Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
KELOMPOK B3
1. Ria Indah Lestari (19930053)
2. Moh. Alfin Samah (19930054)
3. Faaza Azhima Syahid Al – Azzam (19930055)
4. Salma Shafira Ariqoh (19930056)
5. Syafina Ayu Nuril Imama (19930057)
6. Fifi Alayda Yahya (19930058)
7. Almay Abidzar Elpasha (19930060)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020/2021
BAB I
DASAR TEORI
Menurut FI, IV, Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau
tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang tidak
mengandug obat keras atau narkotika adalah 10%.
1.2 Formula Salep Secara Umum
1. Bahan Aktif
2. Bahan Eksipien
Bahan eksipien atau pendukung dari salep ada berbagai macam
seperti pelembab, pengawet, dan sebagainya. Secara umum eksipien
pada salep dibagi dalam dua bagian:
a. Eksipien Utama Salep (Basis Salep)
Pemilihan basis salep yang tepat juga diperlukan untuk formulasi
sehingga didapatkan sifat yang paling diharapkan dalam salep
tersebut.Pemilihan basis salep tergantung pada beberapa faktor seperti
khasiat yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan,
ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi.Dalam
beberapa hal perlu menggunakan basis salep yang kurang ideal untuk
mendapatkan stabilitas yang diinginkan.
b. Eksipien Pendukung Salep (Eksipien Salep)
Eksipien pendukung adalah bahan tambahan yang digunakan hanya
sebagai pelengkap, umumnya bertujuan untuk menstabilkan bahan aktif
atau bahan lain yang terdapat dalam formula yang terancam stabilitasnya
akibat 30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta oksidasi, atau adanya ion
logam. Eksipien pendukung diperlukan hampir disetiap jenis sediaan
sesuai dengan kebutuhan.
1.3 Metode Pembuatan Salep
1. Metode Pelelehan ( fusion)
Mekanisme pembuatanya yaitu zat aktif maupun pembawa
dilelehkan bersama-sama, setelah meleleh diaduk sampai dingin. Yang
harus diperhatikan adalah kestabilan zat aktif.
2. Metode Triturasi
Mekanisme pembuatannya yaitu zat yng tidak larut dicampur
dengan sedikit basis, kemudian sisa basis ditambahkan terakhir. Di sini
dapat juga digunakan bantuan zat organik untuk melarutkan zat aktifnya.
Cara kerjanya yaitu terbagi Untuk zat aktif yang mau diayak dan Untuk
zat aktif yang mau diayak.
Pada skala industri dibuat dalam skala batch yang cukup besar
dan keberhasilan produksi sangat tergantung dari tahap-tahap
pembuatan dan proses pemindahan dari satu tahap pembuatan ke tahap
yang lain. Untuk menjaga stabilitas zat berkhasiat pada penyimpanan
perlu diperhatikan, antara lain: . Kondisi temperatur /suhu . Kontaminasi
dengan kotoran . Kemungkinan hilangnya komponen yang mudah
menguap.
1.4 Kelebihan dan Kekurangan Salep
a. Kelebihan
1) Dapat diatur daya penetrasinya dengan memodifikasi basis yang
digunakan
2) Kontak sediaan dengan kulit lebih lama
3) Lebih sedikit mengandung air sehingga sulit untuk ditumbuhi
bakteri
4) Lebih mudah digunakan tanpa alat bantu
b. Kekurangan
1) Tarjadi tengik terutama untuk sediaan dengan basis lemak tak
jenuh
2) Terbentuk kristal atau keluarnya fase padat dari basisnya
3) Terjadi perubahan warna
BAB II
TINJAUAN BAHAN
c. Benzyl Nikotinat
b. Benzyl Nikotinat
Fungsi Antioksidan
Rumus C15H24O
Molekul
Berat 220.35
Molekul
Titik 70 0C
lebur
Struktur
Kimia
Fungsi Co solvent
Rumus C2H6O
Molekul
Berat 46,07
Molekul
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna,
bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada
lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 78ºC dan mudah
terbakar.
Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organic.
Berat Jenis 0,789 g/ml.
Stabilitas Mudah menguap walaupun pada suhu rendah.
Penyimpanan Wadah tertutup rapat jauh dari api.
Sumber FI IV, hal 63
Struktur
Kimia
2.2.7 Aquadest
Fungsi Solvent
Berat Molekul 18,02 g/mol
Rumus H2O
molekul
Pemerian cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna,
tidak berasa
Kelarutan dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya
Stabilitas Stabil disemua keadaan fisik (padat, cair, gas).
Inkompabilitas Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan
eksipien lainnya yang mudah terhidrolisis.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup
Sumber HOPE,2009
Struktur
Kimia
2.2.8 Gliserin
Fungsi Emollient
Rumus C3H8O3
molekul
Struktur
Kimia
BAB III
Kami menggunakan bentuk sediaan salep pada obat heparin kali ini. Sediaan
salep heparin ini dibuat dengan menggunakan kombinasi basis hidrokarbon dengan
absorpsi dengan perbandingan 1 : 9. Dalam hal ini basis absorpsi digunakan lebih
banyak disebabkan bahan aktif kompatibel dengan basis absorpsi dan akan
menghasilkan sediaan salep yang ideal dan sesuai persyaratan. Selain itu digunakan
kombinasi basis hidrokarbon disebabkan akan menghasilkan waktu kontak dengan kulit
yang lebih lama sehingga absorpsi meningkat (Andrie, dkk, 2017)
BAB IV
SPESIFIKASI PRODUK
Benzyl Nicotine
Kemasan : Tube @ 15 g
RENCANA FORMULASI
Dibutuhkan
Digunakan basis hidrokarbon
preservative
( pengawet)
Digunakan
Mudah teroksidasi
Butilhidroksiteluen
sebagai antioksidan
5 Etanol 95 % 3 mL
6 Aquades qs
7 Gliserin 12 %
Kadar
Total setelah excess
No. Bahan yang Perhitungan Total
3%
dipilih
5000 IU x
10 mg + (10 mg x 3
1 Sodium Heparin 5000 IU 0,002 = 10 10 mg
%) = 10,3 mg
mg
250 mg + (250 mg
2 Benzyl Nicotine 250 mg 250 mg 250 mg
x 3 %) = 257,5 mg
27 mg + (27 mg x 3
3 Metil Paraben 0,18 % 27 mg 27 mg
%) = 27,81 mg
3 mg + (3 mg x 3
4 Propil Paraben 0,02 % 3 mg 3 mg
%) = 3,09 mg
3mL atau 3 mL + (3 mL x 3
5 Etanol 95 % 3 mL 3 mL
2,367 g %) = 3,09 mL
5 mL atau 5 mL + (5 mL x
6 Aquades qs 5mL
5g 3%) = 6,5mL
1.5mL 1.5 mL + (1.5 mL x
7 Gliserin 12 % 1,5 mL
atau 1,8g 3%) = 1.545 mL
Butil 1.5mg + (1.5mg x
8 0,01% 1,5mg 1.5mg
hidroksitoluene 3%) =1,55 mg
554,15 mg +
9 Vaselin Flavum Ad 10% 554,15 mg 554,15 mg (554,15 mg x 3%)
= 570,55 mg
4987,35mg +
Adeps Lanae / 4987,35
10. Ad 90% 4987,35 mg (4987,35 mg x 3%)
Lanolin mg
= 5136,97 mg
Total 15 g 15,44 g
7.2 Perhitungan Skala Besar
Kadar
Total setelah
No. Bahan yang Perhitungan Total
excess 3 %
dipilih
5000 IU x
10 g + (10 g x 10
1 Sodium Heparin 5000 IU 0,002 = 10 10 g
%) = 11 g
mg x 1000
250 mg x 250 g + (250g x 10
2 Benzyl Nicotine 250 mg 250 g
1000 %) = 275 g
27 mg x 27 g + (27 g x 10
3 Metil Paraben 0,18 % 27g
1000 %) = 29,7 g
3 mg x 3 g + (3 g x 10 %)
4 Propil Paraben 0,02 % 3g
1000 = 3,3 g
3 mL x 3 L + (3 L x 10 %)
5 Etanol 95 % 3 mL 3L
1000 = 3,3L
5mL x 5 L + (5 L x 10%)
6 Aquades qs 5L
1000 = 5,5 L
1,5 mL x 1,5 L + (1,5 L x
7 Gliserin 12 % 1,5 L
1000 10%) = 1,65L
Butil 1,5mg x 1.5 g + (1.5 g x
8 0,01% 1,5 g
hidroksitoluene 1000 10%) =1,65 g
554,15 mg +
554,15 mg
9 Vaselin Flavum Ad 10% 554,15 g (554,15 x 10%) =
x 1000
609,565 mg
4987,35mg +
Adeps Lanae / 4987,35 mg (4987,35mg x
10. Ad 90% 4987,35 g
Lanolin x 1000 10%) = 5486,08
mg
Total 15 kg 16,49 kg
7.3 Cara Pembuatan
Dimasukkan vaselin flavum dan lanolin dengan perbandingan (1:9) sedikit demi
sedikit hingga habis sesuai perhitungan. Digerus hingga homogen.
CARA EVALUASI
8.3 Uji pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
Alat pH meter dicelupkan konsentrasi 10% dan 20% memiliki kemampuan
penyembuhan luka yang lebih baik jika dibandingkan langsung ke dalam
sediaan gel. Kemudian dilihat sampai angka konstan.
Sediaan setengah padat sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH
kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika pH terlalu basa akan menyebabkan kulit yang
bersisik, sedangkan jika pH terlalu asam maka akan menimbulkan iritasi
kulit.
8.4 Uji VISKOSITAS
Viskositas diukur sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat dengan
menggunakan viskometer Brookfield dengan spindel No.64 pada 50 putaran
permenit (rpm).Sediaan salep diaduk selama 60 detik, lalu dituang ke dalam
gelas piala 100 ml,kemudian viskositasnya diukur pada kecepatan 5, 10, 20,
30 dan 50 rpm. Sifat aliran ditentukan dengan mem-buat rheogram hubungan
antara shearing stress (tekanangeser) dengan rate of shear (kecepatan geser).
Tekanan geser dinyatakan dalam satuandyne.cm-2, sedangkan kecepatan
geser dinyatakan dalam putaran per menit (rpm).
Nilai kisaran viskositas oleh SNI 16-4399-1996 yaitu berada dalam
kisaran nilai viskositas 2000-50.000 cPa’s.
8.5 UJI PROTEKTIF
Uji protektif dari salep bertujuan untuk melihat seberapa tahankah
sediaan salep kita untuk menangkal basa. Uji protektif ini dilakukkan dengan
membuat kotak persegi10x10cm pada kertas saring yang dibasahi oleh
indikator pp, lalu ditunggu sampaikering kemudian diolesi dengan sediaan
salep. Sediakan juga kertas saring lain yang diberi tanda kotak persegi
3x3cm yang pinggirnya diolesi dengan vaslin padat dengantujuan agar reaksi
tidak menyebar kemana-mana sehingga memudahkan pengamatan.Setelah
itu 2 kertas saring dengan perlakuan tadi ditempel kemudian kotak
3x3cmditetesi oleh KOH.
Waktu yang dibutuhkan sampai terbentuknya warna merah mudadicatat.
Semakin lama terbentuknya warna merah muda, maka sediaan
semakinmemiliki tingkat proteksi yang sangat baik. Standar ujinya harus
lebih dari 29,38 detik.
8.6 Uji Homogenitas
Uji homogenitas sediaan salep dilakukan untuk melihat perpaduan
bahan-bahan (basis dan zat aktif) sehingga menjadi bentuk salep yang
homogen.
Jika terdapat perbedaan sifat pada basis dan zat aktif akan terjadi proses
penggumpalan sehingga mengakibatkan bentuk sediaan yang memiliki
partikel lebih besar dari sediaan (Lachman, 1994).
Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengamati hasil pengolesan
salep pada plat kaca. Salep yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya
gumpalan pada hasil pengolesan sampai titik akhir pengolesan. Salep yang
diuji diambil dari tiga tempat yaitu bagian atas, tengah dan bawah dari
wadah salep (Depkes, 1996).
8.7 Uji Daya Sebar
Uji Daya Sebar Pengujian daya sebar tiap sediaan dengan variasi tipe
basis dilakukan untuk melihat kemampuan sediaan menyebar pada kulit,
dimana suatu basis salep sebaiknya memiliki daya sebar yang baik untuk
menjamin pemberian obat yang memuaskan.
Perbedaan daya sebar sangat berpengaruh terhadap kecepatan difusi zat
aktif dalam melewati membran. Semakin luas membran tempat sediaan
menyebar maka koefisien difusi makin besar yang mengakibatkan difusi
obat pun semakin meningkat, sehingga semakin besar daya sebar suatu
sediaan maka semakin baik (Hasyim, 2012).
Sebanyak 0,5 gr setiap diletakkan diatas kaca bulat yang berdiameter
15cm, kaca lainnya diletakkan diatasnya dandibiarkan selama 15 menit, kaca
lainnya diletakkan diatasnya selama 1menit. Diameter sebar salep diukur.
Setelahnya ditambahkan 100gr beban tambahan dan didiamkan
selama1menit lalu diukur diameter yang konstan (Astuti, et al, 2010).Sediaan
salep yang nyaman digunakan memiliki daya sebar 5-7cm (Grag et al.,
2002).
8.8 Uji Daya Lekat
Uji daya lekat ditujukan untuk melihat kira-kira seberapa lamakah salep
menempel dikulit. Sediaan yang menggunakan basis paraffin vaslin album
memiliki daya lekatlebih kecil dibandingkan dengan basis yang
menggunakan sera alba dengan vaselin maupun setil alkohol dengan vaselin.
Hal ini mungkin dapat dipengaruhi oleh nilai viskositas intrinsik dari
masing-masing basis.
Pemeriksaan daya lekat dilakukan dengan meletakkan salep sebanyak 0,5
g diatas gelas objek yang telah diketahui luasnya dan gelas objek yang lain
diletakkan di atassalep tersebut. Kemudian ditekan dengan beban 1 kg
selama 5 menit. Dipasang gelas objek pada alat tes, beban seberat 80 gram
kemudian dilepaskan dan dicatat waktunya hingga kedua gelas objek ini
terlepas. Syarat waktu daya lekat salep yang baik adalah tidak kurang dari 4
detik.
BAB IX
HASIL PRAKTIKUM
PEMBAHASAN
Salep adalah sediaan semisolid yang ditujukan untuk pemakain luar ke kulit atau
membran mukus. Sale dapat digunakan untuk efek pengobatan ataupun tidak. Salep
dengan tujuan yang bukan untuk mengobati digunakan untuk memperoleh efek fisikal
yang diberikan sebagai protektor, pelembab, atau pelicin. Basis salep seperti yang
dideskripsikan dapat digunakan untuk memperoleh efek fisikal atau sebagai pembawa
dari salep terapi (Ansels, 2013).
Formulasi yang kami gunakan mengacu pada jurnal oleh Patel, K. R (2015)
tentang penggunaan heparin pada sediaan topikal. Pada formulasi referensi diketahui
bahwa formulasi mendapatkan viskositas dan pH yang standar sehingga kami
menjadikannya alasan untuk menggunakan jurnal tersebut sebagai suatu landasan. Kami
melakukan beberapa improvisasi untuk mendapatkan stabiltias dan mencegah beberapa
penyimpangan yang dapat terjadi saat proses produksi. Perbandingan formulasi
referensi dan formulasi kami dapat dilihat pada tabel :
Formulasi Kadar Formulasi yang Kadar yang
No Bahan
referensi referensi digunakan digunakan
Heparin 333iu/g
1 Heparin Sodium 1000iu/mL
Sodium
Bahan aktif
Benzyl 250mg
2 - -
Nicotinate
Butil Hidroksi 0,01%
3 Antioksidan - -
Toluena
4 - - Metil Paraben 0,18%
Pengawet
5 - - Propil Paraben 0,02%
6 Emollient Gliserol 10% Gliserol 12%
7 Pelarut Aquadest 12,5% Aquadest Qs
8 Kosolvent Alcohol 10% Alcohol 95% 3mL
9 Basis Salep PEG 400 Ad 100% Lanolin Ad 90%
Vaseline Ad 10%
10
Flavum
Heparin sodium adalah cammpuran zat aktif yang mempunyai sifat
memperlambat waktu jendal darah terutama melalui pembentukan kompleks dengan
protein plasma, Antitrombin III dan memperkeuat inaktivasi Trombin dan menghambat
enzim protease koagulasi seperti Faktor X Teraktivasi dalam urutan penjendalan (F.I V,
2014). Penggunaan Heparin Sodium sebagai antikoagulan dalam sediaan topikal
dibatasi dengan dosis diantara 50 hingga 2500 iu/gram. Heparin dan garamnya jika
digunakan secara topikal dimaksudkan untuk memberikan aksi dibagian kulit yang tidak
terlalu dalam. Untuk memberikan efek terapetik yang memadai, diperlukan formulasi
yang baik untuk sediaan menembus kulit (Patel, K.R, 2015).
Benzil Nikotinat digunakan untuk meningkatkan oksigenasi kulit pada sediaan
salep heparin. Penetrasi melalui kulit oleh campuran nikotinat dalam berbagai formulasi
telah dipelajari oleh banyak metode fisika. Hasilnya menunjukkan bahwa penetrasi
secara liposome lebih cepat dengan menggunakan Benzil Nikotinat daripada
menggunakan pembawa hidrogel. Penggunaan BN diatas 2,5% b/b dapat menurunkan
efek dari benzil nikotinat sehingga kami menggunakan dosis 1,3% dari berat sediaan.
(Kristl, J, 2001). Pencampuran Heparin Sodium dan Benzil Nikotinat menimbulkan efek
sinergisme yang membuat kerja obat dapat tercapai lebih cepat.
Basis salep ini terdiri dari kombinasi menggunakan adeps lanae dan vaselin
flavum. Kombinasi kedua basis dapat memperpanjang waktu kontak obat pada kulit
sehingga meningkatkan daya absorpsi obat (Voigt dalam Andrie, 2017).
Lanolin dipilih sebagai dasar salep pada sediaan ini karena basisnya merupakan
basis serap tipe absorpsi. Lanolin digunakan karena memungkinkan penambahan
larutan berair sebelum basis terbentuk, yang artinya larutan berair dicampurkan
bersamaan dengan pencampuran bahan-bahan basis (Wardiyah, 2015).
Kedua basis salep ini berfungsi sebagai penutup oklusif kulit sehingga dapat
menghidrasi kulit. Efek hidrasi dari basis salep meningkatkan daya absorbsi obat dan
membuat kondisi luka lembab. Kondisi luka yang lembab menjembatani perkembangan
dan pertumbuhan epitelisasi juga granulasi. Perawatan luka dalam suasana yang lembab
berfungsi dalam mencegah dehidrasi jaringan, mempercepat pemecahan jaringan
nekrotik, mempertahankan suhu, mempercepat angiogenesis, fase infalamasi, kontraksi
luka, dan mengurangi resiko infeksi (Wardiyah, 2015).
Pemilihan larutan disini kami menggunakan aquadest dikarenakan terdapat
eksipien dan bahan aktif larut air seperti Heparin Sodium dan Benzil Nikotinat, dan
eksipien seperti gliserol. Penambahan air ditambahkan secukupnya agar tidak terlalu
encer dalam pembuatan salep.
