KASUS I
Seorang wanita 53 tahun dirawat di RS karena mengalami sesak. Sesak dialami sejak ± 2 minggu
SMRS, memberat 1 minggu terakhir, diperberat oleh aktivitas. Pasien cepat merasa lelah, jantung
berdebar-debar. Tangan terasa gemetar dan sering berkeringat. Demam (-) menggigil (-).
Riwayat demam (+) dialami sejak ± 1 minggu SMRS, tidak terus-menerus, turun dengan obat
penurun panas, pola demam tidak jelas. Batuk (+) lendir (+) warna hijau sejak ± 1 minggu
SMRS. Darah (-) Mual (+) muntah (-) Nyeri Ulu hati (-) Nafsu makan meningkat, Berat Badan
menurun dalam 8 kg dalam 1 bulan terakhir. Benjolan di leher (+) sejak tahun 2009. BAB :
lancar, konsistensi padat warna kuning kecoklatan, darah (-), riwayat BAB darah (-) frekuensi 2-
3 kali/hari, BAK : lancar
Riwayat berobat gondok sejak tahun 2009, kontrol di poli endokrin RS. Awalnya diberikan PTU
3x2 lalu terakhir kontrol pada tahun 2010 diberi PTU 3x1, selanjutnya pasien tidak pernah lagi
control ke poli, tapi tetap mengkonsumsi PTU yang dibeli sendiri di apotek dengan dosis 3x1.
Riwayat dikatakan penyakit jantung ketika berobat di poli endokrin RS, diberi obat digoxin 0,25
mg 3x1. Pasien terakhir kontrol tahun 2010 selanjutnya, pasien tetap mengkonsumsi digoxin
3x0,25 mg hanya beli obat di apotek. Riwayat HT (+) diketahui bersamaan ketika berobat
gondok, TD mencapai 160 mmHg. Pasien terakhir kontrol tahun 2010 dan diberi captopril 50 mg
1x1 dosis tunggal. Riwayat dirawat di RS.LB tahun 2011 karena keluhan yang sama. Dan
didiagnosis Graves’ disease. Riwayat keluarga yang menderita gondok (-) Riwayat DM (-).
*Graves’ disease adalah gangguan sistem kekebalan tubuh dari kelenjar berbentuk kupu-kupu di
tenggorokan (tiroid). Hal ini disebabkan karena tiroid terlalu banyak memproduksi hormon.
Sering terjadi pada wanita usia <40 tahun
Pertanyaan :
Efek samping : gangguan hepar, agranulositosis, vaskulitis, mual dan muntah, sakit
perut, sakit kepala.
2) Ambroxol
Bentuk obat : tablet
Dosis ambroxol dewasa: 30-120 mg, 2-3 kali per hari
Pemberian Ambroxol yang Benar
- Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera di kemasan ambroxol sebelum
mulai mengonsumsinya.
- Konsumsi ambroxol bersama makan atau setelah makan.
- Konsumsilah ambroxol sesuai dengan dosis dan jangka waktu yang telah ditentukan
oleh dokter.
- Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis ambroxol dengan dosis
berikutnya.
Efek Samping : mual dan muntah, diare, sakit perut, sakit maag, perut kembung, ruam
merah pada kulit, bibir tenggorokan kering, lidah terasa kelu.
Kontraindikasi : pasien dengan riwayat hipersensitivitas atau anafilaksis terhadap
ambroxol, serta pada pasien dengan riwayat ulkus peptikum.
Referensi :
Antono D, Kisyanto Y. Penyakit Jantung Tiroid. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II (Edisi Kelima).
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, 2009; p. 1798-1800.
Buckingham R (ed). Propylthiouracil. Martindale: The Complete Drug Reference [online].
London. Pharmaceutical Press.
Sukandar, Elin Yulinah, dkk. (2013). ISO Farmakoterapi Buku 1. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan