0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
426 tayangan5 halaman
Algoritma ini menjelaskan langkah-langkah penanganan pasien demam. Langkah awal adalah memeriksa suhu tubuh pasien dan menanyakan gejala. Jika demam, pertimbangkan faktor eksklusi sebelum memberikan obat. Obat yang dapat digunakan untuk menurunkan demam adalah parasetamol, asetosal, dan ibuprofen dengan memperhatikan dosis dan kontraindikasinya. Jika gejala tidak kunjung membaik, pasien
Algoritma ini menjelaskan langkah-langkah penanganan pasien demam. Langkah awal adalah memeriksa suhu tubuh pasien dan menanyakan gejala. Jika demam, pertimbangkan faktor eksklusi sebelum memberikan obat. Obat yang dapat digunakan untuk menurunkan demam adalah parasetamol, asetosal, dan ibuprofen dengan memperhatikan dosis dan kontraindikasinya. Jika gejala tidak kunjung membaik, pasien
Algoritma ini menjelaskan langkah-langkah penanganan pasien demam. Langkah awal adalah memeriksa suhu tubuh pasien dan menanyakan gejala. Jika demam, pertimbangkan faktor eksklusi sebelum memberikan obat. Obat yang dapat digunakan untuk menurunkan demam adalah parasetamol, asetosal, dan ibuprofen dengan memperhatikan dosis dan kontraindikasinya. Jika gejala tidak kunjung membaik, pasien
Apakah suhu tubuh sudah akurat metode yang tepat untuk mengukur Tidak suhu tubuh. Jika demam, lanjutkan Ya ke bagan selanjutnya.
Menggali informasi gejala, riwayat
penyakit, dan alergi pasien.
Faktor eksklusi swamedikasi (lihat Rujuk ke rumah sakit
kotak terlampir) Ya
Tidak
Suhu oral ≥38,30C dengan rasa tidak Tidak ada obat yang sesuai dengan Ya gejala pasien (lihat tabel 2 terlampir). nyaman atau keluarga meminta obat.
Tidak
Pasien berumur >2 tahun Demam reda setelah 24 jam
Tidak Ya Ya
Demam teratasi setelah 3 hari Terapi tidak dilanjutkan
pengobatan.
Ya Tidak
Terapi tidak Rujuk ke rumah
dilanjutkan sakit Faktor Eksklusi swamedikasi pasien demam 1. Pasien berumur >3 bulan dengan suhu dubur ≥400C 2. Anak-anak <3 bulan dengan suhu dubur ≥380C 3. Gejala yang parah atau terjadi infeksi 4. Ada resiko hyperthermia 5. Gangguan saluran nafas 6. Gangguan imunitas tubuh 7. Serangan CNS 8. Anak-anak dengan riwayat penyakit kejang 9. Pasien berumur >2 tahun dengan persisten demam >3 hari atau tanpa pengobatan 10. Anak-anak yang beruam 11. Anak-anak yang menolak untuk minum (asupan cairan) 12. Anak-anak yang susah dibangunkan atau cepat mengantuk dan sensitif 13. Anak-anak yang muntah atau cairan tubuh yang kurang 14. Anak-anak dengan diare yang berulang 15. Anak-anak berumur <2 tahun dengan persisten demam >24 jam
Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi keluhan demam yaitu:
1. Parasetamol/Asetaminofen a. Kegunaan obat Menurunkan demam, mengurangi rasa sakit b. Hal yang harus diperhatikan Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan gangguan fungsi hati dan ginjal. Sebaiknya diminum setelah makan Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat menimbulkan overdosis. Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko gangguan fungsi hati. Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal. c. Kontra Indikasi penderita gangguan fungsi hati penderita yang alergi terhadap obat ini pecandu alkohol d. Bentuk sediaan Tablet 100 mg Tablet 500 mg Sirup 120 mg/5ml e. Aturan pemakaian Dewasa : 1 tablet (500 mg) 3 – 4 kali sehari, (setiap 4 – 6 jam) Anak : o 0 – 1 tahun : ½ - 1 sendok teh sirup, 3–4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam) o 1 – 5 tahun : 1 – 1 ½ sendok teh sirup, 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam) o 6-12 tahun : ½ - 1 tablet (250-500 mg), 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam) 2. Asetosal (Aspirin) a. Kegunaan obat Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang b. Hal yang harus diperhatikan Aturan pemakaian harus tepat, diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan perdarahan lambung. Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi ginjal atau hati, ibu hamil, ibu menyusui dan dehidrasi Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan risiko perdarahan lambung. Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan obat hipoglikemik, metotreksat, urikosurik, heparin, kumarin, antikoagulan, kortikosteroid, fluprofen, penisilin dan vitamin C. c. Kontra Indikasi Tidak boleh digunakan pada: Penderita alergi termasuk asma Tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit Penderita hemofilia dan trombositopenia d. Efek samping Nyeri lambung, mual, muntah Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak dan perdarahan lambung e. Bentuk Sediaan Tablet 100 mg Tablet 500 mg f. Aturan pemakaian Dewasa : 500 mg setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) Anak : o 2 – 3 tahun : ½ - 1 ½ tablet 100 mg, setiap 4 jam 4 – 5 tahun : 1 ½ - 2 tablet 100 mg, setiap 4 jam o 6 – 8 tahun : ½ - ¾ tablet 500 mg, setiap 4 jam 9 – 11 tahun : ¾ - 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam o > 11 tahun : 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam 3. Ibuprofen a. Kegunaan obat Menekan rasa nyeri dan radang, misalnya dismenorea primer (nyeri haid), sakit gigi, sakit kepala, paska operasi, nyeri tulang, nyeri sendi, pegal linu dan terkilir. b. Hal yang harus diperhatikan • Gunakan obat dengan dosis tepat • Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi hati, ginjal, gagal jantung, asma dan bronkhospasmus atau konsultasikan ke dokter atau Apoteker • Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi, metotreksat, urikosurik, kumarin, antikoagulan, kortiko-steroid, penisilin dan vitamin C atau minta petunjuk dokter. • Jangan minum obat ini bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna. c. Kontra Indikasi Obat tidak boleh digunakan pada: Penderita tukak lambung dan duodenum (ulkus peptikum) aktif Penderita alergi terhadap asetosal dan ibuprofen Penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk tonjolan pada hidung) Kehamilan tiga bulan terakhir d. Efek Samping Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, konstipasi (sembelit/susah buang air besar), nyeri lambung sampai pendarahan. Ruam kulit, bronkhospasmus, trombositopenia Penurunan ketajaman penglihatan dan sembuh bila obat dihentikan Gangguan fungsi hati • Reaksi alergi dengan atau tanpa syok anafilaksi Anemia kekurangan zat besi e. Bentuk sediaan Tablet 200 mg Tablet 400 mg f. Aturan pemakaian Dewasa : o 1 tablet 200 mg, 2 – 4 kali sehari,. Diminum setelah makan Anak : o 1 – 2 tahun : ¼ tablet 200 mg, 3 – 4 kali sehari o 3 – 7 tahun : ½ tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari o 8 – 12 tahun : 1 tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya kurang dari 7 kg. ALGORITMA DEMAM