Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

FARMAKOTERAPI 3
KASUS GOUT, DIABETES MELITUS DAN TIROID

OLEH:

NAMA : FENI GUSLINDAYANI


NIM : O1A1 19 155
KELAS :C
DOSEN : Apt. ASNIAR PASCAYANTRI, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KASUS GOUT

Wanita, 46 tahun, bekerja sebagai pembantu datang dengan keluhan keram dan kaku
pada kedua tangan. Pasien didiagnosis memiliki artritis gout sejak sebulan lalu, dan diberikan
allopurinol (2x100mg/hari), ketoprofen (2x50mg/hari) dan antasida (3x1tablet ac/hari). Rasa
keram sudah jauh berkurang dibandingkan sebulan lalu, namun kadang-kadang masih
mengganggu dalam beraktivitas. Dalam satu minggu terakhir, keram dan kaku tidak
berkurang dan muncul terutama pada pagi hari setelah bangun tidur, dan berkurang setelah
minum obat. Bila nyeri dirasakan meningkat, pasien juga merasa badannya demam dan lalu
meminum obat penurun panas. Panas turun, namun nyeri hanya berkurang sedikit.
Selain itu, bila tangan diam dalam waktu lama, misalnya seperti saat pasien bekerja
dan mengendarai sepeda, maka tangan akan menjadi kaku dan nyeri bila digerakkan. Hal ini
membuat pasien khawatir, terutama bila saat mengendarai sepeda, pasien merasa akan jatuh
dari sepeda karena tangannya kaku. Rasa kaku ini sudah perlahan muncul, terjadi berulang
dengan jarak antar satu serangan makin lama makin pendek dan meningkat derajatnya sejak
satu tahun terakhir. Namun penyakit ini baru terdeteksi ketika pasien dianjurkan memeriksa
kadar asam uratnya. Pasien juga sering terganggu pekerjaannya karena tangannya kaku
setelah beberapa jam terus bekerja. Sejak pertama kali didiagnosis menderita gout, pasien
rajin ke puskesmas dua kali seminggu untuk memeriksakan kadar asam uratnya di
laboratorium puskesmas dan mendapatkan obat. Setelah seminggu pertama pengobatan,
pasien merasa perutnya sering perih, tidak nafsu makan dan berat badannya terus turun.
Sejak kecil pasien senang makan sayur hijau, kacang-kacangan, produk ikan
kalengan, dan organ dalam hewan, namun sudah dikurangi sejak didiagnosis gout. Pasien
pernah menjalani pengobatan tuberkulosis selama 6 bulan 3 tahun lalu dan diputuskan telah
sembuh oleh dokter puskesmas. Ayah pasien ketika masih hidup dan kakak pasien menderita
hipertensi.
Pemeriksaan penunjang: kadar asam urat yaitu 8,1 mg/dl

PENYELESAIAN KASUS
 Identitas Pasien
Usia : 46 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
 Subjek
- Rasa keram
- kaku tidak berkurang dan muncul terutama pada pagi hari setelah bangun tidur, dan
berkurang setelah minum obat.
- Bila tangan diam dalam waktu lama, misalnya seperti saat pasien bekerja dan
mengendarai sepeda, maka tangan akan menjadi kaku dan nyeri bila digerakkan.

 Objek
- Kadar asam urat sebesar 8,1 mg/dl (pasien memiliki kadar asam urat yang tinggi (nilai
normal untuk perempuan 4,0 ± 1,0mg/dl))
-
 Assesment
- Pasien memiliki kadar asam urat yang tinggi dengan derajat serangan berupa nyeri
sendi dan kaku pada sendi-distal yang meningkat
- Riwayat terapi : Allopurinol (2x100 mg/hari), ketoprofen (2x50 mg/hari) dan antasida
(3x1 tablet ac/hari)
- Pasien sering minum obat tidak sesuai jadwal

 Plan
- Merekomendasikan untuk diberikan Meloksikam 1x7,5 mg/hari, baru kemudian
diberikan obat golongan ULT (urate-lowering therapy) yaitu allopurinol dengan dosis
awal 100 mg/hari sebagai penatalaksanaan serangan akut.
- Melakukan terapi lokal untuk mengurangi neri berupa kompress hangat (conductive
heating) yang diaplikasikan pada tempat yang nyeri.
- Disarankan dan diedukasi untuk menerapkan pola hidup sehat yakni dengan
mengurangi konsumsi makanan tinggi purin dan protein seperti sayur-sayuran hijau,
ikan laut atau daging-dagingan

 Monitoring
- Kadar asam urat
- Kepatuhan minum obat pasien
KASUS DIABETES MELITUS

