Anda di halaman 1dari 6

SWAMEDIKASI SAKIT KEPALA (MIGRAIN)

1. Contoh Kasus :
Seorang Wanita (40 tahun) datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala yang telah
terjadi selama 2 hari, sebelum sakit kepala terjadi pasien mengaku melihat cahaya yang
cukup terang kemudian kepala terasa nyeri dan berdenyut pada bagian kanan saja, selain itu
pasien juga merasa mual. Sebelumnya pasien belum megkonsumsi obat dan hanya
menggunakan minyak angin. Pasien diketahui merupakan pekerja kantor yang akhir-akhir
ini sedang banyak pekerjaan sehingga kurang beristirahat dan pola makan yang tidak teratur.

2. Penanganan swamedikasi migrain


a. Terapi non-famakologi
 Menempelkan es di kepala dan beristirahat atau tidur sejenak, biasanya dalam ruangan
yang gelap dan tenang.
 Mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor yang memicu serangan migrain.
 Intervensi perilaku (relaksasi, biofeedback dan terapi kognitif) dapat membantu pasien
yang memilih terapi non-obat atau ketika terapi dengan obat tidak efektif atau tidak
dapat ditoleransi. (Dipiro, 2014)
b. Terapi farmakologi
 Analgesik : parasetamol
 NSAID : ibuprofen
 Antiemetik : metoklopramid

3. Identifikasi penyakit :
 Sakit kepala sudah terjadi selama 2 hari
 Muncul cahaya terang sebelum terjadinya sakit kepala
 Nyeri hanya dirasakan pada bagian kanan kepala
 Pasien merasa mual dan belum mengkonsumsi obat
 Pasien sedang banyak pekerjaan sehingga kurang istirahat dan makan tidak teratur

4. Penanganan terhadap kasus yang dialami :


Pertama-tama pasien diberikan antiemetik metoklopramid untuk mengatasi mual yang
dialaminya. Metoklopramid yang diberikan dengan dosis 10 mg dapat diminum 3 kali sehari
dan diminum 15-30 menit sebelum mengkonsumsi obat migrain. Metoklopramid dapat
meningkatkan gerakan lambung yang selama serangan sangat terhambat dan dapat
meningkatkan absorpsi obat oral. (Dipiro, 2014)
Langkah selanjutnya adalah penggunaan obat analgesik ataupun NSAID. Dalam hal ini,
pasien akan diberikan parasetamol 500 mg dengan aturan pakai sekali minum 2 tablet dan
dapat diminum 3 kali sehari. Apabila pasien mual dan tidak dapat meminum obat melalui
mulut (per oral), maka dapat menggunakan obat dalam sediaan suppositoria (per rektal).
Setelah minum obat-obat tersebut, sebaiknya pasien berbaring di ruang gelap dan
berusaha tidur. Apabila serangan yang terjadi lebih hebat dan pasien tidak kunjung membaik
maka perlu ditangani oleh dokter dengan obat migrain spesifik seperti ergotamin.

Daftar Obat Wajib Apotek (OWA) untuk Sakit Kepala


Jumlah tiap jenis
No. Nama Obat Indikasi
obat per pasien
Sakit kepala, pusing, Maksimal 20 tablet
1. Metampiron
panas/demam, nyeri haid Sirup 1 botol
Maksimal 20 tablet
2. Asam mefenamat Sakit kepala/gigi
Sirup 1 botol
3. Glafenin Sakit kepala/gigi Maksimal 20 tablet
Metampiron+klordiazepoksida/ Sakit kepala yang disertai
4. Maksimal 20 tablet
diazepam ketegangan

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 347/MenKes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib


Apotik

Daftar Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas untuk Nyeri (Sakit Kepala)

1. Ibuprofen
a. Kegunaan obat
Menekan rasa nyeri dan radang, misalnya dismenorea primer (nyeri haid), sakit gigi, sakit
kepala, paska operasi, nyeri tulang, nyeri sendi, pegal linu dan terkilir.
b. Hal yang harus diperhatikan
• Gunakan obat dengan dosis tepat
• Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi hati, ginjal, gagal jantung, asma dan
bronkhospasmus atau konsultasikan ke dokter atau Apoteker
• Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi, metotreksat, urikosurik,
kumarin, antikoagulan, kortiko-steroid, penisilin dan vitamin C atau minta petunjuk
dokter.
• Jangan minum obat ini bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko perdarahan
saluran cerna.
c. Kontra Indikasi
Obat tidak boleh digunakan pada:
• Penderita tukak lambung dan duodenum (ulkus peptikum) aktif
• Penderita alergi terhadap asetosal dan ibuprofen
• Penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuktonjolan pada hidung)
• Kehamilan tiga bulan terakhird. Efek Samping
• Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, konstipasi (sembelit/susah buang
air besar), nyeri lambung sampai pendarahan.
• Ruam kulit, bronkhospasmus, trombositopenia
• Penurunan ketajaman penglihatan dan sembuh bila obat dihentikan
• Gangguan fungsi hati
• Reaksi alergi dengan atau tanpa syok anafilaksi
• Anemia kekurangan zat besi
e. Bentuk sediaan
Tablet 200 mg, Tablet 400 mg
f. Aturan pemakaian
• Dewasa : 1 tablet 200 mg, 2 – 4 kali sehari,. Diminum setelah makan
• Anak : 1 – 2 tahun : ¼ tablet 200 mg, 3 – 4 kali sehari
3 – 7 tahun : ½ tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari
8 – 12 tahun : 1 tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari
tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya kurang dari 7 kg.
2. Asetosal (Aspirin)
a. Kegunaan obat
Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang
b. Hal yang harus diperhatikan
 Aturan pemakaian harus tepat, diminum setelah makan atau bersama makanan untuk
mencegah nyeri dan perdarahan lambung.
 Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi ginjal atau
hati, ibu hamil, ibu menyusui dan dehidrasi
 Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan
risiko perdarahan lambung.
 Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan obat
hipoglikemik, metotreksat, urikosurik, heparin, kumarin, antikoagulan,
kortikosteroid, flu profen, penisilin dan vitamin C.
c. Kontra Indikasi
Tidak boleh digunakan pada:
- Penderita alergi termasuk asma
- Tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit
- Penderita hemofilia dan trombositopeniad. Efek samping
- Nyeri lambung, mual, muntah
- Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak danperdarahan lambung
e. Bentuk Sediaan
Tablet 100 mg, Tablet 500 mg
f. Aturan pemakaian
Dewasa : 500 mg setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari)
Anak : 2-3 tahun : ½ - 1½ tablet 100 mg, setiap 4 jam
4-5 tahun : 1½ - 2 tablet 100 mg, setiap 4 jam
6-8 tahun : ½ - ¾ tablet 500 mg, setiap 4 jam
9-11 tahun : ¾ - 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam
> 11 tahun : 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam

