A. Tujuan pembuatan granul paracetamol : Untuk memperoleh granul untuk pembuatan tablet.
B. Formula :
1. Paracetamol
Struktur
Struktur
Berat Molekul -
Pemerian Serbuk halus, tidak berbau, putih, tidak berasa
pH 4.0–8.0
Titik Lebur -
Fungsi Pengisi tablet, penghancur tablet, pengikat tablet
Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N; mudah larut
dalam etanol
Stabilitas Amilum kering stabil jika terlindungi dari kelembaban tinggi. Amilum
kering stabil secara kimia maupun mikrobiologis pada kondisi
penyimpanan normal. Amilum kering dalam bentuk pasta secara fisik
tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme; akan lebih
baik jika amilum kering disiapkan dalam kondisi yang baru sesaat
sebelum dilakukan granulasi. Amilum kering harus disimpan dalam
wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas Pati inkom dengan zat pengoksidasi kuat
Gambar
3. Laktosa Monohidrat
Struktur
4. Muscilago Amyli
Struktur -
Rumus Molekul -
Berat Molekul -
Pemerian Serpihan tipis putih atau kekuning-kuningan, spheroidal tears, granule,
serbuk, atau spray-dried powder. Tak berbau dan tak berasa.
Struktur
Struktur
Berat Molekul -
Pemerian Serbuk halus, tidak berbau, putih, tidak berasa
pH 4.0–8.0
Titik Lebur -
Fungsi Pengisi tablet, penghancur tablet, pengikat tablet
Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N; mudah larut
dalam etanol
Stabilitas Amilum kering stabil jika terlindungi dari kelembaban tinggi. Amilum
kering stabil secara kimia maupun mikrobiologis pada kondisi
penyimpanan normal. Amilum kering dalam bentuk pasta secara fisik
tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme; akan lebih
baik jika amilum kering disiapkan dalam kondisi yang baru sesaat
sebelum dilakukan granulasi. Amilum kering harus disimpan dalam
wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas Pati inkom dengan zat pengoksidasi kuat
3. Mg Stearat
Struktur
1. Natrium Salisilat
Struktur
Inkompatibilitas Larutan berair sedikit basa dan akan bereaksi dengan zat asam. Garam-
garam alkaloid dapat diendapkan dari larutan berair atau hidro-
alkoholnya. Garam kalsium dan strontium akan menyebabkan
pengendapan dari sitrat yang sesuai. Inkompatibilitas lainnya meliputi
basa, zat pereduksi, dan zat pengoksidasi.
Gambar
2. Oleum Cacao
Struktur -
Rumus Molekul -
Berat Molekul -
Pemerian cairan jernih, tidak berwarna atau putih ke cahaya kuning, atau kuning
pucat, bau khas (kelapa). Bentuk yang diambil minyak kelapa tergantung
pada suhu; warna kuning pucat cair diambil pada suhu 28C dan 30C,
bentuk semipadat pada 20C, dan bentuk padatan kristal diambil pada
suhu di bawah 15C
pH -
Titik Lebur 23-26C
Fungsi Emollient; ointment base
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; larut dalam diklorometana dan minyak
ringan (bp: 65-70C); larut dalam eter, karbon disulfida, dan kloroform;
larut pada 60C dalam 2 bagian etanol (95%) namun kurang larut pada
suhu yang lebih rendah. Mudah larut dalam dietil eter. Tidak larut dalam
air dingin. Sangat larut dalam kloroform, karbon disulfida, petroleum
benzin
Stabilitas Minyak kelapa tetap dapat dimakan, dan ringan dalam rasa dan bau,
selama beberapa tahun di bawah kondisi penyimpanan biasa. Namun,
saat terkena udara, minyak mudah mengoksidasi dan menjadi tengik,
menimbulkan bau yang tidak sedap dan rasa asam kuat
Inkompatibilitas Minyak kelapa bereaksi dengan zat pengoksidasi, asam dan alkali.
