PEMERIKSAAN SENYAWA-SENYAWA
METABOLIT SEKUNDER
FENOLIK)
OLEH:
PUZAKAL HAMIED
11-01-03-017
PERTIWI
PALEMBANG
2012
I. PENDAHULUAN
Usahapenemuansenyawasenyawabaruadalahtiangilmukimiaguna
mengisiperannyadalammemajukanumatmanusia.Haliniberartibahwa
penelitian
dasarmerupakaninovasiyangdapatdipertanggungjawabkankarenaberfungsi
sebagaipondasibagipenelitanterapandaninovasi.Sumberdayaalamorganik
senyawabaruyangunikdantidakmungkinditemukandilaboratorium.Senyawa
senyawainimungkinsangatbergunadalampengobatan,pertaniandanindustri.
Sebagianbesarsumberdayainibelumdikajidandimanfaatkanbagikesejahteraan
bangsaIndonesiakhususnyadanumatmanusiapadaumumnya.Diperlukansuatu
sekunderterhadapkekayaanfloraIndonesia.Halinidiupayakanuntukmencari
manfaatnyasebagaisenyawabioaktifterhadapberbagaisistemhayatisehingga
dapatmenunjangkesejahteraanumatmanusia.Suatufenomenabudayatradisional
tumbuhanyangbermanfaatkarenamemilikikeaktifanbiologistertentu.Tumbuh
bagiberbagaisistemhayati.
Sumber daya alam di Negara kita sangat melimpah dan beranekaragam,
sehingga menjadi aset yang menguntungkan dalam kehidupan. Sumber daya alam
tersebut berupa tumbuhan , hewan, dan mineral. Dari ketiga sumber daya alam
tersebut, tumbuhan termasuk yang masih memiliki potensi untuk diteliti.Ada dua
senyawa metabolit pada tanaman yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder.
glukosa yang dapat digunakan menjadi sumber energi dari suatu makhluk
hidup dalam jumlah kecil yang tidak bias diubah lagi menjadi glukosa. Senyawa
adalah berasal dr tanaman, baik berupa akar, kulit batang, kayu, daun, bunga,
ataupun bijinya dan ada pula yang berasal dari organ binatang ataupun bahan-
bahan mineral.
tantangan dengan semakin sedikitnya tersedia bahan baku dan dengan demikian
menggunakan test tube atau plat tetes, kromatografi lapis tipis ( KLT dan KKt ),
dari tumbuhan dengan keanekaan serta jumlah struktur molekul yang sangat
bervariasi sekali.
spesifik, dan tentunya harus dilakukan dahulu metoda uji untuk mengetahui
kandungan tumbuhan tersebut. Metoda uji itu disebut fitokimia, dan digunakan
untuk identifikasi Fenolik, saponin, terpenoid, dan steroid, serta metoda Sianidin
Test untuk identifikasi flvonoid. Sehubungan dengan hal diatas, maka jurusan
dalam tumbuhan.
Senyawa ini tersebar luas sebagai zat warna alam yang menyebabkan warna pada
bunga, kayu pohon tropis, bermacam-macam kapang dan lumut termasuk zat
cincin aromatic yang hanya terdiri dari atom karbon seperti benzene, naftalen, dan
antrasen.
Cincin karboaromatik ini biasanya tersubstitusi oleh satu atau lebih gugus
hidroksil atau gugus lainnya yang ekivalen ditinjau dari segi biogenetiknya. Oleh
karena itu senyawa bahan alam aromatic ini sering disebut sebagai senyawa fenol
yang sangat pesat setelah kekule berhasil menetapkan struktur dari cincin
aromatic, bahkan struktur dari beberapa senyawa fenol telah ditetapkan sejak abad
ke -19. oleh karena itu fenol dalah cabang dari ilmu kimia bahan alam yang terus
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Spermacoce
Spesies : Spermacoce remota Lamm.
Nama Binomial : Spermacoce assurgens Ruiz & Pav.
Divisio : Magnoliophyta
Subdivisio : Spermatophyta
Classis : Magnoliopsida
No. Sampel : 29
panjang 30 100cm
stipula 2-3mm
jalan
Kandungan Kimia :
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridaeplantae
Phylum : Tracheophyta
Subphylum : Euphyllophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae
Family : Pentaphylatacaceae
Genus : Eurya
2.2.1 ALKALOID
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid
mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan
dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cicin heterosiklik.
biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna
dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin, dan stiknin adalah alkaloid yang
terkenal dan mempunyai efek fisiologis dan psikologis. Dengan adanya efek
fisiologis dan psikologis yang dimiliki oleh alkaloid ini yang menarik perhatian
para ahli untuk melakukan pemeriksaan alkaloid. Alkaloid dapat ditemukan dalam
berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit batang. Alkaloid
umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran
Terminology alkaloid berasal dari alkaloid like yaitu suatu senyawa yang
bersifat basa. Maka alkaloid didefinisikan sebagai suatu produk alamiah yang
heterogen dalam bentuk heterosiklik, bersifat basa yang terdapat dalam tanaman
tertentu. Alkaloid merupakan senyawa padat yang berbentuk kristal, amorf , tidak
berwarna dan mempunyai rasa pahit. Dalam bentuk bebas , alkaloid adalah basa
lemah yang sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik,
sedangkan dalam bentuk garam larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut
organic.
A. Klasifikasi Senyawa Alkaloid
Alkaloid tidak mempunyai tata nama sistematik, oleh karena itu suatu
alkaloid dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan stiknin.
NH
NH
Pirolidin Piperidin
ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini, alkaloid dapat
dibedakan atas beberapa jenis yaitu alkaloid tembakau, alkaloid
Alkaloid alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin.
terlalu bervariasi. Atom nitrogen alkaloid hampir selalu berada dalam bentuk
gugus amin (-NR2) atau gugus amida (-CO-NR2) dan tidak pernah dalam bentuk
gugus nitro (NO2) atau gugus diazo. Sedamg substituen oksigen biasanya
ditemukan sebagai gugus fenol (-OH), metoksil (-OCH3) atau gugus metilendioksi
senyawa-senyawa ini gugus fungsi oksigen ditemukan dalam posisi para atau
1. Alkaloid Sesungguhnya
fisiologis yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung
terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat
bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloid quarterner yang
2. Protoalkaloida
berdasarkan biosintesa dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin
biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini
Fungsi alkaloida dalam tumbuhan masih belum pasti, namun para ahli ada yang
B. Biosintesa Alkaloida
ciri struktur tertentu yang sama-sama terdapat dalam berbagai molekul alkaloida.
ariletilamina yang tidak lain reaksi kondensasi Mannich. Menurut reaksi, ini suatu
aldehida berkondensasi dengan suatu ikatan karbon nitrogen dalam bentuk imina
atau garam iminium,diikuti oleh serangan suatu atom karbon nuleofilik ini dapat
asam amino fenil alanin dan tirosin yang dapat mengalami dekarboksilasi
menghasilkan aldehida. Kedua hasil transformasi ini yaitu amina dan aldehid
satu dari reaksi sekunder ini yang terpenting adalah reaksi rangkap oksidatif fenol
pada posisi orto atau para dari gugus fenol. Reaksi ini berlangsung dengan
yang diikuti oleh reaksi mannich yang menghasilkan tropinon, selanjutnya terjadi
tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Dapat juga berbentuk amorf dan
kompleks spesies aromatik berwarna. Pada umumnya basa bebas alkaloida hanya
protoalkaloida larut dalam air. Garam alkaloida dan alkaloida quartener sangat
melepaskan elektron maka ketersediaan electron pada nitrogen naik dan senyawa
lebih basa. Jika gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron maka
mengalami dekomposisi terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen.
Hasil reaksi ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloida selama atau
mempunyai aktifitas biologis menonjol, jadi merupakan salah satu sumber bahan
Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru,
dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut
flavonoid yang terbesr jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang terdapat berupa
karbon, dimana dua cincin benzen (C6 ) terikat pada suatu rantai propana (C 3)
flavon yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan dan semuanya
Flavonoid
Antosianin Pigmen bunga merah Larut dalam air, max 515-545nm,
lain.
dalam akar; hanya terdapat pengambang air; tak adea uji warna yang
molekul gula sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali
yang terdiri dari flavonoid yang berbeda kelas. Misalnya antosianin dalam
mahkota bunga yang berwarna merah, hampir selalu disertai oleh flavon atau
flavonol yan tak berwarna. Dewasa ini diperkirakan telah berhasil diisolasi sekitar
antiviral,antidiabetes,antidepresant,diuretic,dll.