Pasien adalah anak laki-laki usia 15 tahun beralamat di luar kota. Pada tanggal 29 Maret 2016
pasien datang diantar oleh keluarganya dengan keluhan mual dan muntah ke Rumah Sakit dr.
H. Abdul Moeloek (RSAM) Lampung. Keluhan juga disertai dengan nafas cepat, lemas, bibir
kering, serta pusing sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh lemas, pusing, dan
penglihatan kabur. Pasien merasakan lemas sejak 2 bulan yang lalu. Pasien sering merasa
lapar, haus, dan ingin buang air kecil serta kesemutan. Pasien mengeluh sering kencing pada
malam hari. Pasien diketahui memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 2 bulan yang lalu. 1
bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien mengalami penurunan berat badan drastis
dari 90 kg menjadi 68 kg. Pasien pernah diberikan terapi insulin 1 bulan yang lalu, 3 kali
sehari 10 unit namun terapi tidak dilanjutkan. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan dari
tanda-tanda vital dan pemeriksaan general survey. Tanda-tanda vital yang ditemukan yaitu
keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran gelisah, suhu badan 35,4 o C, frekuensi nadi
64 x/menit, frekuensi nafas 28 x/menit. Pemeriksaan fisik : Pada pemeriksaan abdomen
ditemukan striae berwarna putih di sekitar umbilikus dan nyeri perut. . Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan hasil laboratorium darah lengkap yaitu hemoglobin (Hb) 14,0 gr/dl,
leukosit 10.500/uL, eritrosit 5,3 juta/uL, hematokrit (Ht) 40%, trombosit 231.000/uL.
Pemeriksaan urinalisis didapatkan /dl, glukosa 250 mg/dl, keton 300 mg/dl. Terdapat
peningkatan setelah pemeriksaan urinalisis hari ke 4 didapatkan hasil glukosa menjadi 500
mg/dl, kejernihan menjadi keruh, keton 300 mg/dl. Pada pemeriksaan kimia darah didapatkan
hasil SGOT 13, dan SGPT 8. Pada pemeriksaan elektrolit hari ke 4 didapatkan kadar natrium
133 mEq/L, kalium 2,3 mEq/L, kalsium 8,8 mEq/L, klorida 99 mEq/L. Pemeriksaan ureum
didapatkan hasil 11, creatinin 0,70, pemeriksaan C-peptida didapatkan hasil 1,66 ng/mL.
Pada pemeriksaan HbA1c didapatkan hasil 12%. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis KAD+DM tipe 1.

PENYELESAIAN KASUS
 Identitas Pasien
Usia : 15 tahun
Jenis Kelamin : laki- laki
Berat badan : 68 kg,
Tinggi Badan (TB) : 158 cm

 Subjek
- mual dan muntah
- nafas cepat, lemas, bibir kering
- pusing
- penglihatan kabur
- sering merasa lapar, haus
- Selalu ingin buang air kecil
- kesemutan.
 Objek
- suhu badan 35,4 o C,
- frekuensi nadi 64 x/menit,
- frekuensi nafas 28 x/menit.
- Pada pemeriksaan abdomen ditemukan striae berwarna putih di sekitar umbilikus
- hemoglobin (Hb) 14,0 gr/dl,
- leukosit 10.500/uL,
- eritrosit 5,3 juta/uL,
- hematokrit (Ht) 40%,
- trombosit 231.000/u
- Glukosa 500 mg/dl, keton 300 mg/dl
- ureum 11,
- creatinin 0,70.
- HbA1c didapatkan hasil 12%.
 Assesment
- Riwayat terapi : terapi injeksi insulin 10 unit 3 kali sehari
- Pasien tidak melanjutkan (berhenti) menggunakan insulin
- Pasien mengalami nyeri perut, mual, muntah, dehidrasi, dan hiperpnea.
- hasil GDS pasien >200 mg/dL
- pasien mengalami hipokalemia
- penurunan berat badan
 Plan
- Pasien diberikan KCl 10 mEq/kolf di dalam NaCL 0,9%, 25 gtt makro/menit.untuk
menyebabkan hiperkloremik
- Pemberian insulin bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah, Pasien diberikan
insulin kerja pendek yaitu Novorapid 10 UI dalam NaCl 0,9% 100 ml via syringe
pump dengan kecepatan 7 cc/jam.
- Disarankan agar kepatuhan mengunakan insulin sesuai dengan jadwal dan diberikan
edukasi mengenai DM tipe 1.

