Anda di halaman 1dari 11

1.

Pada masa pandemi Covid-19 peningkatan kasus terjadi karena adanya


transmisi lokal seperti infeksi nosokomial yang terjadi di lingkungan RS.
Bagaimana seorang Apoteker RS ikut serta dalam penanganan kasus
tersebut ?
JAWAB :
Langkah penanganan terhadap kejadian kasus covid oleh Apoteker =
 Membentuk usulan penambahan obat obat baru yang dibutuhkan
untuk pasien covid dalam tambahan di formularium sisipan
 Melakukan pengadaan obat obat khusus copid dan alkes (untuk
APD) yang dengan stok memadai di instalasi farmasi rumah sakit
ketika dibutuhkan
 Vitamin, suplemen untuk tenaga kesehatan
 Update tatalaksana copid
 Meningkatkan Koordinasi terhadap Dinkes setempat

2. Mengapa formularium terdapat dalam parameter penilaian akreditasi RS


? jelaskan peranan instalasi farmasi RS dalam Formularium tsb !
JAWAB :
Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik di
suatu rumah sakit yang bekerja melalui PFT untuk mengevaluasi, menilai dan
memilih produk obat yang dianggap paling berguna dalam perawatan
penderita. Obat yang ditetapkan dalam formularium harus tersedia di IFRS
dalam semua kebutuhan dan penggunaan untuk rawat jalan dan rawat inap.
Keberadaan formularium yang baik, sangat bermanfaat bagi rumah sakit
karena rumah sakit hanya akan menyediakan jenis dan jumlah obat sesuai
dengan kebutuhan pasien. Kebutuhan staf medik terhadap obat dapat
terakomodasi, karena perencanaan dan pengadaan kebutuhan obat di rumah
sakit mengacu pada formularium tersebut. Formularium yang dikelola dengan
baik mempunyai manfaat untuk rumah sakit berupa meningkatkan mutu dan
ketepatan peggunaan obat di rumah sakit serta bahan edukasi bagi profesional
kesehatan tentang terapi obat yang rasional.
Akreditasi rumah sakit dilakukan untuk tujuan pengembangan rumah sakit
supaya terarah dan terkendali dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan
masyarakat. Akreditasi juga sangat penting karena masyarakat berhak untuk
mendapatkan pelayanan yang bermutu dan aman serta tenaga kesehatan
berkewajiban dalam memenuhi standar profesi dan memerhatikan hak pasien.
Segala perbekalan rumah sakit yang sudah sesuai dengan kebutuhan pasien dan
masyarakat dalam formularium sangat penting dalam akreditasi, karena sistem
mutu formularium yang terupgrade berarti mutu pelayanan obat sudah baik
sehingga berdampak pada akreditasi rumah sakit yang baik pula.

3. Jelaskan hubungan antara CSSD dan infeksi nosokomial dalam pelayanan


di RS ?
JAWAB :
Hubungan CSSD dengan infeksi nosokomial di rumah sakit CSSD atau
Central Sterile Supply Departement yang merupakan pusat kegiatan sterilisasi
di rumah sakit yang memiliki fungsi dalam penyediaan peralatan sterile untuk
kebutuhan pelayanan rumah sakit serta menunjang kegiatan unit lain dalam
rumah sakit.
Dalam proses CSSD yang dilakukan meliputi desinfeksi, sterilisasi, proses
cleaning, sterilitas alat alat bedah, sterilitas alat operasi/pemeliharaan
alat/mesin serta dalam hal mikrobiologi. Dengan adanya proses CSSD, segala
bentuk alat alat medis dalam pelayanan rumah sakit dapat tetap sterile sehingga
menurunkan kejadian kontaminan bakteri atau mikrobiologi lain termasuk
dalam mikroba penyebab infeksi nosokomial dalam lingkungan rumah sakit
karena pemicu infeksi nosokomial adalah dapat terjadi pada penderita, tenaga
kesehatan atau bahkan pengunjung di lingkungan rumah sakit. CSSD tidak
hanya menyangkut alat alat untuk pelayanan, meliputi pula ruangan dan udara,
sehingga ruang perawatan dapat terjaga kebersihannya dari kontak
mikroorganisme patogen. Terutama dalam ruang bedah, sangat diharuskan
dilakukan sterilisasi ruangan, alat dan tempat tidur pasien guna menekan
pemindahan mikroba pasien bedah satu ke pasien yang lain.
4. Jelaskan kriteria obat dan alkes yang bisa kita lakukan proses
produksi mandiri di dalam lingkungan RS ? apa saja syarat yang
harus dipenuhi oleh IFRS jika kita akan melakukan proses produksi
mandiri di RS ?
JAWAB :
Produk rumah sakit yang dapat diproduksi mandiri dalam rumah sakit
meliputi =
 Obat yang tidak ada/sulit diperoleh di pasar, meliputi obat tidak
stabil dalam penyimpanan dan obat dalam bentuk formula dan
konsentrasi khusus
 Obat yang banyak digunakan di rumah sakit dengan kualitas yang
memadai dengan harga relatif murah
 Obat yang digunakan untuk penelitian, biasanya diminta secara
khusus oleh dokter
 Sediaan farmasi dengan formula khusus
 Sediaan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil
 Sediaan nutrisi parenteral
 Rekonstruksi sediaan obat kanker
 Bentuk produksinya adalah sediaan sterile dan non sterile. Sediaan
sterile mencakup pembuatan produk steril, iv admixture, handling
cytostatika dan parenteral nutrisi, sedangkan non sterile mencakup
pembuatan produk non sterile dan repackaging.

5. Formularium : Formularium Rumah Sakit (FRS) :


Suatu daftar obat baku beserta peraturannya yang digunakan sebagai
pedoman dalam pemakaian obat di suatu rumah sakit yang dipilih secara
rasional, berdasarkan informasi obat yang sah dan kebutuhan pasien di rumah
sakit.
Pengelolaan perbekalan farmasi : Pengelolaan perbekalan farmasi atau
sistem perbekalan farmsi merupakan suatui siklus kegiatan yang dimulai dari
perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait antara satu dengan yang
lainnya.Kegiatan mencakup perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan,
penghapusan, monitoring dan evaluasi.
Jadi hubungannya : dalam mengadakan perbekalan farmasi di RS maka
menggunakan pedoman formularium RS yang digunakan staf medik di suatu
rumah sakit yang bekerja melalui PFT untuk mengevaluasi, menilai dan
memilih produk obat yang dianggap paling berguna dalam perawatan
penderita. Obat yang ditetapkan dalam formularium harus tersedia di IFRS

6. Cara infeksi INOS ?


JAWAB :
Sumber INOS
a. Endogen
- Transmisi diluar habitat normalnya.
- Kerusakan jaringan.
- Terapi antibiotika   flora normal berkurang.
b. Eksogen/infeksi silang
- Kontak langsung antar pasien
- Melalui udara / air
- Petugas kesehatan (carrier)
- Objek yang terkontaminasi.
c. Lingkungan:
- Air, larutan desinfektan Pseudomonas, Acinetobacter
- Alat – alat
- Makanan
- Udara
- Dll
 Infeksi Nosokomial dapat terjadi dengan cara :
1. Infeksi silang ( Cross infection ): Dokter /Perawat / Penderita lain
2. Infeksi endogen ( Autoinfection / Self infection) : Penderita sendiri
3. Infeksi lingkungan ( Environment infection ) : Alat tercemar / Ruangan

7. Mengapa salah satu cara pengendalian inos adalah pengendalian


antibiotik yang diberikan kepada pasien? Jelaskan secara singkat!
8. JAWAB :
Infeksi nosokomial paling sering disebabkan oleh bakteri. Infeksi
bakteri ini lebih berbahaya karena umumnya disebabkan oleh bakteri yang
sudah kebal (resisten) terhadap antibiotik. Infeksi nosokomial akibat bakteri ini
bisa terjadi pada pasien yang sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit
atau pasien dengan sistem imun atau daya tahan tubuh yang lemah.
Salah satu penyebab infeksi yang paling sering dijumpai adalah infeksi
oleh bakteri sehingga pemberian antibiotik masih merupakan pilihan utama
untuk mengatasi infeksi saat ini
Selain bakteri, infeksi nosokomial juga dapat disebabkan oleh virus,
jamur, dan parasit. Penularan infeksi nosokomial dapat terjadi lewat udara, air,
atau kontak langsung dengan pasien yang ada di rumah sakit.

