Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita sering mendengar istilah ekstraksi dalam farmakognosi dan

beberapa bidang disiplin ilmu. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan

ekstraksi. Banyak orang memiliki kesalahan pemahaman tentang

terminologi dari ekstraksi. Pada umumnya banyak orang memiripkan

ekstraksi itu sebagai sebuah proses pembuatan jus. Padahal ekstraksi itu

memiliki perbedaan sangat nyata dengan pembuatan jus.


Ekstraksi itu adalah sebuah proses penyarian zat-zat aktif dari suatu

tumbuhan maupun hewan dengan menggunakan pelarut yang dapat

mengekstrak suatu zat tanpa melarutkan material lainnya, yang paling sering

digunakan adalah methanol dan ethanol.


Ekstraksi merupakan suatu proses penyarian suatu senyawa kimia

dari suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi bisa

dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan

ekstraksi.
Pada proses ekstraksi ini dapat digunakan sampel dalam keadaan

segar atau yang telah dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan

senyawa yang akan diisolasi. Untuk mengekstraksi senyawa utama yang

terdapat dalam bahan tumbuhan dapat digunakan pelarut yang cocok. Untuk

mengekstraksi komponen kimia tersebut diperlukan beberapa metode

ekstraksi yang diperlukan dengan sifat-sifat dan zat aktif dari bahan alam

sehinnga dikenal beberapa cara ekstraksi.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

1. Maksud Percobaan

Adapun maksud percobaan kali ini adalah untuk mengetahui

metode pemisahan zat aktif yang terkandung dalam tanaman obat

berkhasiat menggunakan metode ekstraksi dingin dengan metode

maserasi.

2. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan kali ini adalah untuk menentukan

senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam simplisia daun sirsak

menggunakan metode ekstraksi dingin dengan metode maserasi.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum sampel

Bulu babi (diadema setosum)

1. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylm : echinodermata

Kelas : echinoidea

Ordo : cidaroidea

Famili : diadematidea

Genus : diadema

Spesies : diadema setosum (Martoyo, 2010)

2. Morfologi bulu babi


Bentuk tubuh globular, terdiri atas lima bagian tubuh yang sama,

tanpa lengan, dan berduri. Duri melekat pada otot yang menyerupai

bongkol (tuberkel). Mempunyai pediselaria. Kaki ambulakral pendek

dan terlekat di antara duri-duri yang memanjang. Mulut dikelilingi

oleh lima buah gigi yang berkumpul di dalam bibir berbentuk corong.

Di ujung aboral terdapat anus, gonopor (lubang genital), dan

madreporit.
3. Kandungan Kimia bulu babi
Komponen kimia yang terkandung dalam bulu babi yaitu

mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral, air

4. Manfaat bulu babi

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

Bulu babi dapat bermanfaat untuk mencerdaskan otak karna

banyak mengandung protien.

B. Tinjauan ekstraksi
1. Pengertian Maserasi

Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya

merendam): adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi

bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut

nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu

tertentu sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Edisi IV ).

2. Prinsip Kerja Maserasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk

simplisia dalam cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar ,

terlindung dari cahaya. Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati

dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara

larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya

tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan

konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai

terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan di dalam

sel.

3. Modifikasi ekstraksi

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya :

1. Digesti

Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan

lemah, yaitu pada suhu 40o 50oC. Cara maserasi ini hanya dapat

dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap

pemanasan. Dengan pemanasan diperoleh keuntungan antara lain:

a. Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan

berkurangnya lapisan-lapisan batas.


b. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga

pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan

pengadukan.
c. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan

berbanding terbalik dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu

akan berpengaruhpada kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat

aktif akan meningkat bila suhu dinaikkan.


d. Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan,

maka perlu dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan

akan menguap kembali ke dalam bejana.

2. Maserasi dengan Mesin Pengaduk

Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu

proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.

3. Remaserasi

Cairan penyari dibagi menjadi, Seluruh serbuk simplisia di

maserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah diendapkan,

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari

yang kedua.

4. Maserasi Melingkar

Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan

penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari

selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui sebuk

simplisia dan melarutkan zat aktifnya.

Apa yang disebut bahan nabati, dalam dunia farmasi lebih

dikenal dengan istilah simplisia nabati. Langkah kerjanya adalah

merendam simplisia dalam suatu wadah menggunakan pelarut penyari

tertentuk selama beberapa hari sambil sesekali diaduk, lalu disaring dan

diambil beningannya. Selama ini dikenal ada beberapa cara untuk

mengekstraksi zat aktif dari suatu tanaman ataupun hewan menggunakan

pelarut yang cocok. Pelarut-pelarut tersebut ada yang bersifat bisa campur

air (contohnya air sendiri, disebut pelarut polar) ada juga pelarut yang

bersifat tidak campur air (contohnya aseton, etil asetat, disebut pelarut

non polar atau pelarut organik). Metode Maserasi umumnya menggunakan

pelarut non air atau pelarut non-polar. Teorinya, ketika simplisia yang akan

di maserasi direndam dalam pelarut yang dipilih, maka ketika direndam,

cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam sel yang

penuh dengan zat aktif dan karena ada pertemuan antara zat aktif dan

penyari itu terjadi proses pelarutan (zat aktifnya larut dalam penyari)

sehingga penyari yang masuk ke dalam sel tersebut akhirnya akan

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

mengandung zat aktif, katakan 100%, sementara penyari yang berada di

luar sel belum terisi zat aktif (nol%) akibat adanya perbedaan konsentrasi

zat aktif di dalam dan di luar sel ini akan muncul gaya difusi, larutan yang

terpekat akan didesak menuju keluar berusaha mencapai keseimbangan

konsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel. Proses keseimbangan

ini akan berhenti, setelah terjadi keseimbangan konsentrasi (istilahnya

jenuh).

Pelarut polar contohnya seperti air, sedangkan pelarut non-polar

contohnya seperti n-Heksan, Heptana, sikloheksana, karbontetraklorida,

benzene, kloroform, eter (dietil eter), etil asetat, piridina, aseton, etanol,

dan methanol.

4. Gambar ekstraksi

Penutup

Toples Cairan Penyari


Sampel

BAB III
METODE KERJA

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

A. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan
a. Batang pengaduk
b. Botol kaca (gelap)
c. Cater
d. Ember
e. Gelas ukur
f. Gelas kimia
g. Kain flannel
h. Keranjang
i. Toples kaca

2. Bahan yang digunakan


a. Air PAM
b. Aluminium foilt
c. Etanol 70%
d. Lackband
e. Simplisia bulu babi hitam

B. Cara Kerja

1. pengertian sampel (bulu babi hitam)

Bulu babi merupakan hewan yang tidak mempunyai lengan.. tubuh

bulu babi umumnya berbentuk agak bulat laut.


2. Ekstraksi

Langkah-langkah untuk melakukan ekstraksi maserasi yaitu :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Dilakukan penyiapan sampel bulu babi dengan cara membuka

rambut-rambut bulu babi tersebut, lalu dikeluarkan isinya. Kemudian

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil dan diangin-anginkan selama

beberapa menit hingga beberapa jam.


3. Ditimbang sampel sebanyak 170,45 gram dimasukkan kedalam

toples (pada bagian luar toples diberikan lakban hitam).


4. Di tambahkan larutan penyari etanol 70% sebanyak 10000 ml.
5. Kemudian sampel ditutup. Kemudian dilakukan proses pengadukan

selama 5 hari, dengan aturan pengadukan 3 kali sehari.


6. Sampel diperas, dengan menggunakkan kain flanel dan kertas saring.
7. Setelah depiras diperoleh ekstrak, lalu ekstrak tersebut di masukkan

dalam botol coklat.

3. Skema kerja

Sampel
(yang telah di potong kecil )

Masukkan dalam toples

Tambahkan lar.
Penyari (etanol 70%)

Proses pengdukan

Sampel diperas

ekstrak

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

Berat sampel Volume ekstrak ( ml ) Warna


Volume akhir
Volume awal
( gram) ekstrak
170,45 820 ml Bening
1000 ml
kekuningan

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan ekstraksi senyawa bahan alam dengan

menggunakan teknik maserasi, yaitu suatu teknik ekstraksi dingin dengan cara

merendam sampel bahan alam dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Pada

percobaan ini digunakan sampel bahan alam bulu babi hitam. Hal yang

pertama dilakukan adalah memisahakan antara bulu babi dan cangkangnya,

setelah itu dikeluarkan isinya dari cangkangnya dan cangkang tersebut

dipotong kecil-kecil. Setelah itu diangin-anginkan untuk mengurangi kadar air

dalam cangkang bulu babi. Setelah itu merendam sampel bulu babi hitam yang

telah diangin-anginkan, direndam dengan menggunakan pelarut etanol 70%

(C2H5OH), karena pelarut etanol (C2H5OH) adalah pelarut yang paling

sempurna dalam melarutkan metabolit sekunder yang ada pada sampel bulu

babi hitam dan memiliki titik didih rendah.

Metode ini dipilih karena zat aktif yang terdapat pada simplisia tidak tahan

dengan adanya pemanasan oleh karena itu maserasi merupakan metode yang

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

baik karena tidak melibatkan pemanasan dalam prosesnya dan juga metode ini

sangat sederhana. Pelarut etanol banyak digunakan dalam proses isolasi

senyawa organik bahan alam, karena dapat melarutkan seluruh golongan

metabolit sekunder dan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah untuk

diuapkan dan juga ekonomis.

Ditimbang sampel bulu babi hitam sebanyak 170,45 gram, ditambah etanol

70 % (1000 mL) dengan perbandingan 1:7,5. Proses maserasi ditutupi dengan

alfol dan dibalut dengan lakban, dengan alasan untuk menghindari proses

penguapan yang terjadi oleh pelarut serta terhindar dari cahaya sinar matahari

langsung. Sampel yang telah direndam dengan etanol 70% didiamkan selama 5

hari dan terlindung dari cahaya. Didiamkan selama 5 hari karena secara teori

proses maserasi dapat memperoleh ekstrak dalam keadaan jenuh setelah 5 hari.

Sambil berulang diaduk setiap 3 jam sekali, karena untuk membantu

pengeluaran zat aktif secara merata. Setelah 5 hari sampel disaring, kemudian

ampasnya diperas menggunakan kain flanel. Ekstrak yang diperoleh

dimasukkan kedalam botol kaca gelap, ditutupi dengan aluminium foil dan

dibalut dengan lakban dan diberi etiket.

Volume ekstrak yang diperoleh dari proses maserasi daun sirsak adalah

sebanyak 820 mL, volume akhir tidak sesuai dengan volume awal yaitu 1000

mL karena adanya penguapan yang terjadi dari pelarut, dan saat proses

penyaringan hasil akhir tidak tersaring secara sempurna. Warna yang diperoleh

adalah warna bening kekuningan.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:

1. Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya

merendam): adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi

bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut

nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu

tertentu sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian.


2. Volume ekstrak yang diperoleh dari proses maserasi bulu babi hitam

adalah sebanyak 820 mL, volume akhir tidak sesuai dengan volume

awal yaitu 1000 mL karena adanya penguapan yang terjadi dari pelarut,

dan saat proses penyaringan hasil akhir tidak tersaring secara sempurna.

Warna yang diperoleh adalah warna bening kekuningan.


B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu untuk mahasiswa Farmasi

hendaknya lebih mendalami ilmu farmakognosi khususnya pengetahuan kita

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

tentang tanaman obat berkhasiat atau obat tradisional, dan tekhnik

pemisahan zat aktif atau metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman

obat berkhasiat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republuk Indonesia. 1985. Tanaman Obat

Indonesia. Direktorat jenderal Pengawasan Obat Dan makanan.

Jakarta.

Makhmud, AI. 2001. Metode Pemisahan. Departemen Farmasi Fakultas

Sains Dan tekhnologi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Martoyo .2010. Farmakognosi dan Fitoterapi. Buku Kedokteran.

EGC.Jakarta

Najib Ahmad. 2007. Penuntun Praktikum Fitokimia II. Universitas Muslim

Indonesia. Makassar.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

LAMPIRAN
1. Pengadukan Sampel

2. Sebelum sampel dituang

3. Penuangan sampel

4. Proses pemerasan Sampel

5. Estrak dimasukkan ke dalam botol

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-II Metode Maserasi

6. Hasil akhir

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA KENDARI

Anda mungkin juga menyukai