Anda di halaman 1dari 6

Nama : Akmal Firdaus Aji Wibowo

NIM : 1900023042

Kelas : III A

Resume Farmakoterapi

1. Kasus 1
Pasien laki-laki 2 tahun, bb 21 kg, keluhan diare sejak 2 hari yang lalu dengan frekuensi
4x/hari. Tinja cair dan tidak berlendir, pasien deman dengan suhu 38 C. Tampak lemas,
pucat dan mulut kering, tidak nafsu makan. Diketahui 3 hari yang lalu bepergian ke
Gembira loka dan jajan snack/ makanan di tempat wisata. BB sebelum diare 22kg.
Diagnosis : Diare
Diare non spesifik disertai dehidrasi. Berdasarkan World Gastroenterology Organization
Global Guidelines 2005, diare akut merupakan pengeluaran tinja yang lembek/cair
dengan jumlah yang lebih banyak dari normal dan berlangsung kurang dari 14 hari
(Farthing et al, 2012)
Patofisiologi : Pada dasarnya diare terjadi ketika terdapat gangguan transportasi air dan
elektrolit dalam lumen usus. Mekanisme patofisiologi dari diare dapat berupa osmosis,
sekretori, inflamasi, dan perubahan motilitas (Sweetser, 2012)
Terapi farmakologi :
Norit (3x sehari ½ tab, oral), Zinkid (1x sehari 1 tablet, oral), Oralit (3x sehari 1 sachet,
oral) dan Paracetamol syr ( 3x sehari 130ml, oral). Non farmakologi : tirah baring,
memenuhi kebutuhan cairan dan untuk mencegah terjadinya diare pada anggota keluarga
lainnya. Selain itu, keluarga ini perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

2. Kasus 2
Pasien laki- laki 56 tahun, BB 76 kg, keluhan susah BAB. Keluhan sudah dirasakan sejak
4 hari yang lalu. Perut juga terasa sebah, kembung dan tidak nyaman. Diketahui pasien
tidak suka makan sayur dan buah. Pasien riwayat rutin menggunakan antasida 2 bulan
terakhir untuk mengobati magh.
Diagnosis : konstipasi
Etiologi Konstipasi misalnya rendahnya konsumsi serat, Kurang aktivitas fisik dan
masalah psikologis, dan diet rendah serat serta kurang asupan cairan. Selain itu ada faktor
resikonya seperti usia,jarang olahraga dan makanan yang rendah serat.
Terapi farmakologi :
1. Sorbitol : 1 x sehari 30-50 mg secara oral
2. Bisakodil : oral 5-15 mg atau suppo 10 mg 1 x sehari
3. Senna : 15 mg/hari 1-2 x sehari setiap 12 jam
4. Polyethylene glycol : 10-30 mg 1-2 x sehari secara oral

3. Kasus 3
Pasien perempuan 43 tahun, BB 56 kg, dengan keluhan nyeri di bagian perut. Dada terasa
panas seperti terbakar, mual dan terkadang ingin muntah. Keluhan dirasakan sejak 3 hari
ini, pasien sudah mengkonsumsi Antasida namun tidak membaik.
Tanda Gejala
Subjektif : dada terasa panas, mual dan terkadang ingin muntah
Objekif : uji PPI selama 1-2 minggu, apabila memburuk maka terdiagnosa Gerd
Terapi farmakologi : Inhibisi Pompa Proton/ Proton Pomp Inhibitors (PPI)
(Esomeprazole 20 mg 1 kali sehari selama 4 minggu, Lansoprazole 15 mg 1 kali selama
8 minggu, Dexlansoprazole 30 mg 1 kali sehari selama 4 minggu, Omeprazole 20 mg 1
kali sehari selama 4 minggu, Pantoprazole 20-40 mg 1 kali selama 4 minggu, 40 mg
(infus) selama 15 menit setiap hari selama 7-10 hari, Rabeprazole 20 mg setiap hari
selama 4-8 minggu). Pottasium Competitive Acid Blocker (PCAB) (Vonoprazan 20 mg
1kali sehari selama 4 minggu).
Non Farmakologi : makan malam paling lambat 2-3 jam sebelum tidur, menghindari
makanan yang dapat merangsang GERD seperti coklat, makanan berlemak – asam –
pedas. Dan untuk edukasi misalnya, meninggikan kepala ± 15-20 cm/ menjaga kepala
agar tetap elevasi saat posisi berbaring.
4. Kasus 4
Pasien perempuan 35 tahun, mengeluh mual dan muntah. Muntah dirasakan sudah 3x
pagi ini. Sudah mengkonsumsi ranitidin, namun belum membaik. Pasien juga tidak nafsu
makan. Pasien riwayat magh sejak 3 tahun yang lalu.
Diagnosis : mual muntah
Tanda dan Gejala
Subyektif : pasien mengeluh mual muntah, muntah sudah 3x pada pagi hari ini, tidak
nafsu makan
Obyektif : konsentrasi serum elektrolit, evaluasi GI atas/bawah
Terapi farmakologi : Metoclopramide, Promethazine, Famotidin (Pepcid AC), Meclizine
(Bonine, Antivert), Scopolamine (Transderm Scop), Dimenhydrinate (dramamine),
Hydroxyzine (vistaril, atarax), Trimethobenzamide (Tigan) dan Diphenhydramine
(Benadryl).
Non farmakologi :

-Membiasakan makan dengan teratur

-Hindari makanan dan minuman tertentu

-Istirahat yang cukup dan meminimalisir stress

-Menghindari mengonsumsi susu dan produk-produk susu lainnya yang dapat


memperparah mual dan muntah

-Minum air putih

-Mengonsumsi makanan yang mudah dicerna

-Minum minuman berjahe dan mint dapat mengurangi rasa mual dan menyetop muntah. 