9. Macam-macam metode Sterilisasi :


JAWAB :
 Panas Kering (Oven)
 Panas Basah (> banyak digunakan) autoclave
 Ethylen oksid, formladehid
 Irradiation
 Hasil sterilisasi harus steril

10. Mengapa kita juga perlu mengetahui mengolahan sampah medis di RS?
 Untuk memudahkan mengenal limbah yang akan dimusnahkan
 Limbah medis sangat penting untuk dikelola scr benar karna termasuk
dalam kategori bahan berbahaya dan beracun
 Limbah medis dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
dan keselamatan dari petugas, pemulung dan masyarakat sehingga
dapat dikelompokkan sesuai kategorinya karna tingkat bahaya yg
berbeda-beda
 Limbah medis dapat menyebabkan INOS karna merupakan tempat
berbiaknya mikroorganisme dan sarang vektor penyakit dan tikus
11. Mengapa RS perlu melakukan produksi obat dan alkes? Apakah yang
perlu dipertimbangkan pada saat proses produksi?
JAWAB
 RS perlu melakukan produksi obat dan alkes karena:
 salah satu fungsi kefarmasian dalam IFRS yang ikut menunjang
keberadaan obat di RS.
 penyediaan atau pembuatan obat tertentu baik steril maupun non steril.
 dipimpin seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada kepala
Instalasi Farmasi, dibantu AA dan Teknisi Mesin
 Pertimbangan saat melakukan proses produksi :
 Persediaan dan tingkat pemakaian produk jadi.
Mengenai tingkat pemakaian setiap jenis barang yang akan
diproduksi. Hal ini dilakukan dengan meninjau kembali catatan
dari satu atau dua tahun sebelumnya dan membandingkan catatan
ini dengan pola resep yang ditulis oleh dokter.
 Persyaratan bahan. Seorang farmasis di rumah sakit harus
menentukan produk yang akan dibuat dengan memperhitungkan
jumlah dan banyaknya produksi yang akan dibuat serta menyusun
cara terbaik dan termudah dalam mendapatkan persediaan.
Persediaan ini meliputi : Bahan baku, Wadah, Etiket dan bahan
lainnya seperti kertas saring, kotak dan etiket khusus
 Kepastian produksi. Farmasis harus mempertimbangkan dua hal
yaitu apakah farmasis mempunyai perlengkapan untuk pembuatan
produk dan apakah mesin atau perlengkapan tersebut sanggup
untuk memproduksi dalam jumlah yang diinginkan.
 Peralatan produksi dan sumber-sumbernya. Macam dan ukuran
dari perlengkapan produksi yang disyaratkan dalam farmasi rumah
sakit berbeda tiap rumah sakit. Penentuan peralatan berdasarkan
jangkauan program produksi, jumlah yang akan diproduksi,
lainnya waktu yang hendak disyaratkan ke pemakai produk,
tersedianya personil dan tersedianya fasilitas fisik.
 Tenaga produksi. Tenaga produksi yang terlalu banyak akan
mengakibatkan pemborosan anggaran, akibatnya harga produksi
akan menjadi mahal. Bagian produksi harus diawasi oleh farmasis
yang didukung oleh tambahan personil yang terlatih untuk
mengadakan pekerjaan non teknis seperti memasukkan cairan ke
dalam botol, menyaring, memberi etiket, dan lain-lain.Biaya
operasi
 Biaya operasi yang dikontrol dengan baik tentu akan menghasilkan
suatu hasil yang menguntungkan. Biaya langsung ditujukan pada
tenaga kerja sedangkan biaya tidak langsung ditujukan pada biaya
personil sebagai pengawas, tempat sewa, asuransi dan penurunan
nilai peralatan, pemeliharaan anggaran rumah tangga dan lain-lain.
Biaya tidak langsung seharusnya dibandingkan dengan biaya
langsung untuk memastikan biaya sebenarnya dari produk