3. Parasetamol
a. Kegunaan obat
Menurunkan demam, mengurangi rasa sakit
b. Hal yang harus diperhatikan
 Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapatmenimbulkan
gangguan fungsi hati dan ginjal.
 Sebaiknya diminum setelah makan
 Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapatmenimbulkan overdosis.
 Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkanrisiko gangguan
fungsi hati.
 Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal.
c. Kontra Indikasi
Obat demam tidak boleh digunakan pada :
- penderita gangguan fungsi hati
- penderita yang alergi terhadap obat ini
- pecandu alkohol
d. Bentuk sediaan
Tablet 100 mg, Tablet 500 mg, Sirup 120 mg/5ml
e. Aturan pemakaian
Dewasa : 1 tablet (500 mg) 3–4 kali sehari, (setiap 4 – 6 jam)
Anak : 0-1 tahun : ½ - 1 sendok teh sirup, 3–4 kali sehari(setiap 4 – 6 jam)
1-5 tahun : 1 – 1 ½ sendok teh sirup, 3–4 kalisehari (setiap 4 – 6 jam)
6-12 tahun : ½ - 1 tablet (250-500 mg), 3–4 kalisehari (setiap 4 – 6 jam)
Catatan :
• Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi dibandingkan denganefek anti
demamnya.
• Asetosal dan Parasetamol efek terapi anti demamnya lebih tinggidibandingkan efek antinyeri
dan anti radangnya.

Sumber : Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen
Kesehatan, 2006

Contoh obat merek dagang untuk sakit kepala :


1. Paramex
Tiap tablet mengandung : Paracetamol 250 mg, Propyphenazone 150 mg, Caffeine 50
mg, Dexchlorpheniramine Maleate 1 mg.
Aturan pemakaian : Dewasa dan Anak – anak diatas 12 tahun : 2 – 3 kali sehari 1 tablet
Indikasi : Meringankan sakit kepala dan sakit gigi
Kontra indikasi : penderita dengan gangguan fungsi hati dan hipersensitif terhadap salah
satu komponen
2. Panadol Extra
Setiap kaplet mengandung: Paracetamol 500 mg, Caffeine 65 mg
Aturan Pakai : Dewasa dan anak-anak ≥ 12 tahun: 1 kaplet, ditelan dengan segelas air, 3-4
kali sehari bila gejala membandel.
Jangan lebih dari 8 kaplet dalam 24 jam. Jangan diberikan pada anak-anak
dibawah umur 12 tahun, kecuali dibawah pengawasan dokter.
Minimum interval penggunaan dosis adalah 4 jam. Jangan melebihi dosis
yang dianjurkan
Indikasi : Untuk meringankan sakit kepala, sakit gigi
Kontra Indikasi :
 Pada pendeirta yang hipersensitif terhadap paracetamol dan caffeine, dan penderita
dengan gangguan fungsi hati
 Reaksi sensitivitas jarang terjadi dan diawali dengan reaksi dermatologis
seperti urtikaria, eritmia, atau erupsi
3. Biogesic
Tiap tablet mengandung : Paracetamol 500 mg
Aturan pakai : Dewasa : 1 – 2 tablet, 3- 4 kali sehari.
Anak (6 – 12 tahun) : ½ - 1 tablet, 3 – 4 kali sehari atau sesuai petunjuk dokter.
Indikasi : Meringankan rasa sakit pada sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan demam.
Kontra indikasi : Penderita gangguan fungsi hati yang berat. Hipersensitifitas terhadap
parasetamol.
4. Bodrex Migra
Tiap kaplet mengandung : Paracetamol 350 mg, Propifenazon 150 mg, Kofein 50 mg.
Aturan pakai : Dewasa: 1 kaplet 3 kali sehari. Atau menurut petunjuk dokter.
Indikasi : Meringankan rasa sakit kepala pada migrain.
Kontra indikasi : Penderita pada gangguan fungsi hati yang berat.
Penderita hipersensitif pada obat ini.

Anda mungkin juga menyukai