Pada tumbuhan tingkat tinggi sebagai pigmen dalam bunga yang berfungsi
dapat menarik burung dan serangga penyerbuk bunga. Ada juga flavonoida
mengarahkan serangga.
infeksi luka.
2.2.3 TERPENOID
dengan senyawa terpen tetapi mengandung gugus fungsi lain seperti gugus
hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini baik terpen maupun terponoid
tergolong,tetraterpen,lateks(karetalam)Adalah politerpen.
Deteksi
memberikan warna biru, sampai hijau saat pengujian. Untuk deteksi terpenoid
dengan mengunakan metode Simes dengan penambahan pereaksi LB, yang akan
2.2.4 STEROID
terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu
kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa
ini. Hormon hormon seks yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung
telur adalah suatu steroid. Hormon jantan disebut androgen dan hormon betina
2.2.5 SAPONIN
kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila
dalam perak yang dapat digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan
ekstraksi.
2.2.6. FENOLIK
Istilah senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari
senyawa tumbuhan, yang mempunyai cirri sama yaitu, cincin aromatik yang
mengandung satu atau dua gugus hidroksil. Senyawa feol cenderung mudah
larut dalam air karena umumnya mewreka sering kali berikata dengan gula
fenil propanoid, dan kuinon fenolik juga terdapat dalam jumlah besar.
Beberapa golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan lignin, melanin,
bunga), sedangkan peranan senyawa yang termasuk golongan lain masih belum
diketahui.
bercampur dan membran menjadi rusak selama proses isolasi, senyawa fenol
hambatan terhadap kerja enzim pada ekstrak tumbuhan kasar. Sebaliknya, fenol
sendiri sangat peka terhadap oksidasi enzim dan mungkin hilang pada saat
isolasi akibat kerja enzim fenolase yang terdapat dalam tumbuhan. Ekstraksi
terjadinya oksidasi enzim, dan prosedur ini seharusnya dilakukan secara rutin.
menambahkan larutan besi (III) klorida 1% dalam air atau etanol kepada
larutan cuplikan, yang menimbulkan warna hijau, merah, ungu, biru, atau
hitam yang kuat. Cara ini, dimodifikasi dengan menggunakan campuran segar
larutan besi (III) klorida 1% dalam air dan kalium heksasianoferat (III) 1%,
masih tetap digunakan sebagai cara umum untuk mendeteksi senyawa fenol
uapi ammonia. Pigmen fenolik berwarna dan warna ini dapat terlihat selam
3.1.1 Alat :
Lumpang
Pisau / gunting
plat tetes
pipet tetes
corong
pemanas
Erlenmeyer
Gelas ukur
Beker glass
3.1.2 Bahan
Contoh ( simplisia tumbuhan : daun, akar, batang, kulit batang
kloroform)
H2SO4 2 N
Pereaksi Mayer,.
Metanol
Serbuk magnesium
aquadest
Laruran feCl3
Norit
kapas putih
Ambil 2-4 g daun segar (1/5 gram daun kering) atau kulit batang dari
kapas sebagai penyaring dan masukkan hasil saringan kedalam tabung reaksi
besar.
Tambahkan 10 tetes Asam sulfat 2N dan balik-balikkan tabung perlahan
atau dikocok perlahan. Biarkan sejenak, hingga terbentuk pemisahan lapisan asam
dan lapisan kloroform. Ambil lapisan asam dengan bantuan sebuah pipet bersih,
Reaksi positif bila terdapat kabut putih hingga gumpalan putih/endapan puith.
