Anda di halaman 1dari 21

STATION 1

SOAL
CSY, laki-laki 70 tahun, berat/tinggi: 70 kg, 180 cm, seminggu terakhir ini ia
merasakan kelelahan, tidak sanggup berjalan jauh lebih dari 10 meter tanpa
kelelahan dan merasa 'kehabisan napas' dan sering mengi. Terutama dimalam
hari ia mengalami batuk produktif yang terus memburuk dan warna sputum
kehijauan dan kental. pagi ini ia dijadwalkan untuk bertemu dengan dokter
langganannya yang selalu merawatnya dan telah mengetahui Riwayat
penyakitnya. Istrinya ikut bersamanya dan mengatakan pada dokter bahwa
suaminya sangat terengah-engah bila bernapas, saat berbicara atau makan.
pasien juga merasa cukup bingung dan disorientasi. Dokter juga menyarankan
untuk dirujuk ke IGD agar dapat ditangani lebih intensif

Obat yang digunakan saat ini:


Salbutamol tab 8 mg setiap 4 jam
Prednisolon 40 mg 2 x 1 P.O
Digoksin 125 mcg 1x 1
Levofloksasin tab 1 x 1
Ambroksol 10 mg 3 x 1
O2 2L / min melalui hidung kanula

Data pemeriksaan laboratorium :


• FEV1 / FVC: 0.78 (68%)
• FEV1 :61% dari Prediksi yang normal
 tingkat SaO2 nya yang antara 70 - 80%.

INSTRUKSI
1. Lakukan pengumpulan data subyektif dan obyektif yang diperlukan
untuk pemantauan terapi obat
2. Lakukan identifikasi ADR (adverse drug reaction) potensial pada
pasien, tulis di form yang telah disediakan
LEMBAR KERJA STATION 1 nama/nim : Verra Nurmaylindha /2020394420
NAMA PASIEN : CSY
UMUR : 70 tahun
BB/TB : 70kg/180cm
JENIS KELAMIN : laki-laki

data - laki-laki; 70 tahun; berat/tinggi: 70 kg, 180 cm;


SUBYEKTIF - seminggu terakhir ini ia merasakan kelelahan, tidak sanggup
berjalan jauh lebih dari 10 meter tanpa kelelahan;
- merasa 'kehabisan napas' dan sering mengi;
- dimalam hari ia mengalami batuk produktif yang terus
memburuk dan warna sputum kehijauan dan kental;
- sangat terengah-engah bila bernapas, saat berbicara atau
makan. pasien juga merasa cukup bingung dan disorientasi

data • FEV1 / FVC: 0.78 (68%)


OBYEKTIF • FEV1 :61% dari Prediksi yang normal
 tingkat SaO2 nya yang antara 70 - 80%.

- digoksin = gangguan mental


Obat  ADR potensial - kortikosteroid dengan salbutamol meningkatkan efek
salbutamol
- prednisolone = perubahan mood, nafas pendek, bunyi
pernafasan keras
- levofloxacin  meningkatkan efek digoksin  kadar kalium
pasien dapat turun (hypokalemia)
STATION 2

SOAL
JD, laki-laki 68 tahun, berat/tinggi: 70 kg, 175cm, telah merasa tidak sehat
selama 5 hari terakhir, dan merasa 'kehabisan napas' dan sering mengi. Dia
tidak bisa berjalan lebih jauh dari 5 meter, seperti dari kursinya ke toilet. Dia
memiliki batuk produktif yang memburuk dan telah memproduksi sputum
kuning / kehijauan. Sore ini ia dijadwalkan untuk bertemu dengan dokter yang
selalu merawatnya. Istrinya ikut bersamanya dan mengatakan pada dokter
jaga bahwa suaminya sangat terengah-engah bila bernapas, saat berbicara atau
makan. pasien juga merasa cukup bingung, insomnia dan disorientasi. Pada
penggunaan obat yang diberikan ia mengalami tremor

Obat yang digunakan saat ini:


Ipratropium bromide 2000 mcg nebules setiap 6 jam melalui nebulizer
Prednisolon 40 mg BID P.O
HCT 25 mg OD
Levofloksasin 500 mg tab 3 x 1
Salbutamol 4 mg 3x 1
Ambroksol 30 mg 1 x 1
Cimetidine 200 mg 1 x 1
Paracetamol 500 mg 3 x 1
O2 2L / min melalui hidung kanula

data pemeriksaan laboratorium :


• FEV1 / FVC: 0.68 (68%)
• FEV1 :51% dari Prediksi yang normal
 tingkat SaO2 nya yang antara 70 - 80%.

INSTRUKSI
1. Lakukan assessment untuk mengidentifikasi Drug Related Problem
(DRP) yang terjadi pada pemberian terapi diatas
LEMBAR KERJA STATION 2 nama/nim : Verra Nurmaylindha /2020394420
Nama pasien : JD
Umur : 68 tahun
TB/BB : 70kg / 175cm
Obat DRP Penanganan DRP
Salbutamol 4 mg 3x 1 Efek samping menyebabkan Dosis dapat
tremor diturunkan/dikurangi

Cimetidine 200 mg 1 x 1 Terapi tanpa indikasi Menghentikan cimetidine

Paracetamol 500 mg 3 x 1 Terapi tanpa indikasi Menghentikan pct


HCT 25 mg OD Terapi tanpa indikasi Menghentikan HCT

Gejala sputum berwarna Belum ada terapi Berikan antibiotik


kehijauan
Ipratropium Dosis terlalu tinggi Dosis  500 mcg tiap 6-8 jam
ambroxol Under dose
Salbutamol -prednisolon Interaksi (tremor,
hypokalemia)

STATION 3
SOAL
LSH, pekerjan kantoran, berusia 60 tahun telah mengidap asma sejak
berumur 4 tahun. Ia sudah berhenti merokok, minum alkohol sesekali bila ada
perayaan. Ia tidak memiliki alergi apapun.
Hari ini ia diantar istrinyanya ke unit gawat darurat karena batuk pilek, sakit
perut, kelelahan dan penurunan nafsu makan. Ia juga merasakan batuk kering
yang sering terjadi dan memberat pada malam hari. Kulit, bola mata dan lidah
nya terlihat lebih kuning

Riwayat : lima bulan yang lalu LSH menemui dokter umum ketika
mengalami sesak nafas dan napasnya pendek pendek, juga mengi selama
beberapa minggu. Oleh dokter tersebut LSH mendapat pengobatan singulair
tab 10 mg satu kali 2 jam sebelum olah raga/latihan untuk menjaga asmanya.
Ia telah meminumnya dengan rutin sampai dengan sebelum masuk rumah
sakit. Ia juga menderita hipertensi sejak beberapa tahun terakhir dan
mendapatkan kaptopril 2x sehari. Ia juga rajin berolah raga.

data pemeriksaan laboratorium :


Bilirubin: 30 µmol/l (normal range < 17 µmol/l)
Alanin transaminase (ALT): 180 IU/l (normal range:0-35 units/l)
Aspartate transaminase (AST): 132 IU/l (normal range:0-35 units/l)
Leukosit : 5.000
FeV1 : 80%
TD : 145/90 mmHg
N : 90 x/mnt

Pengobatan sekarang :
- Deksametason 0,5 mg spray BID
- Salbutamol tab 10 mg 4x/sehari
- atenolol tab 40 mg 1x sehari
INSTRUKSI
1. Lakukan identifikasi ADR aktual pada pasien, tulis di form yang
telah disediakan
LEMBAR KERJA STATION 3 nama/nim : Verra Nurmaylindha /2020394420
NAMA PASIEN : LSH

UMUR : 60 tahun

BB/TB :-

JENIS KELAMIN : laki-laki

obat ADR aktual penanganan

Deksametason 0,5 mg - Kandidiasis dan - Menggunakan dosis


spray BID disfonia orofaringeal rendah hingga
- Toksisitas sistemik sedang

Salbutamol tab 10 mg - Krom otot - Diberi jeda waktu


4x/sehari - Tremor/gemetar penggunaan bersama
- Hypokalemia kortikosteroid
- Penggunaan bersama
kortikosteroid =
menigkatkan
hypokalemia dan
tremor

Atenolol tab 40 mg 1x - Hipotensi - Penggunaan dosis


sehari - Lemas rendah
- Pusing
- Diare
- Penggunaan bersama
anti asma lain
menyebabkan
peningkatan
bronkospasme akut

Kaptopril - Batuk kering


Obat singular - Peningkatakn nilai alt
ast
STATION 4

SOAL
LBH, pekerjaan ibu rumah tangga, berusia 65 tahun telah menghidap asma
sejak berumur 5 tahun. Ia tidak merokok, minum alkohol sesekali bila ada
perayaan dan mempunyai hewan peliharaan kucing ras persia. Ia juga
memiliki riwayat alergi yang memicu asmanya menjadi kambuh. Ia dalam
setahun hamper 4 kali dirawat di RS akibat asmanya, ini menjadi sering
semenjak kematian putra bungsunya, ia juga memiliki riwayat depresi.

Hari ini ia diantar suaminya ke unit gawat darurat karena sesak napas, nyeri
dada, gelisah, tremor dan penurunan nafsu makan.

Riwayat pengobatan :
- Deksametason 0,5 mg spray BID
- Salbutamol tab 10 mg tiap 4 jam
- propranolol 40 mg 2x sehari
- ipratoprium bromide 2 kali semprot tiap 6 jam
- metil prednisolone 8 mg 2 x sehari
- diazepam 2 mg, 1x1 untuk membatu insomianya

Data pemeriksaan laboratorium :


Leukosit : 5.000
FeV1 : 80%
SaO2 : 83 %
TD :143/850 mmHg
RR : 27 x/mnt

INSTRUKSI
1. Lakukan assessment untuk mengidentifikasi DRP kategori Interaksi
obat
2. Buatlah rekomendasi untuk DRP yang ditemukan.

STATION 4 nama/nim : Verra Nurmaylindha /2020394420


ANALISIS- ASSESSMENT DRP interaksi obat REKOMENDASI/PLAN
(obat)

Pemilihan BSO tidak tepat - propranolol dan - BSO salbutamol 


 salbutamol oral salbutamol inhalasi
(propranolol dapat - Propranolol diganti
Dosis berlebih = salbutamol menurunkan kerja  atenolol golongan
10mg tiap 4 jam salbutamol beta bloker selektif
atau ARB

- deksamethason dan -
salbutamol -->
hipokalemia
- propanolol dan -
salbutamol -->
mengurangi efek
salbutamol

STATION 5

SOAL
KR berusia 72 tahun. Sejak kematian istrinya, dia merasa sangat kesepian
karena tinggal sendiri. Dia tinggal sendirian di sebuah flat 1 kamar di komplek
perumahan. KR didiagnosis menderita penyakit paru obstruktif kronik saat
berusia 55 tahun. Dia adalah perokok berat selama masa mudanya, lalu dia
berhenti untuk sementara waktu ketika dia berumur 60 tahun tapi dimulai lagi
setelah kematian istrinya. Ia terjadwal dalam perawatan lansia di panti werda,
KR masih merokok. Kadang ia minum alcohol Bersama beberapa teman
lansianya, Hal ini meningkatkan sesak napasnya dan mengakibatkan masuk
rumah sakit akibat infeksi dada yang berulang. 2 hari yang lalu berada di UGD
rumah sakit karena infeksi dada, yang kedua dalam empat bulan terakhir. Setiap
infeksi, derajat dyspnea jadi meningkat dan batuk produktif disertai mengi

Pengobatan yang diperoleh :


Ventolin 100 mcg 1 x 1-2 inhalation daily
Prednisone 20 mg 2 x 1
Ambroxol 1 x 1 tab
Injeksi sefadroksil 2 x 1 gram iv
Tiotropium 18 mcg 1 inhalation daily
Glibenclamida 2,5 mg 1 x 1

Data lab :
T(Suhu) : 37,7°C
FEV1 : 70 %
Hb : 10,4 g/dl
Leukosit : 18.300 /mmk
Ht : 31,7%
GDS : 212
Trombosit : 398.800/mm
Kultur bakteri : + (Haeomofilus influenza)

INSTRUKSI
1. Identifikasi/analisa ketepatan pemilihan antibiotika pada kasus diatas
2. Rekomendasikan antibiotic yang tepat untuk eksaerbasi copd

LEMBAR KERJA STATION 5 nama/nim : Verra Nurmaylindha /2020394420

ANALISIS- ASSESSMENT - AB tidak sesuai untuk mengatasi infeksi akibat bakteri


Haeomofilus influenza
Thd obat antibiotik

REKOMENDASI/PLAN - Ganti AB  ampisilin atau amoxicillin (sumber dipiro


fourth edition)
- Melakukan vaksinasi influenza dan vaksin pneumococcal
polysaccharide
- Lini I: Amoksisilin, quinolon Lini II: Quinolon, amoksi-klav,
azitromisin, kotrimoksazol (pharmaceutical care ISP)

STATION 6

SOAL
KR berusia 72 tahun. Sejak kematian istrinya, dia merasa sangat
kesepian karena tinggal sendiri. Dia tinggal sendirian di sebuah flat 1 kamar
di komplek perumahan. KR didiagnosis menderita penyakit paru obstruktif
kronik saat berusia 55 tahun. Dia adalah perokok berat selama masa mudanya,
lalu dia berhenti untuk sementara waktu ketika dia berumur 60 tahun tapi
dimulai lagi setelah kematian istrinya. Ia terjadwal dalam perawatan lansia di
panti werda, KR masih merokok. Kadang ia minum alcohol Bersama
beberapa teman lansianya, Hal ini meningkatkan sesak napasnya dan
mengakibatkan masuk rumah sakit akibat infeksi dada yang berulang. 2 hari
yang lalu berada di UGD rumah sakit karena infeksi dada, yang kedua dalam
empat bulan terakhir. Setiap infeksi, derajat dyspnea jadi meningkat dan batuk
produktif disertai mengi

Pengobatan yang diperoleh :


Aminofilin inj 2 ampl melalui infus
Ambroxol 100 mg 1 x 1 tab
Injeksi amoksisilin 3 x 1 gram iv
Prednisolon 10 mg 1 x 1
Parasetamol 500 mg 3x 1
Glibencklamida 5 mg 1x1

Data lab :
T(Suhu) : 37,7°C
FEV1 : 70 %
Hb : 10,4 g/dl
Leukosit : 19.300 /mm
Gdp : 243
Ht : 31,7%
Tb/BB : 182 cm/ 62 kg
Trombosit : 328.000/mmk
Kultur bakteri : +
INSTRUKSI
1. Lakukan assessment untuk mengidentifikasi DRP kategori
overdosis/underdose/rute pemberian
2. Lakukan intervensi terhadap permasalahan pemilihan obat yang ada

LEMBAR KERJA STATION 6 nama/nim : Verra Nurmaylindha /2020394420

Obat Dosis REKOMENDASI/PLAN

Aminofilin inj Aminofilin inj 2 ampl Aminofilin inj 6 mg/kgBB/iv


melalui infus
selama 20-40 menit
= Sebaiknya dosis
disesuaikan dengan
berat badan
Ambroxol Ambroxol 100 mg 1 x 1 Ambroxol 30 mg 2-3 tab sehari
tab

= overdosis
amoksisilin inj Injeksi amoksisilin 3 x 1 Injeksi amoksisilin 1
gram iv
gram/kgBB/iv
= Sebaiknya dosis
disesuaikan dengan
berat badan

Prednisolon Prednisolon 10 mg 1 x 1 -

= sudah tepat

Parasetamol Parasetamol 500 mg 3x -


1

= sudah tepat

Glibencklamida 5 mg Glibencklamida 5 mg -
1x1 1x1

= sudah tepat

STATION 7

SOAL
Seorang pria bernama mike white, umur 35 tahun, merasakan gejala yang timbul dimulai
sekitar 3 bulan yang lalu, berupa mati rasa dan kesemutan di jari kaki dan ujung jari. Sekitar
1 bulan yang lalu ia merasakan episode mual, sakit perut, dan diare, yang sembuh setelah 3
hari. Dalam 2 sampai 3 minggu terakhir, kesemutan yang dialami semakin menyakitkan, rasa
seperti terbakar dan merasakan kelemahan dan berkurangnya kemampuan dalam
mencengkeram sebuah alat. Dia merasakan episode berkeringat yang banyak dalam 3 bulan
terakhir.
Pasien telah bekerja menjadi tukang kayu sejak menyelesaikan SMA 18 tahun yang lalu.
Selama 10 tahun terakhir, ia telah tinggal di pedesaan, daerah pinggiran hutan dekat kaki
bukit berhutan Range Cascade di Northwest Washington. Sekitar 10 bulan lalu, ia menikah
dan pindah bersama istrinya, seorang guru sekolah dasar. Pasien mengkonsumsi 1 sampai 2
botol minuman beralkohol setiap minggu dan berhenti merokok 2 tahun yang lalu Dia
menkonsumsi 1 tablet multivitamin sehari, tapi tidak ada suplemen lain atau obat resep.
Ia sangat menyukai makanan laut, seperti kepiting, tiram kerang dan rumput lain. Dalam 3
bulan terakhir ini ia hampir 3 x dalam seminggu ia mengkonsumsinya. Pada musim dingin ini
Ia sering juga menggunakan kayu dari hutan untuk perapiannya.
Dokter menyatakan ia keracunan arsenic kronic
Pemeriksaan fisik:
Tanda-tanda vital: suhu 37. 5°C;
Pulsa : 60 dan teratur;
respirasi 12;
BP 124/76.
Kepala, Mata, Telinga, Hidung, dan Tenggorokan berada dalam batas normal.

INSTRUKSI
1. sebutkan tanda tanda klinik keracunan arsenic kronik yang timbul pada pemeriksaan
dermatologi dan neurologis (lihat dijurnal)
2. Penanganan non obat apa yang dapat diberikan?
3. Bentuk arsen yang bagaimana yang menyebabkan keracunan?

LEMBAR KERJA STATION 7 No urut : 13 nama/nim : Verra Nurmaylindha /2020394420

Gejala klinik yang dermatologi :


terlihat
terdapat hiperpigmentasi, palmar (telapak tangan selalu
berkeringat dingin) keratosis solar.

Neurologi :
Neuropati perifer, perubahan tingkah laku, kebingungan,
kehilangan memori, gangguan kognitif

Penanganan non obat - Beri antidotum = BAL (dimecaprol)


- Beri carbo adsorben
- Lakukan bilas lambung
Jenis arsen penyebab arsenic kronic (arsen trioksida)
keracunan

STATION 8

SOAL
Seorang pria bernama mike white, umur 35 tahun, merasakan gejala yang timbul dimulai
sekitar 3 bulan yang lalu, berupa mati rasa dan kesemutan di jari kaki dan ujung jari.
Sekitar 1 bulan yang lalu ia merasakan episode mual, sakit perut, dan diare, yang sembuh
setelah 3 hari. Dalam 2 sampai 3 minggu terakhir, kesemutan yang dialami semakin
menyakitkan, rasa seperti terbakar dan merasakan kelemahan dan berkurangnya
kemampuan dalam mencengkeram sebuah alat. Dia merasakan episode berkeringat yang
banyak dalam 3 bulan terakhir.
Pasien telah bekerja menjadi tukang kayu sejak menyelesaikan SMA 18 tahun yang lalu.
Selama 10 tahun terakhir, ia telah tinggal di pedesaan, daerah pinggiran hutan dekat kaki
bukit berhutan Range Cascade di Northwest Washington. Sekitar 10 bulan lalu, ia menikah
dan pindah bersama istrinya, seorang guru sekolah dasar. Pasien mengkonsumsi 1 sampai
2 botol minuman beralkohol setiap minggu dan berhenti merokok 2 tahun yang lalu Dia
menkonsumsi 1 tablet multivitamin sehari, tapi tidak ada suplemen lain atau obat resep.
Ia sangat menyukai makanan laut, seperti kepiting, tiram kerang dan rumput lain. Dalam 3
bulan terakhir ini ia hampir 3 x dalam seminggu ia mengkonsumsinya. Pada musim dingin
ini Ia sering juga menggunakan kayu dari hutan untuk perapiannya.
Dokter menyatakan ia keracunan arsenic kronic
Pemeriksaan fisik:
Tanda-tanda vital: suhu 37. 5°C;
Pulsa : 60 dan teratur;
respirasi 12;
BP 124/76.
Kepala, Mata, Telinga, Hidung, dan Tenggorokan berada dalam batas normal.
INSTRUKSI
1. Jelaskan apa saja metode penanganan keracunan yang dapat
dilakukan pada kasus diatas
2. Rekomendasikan penanganan
3. jelaskan dengan pilihan antidotumnya tersebut

LEMBAR KERJA STATION 8 nama/nim : Verra Nurmaylindha /2020394420

Jenis penanganan - penatalaksanaan sirkulasi bertujuan untuk


keracunan yang mengembalikan fungsi sirkulasi darah
direkomendasikan - pemberian arang aktif sebagai yang dapat mengikat
logam
- melakukan bilas lambung
- hemodialisa
PLAN/REKOMENDASI Dimecaprol
pilihan pengobatan dan
Dosis inisial: 3-5 mg/kg intra muscular dalam (deep
tata laksananya dengan
intramuscular injection) tiap 4-6 jam.
rinci dan dosisnya
STATION 9

SOAL
Seorang ibu rumah tangga bernama MJ, berusia 40 tahun tinggal di Surakarta.
Pada tanggal 15 mei 2015, datang bersama suaminya kerumah sakit diunit
gawat darurat dengan keluhan:  Kesulitan bernafas, napas pendek pendek,
Kenaikan denyut nadi, Nafas berbunyi seperti mengi, terutama saat
menghembuskan nafas, Batuk kering pada awalnya dan kemudian menjadi
betuk produktif dengan sekret yang kekuningan dan kaku otot di sekitar dada.
Ia juga mengalami demam hingga 40°C. Ia juga merasakan sangat lelah dan
sulit beraktivitas.ia memang penderita asma akut. Ia juga merasakan
kesemutan yang kuat pada ujung jari dan sendinya. Ia juga menderita
insomnia.
Ia mendapatkan pengobatan Ventolin inhaler 100 mcg/puff 2 x sehari,
ambroksol 3 x 1, atenolol 25 mg 2 X 1, coamoxiclav 3x1 tab.

INSTRUKSI
1. Tuliskan assessment untuk menentukan ada tidaknya DRP terkait
ada indikasi yang belum diterapi (untreated indication) kasus di atas
2. Rencanakan rekomendasi (Planning) untuk DRP tersebut

LEMBAR KERJA STATION 9 nama/nim : Verra Nurmaylindha /2020394420

ASSESSMENT untuk DRP Kesemutan pada ujung jari dan sendinya, demam, insomnia
potensial Untreated
Indication

PLAN/REKOMENDASI - Untuk menangani kesemutan pada ujung jari dan


sendi diberikan terapi yaitu menggunakan Sohobion 1
tab/hari
- Untuk menangani demam diberikan paracetamol 325
– 650 mg (bila perlu)
STATION 10

SOAL copd

Bapak Prayitno, Seorang laki-laki, usia 65 tahun dirawat di RSUD Kartini


dengan keluhan utama sesak napas. 3 hari sebelum masuk RS penderita napas
pendek, batuk (+), dahak kental warna kekuningan, panas (+) biasanya pada
malam hari terasa demam tinggi. 1 hari sebelum masuk RS penderita mengeluh
sesak terus-menerus, sangat mengganggu aktivitas. Karena sesak makin
bertambah kemudian penderita berobat ke RSUD. Ia juga mengalami kesulitan
tidur pada malam hari dan itu membuatnya stress karena sukar beristirahat.

Riwayat penyakit
2 tahun yang lalu juga masuk rumah sakit dengan diagnosis copd, dia
menyangkal memiliki asma dan diabetes. Ia telah menghentikan rokoknya
semenjak 7 tahun yang lalu akibat sering sesak napas. Ia telah mengalami
insomnia dari masih muda karena sering bekerja yang memerlukan konsentrasi
tinggi dengan computer hingga malam hari. Ia juga sangat menyukai kopi,
hingga harus mengurangi akibat hipertensi. Kolesterolnya juga kadang
menyebabkan ia mengalami linu, kelelahan dan nyeri kepala

Diagnosis

PPOK eksaserbasi akut dan Hipertensi


Pengobatan :
IVFD RL 20 tts/menit
O2 3 L/m kanul
Infus asering 16 tpm + Aminofilin 1 amp/500 cc
Injeksi Cefotaksim 2 x 1 gram iv
Injeksi Ranitidin 3 x 1 ampul
Salbutamol 3 x 2 mg
Ambroxol 3 x 1 tab
Captopril 3 x 12,5 mg
HCT 25 mg 1x1
Diazepam 2 mg 1x1
Dexamethason tab 3 x 1
Ketotifen 2 x 1
Ibuprofen 3 x 1
Simvastatin 200 mg 1 x 1

INSTRUKSI
1. Assessment obat yang tidak diperlukan pada pasien diatas (terapi
tanpa indikasi)
2. Berikan alasan atau rekomendasi lainnya dan penanganannya
KERJA STATION 10 nama/nim : Verra Nurmaylindha /2020394420

Nama Pasien : Bapak Prayitno

assesment penanganan
terapi tanpa indikasi  Ibuprofen, Dihentikan  Ibuprofen, ranitidine
ranitidine
Captopril  menyebabkan batuk yg Diganti dengan beta bloker selektif (bisoprolol,
dapat memperparah gejala metoprolol, acebutolol).

Penggunaan HCT dengan kaptopril Monitoring efek terapi obat


meningkatkan efek hipotensi dari
kaptopril. Diuretik tiazid HCT dapat
meningkatkan efek nefrotoksik dari
kaptopril.

Interaksi HCT dengan salbutamol  Monitoring efek terapi obat


menyebabkan hiperkalemia

Anda mungkin juga menyukai