Polyethylene mudah menyerap minyak kelapa. Telah ditunjukkan bahwa
peningkatan tenaga yang dibutuhkan untuk mengeluarkan minyak kelapa
dari jarum suntik plastik disebabkan oleh serapan minyak ke dalam
plunger karet; Hal ini mengakibatkan pembengkakan plunger karet dan
peningkatan ketahanan terhadap gerakan di bawah laras jarum suntik
Gambar
Struktur -
Rumus Molekul -
Berat Molekul -
Kandungan Caproic acid (41.5%), caprylic acid (5.0–11.0%), capric acid (4.0–9.0%),
lauric acid (40.0–50.0%), myristic acid (15.0–20.0%), palmitic acid
(7.0–12.0%), stearic acid (1.5– 5.0%), arachidic acid (40.2%), oleic acid
(4.0–10.0%), linoleic acid (1.0–3.0%), linolenic acid (40.2%), and
eicosenoic acid (40.2%)
Pemerian Zat padat, coklat kekuningan, bau enak seperti madu, agak rapuh jika
dingin, menjadi elastis jika hangat dan bekas patahan buram dan
berbutir-butir
pH -
Titik Lebur 23-26C
Fungsi Emollient; ointment base
Kelarutan Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol dingin. Etanol
mendidih melarutkan asam serotat dan sebagian dari mirisin, yang
merupakan kandungan malam kuning. Larut sempurna dalam kloroform,
dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri. Larut sebagian
dalam benzen dan karbon disulfida dingin; pada suhu lebih kurang 30°
larut sempurna dalam benzen, dan dalam karbon disulfida.
Stabilitas saat dipanaskan lebih dari 150C akan terjadi reaksi esterfikasi yang akan
menurunkan angka keasaman dan meningkatkan titik lebur. Stabil dalam
penyimpanan tertutup rapat baik dan terhindari dari cahaya.
Inkompatibilitas inkompatibel dengan agen pengoksidasi
Gambar
4. PEG 6000
Struktur
5. PEG 400
Struktur
Fungsi Ointment base, plasticizer, solvent, suppository base, tablet dan capsule
lubricant
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol 95% P, dalam glikol lain. Semua kadar
polietilen glikol larut dalam air dan tercampur dalam semua proporsi
dengan polietilen glikol lainnya (setelah dicairkan jika perlu). Larutan
berair dengan kadar molekuler yang lebih tinggi dapat membentuk gel.
Polietilena glikol cair larut dalam aseton, alkohol, benzena, gliserin, dan
glikol.
Gambar
C. Evaluasi Suppositoria Natrium Salisilat
1. Organoleptis
Penampilan suppositoria termasuk bau, warna, kondisi permukaan dan bentuk. Syarat
yang harus dipenuhi adalah ketika suppositoria dibelah secara longitudinal, bagian
internal dan eksternal menunjukkan visualisasi yang seragam. Pada hasil percobaan,
suppositoria pertama mengalami keretakan di bagian dalam dan memiliki warna yang
seragam. Suppositoria kedua dan ketiga tidak retak dan warnanya seragam.
2. Uji Kekerasan
Uji kekerasan dirancang sebagai metode untuk mengukur keregasan atau kerapuhan
suppositoria. Alat yang digunakan untuk uji tersebut terdiri dari suatu ruang berdinding
o
rangkap di mana suppositoria yang diuji ditempatkan. Air pada suhu 37 C dipompa
melewari dinding rangka tersebut, dan suppositoria diisikan ke dalam dinding dalam
yang kering, menopang lempeng dimana suatu batang dilekatkan. Ujung lain dari
batang tersebut terdiri dari lempeng lain di mana beban digunakan. Uji dihubungkan
dengan penempatan 600 gram di atas lempeng datar. Pada interval waktu satu menit,
200 gram bobot ditambahkan, dan bobot di mana suppositoria rusak adalah titik
hancurnya, atau gaya yang menentukan karakteristik kengerasan dan kerapuhan
waktu hancur yang berbeda pula. Titik hancur yang di kehendaki dari masing-masing
bentuk suppositoria yang beraneka raga mini disebabkan oleh berbagai tipe
penanganan, yakni: produksi, pengemasan, pengiriman, dan pengankutan dalam
penggunaan untuk pasien. Untuk hasil yang baik, kekerasan suppositoria tidak kurang
Disebut juga uji kisaran meleleh makro. Uji ini merupakan suatu ukuran waktu yang
diperlukan suppositoria untuk meleleh sempurna bila dicelupkan dalam penangas air
o
dengan temperatur tetap (37 C).
Keseragaman bobot suppositoria dilakukan dengan cara menimbang satu per satu bobot
suppositoria hingga sebanyak 10 buah. Penyimpangan bobot suppositoria yang
terbentuk tidak melebihi persyaratan, dimana nilainya tidak lebih dari 5%.
Uji yang menunjukkan waktu yang diperlukan supositoria untuk hancur sempurna
menggunakan alat uji waktu hancur. Supositoria yang baik memiliki waktu hancur tidak
lebih dari 60 menit (basis larut air). Cara pengujiannya adalah dengan tiga buah
supositoria dimasukkan ke alat uji waktu hancur, setiap 10 menit alat akan berputar
Struktur
2. Asam sitrat
Struktur
3. CMC-Na
Struktur
pH 6,5-8,5
Titik Lebur Menjadi coklat pada suhu kira kira 227C dan chars pada suhu kira-kira
252C
Fungsi Agen pelapis; menstabilkan agen; agen suspend; tablet dan kapsul
disintegrasi; pengikat tablet; agen peningkatan viskositas; agen
penyerap air.
Kelarutan Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; tidak larut
dalam etanol, eter dan pelarut organik lain
Stabilitas Dalam wadah tertutup rapat
Inkompatibilitas CMC-Na bereaksi kuat dengan asam kuat, larutan garam besi dan
logam lainnya, seperti alumunium, merkuri dan zinc. Selain itu, dapat
bereaksi dengan xanthan gum. CMC-Na membentuk kompleks
koaservat dengan gelatin dan pectin
Gambar
4. Metil paraben
Struktur
5. NaOH
Struktur Na-OH
Rumus Molekul NaOH
Berat Molekul 40,00 g/mol
Pemerian Putih atau praktis putih, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur.
Jika terpapar di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Massa melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang atau bentuk
lain.
pH 12 (0,05% b/b dalam air);
13 (0,5% b/b dalam air);
14 (5% b/b dalam air)
Titik Lebur 318C
Fungsi Alkalizing agent; buffering agent
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Stabilitas Natrium hidroksida harus disimpan dalam Kontainer kedap udara non
metal di tempat sejuk dan kering. Saat terkena udara, sodium
hidroksida cepat menyerap kelembaban dan mencair, namun
selanjutnya menjadi padat lagi karena penyerapan karbon dioksida dan
pembentukan natrium karbonat.
Inkompatibilitas Natrium hidroksida adalah basa kuat yang bereaksi dengan asam, ester,
dan eter, terutama dalam larutan berair
Gambar
6. Sirupus simpleks
Struktur
7. Etanol
Struktur
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau has dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun
pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78o mudah terbakar
pH 7,33 (etanol 100%)
Titik Lebur -114 °C
Fungsi Sebagai pelarut
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan bercampur dengan semua pelarut
organik
Stabilitas disterilisasi dengan autoklaf, disimpan pada kontainer rapat dan sejuk
Inkompatibilitas Etanol dapat bereaksi dengan bahan yang bersifat oksidatif. Etanol juga
memiliki inkompaktibilitas dengan alumunium dan dapat bereaksi
dengan beberapa obat
Gambar
8. Aqua
Struktur
Rumus Molekul H2 O
Berat Molekul 18,015 g/mol
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau
pH 7.0
Titik Didih 100C
Fungsi Sebagai pelarut
Kelarutan larut dalam semua pelarut polar
Allen, L.V., Jr., 2014, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,
Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, p. 450.
Florence, A.T., 2009, Modern Pharmaceutics, Informa Healthcare USA, New York, p. 388.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014, Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1995. hal. 157, 898, 1228
Depkes RI., 1995., Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Depkes RI., 1979., Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Goskonda S. R., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London, Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Assosiation, pp 181, 648,441
Katphalia, 2014, Development and Evaluation of a Ready to Use Antimalarial Oral
Suspension, World Journal of Pharmaceutical Research, 3(4), 1247.Soekemi, R A.,
Yuanita, T., Aminah, F., Usman, S., 1987, Tablet, Mayang Kencana, Medan.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2015, Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth
Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, pp. 17, 18,
181-183, 441-443, 648- 650, 703-705, 766-768