Anda di halaman 1dari 11

Makalah Kosmetologi

Kulit Kering pada Usia Lanjut: Masalah Kompleks dan Bahan Kosmetik
yang Digunakan



Disusun oleh
Rianisa Karunia Dewi 1111102000064





Program Studi Farmasi 6-C
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2014
Kulit kering pada usia lanjut: Masalah kompleks
Abstrak : Kulit kering atau xerosis, kondisi pada usia lanjut, tetapi kondisi tersebut bukan
bagian normal dari penuaan. Pasien geriatik dapat memiliki berbagai macam efek kulit yang
tidak bisa disembuhkan , tetapi dapat diobati, dan penyakit kronis. Xerosis pada usia lanjut
terjadi karena multifaktor: perubahan intirinsik keratinisasi dan kandungan lipid, penggunaan
diuretik dan obat yang sama, dan mengunakan pemanasan atau air conditioner secara
berlebihan. Xerosis menyebabkan pruritus yang menjadi excoriations dan resiko infeksi
kulit. Pasien dapat meminalisir efek xirosis dengan meningkatkan kelembapan, memodifikasi
teknik bathing dan produk, menggunakan emolien untuk menggantikan komponen lipid di
kulit. Pengobatan dapat dibuat untuk menghindari sensitivitas kulit, seperti lanolin, aloe vera,
dana paraben yang biasanya ditemukkan di emolien. Hal ini dapat menunda reaksi
hipersensitivitas. Kontribusi reviews intrinsik dan ekstrinsik proses penuaan dari penuaan
kulit dan menyarankan perubahan lingkungan dan aplikasi emolien yang dapat diberikan ke
pasien.
Pendahuluan
Hubungan populasi penuaan adalah fenomena dunia. Berdasarkan United Nations
World Popultion Ageing Report, usia lanjut (60 tahun atau lebih) akan melebihi orang usia
muda pada tahun 2050, merupakan sejarah pertama. Kecendrungan penuaan di dunia akan
lebih besar ireversibel, dan kami tidak akan melihat berapa banyak usia muda yang tinggi lagi
http:/www/un.org/esa/population/publications/publications.htm
1
. Perubahan populasi secara
dinamik mempersyaratkan bidak medis untuk menyesuaikan edukasi dan keahlian untuk
menemukan keperluan bagi kelompok usia lanjut. Pada 2008 United States Institute of
Medicine Report telah merekomendasikan serifikat profesional tenaga kesehatan yang
menunjukan kompetensi dalam pengobatan untuk usia lanjut.
Lebih dari setengah populasi usia lanjut hidup di komunitas dan menunjukkan
persentase terbaik dari pasien klinik yang berkunjung ke praktisi umum dan spesialis,
termasuk pakar dermatologi. Pasien geriatrik dapat memiliki efek kulit yang tidak dapat
disembuhkan, tetapi dapat diobati, dan penyakit kronik. Kulit mereka dapat diinfeksi dengan
banyak obat yang mereka dapatkan dan proses penuaan secara intinsik dan ektrinsik.
Kontribusi ini bertujuan untuk mendeskripsikan etiologi dan pengaturan xerosis, biasanya
sering terjadi masalah pada usia lanjut. Kami juga mendiskusikan skin sensitizers yang
mengandung emolien.
Etiologi xerosis
Kebanyakan orang memiliki pengalam xerosis, sering mengenali kulit kering.
Untuk usia lanjut, angka kejadian sedikit sama tetapi beramacam-macam. Satu studi
komunitas tempat tinggal individu telah menemukan angka kejadian menjadi lebih 38,9%.
Beberapa studi jangka panjang menemukan angka kejadian dengan rentang dari 29,5-58,3%.
Etiologi xerosis yang tepat tidak dimengerti seutuhnya; berbagai macam masalah
intrinsik, genetik dan mekanisme lingkungan yang berkontribusi. Karena usia, mempengaruhi
kulit meningkat menjadi xerosis (gambar 1). Sebelumnya dipercayai karena menurunnya
kandungan air atau produksi sbum yang terjadi pada kulit usia lanjut, xerosis menunjukkan
perubahan proses keratinisasi dan kandungan lipid pada stratum corneum.













Proses keratinisasi memiliki keseimbangan antara (1) migrasi keratinosit dari lapisan
basal dan flattening karena dua lapisan ini menjadi korneosites pada stratum korneum dan (2)
deskuamasi sel mati. Keseimbangan proses ini mengahasilkan peningkatan pengelupasan dan
sensasi kering. Membran lipid-protein dan intercelullar junction korneosites dirusak dan
setelah itu tejadi kematian fungsi barier. Mekanisme lain yang berkontibusi pada xerosis dam
predisposisi genetik, termasuk ras (tabel 1).






Penemuan yang tepat penyebab xerosis pada usia lanjut dapat menjadi tantangan.
Sejarah dan pengujian fisik dapat menjadi poin praktisi pada arah yang benar dan menyimpan
waktu pada pengobatan yang tidak produktif (tabel 2). Pengobatan harus direview, khususnya
polifarmasi yang menjadi angka kejadian pada usia lanjut. Khususnya, diuretik, agen
hiperkolesterol, antiandrogen, simetidin berkontribusi xerosis.

Pengujian fisisk dapat menunjukkan kasar, kulit kering pada saat disentuh. Xerosis
dapat di scaling dan jika xerosis memburuk, dapat terlihat kemerahan dan cracking (eritema
craquele) dan beberapa kasus dapat menujukkan ichthyotic atau kulit bersisik (gambar 2).









Pruritus
Angka kejadian pruritus dapat tinggi 40% pasien yang dilihat di klinik dermatologi.
Xerosis merupakan penyabeb pruritus pada usia lanjut. Jika pasien xerosis memiliki pruritis,
praktisi dapat memberi pesan excoriations dalam area yang mudah dicari, seperti torso,
bagian bawah punggung, lengan, dan kaki. Menggaruk kulit dapat membuat komplikasi
serius dari infeksi sekunder atau ulserasi atau luka kronik. Pengaturan xerosis dan
memelihara kulit lembab merupan penting sebagai pencegahan komplikasi.
Pengaturan xerosis
Pengubahan lingkungan
Tidak banyak studi menginvestigasi metode terbaik dari manajemen xerosis. Tabel 3
daftar rekomendai pengaturan xerosis dan disertai pruritus. Kunci untuk pengaturan xerosis
adalah mengembalikan kerusakan barrier stratum korneum dan mempertahankan kandungan
lembab. Pengaturan kelembapan dengan merubah kebiasaan mandi dan menggunkan emolien
yang rehidrasi kulit. Penyebab utama pruritus adalah xerosis; oleh karena itu, pengobatan
kekeringan kulit sendiri harus memperbaiki scratching dan komplikasi.


Kelembapan merupakan peran penting beberapa xerosis. Walupun kadar kelembapan
kurang dari 10 % menyebabkan kehilangan kelembapan pada stratum corneum dan level
yang tinggi lebih dari 70% pengenbalian kelembapan di stratum corneum, hal ini tidak
bermakna untuk pasien yang perlu hidup dengan kelembapan lingkungan 70% untuk
mendapatkan pertolongan. Pengaturan 45% - 60% kelembapan udara yang keluar dari
humidifier akan mencegah dari turunnya kehilangan kelembapan kurang dari 10%.
Karena banyak permukaan terjadi xerosis pada musin dingin karena penguapan dari
angin yang dingin dan penekanan sistem pemanasan, alat pengatur panas harus dinyalakan
pada suhu rendah untuk keamanan dan kenyamanan. Air conditioner pada musim panas
dapat juga menguapkan kulit, dan pengatur pemanasan harus di adjust untuk keamanan dan
kenyamanan ketika meminimalisir penggunaan.
Kebiasaan mandi berbagai macam pada usia lanjut dan hal itu merupakan aktivitas
pertama setiap hari yang dapat menghilangkan hidrasi kulit. Frekuensi mandi dengan air
panas dengan sabun yang kasar akan jauh mengiritasi kulit dan merusak lapisan stratum
korneum. Berikan nasehat kepada pasien, keluarga, dan caregiver terhadapa teknik
pemandian yang dapat memperbaiki xerosis, tetapi tetap mempertahankan kualitas hidup
merupakan hal yang penting. Pasien dapat memilih untuk mengurangi mandi, satu atau dua
kali seminggu, atau mereka dapat mandi perhari selama 10 menit. Air panas harus dihindari.
Pemilihan sabun merupakan hal yang sama pentingnya dengan frekuensi mandi.
Sabun strip dengan emolien alam sejauh ini dapat mengeringkan dan mengiritasi
kulit. Mild moisturizing soap atau soap subsitute, lebih tidak berbau dan tidak mengandung
pewangi yang mengiritasi kulit merupakan yang ideal. Hindari rekomendasi mandi pada usia
lanjut menggunakan minyak; telah dilaporkan penggunaan minyak pada usia lanjut dan
kemudian slipping di tub menghasilkan trauma yang signifikan. Pilihan untuk pasien yang
memiliki pengobatan jangka lama adalah menggunakan bag bath, sebuah sistem tanpa
pembilasan yang memiliki banyak bukti mengurangi insiden xerosis.
Strategi pelembab untuk kulit usia lanjut
1. Meningkatkan penahanan kapasitas air di stratum korneum dengan aplikasikan
bahan hidroskopik secara eksternal, yang disebut dengan humektan. Bahan-bahan
ini sama halnya dengan natural moistrizing farctor (NMF) di kulit; beberapa
bahan digunakan sebagai moisturizer seperti asam laktat dan urea yang
merupakan komponen NMF
2. Pertahankan air pada stratum korneum dengan deposisi air- bahan tidak larut
minyak pada bagian permukaan kulit; bahan-bahan ini diketahui sebagai agen
oklusif. Bahan-bahan minyak yang memiliki efek meniru lapisan lipid alami di
kulit untuk mengurangi penguapan dari permukaan, contohnya petrolatum.









Bahan kosmetik aktif dan potensial bahan kosmetik untuk usia lanjut
Konsumen usia lanjut memiliki pengalaman kulit kering yang menggunakan
formulasi skin care termasuk moisturizer dengan ikatan air yang tinggi seperti gliserin.
Untuk mencegahnya penuaan kulit, produk kosmetik juga memiliki sifat lembut atau
meningkatkan untuk menghambat kerutan di kulit.
Penggunaan emolien
Air merupakan ikatan dan pemindahan dinamis dengan stratum korneum. Natural
moisturizing factor (NMFs) memiliki ikatan air yang kuat dengan korneosit. Satu studi
menyarankan bahwa korelasi level rendah dari NMFs dengan xerosis pada usia lanjut.
Membran lipid korneosit mengatur kehilangan air. NMFs dan korneosites mempertahankan
homeostatis air deng stratum korneum.
Emolien menirukan komponen lipid kulit dan membantu menjerap air di stratum
korneum. Emolien dapat dibagi menjadi krim, salep, gel, pasta, dan sediaan liquid (tabel 4).
Beberapa tipe sediaan mengandung emulsifier, lemak dan minyak, humektan, pengawet
antimikroba, antioksidan dan agen pengkelat. Lemak dan minyak yang biasa digunakkan
sebagai emolien termasuk lanolin, mineral oil, wax, asam lemak, trigliserida, dan ester rantai
panjang. Hal ini penting untuk menjaga ketika reaksi iritasi kulit berkembang. Humektan
berkontribusi untuk kapasitas ikatan air sebagai emolien. Pengawet menghambat bakteri
selama proses pembuatan; paraben biasa yang digunakan.
Emolien ester adalah komponen kovalen yang terbentuk antara asam dan alkohol.
Ester dapat dibentuk dari inorganik dan asam karboksilat dan alkohol. Ester diformulasikan
dalam emulsi kosmetik yang memiliki macam-macam fungsi salah satunya sebagai emolien.
Ester memberikan manfaat estetika untuk emulsi kosmetik. Ester dapat diformulasikan
dengan silikon untuk meningkatkan stabilitas dan rasa pada saat diaplikasikan ke kulit.
Fungsi ester sebagai co-emulsifier memberikan peningkatan adesi dengan mengurangi
kekauan formulasi dan dapat meningkatkan hidrasi dari humektan. Emolien ester memberi
efek viskositas emulsi. salah satuya meningkatkan tekstur dan estetika formulasi atau
mengurangi jika ada kesalahan formula. pH di bawah 3,4 dapat menyebabkan ester
terhidrolisis, yang menghasilkan bau yang tidak diinginkan.
Pemilihan emolien yang tepat dapat menjadi tantangan, khususnya karena kurangnya
bukti yang menunjukkan satu emolien lebih baik daripada yang lain. Efikasi Cofounder
termasuk ketaatan pasien untuk mengaplikasikan emolien secara rutin dan jumlah yang
digunakan. Emolien harus rutin diaplikasikan dengan mengosokkan lembut ke kulit selama 3
menit setelah selesai mandi, karena banyak bukti mengatatakan bahwa hal ini dapat
membantu menjerap kelembapan kulit. Studi menujukkan pasien lebih cepat menyerap
emolien, khususnya area yang terlihat. Edukasi yang hati-hati diperlukan untuk
mendeskripsikan aplikasi emolien yang tepat sama baiknya dengan frekuensi. Satu studi
random mendukung pengunaan setiap hari, pengulangan aplikasi emolien dan menyarankan