 Monitoring
- Pemeriksaan gula darah sewaktu apakah ada penurunan
- Pemberian insulin
- Pengaturan makan yang optimal terdiri dari 3x makan utama dan 3x pemberian
makanan kecil (Frekuensi makan ) terjaga

Keterangan :
Ketoasidosis diabetik merupakan suatu kondisi akut dan mengancam jiwa akibat
kekurangan insulin relatif atau absolut yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis,
serta ketonemia/ketonuria. Mencegah terjadinya KAD merupakan suatu langkah yang
sangat penting bagi penderita DM. Tata laksana DMT1 yang komprehensif akan
menurunkan kejadian berulangnya KAD.14,24 Berulangnya KAD pada anak dan remaja
lebih disebabkan karena menolak penyuntikan insulin atau bosan melakukan
penyuntikan14,24 dan akibat kurangnya pemahaman tentang DMT1 oleh orangtua dan
keluarga lainnya.
KASUS TIROID
Pasien laki-laki usia 48 tahun, datang ke RS Citra Medika, dengan keluhan sesak napas dialaminya
sekitar 1 bulan ini, sebelum masuk rumah sakit dan makin berat dalam 1 pekan ini. Pasien semakin
sesak napas saat bekerja atau aktifitas. Riwayat tidur dengan meninggikan 2-3 bantal dijumpai.
Pasien seringterbangun malam hari karena sesak nafas dijumpai. Pasien juga menyatakan kedua kaki
bengkak dialami penderita sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan leher didapat benjolan di
bagian tengah, yang sudah ada sejak 4 tahun yang lalu. Tangan dan jari - jari sering berkeringat dan
bergetar pada dijumpai. Jantung berdebar-debar dijumpai. Penurunan berat badan lebih dari 10kg
dalam 1 tahun ini, nafsu makan meningkat, keluhan rambut rontok dijumpai. Pasien juga
menyatakan dan tidak tahan panas. Pasien sebelumnya merupakan penderita hipertiroid dengan
pengobatan anti-tiroid, tetapi sering lupa mengkonsumsi atau tidak teratur minum obat
Pemeriksaan vital sign, kesadaran : compos mentis, TD : 130/90 mmHg, denyut nadi : 130
x/mnt/regular, pernafasan : 28x/mnt, t : 37,8º C. Pemeriksaan fisik lainnya dijumpai adanya mata
menonjol seperti mau keluar. Pada pemeriksaan leher terdapat peningkatan tekanan vena jugular +3
cm dan dari palpasi dijumpai pembesaran kelenjar tiroid yang bersifat difus. USG tiroid menunjukkan
adanya pembesaran tiroid dan hipervaskularisasi dengan kesimpulan grave disease Pasien dilakukan
penghitungan skor Burch-Wartofsky dengan hasil skor 65 dan didiagnosis menderita hipertiroid.
Diagnosis lainnya pada pasien ini diantaranya penyakit jantung tiroid, sinus takikardi.

PENYELESAIAN KASUS
 Identitas Pasien
Usia : 48 tahun
Jenis Kelamin : laki- laki

 Subjek
- sesak napas
- Jantung berdebar-debar
- menyatakan kedua kaki bengkak
- pemeriksaan leher didapat benjolan di bagian tengah
- . Tangan dan jari - jari sering berkeringat dan bergetar
- keluhan rambut rontok
- Pemeriksaan fisik lainnya dijumpai adanya mata menonjol seperti mau keluar.
 Objek
- Pemeriksaan vital
- TD : 130/90 mmHg, denyut nadi : 130 x/mnt/regular, pernafasan : 28x/mnt,
- t : 37,8º C
- terdapat peningkatan tekanan vena jugular +3 cm
- USG tiroid menunjukkan adanya pembesaran tiroid dan hipervaskularisasi
- Pemeriksaan laboratorium
- Haemoglobin = 12.9 g/dL (N:13.2 – 17.3)
- Leukosit = 10.000/mm3 (N : 4.5-11.0)
- Creatinin= 1.0 mg/dl
-TSH = 0.005 µIU/mL (N: 0.27-4.2)
-FT4= 2.35ug/dL (N: 0.7-1.55ug/dL)
 Assesment
- Adanya benjolan pada leher pasien.
- adanya anemia, leukositosis, dan trombositopenia.
- adanya penurunan pada TSH dan peningkatan dari FT4
- pasien mengakui ketidakteraturan dalam mengkonsumsi obat anti-tiroid.
 Plan
- terapi PTU 3x100 mg dan propanolol 2x10 mg sebagai penanganan krisis tiroid.
- pasien diberikan furosemide 2x40 mg, captopril 3x6.25 mg, spironolakton 1x25 mg, dan
restriksi cairan sebagai penanganan gagal jantung kongestif.
- Memberikan edukasi mengenai penyakit yang pasien alami
-

 Monitoring
- Pasien dilakukan monitoring EKG setiap hari.
- Ditinjau Irama jantung pasien apakah masih berdebar-debar atau sudah membaik
- Sesak nafas berkurang atau membaik
- Kepatuhan pasien meminum obat
Keterangan :
Setelah pemberian propranolol selama 3 hari, irama jantung pasien berkurang secara signifikan
menjadi normal. Setelah 1 minggu perawatan, kondisi pasien membaik secara klinis dan
laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai