Anda di halaman 1dari 4

Interaksi farmakodinamik

Interaksi farmakodinamik adalah efek satu obat dapat dirubah dengan adanya obat
lain pada site of action. Kadang-kadang obat berkompetisi untuk reseptor (contoh, antagonis
2, seperti salbutamol, dan -bloker, seperti propranolol) tetapi jarang terjadi reaksi yang
lebih dan mekanisme fisik.
Interaksi obat-obat secara farmakodinamik bisanya didapatkan dalam kondisi
polifarmasi, populasi usia lanjul yang mengalami komplikasi yang mendapatkan banyak obat,
tetapi juga dibawah kondisi kontrol yang tinggi seperti anestesi dengan beberapa obat herbal
yang dikombinasikan
Mekanisme farmakodinamik:
Interaksi obat-obat secara farmakodinamik dapat terjadi :
1. Pada reseptor
2. Signaling (contoh second messenger)
3. Tingkat efek.

Interaksi ini lebih mudah untuk diklasifikasikan dari pada tipe farmakokinetik.
a. Interaksi aditif atau sinergis
Jika obat yang memiliki efek farmakologi yang sama diberikan secara bersamaan,
efek dapat aditif. Contoh : alkohol mendespersi CNS dan jika digunakan jumlah
sedikit dengan dosis terapeutik dari obat large number (contoh: anxiolitiks, hipnotik,
dll), dapat menyebabkan ngantuk.
Efek aditif dapat terjadi dengan kedua efek utama obat sama baiknya dengan efek
merugikan, jadi interaksi aditif dapat terjadi dengan antimuscarinic obat parkinson
(efek utama) atau butiphenon (efek merugikan) dapat menghasilkan toksisitas
antimuskarinik yang serius. Biasanya untuk menggunakan aditif, sinergis, atau
potensiasi untuk mendeskripsikan apa yang terjadi jika dua atau lebih obat bekerja
seperti ini.
















b. Interaksi antagonis
Berbeda dengan interaksi aditif, banyak obat hubungan dengan aktivasi yang berbeda
dari satu dengan lainnya. Contohnya kumarin dapat berada di darah dengan
menghambat efek diet vitamin kalium yang kompetitif. Jika pemberian vitamin K
meningkat, perbedaan efek antikoagulan oral dan waktu trombin dapat kembali ke
normal.
Interaksi obat-obat secara farmakodinamik dapat berguna ( untuk mengetahui potensi
pengobatan inefektif, penyakit kardiovaskular, dan penyakit metabolisme dan kanker) dan
berbahaya. Walupun interaksi obat-obat ini terjadi dlam konteks terapeutik sedikit jarang
terjadi dibandingkan interaksi secara farmakokinetik, interaksi obat secara farmakodinamik
sangat penting untuk pasien dan terapi obat.
DAFTAR PUSTAKA
Baxter, Karen. 2008. Stockleys Drug Interactions Eight Edition. London: Pharmaceutical
Press.
Vogel, G , dan J. Mass, dkk. 2011. Drug Disovery an Evauation Methode in Clinical
Pharmacology.
Verlag Berlin Hedrberg: Springer.

Anda mungkin juga menyukai