BAB XI
KEMASAN SEDIAAN
Roncongon Kemoson Primer don sekunder
Memudohkon tunonetro
dengan memberi kode
braile don mempermudoh
pemahaman insteuksi
dengan aplikasi
yong biso dibuko
melalui QR Code
LOVE ;.›v,'
THROMBOLOVE
Kemoson
Primer
Sekunder
Braile
Brosur
THROMBOLOVE
antikoapulan
Komposisi :
Setiap ›s gra m menpandung 2s0o IU SOdium
Heparin, 0.2s gram Asam Nikotinat Bezylester.
Dosis
2-3 kali sehari dioleskan tipis pada kulit.
Dapat juga dioleskan pada sepotong kain kasa
lalu ditempelkan pada bagian yang sakit. Jangan
digososk atau diurut pada trombosis dan trombophlebitis.
Aturan Pakai :
Dioleskan pada area yang sakit
Kontra Indikasi . •
Hipersensitif terhadap komponen obat
Efek samping :
Gatal, Ruam kemerahan, Rosa menyengat atau terbakar
Perhcitian :
Tidak boleh dioleskan pada luka terbuka @r Code
Aplikasi
Da te29 SepI embe r 2 01 9 DaI e: 29 Sept embe r 2 020
BaI c hz 7z 0 236910
THROMBOLOVE
DAFTAR PUSTAKA
Banker GS and Rhodes CT. Modern Pharmaceutics, Third Edition.New York: Basel
Marcel Dekker Inc, 1995.
Hernani, M. Y., Mufrod, M., & Sugiyono, S. (2012). Formulasi Salep Ekstrak Air
Tokek (Gekko gecko L.) untuk penyembuhan luka. Majalah Farmaseutik, 8(1),
120-124.
J. Kristl. Kržič, M., M. Šentjurc. "Improved skin oxygenation after benzyl
Lestari, Titik, dkk. 2017. Evaluasi Mutu Salep Dengan Bahan Aktif Temugiring,
Kencur, dan Kunyit. Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta .
Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 2, No 1,
Mukhlishah, NRI, Sugihartini, N., & Yuwono, T. (2016). Daya iritasi dan sifat fisik
sediaan salep minyak atsiri bunga cengkeh (Syzigium aromaticum) pada basis
hidrokarbon. Majalah Farmaseutik , 12 (1), 372-376.
Patel, K.R. 2015. Topical Formulations of Heparin. 20170165291
Pratimasari, D., Sugihartini, N., & Yuwono, T. (2015). Evaluasi sifat fisik dan uji
iritasi sediaan salep minyak atsiri bunga cengkeh dalam dasar larut
Rowe, R.C., et. al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 5th Edition.
Wardiyah, Siti. 2015. Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep
a ihi• prim- ip 1 carrier and rion•ylar ea1*'ems such ai l'n›pykxlv tilycol itt s wlaiis'ely kmcu emouni. runhcr, ihc
|NSd Non•tuniting cxaotpk> t›r tie furniulatiore u£ \he pram ini'vntiou in &• firm ore clef imm cxii rotation
OBJECTIVES
AT ieodir@ this zhopte; th atudenit will be oble to: i
7. List os+ziwIing points tha pho st should dno+e w+Ih tha potien+I for
eoch of the iou1ee of odminiattaticxn uaed D topical m•drx opplicto fion
DAYA 1RZTASI DAN SIFAT F7S1K SEDIAAN
SALEP M1NYAK ATS1RZ BUNGA CENGK EH
(Sjrz7gitrm aromat7cum) PADA BASIS
H7DROKARBON
kIASIL ctan PE 'IBAklA5At't
FORMULASI SALEP EKSTRAK AIR
TOWER
aesxo gecl o L.j uczux eenyenBunarz Lui‹a
amoxnr ronoutnrraas or ienrnn zxrencr m ascxo