5. Kasus 5
Pasien laki-laki 35 tahun, mengeluh mual dan muntah setelah menjalani kemoterapi 2
hari lalu, salah satu obat kemo cisplatin. Muntah dirasakan sudah 3x pagi ini. Sudah
mengkonsumsi antasida, namun belum membaik. Diketahui riwayat pasien menjalani
kemoterapi kanker nasofaring yang sudah didertita sejak 6 bulan yang lalu.
Diagnosis CINV (chemotherapy induced nausea vomite). Chemotherapy induced nausea
and vomiting (CINV) salah satu efek samping yang sering didapatkan pada pasien pasca
kemoterapi.
Tanda dan Gejala
Subyektif : Pasien mengeluh mual dan muntah setelah menjalani kemoterapi 2 hari lalu,
salah satu obat kemo cisplatin. Muntah dirasakan sudah 3x pagi ini.
Obyektif : Riwayat pasien menjalani kemoterapi kanker nasofaring yang sudah diderita
sejak 6 bulan yang lalu
Terapi fermakologi : dexamethason dan ondansetron. Non farmakologi : suplementasi
jahe dan akupresur, edukasi dengan kemoterapi
Terapi Non Farmakologi
1. Suplementasi jahe
2. Akupresur

6. Kasus 6
Pasien laki-laki 57 tahun, BB 78kg, keluhan nyeri di bagian perut. Mual dan muntah,
serta tidak nyaman di lambung. Pasien riwayat penggunaan NSAID sejak 5 tahun yang
lalu untuk terapi osteoarthritis.
Diagnosis : PUD. PEPTIC ULCER DISEASE (Ulkus Peptikum) adalah cedera asam
peptik pada mukosa traktus gastrointestinal, yang dapat menyebabkan kerusakan hingga
lapisan submukosa. penyebabnya karena stress, faktor genetik, faktor gaya hidup, infeksi
H. Pylori, dll.
Tanda dan Gejala
1. Gejala utama adalah nyeri atau perih pada perut
2. Mual dan muntah
3. Tidak nafsu makan
4. Berat badan turun
5. Gangguan pencernaan
Terapi farmakologi: Misoprotol (100-200 mcg, oral), Omeprazol (20-40 mg, oral), dan
Lanzoprazole (15-30 mg, oral). Non farmakologi : istirahat, diet dan jangan merokok

Terapi Non Farmakologi : Istirahat, Diet, Pantang merokok

7. Kasus 7
Pasien perempuan 46 tahun BB 76 kg dengan keluhan nyeri di bagian perut. Mual dan
muntah, serta tidak nyaman di lambung. Pasien riwayat magh sejak 4 tahun terakhir.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif H Pylori.
Diagnosis PUD (PUD adalah perdarahan uterus abnormal yang terjadi tanpa adanya
keadaan patologi pada panggul, penyakit sistemik tertentu, atau kehamilan. Dari
etiologinya ada hormon, kehamilan, kanker, mioma/polip dan penyakit tiroid, sedangkan
faktor resikonya yaitu pil KB, lemak, stress, dan alat kontrasepsi dalam Rahim)

Tanda dan Gejala

-Subyektif : Pasien mengeluh nyeri dibagian perut, mual muntah serta tidak nyaman
dilambung.

-Obyektif : Hasil pemeriksaan laboratorium positif H Pylori

Terapi farmakologi: Omeprazol (20mg, oral), Amoxicillin (1g, oral), dan Clarithomycin
(500mg, oral). Non farmakologi : Mengurangi stress, istirahat yang cukup, dan
mengurangi atau bahkan berhenti merokok. Edukasi dengan menghindari konsumsi
makanan pedas atau minuman yang tidak higienis, menghindari konsumsi makanan atau
air minum yang tidak dimasak hingga matang, dan kurangi minum yang mengandung
kafein.

Terapi Non Farmakologi

Mengurangi konsumsi beberapa makanan tertentu seperti makanan pedas, alkohol, dan
kopi serta menjalani diet.
8. Kasus 8
Pasien laki-laki 35 tahun, BB 54kg. Dengan keluhan sariawan di mulut, demam hingga
40 C, nyeri kepala, kelemahan sendi otot, Tidak nafsu makan.pasien juga sering terkena
herpes. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan sel CD4 189sel/micro.
Diagnosis : Candidiasis (infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Infeksi jamur ini biasanya terjadi di kulit, mulut, dan organ intim. Candidiasis dapat
menginfeksi siapa saja. Seseorang yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah seperti
mengalami HIV/AIDS, kanker, diabetes lebih beresiko terkena infeksi)
Tanda dan Gejala

-Subyektif : Keluhan sariawan di mulut, nyeri kepala, kelemahan sendi otot, tidak nafsu
makan, demam 

-Objektif : sel CD4 189sel/micro, suhu tubuh 40 C

Terapi farmakologi : Flukonazol , Lamivudin , Acyclovir , Chlorhexidine gluconatea.


Non farmakologi : Dapat menggunakan cuka sari apel / Apple Cider Vinegar (ACV),
Berlatih meditasi transendental (MT) 2 kali sehari selama 20 menit dapat membantu
pasien HIV/Aids merasa lebih baik, Kompres dingin, Edukasi kepada pasien
Terapi Non Farmakologi

a. Dapat menggunakan cuka sari apel / Apple Cider Vinegar (ACV).

b. Berlatih meditasi transendental (MT) 2 kali sehari selama 20 menit dapat membantu
pasien HIV/Aids merasa lebih baik

c. Kompres dingin 

d. Edukasi kepada pasien

Anda mungkin juga menyukai