+4=1:100)
Ambil sebanyak 4 gram sampel yang telah di rajang, lalu rendam dalam
etanol pada botol infus kecil. Panaskan, lalu saring, filtratnya diuapkan sampai
kering. Tambahkan aquades dan kloroform sebanyak 1:1 kedalam tabung reaksi,
Terbentuk 2 Lapisan:
Uji Fenol
Ambil sebahagian lapisan airnya lalu teteskan 3 tetes pada dua buah
lubang pada plat tetes. Dimana lubang pertama hanya berisi filtrat sebagai standar
Amati Warna yang terbentuk, kalau terbentuk warna biru-biru gelap, berarti
menggunakan larutan senyawa fenolik yang tersubstitusi dengan mono-, di-, dan
trihidroksi.
Uji Saponin
Tutup mulut tabung reaksi dengan penyumbat karet dan Kocok kuat, biarkan
selama 15 menit. Kalau terbentuk busa yang tidak hilang, berarti sampel
mengandung saponin
(Metode Lieberman-Bouchard)
yang ujungnya telah diberi kapas, biarkan kloroform menetes dengan perlahan
melalui ujung pipet, apabila tak mau menetes, gunakan karet pipet untuk
disaringan yang berwarna bening teteskan 3 tetes pada dua buah lubang pada
plat tetes dimana pada lubang pertama hanya berisi filtrat yang berwarna bening
sebagai standart dan lubang kedua filtrat yang di tambahkan asam asetat anhidrat
Mengandung Steroid.
Uji Flavonoida
(Sianidin Test)
dengan pipet kedalam tabung reaksi kecil. Masukkan 1-2 butir logam Mg dan
beberapa tetes asam klorida pekat (Penambahan asam klorida dilakukan dalam
Lemari Asam).
Amati Perubahan Warna Yang Terjadi, Maka Akan Terbentuk Warna Orange
percobaan yang sama dengan menggunakan pembanding Baku rutin atau dengan
4.1 HASIL
Dari percobaan yang telah di lakukan, maka di peroleh hasil sebagai berikut:
4.2. PEMBAHASAN
simplisia yang berasal dari tumbuhan yang di dapat saat melakukan kegiatan
saponin dan flavonoid. hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh pada pengujian
fitokimia.
metabolit sekunder.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
pada suatu tumbuhan. Senyawa aktif atau kandungan kimia yang terdapat dalam
suatu tumbuhan ini merupakan hal yang penting untuk digunakan sebagai bahan
baku obat. Senyawa aktif ini merupakan hasil dari metabolisme sekunder dari
tumbuhan itu.
pertumbuhan dan lain sebagainya pada suatu makhluk hidup. Yang temasuk
saponin.
mengekstraksi tumbuhan yang telah kering, dengan berbagai cara ekstraksi yakni
pelarut yang cocok. Setelah itu dilakukan pengujian senyawa aktif dengan cara
yang ada.
4. Hasil yang di peroleh berdasarkan percobaan yang telah dilakukan adalah
saponin dan flavonoid. hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh pada pengujian
5.2 SARAN
agar pada saat tertetes pelarut yang berbahaya tidak langsung terkena kulit.
Limbah hasil reaksi harus dibuang pada 1 botol kaca atau wadah,
:UNAND, 1998
http://www.globinmed.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=62938:borreria-laevis-lamk-
http://www.scribd.com/doc/30066681/Tugas-Akhir-Semester-2-Klasifikasi-
http://tarmiziblog.blogspot.com/2011/06/identifikasi-senyawa-organik-bahan-
http://books.google.co.id/books?
id=qxjEWPlFOc4C&pg=PA209&lpg=PA209&dq=alkaloid+eurya+acuminata&so
urce=bl&ots=CTZu3su2L1&sig=fTtGYp6DBw5365bKKj0BNY5AYus&hl=id&s
a=X&ei=BNJ1T-
b9GYm8rAfpid2ODQ&ved=0CBsQ6AEwAA#v=onepage&q=alkaloid%20eurya
http://translate.google.co.id/translate?
sl=en&tl=id&js=n&prev=_t&hl=id&ie=UTF-8&layout=2&eotf=1&u=http%3A
%2F%2Fzipcodezoo.com%2FPlants%2FE%2FEurya_acuminata%2F&act=url
Terpenoid
(Daun) steroid
Eurya acuminata