1. Mengapa masalah kejadian infeksi nosokomial menjadi isu penting untuk


dikendalikan? Jelaskan peran apoteker RS dalam mengendalikan infeksi
nosokomial!
Jawab :
 Karena INOS merupakan komplikasi tersering pasien yang dirawat dirumah sakit
 Dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian meningkat karena terkena
infeksi jadi kondisi menurun
 Meningkatkan lama perawatan, contoh: infeksi saluran cerna dan
ISPA+komplikasi gastritis, semakin lama semakin sulit pemilihan antibiotik
 Meningkatkan biaya kesehatan, contoh : kamar, visite, obat, tindakan
keperawatan, rontgen, ct scan, endoscopy, dll
Peran apoteker dalam pengendalian INOS
 Penetapan kebijakan dan prosedur internal instalasi farmasi dalam penyiapan
sediaan
 Peningkatan kepatuhan terhadap kewaspadaan baku (standar precaution) oleh
tenaga kesehatan, pasien dan petugas lain yang terlibat dalam perawatan pasien.
 Kolaborasi dalam penyusunan pedoman penilaian risiko paparan, pengobatan dan
pemantauan terhadap pasien dan tenaga kesehatan yang pernah kontak dengan
pasien penyakit infeksi
 Penyusunan pedoman penggunaan antiseptik dan disinfektan
 Penurunan kejadian infeksi nosokomial dengan cara menjamin ketersediaan alat
kesehatan sekali pakai, antiseptik dan disinfektan
 Berpartisipasi dalam berbagai urusan komite pengendalian infeksi (KPI) atay
yang setar

2. Jelaskan pengaruh dan keuntungan formularium dalam pengelolaan


perbekalan farmasi RS!

Pengaruh :
 Perencanaan yang dilakukan mengacu pada formularium, jika tidak mengacu pada
formularium barang akan menumpuk (misal RS X melakukan pemesanan yang
dokter minta dan ternyata tidak masuk dalam formularium, lama kelamaan
gudang akan penuh dan sistem pengelolaan akan kacau)
 Banyak barang ED dan stok mati
 Hubungan antara pengendalian formularium RS dan pengelolaan perbekalan
farmasi harus mengacu formularium RS, oleh karena itu formularium harus dan
wajib di evaluasi setiap tahun untuk mengetahui efikasi dan efektivitas obat-
obatan untuk meningkatkan kesembuhan dan kepuasan pasien
Keuntungan :
 Para dokter dan staf profesional lainnya dengan keahlian bidang pokok utama
untuk tiap kategori obat dapat mengetahui obat secara rutin tersedia bagi
perawatan penderita
 Bahan edukasi ttg obat
 Keuntungan pendidikan yang berguna dapat dihasilkan, apabila pengkajian
golongan obat dilakukan bersama dengan staf rumah sakit melalui buletin
informasi obat yang disponsori oleh PFT
 Keuntungan ekonomi pada rumah sakit tumbuh dalam berbagai cara, harga obat
komparatif harus menjadi suatu ciri dari buletin informasi obat yang mendukung
sistem formularium
3. Jelaskan insulin merupakan salah satu obat kategori high alert medication?
Jelaskan secara singkat!
Karena insulin memiliki efek hipoglikemik dimana merupakan efek yang
paling berbahaya karena dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Diberi label
high alert medication dan disimpan didalam kulkas khusu high alert medication
karena jika terkena panas stabilitas insulin.
4. Jelaskan kegiatan yang dilakukan farmasis dalam pengendalian penggunaan
formularium! Dan berikan penjelasan alur pembuatan formularium!
Jawab :
Kegiatan farmasis dalam pengendalian formularium
 Apoteker selaku sekretaris KFT berperan aktif dalam kegiatan menunjang
formularium, merekapitulasi usulan, mengkaji informasi dari pustaka ilmiah,
menyajikan data ketersediaan dan harga obat, melakukan evaluasi usulan obat.
 Berpartisi aktif dalam sosialisasi formularium. Melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap implementasi secara berkesinambungan. Mengkaji
penggunaan obat
Alur pembuatan formularium :
Tahap pertama
1. Pengkajian populasi penderita penyakit dalam 4 tahun terakhir berturut-turut dari
rekaman morbilitas rumah sakit tersebut.
2. Pembuatan tabel berisi kelompok penyakit, sub kelompok penyakit, jumlah dan
persentase penderita tiap tahun. Pengelompokan penyakit berdasarkan
“International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems
(ICD)
Tahap kedua
1. Penetapan peringkat penderita terbanyak tiap kelompok penyakit.
2. Untuk itu, dibuat suatu tabel berisi kelompok penyakit dan jumlah serta persentase
penderita dalam tiap kelompok penyakit
Tahap ketiga
1. Penetapan peringkat penderita terbanyak tiap kelompok penyakit
2. Dibuat tabel berisi sub kelompok penyakit dan jumlah serta persentase
penderitadalam tiap sub kelompok penyakit
Tahap keempat
1. Penetapan penyakit, gejala, penyebab dan golongan farmakologi obat serta bahan
pendukung yang diperlukan
2. Dibuat tabel berisi sub kelompok penyakit dan golongan farmakologi obat dan
bahan pendukung yang diperlukan untuk tiap penyakit
Tahap kelima
1. Penetapan nama obat yang diperlukan dalam tiap golongan farmakologi.
2. Dibuat tabel mengandung golongan farmakologi, sub golongan farmakologi,
nama obat dan bahan pendukung
5. Jelaskan perbedaan dan cara pengelolaan yang tepat dari masing masing
obat yang masuk dalam high alert medication dan bahan berbahaya
beracun (B3)!
Jawab :
Perbedaan
1. High alert medication
 Dilakukan double cek oleh apoteker/ttk
 Wajib diberi stiker agar tenaga medis lain tau karena jika salah penggunaan bisa
menimbulkan masalah
 Ketika pendistribusian obat ke bangsal tidak lupa perawat juga mengecek lagi
agar meminimalisir kesalahan
2. Bahan berbahaya beracun (B3)
 Untuk penyimpanan dan penyaluran B3 harus berhati hati karena B3 memiliki
sifat yang berbeda-beda. Jila salah perlakuan akan berbahaya
 Peraturan MSDS yang dikeluarkan harus diikuti oleh semua anggota, seperti
penyimpanan digudang, syarat kelembapan gudang, cara penyusunan dan tingkat
palet untuk kemasan drum termasuk juga tindakan darurat apabila terkena
kulit/masuk ke mulut.
Tambahan jika ditanya penyimpanan
1. High alert medication
 Diberi label high alert, dipisahkan obat lain, diberi garis warna merah bertuliskan
hati-hati high alert medication
 Golongan elektrolit pekat/kons tinggi: diberi garis warna merah bertuliskan Hati-
hati high alert medication, stiker oval merah bertuliskan HIGH ALERT
berwarna putih, disimpan di area ketat
 Obat selain elektrolit pekan dan obat NORUM : disimpan di ruang perawatan dan
disimpan di lokasi akses terbatas
 Obat high alert yang terdapat pada trolley emergency harus ditempelkan label
high alert
2. Bahan Berbahaya Beracun
 Tempat khusus dan terpisah dari barang yang mudah menghasilkan percikan api
 Dikelompokkan berdasarkan sifat dan ketentuan penyimpanan MSDS
 Diberi/dipasangi simbol sesuai dengan karakteristik bahan berbahaya

