnal oleh Patel, K. R (2015)
tentang penggunaan heparin pada sediaan topikal. Pada formulasi referensi diketahui
bahwa formulasi mendapatkan viskositas dan pH yang standar sehingga kami
menjadikannya alasan untuk menggunakan jurnal tersebut sebagai suatu landasan. Kami
melakukan beberapa improvisasi untuk mendapatkan stabiltias dan mencegah beberapa
penyimpangan yang dapat terjadi saat proses produksi. Perbandingan formulasi
referensi dan formulasi kami dapat dilihat pada tabel :
Formulasi Kadar Formulasi yang Kadar yang
No Bahan
referensi referensi digunakan digunakan
Heparin 333iu/g
1 Heparin Sodium 1000iu/mL
Sodium
Bahan aktif
Benzyl 250mg
2 - -
Nicotinate
Butil Hidroksi 0,01%
3 Antioksidan - -
Toluena
4 - - Metil Paraben 0,18%
Pengawet
5 - - Propil Paraben 0,02%
6 Emollient Gliserol 10% Gliserol 12%
7 Pelarut Aquadest 12,5% Aquadest Qs
8 Kosolvent Alcohol 10% Alcohol 95% 3mL
9 Basis Salep PEG 400 Ad 100% Lanolin Ad 90%
Vaseline Ad 10%
10
Flavum
Heparin sodium adalah cammpuran zat aktif yang mempunyai sifat
memperlambat waktu jendal darah terutama melalui pembentukan kompleks dengan
protein plasma, Antitrombin III dan memperkeuat inaktivasi Trombin dan menghambat
enzim protease koagulasi seperti Faktor X Teraktivasi dalam urutan penjendalan (F.I V,
2014). Penggunaan Heparin Sodium sebagai antikoagulan dalam sediaan topikal
dibatasi dengan dosis diantara 50 hingga 2500 iu/gram. Heparin dan garamnya jika
digunakan secara topikal dimaksudkan untuk memberikan aksi dibagian kulit yang tidak
terlalu dalam. Untuk memberikan efek terapetik yang memadai, diperlukan formulasi
yang baik untuk sediaan menembus kulit (Patel, K.R, 2015).
Benzil Nikotinat digunakan untuk meningkatkan oksigenasi kulit pada sediaan
salep heparin. Penetrasi melalui kulit oleh campuran nikotinat dalam berbagai formulasi
telah dipelajari oleh banyak metode fisika. Hasilnya menunjukkan bahwa penetrasi
secara liposome lebih cepat dengan menggunakan Benzil Nikotinat daripada
menggunakan pembawa hidrogel. Penggunaan BN diatas 2,5% b/b dapat menurunkan
efek dari benzil nikotinat sehingga kami menggunakan dosis 1,3% dari berat sediaan.
(Kristl, J, 2001). Pencampuran Heparin Sodium dan Benzil Nikotinat menimbulkan efek
sinergisme yang membuat kerja obat dapat tercapai lebih cepat.
Basis salep ini terdiri dari kombinasi menggunakan adeps lanae dan vaselin
flavum. Kombinasi kedua basis dapat memperpanjang waktu kontak obat pada kulit
sehingga meningkatkan daya absorpsi obat (Voigt dalam Andrie, 2017).
Lanolin dipilih sebagai dasar salep pada sediaan ini karena basisnya merupakan
basis serap tipe absorpsi. Lanolin digunakan karena memungkinkan penambahan
larutan berair sebelum basis terbentuk, yang artinya larutan berair dicampurkan
bersamaan dengan pencampuran bahan-bahan basis (Wardiyah, 2015).
Kedua basis salep ini berfungsi sebagai penutup oklusif kulit sehingga dapat
menghidrasi kulit. Efek hidrasi dari basis salep meningkatkan daya absorbsi obat dan
membuat kondisi luka lembab. Kondisi luka yang lembab menjembatani perkembangan
dan pertumbuhan epitelisasi juga granulasi. Perawatan luka dalam suasana yang lembab
berfungsi dalam mencegah dehidrasi jaringan, mempercepat pemecahan jaringan
nekrotik, mempertahankan suhu, mempercepat angiogenesis, fase infalamasi, kontraksi
luka, dan mengurangi resiko infeksi (Wardiyah, 2015).
Pemilihan larutan disini kami menggunakan aquadest dikarenakan terdapat
eksipien dan bahan aktif larut air seperti Heparin Sodium dan Benzil Nikotinat, dan
eksipien seperti gliserol. Penambahan air ditambahkan secukupnya agar tidak terlalu
encer dalam pembuatan salep.
BAB XI

KEMASAN SEDIAAN
Roncongon Kemoson Primer don sekunder
Memudohkon tunonetro
dengan memberi kode
braile don mempermudoh
pemahaman insteuksi
dengan aplikasi
yong biso dibuko
melalui QR Code

LOVE ;.›v,'

THROMBOLOVE
Kemoson
Primer

Sekunder
Braile
Brosur

THROMBOLOVE
antikoapulan
Komposisi :
Setiap ›s gra m menpandung 2s0o IU SOdium
Heparin, 0.2s gram Asam Nikotinat Bezylester.

Dosis
2-3 kali sehari dioleskan tipis pada kulit.
Dapat juga dioleskan pada sepotong kain kasa
lalu ditempelkan pada bagian yang sakit. Jangan
digososk atau diurut pada trombosis dan trombophlebitis.