sebagai korneoterapi, dimana efek akan berakhir setelah pemakaian diberhentikan.
Kenyataanya, emolien terbaik adalah pasien yang menggunakan setiap hari dan berfrekuensi.
Jika inflamasi menjadi berat, ketika kortikosteroid topikal ditambahkan untuk
penggunaan jangka pendek. Emolien harus dilanjutkan ketika pasien menggunan terapi
kortikosteroid.
Permasalahan dengan pengobatan topikal untuk xerosis
Dermatitis kontak biasanya tejadi pada usia lanjut yang memiliki penggunaan
pengobatan yang banyak untuk xerosis. Dermatitis kontak iritasi dan dermatitis kontak alergi
adal dua tipe dermatitis kontak dimana kulit bereaksi dengan benda tajam. Benda tajam
biasanya dari cairan endogen (jika terbuka, luka draining) atau zat eksogen diaplikasi
langsung atau di sekitar luka.
Dermatitis kontak iritasi biasanya menunjukkan terpapar selama 48 jam dengan skala
memerah meningkat, rentang dari kurang dari 1cm dan membesar. Foliculitis dapat juga
diobservasi. Pasien sering mengeluhkan gatal dan sensasi terbakar. Dermatitis kontak iritasi
adalah penundaan reaksi hipersensasi alergen. Efek jaringan dengan area yang biasanya cerah
beet red, inflamasi dan sedikit pruritis, jika tidak sakit. Kadang-kandang pembawa dapat
telihat sama baiknya dengan dermatitis umumnya, jika bagian node limfa mendapatkan
sensitifitas limfosit.
Reaksi dermatitis kontak alergi berbeda dengan dermatitis kontak iritasi, dapat terjadi
beberapa hari sampai seminggu tejadi ketika zat sedang digunakan. Hal ini karena penundaan
hipersensitivitas allergen dengan sistem imun. Pemaparan sensitivitas harus terjadi sbelum
terpapar pada future untuk menghasilkan respon; oleh karena itu, hal ini penting untuk
menghindari sensitivitas kulit seperti agen wound-care.
Hal ini juga penting bahwa pasien dengan xerosis menhindari skin sensitizer. Karena
untuk mempertimbangkan luka pasien yang dapat berkembang kemudian hari, walupun
karena meningkatnya kerapuhan kulit deng bertambahnya umur atau timbulnya luka karena
menggaruk secara berlebihan. Tabel 5 daftar skin sensitizer yang ditemukan diemolien.
Banyak studi menjelaskan bahwa skin sensitizer harus dihindari jika memungkinkan.


Kesimpulan
Xerosis adalah kondisi yang terjadi pada usia lanjut. Penuaan intrinsik kulit dapat
mempengaruhi pasien untuk xerosis, tetapi hal ini bukan kesimpulan bahwa pada usia lanjut
akan berkembang menjadi kondisi yang bermasalh. Faktor-faktor yang berkontribusi,
khususnya lingkungan dan genetik. Untungnya ada banyaknya produk yang tersedia untuk
pasien, dan mereka dapat memilih yang mana dapat diaplikasikan secara berkala dan
konsisten. Pengobatan harus dibuat untuk edukasi kepada pasien dalam penggunaan yang
tepat sama baiknya dengan menghindarkan bahan-bahan seperti skin sensitizer.









DAFTAR PUSTAKA
White-Chu, E. Foy,dkk. 2011. Journal of Dry Skin in the Elderly: Complexities of Common
Problem. USA: Elsivier
Epstein, Howard. 2009. Skin Care Products. USA: EMD Chemicals Inc.
Blatt, T., dkk. 2009.Cosmetic fot the Elderly. Germany.

Anda mungkin juga menyukai