TAMBAHAN JAWABAN UAS ANGK 40


1. Jika saya sebagai ka instalasi farmasi dan menemukan banyak obat masuk
dalam kategori stok mati , persentase obat yang mendekati ED dan persen
obat non formularium besar adalah dengan melakukan diskusi dengan
dokter- dokter agar obat dengan stok mati dan obat yang mendekati ED
agar dikeluarkan serta merekomendasikan obat-obat yang keluar pada
resep sesuai dengan formularium besar. Serta meminta persetujuan dari
dokter untuk obat-obat rawat jalan bisa digunakan obat-obat stok
mati/mendekati ED terlebih dahulu. Untuk obat yang mengalami ED juga
dapat dilakukan retur, H-3 sebelum ED
2. A. melakukan pengadaan obat-obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien
sehingga meminimalisir resep-resep yg ditebus diluar RS
B. melalukan monitor dan evaluasi
3. Karena INOS merupakan komplikasi tersering pasien yang diraawat dirs.
- Meningkatkan lama perawatan, contoh : infeksi sal cerna
- ICU : mayoritas pasien di ICU dengan system imun yang
rendah
- IGD : penularan INOS di IGD bisa terjadi karena factor
ruangan
- Pasien Kelas III : penularan / penyebaran INOS bisa terjadi
melalui kerentanan penderita terkait usia (bayi/geriatric,
penyakit kronis, kemoterapi) serta melalui tenaga kesehatan /
pengunjung pasien kelas III
4. Formularium RS berisi obat-obatan yang digunakan di RS yang dipilih
secara rational berdasarkan informasi yang sah dan sesuai kebutuhan
pasien di RS sehingga pengelolaan farmasi di RS dilakukan sesuai dengan
formularium untuk mencegah terjadinya kerugian karena obat-obatan yang
tidak digunakan atauoun ED

Anda mungkin juga menyukai