Aturan Pakai :
Dioleskan pada area yang sakit

Kontra Indikasi . •
Hipersensitif terhadap komponen obat

Efek samping :
Gatal, Ruam kemerahan, Rosa menyengat atau terbakar

Perhcitian :
Tidak boleh dioleskan pada luka terbuka @r Code
Aplikasi
Da te29 SepI embe r 2 01 9 DaI e: 29 Sept embe r 2 020
BaI c hz 7z 0 236910

THROMBOLOVE
DAFTAR PUSTAKA

Zulfa, E., Prasetyo, T. B., & Murukmihadi, M. (2015). FORMULASI SALEP


EKSTRAK ETANOLIK DAUN BINAHONG (Anrederacordifolia (Ten.) Steenis)
DENGAN VARIASI BASIS SALEP. Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi
Klinik, 12(2), 41-48.
Andrie, M., & Sihombing, D. (2017). Efektivitas Sediaan Salep yang Mengandung
Ekstrak Ikan Gabus (Channa striata) pada Proses Penyembuhan Luka Akut
Stadium II Terbuka pada Tikus Jantan Galur Wistar. Pharm Sci Res, 2407-2354.
Anief M., 2006, Farmasetika, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Bentuk
Farmasi Edisi ke-4.

Terjemahan Farida Ibrahim. UI-Press, Jakarta.

Ansel, Howard C dan Loyd V. Allen. 2014. Pharmaceutical dosage forms

and drug delivery systems 10th edition. London : Wolters Kluwer

Banker GS and Rhodes CT. Modern Pharmaceutics, Third Edition.New York: Basel
Marcel Dekker Inc, 1995.

Hernani, M. Y., Mufrod, M., & Sugiyono, S. (2012). Formulasi Salep Ekstrak Air
Tokek (Gekko gecko L.) untuk penyembuhan luka. Majalah Farmaseutik, 8(1),
120-124.
J. Kristl. Kržič, M., M. Šentjurc. "Improved skin oxygenation after benzyl

nicotinate application in different carriers as measured by EPR oximetry in vivo."


Journal of controlled release 70.1-2 (2001): 203-211.

Kementerian Kesehatan RI, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V,

Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Lestari, Titik, dkk. 2017. Evaluasi Mutu Salep Dengan Bahan Aktif Temugiring,
Kencur, dan Kunyit. Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta .
Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 2, No 1,
Mukhlishah, NRI, Sugihartini, N., & Yuwono, T. (2016). Daya iritasi dan sifat fisik
sediaan salep minyak atsiri bunga cengkeh (Syzigium aromaticum) pada basis
hidrokarbon. Majalah Farmaseutik , 12 (1), 372-376.
Patel, K.R. 2015. Topical Formulations of Heparin. 20170165291

Parrot, E.L. 1971. Pharmaceutical Technology, Fundamental Pharmaceutics, 3rd

Edition. Burgerss Publishing Company Minneapolis, USA.

Pratimasari, D., Sugihartini, N., & Yuwono, T. (2015). Evaluasi sifat fisik dan uji

iritasi sediaan salep minyak atsiri bunga cengkeh dalam dasar larut

air. Jurnal ilmiah farmasi , 11 (1), 9-15.

Rowe, R.C., et. al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 5th Edition.

London, Pharmaceutical Press.

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Terjemahan Soendani

Noerono Soewandhi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Wardiyah, Siti. 2015. Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep

yang Mengandung Etil P-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur


(Kaempferia Galanga Linn.). Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.,
Program Studi Farmasi., UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
LAMPIRAN
US 2017’0165201 A1 Jun. 15. 2017

a ihi• prim- ip 1 carrier and rion•ylar ea1*'ems such ai l'n›pykxlv tilycol itt s wlaiis'ely kmcu emouni. runhcr, ihc

|NSd Non•tuniting cxaotpk> t›r tie furniulatiore u£ \he pram ini'vntiou in &• firm ore clef imm cxii rotation
OBJECTIVES
AT ieodir@ this zhopte; th atudenit will be oble to: i

ph+ysicoI cend chamicol pzepertiae -


2. List the c+its+io D the wk+otkxn of o wmfsolid Eo@ to treat o topical

3. Descril e tha methods Io inooqn•snz1e {on} cz ice fngtediant/) inlo o ski-


solid Eow
4. Explain 11ne dice b on ointment. o ctteorrt ond o gel
S. C'rx ups+e cend canI+aat on opM1noIm+s cxnlrrant box ond o IopM oint-

6. List cz omagee ond disodAnlagae of odminislering drugs +eclally ond

7. List os+ziwIing points tha pho st should dno+e w+Ih tha potien+I for
eoch of the iou1ee of odminiattaticxn uaed D topical m•drx opplicto fion
DAYA 1RZTASI DAN SIFAT F7S1K SEDIAAN
SALEP M1NYAK ATS1RZ BUNGA CENGK EH
(Sjrz7gitrm aromat7cum) PADA BASIS
H7DROKARBON
kIASIL ctan PE 'IBAklA5At't
FORMULASI SALEP EKSTRAK AIR
TOWER
aesxo gecl o L.j uczux eenyenBunarz Lui‹a
amoxnr ronoutnrraas or ienrnn zxrencr m ascxo

u@H diMraptan. El<strak air roM t L) deoqan kand an Wm

dava sebar dfanaiaa dengan stuatik nerar++etriI< m Takan n¿ ewwy

Anda mungkin juga menyukai