SELANGKANGAN ”
Kelompok 01
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2020/2021
KETUA: Aindana Khoirunnisa 1102014009
SEKRETARIS: Novia Reski Erianti 1102015169
b. Kelenjar Sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut
sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
Turunan Kulit
Rambut
Rambut merupakan bangunan berzat tanduk yang diproduksi oleh folikel rambut yang merupakan pertumbuhan epitel
permukaan kedalam lapisan dermis dibawahnya.
Kuku
Kuku berasal dari sel yang sama pada epidermis, mempunyai matriks yang aktif bermitosis menghasilkan dasar kuku, yang
merupakan lanjutan stratum germinatif kulit.
2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi
Kulit
RESEPTOR
1. Fungsi proteksi
2. Fungsi absorpsi
3. Fungsi ekskresi
4. Fungsi persepsi
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
6. Fungsi pembentukan vitamin D
7. Fungsi pembentukan pigmen
8. Fungsi keratinisasi
3. Memahami dan Menjelaskan
Dermatomikosis
3.1 Definisi
Dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan mukosa yang disebabkan infeksi
jamur (Madani, 2000).
Dermatomikosis mempunyai arti umum, yaitu semua penyakit jamur yang menyerang kulit
(Buldimulja, 2007).
Faktor yang mempengaruhi dermatomikosis adalah udara yang lembab, lingkungan yang padat,
sosial ekonomi yang rendah, adanya sumber penularan disekitarnya, obesitas, penyakit sistemik,
penggunaan obat antibiotik, steroid, sitostatika yang tidak terkendali. Dermatomikosis terdiri
dari dermatomikosis superfisialis, intermedia dan profunda.
3.2 Klasifikasi
Mikosis dibedakan menjadi dua yaitu mikosis profunda dan mikosis superficial.
Mikosis profunda adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan gejala klinis
tertentu di bawah kulit misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius,
traktusurogenital, susunan kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang, dan
kadang kulit.
Mikosis superficial adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh jamur yang hanya
menginvasi jaringan superfisialis yang terkeratinisasi (kulit, rambut dan kuku) dan
tidak ke jaringan yang lebih dalam, dan mempunyai dua golongan yaitu
dermatofitosis dan non-dermatofitosis, dermatofitosis mempunyai enzim yang dapat
mencerna keratin.
4. Memahami dan Menjelaskan Dermatofitosis
4.1 Definisi
Klasifikasi yang paling sering dipakai oleh para spesialis kulit adalah berdasarkan lokasi:
• Anamnesis
Keluhan penderita adalah rasa gatal dan kemerahan di regio inguinalis dan
dapat meluas ke sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula
meluas ke supra pubis dan abdomen bagian bawah.
• Pemeriksaan Fisik dan Lab.
Efloresensi terdiri atas bermacam-macam bentuk yang primer dan
sekunder. Makula eritematosa, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari
papula atau pustula. Jika kronis atau menahun maka efloresensi yang tampak
hanya makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan disertai
likenifikasi. Garukan kronis dapat menimbulkan gambaran likenifikasi.
4.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Gejala Tinea capitis Allopecia Areata Trikotilomania Dermatitis
Seboroik
Allopecia + + + +
(pd kepala) (Pd kepala, alis, janggut)
Rambut Kusam, mudah patah patah putus tidak tepat pd Tidak patah
kulit kepala
Nyeri -/+ - - -
Gatal + - - -
Papul eritem + - - eritema
Infeksi Rekomendasi Alternatif
Tinea unguium Terbinafine 250 mg/hr 6 Itraconazole 200 mg/hr /3-5 bulan atau 400 mg/hr
Tinea corporis Griseofulvin 500 mg/hr Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 minggu Itraconazole
sampai sembuh (4-6 minggu), 100 mg/hr selama 15 hr atau 200mg/hr selama 1 mgg.
sering Fluconazole 150-300 mg/mggu selama 4 mgg.
dikombinasikan dengan
imidazol.
Tinea cruris Griseofulvin 500 mg/hr Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 mgg Itraconazole
sampai sembuh (4-6 minggu) 100
mg/hr selama 15 hr atau 200 mg/hr selama 1 mgg.
Fluconazole 150-300 mg/hr selama 4 mgg.
Tinea pedis Griseofulvin 500mg/hr sampai Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 mgg Itraconazole
sembuh (4-6 minggu) 100
mg/hr selama 15 hr atau 200mg/hr selama 1 mgg.
Fluconazole 150-300 mg/mgg selama 4 mgg.
Chronic and/or Terbinafine 250 mg/hr selama Itraconazole 200 mg/hr selama 4-6 mgg. Griseofulvin
widespread 4-6 minggu 500-
non-responsive 1000 mg/hr sampai sembuh (3-6 bulan).
tinea.
4.9 Komplikasi
Organisme yang dapat dibiakkan dari sela jari kaki normal adalah
sejumlah mikroflora, termasuk Micrococcae (Staph), Coryneform
aerobik, dan sedikit bakteri gram negatif. Sela jari juga dikolonisasi oleh
dermatofita dan ragi misalnya Candida. Bila sawar stratum stratum
korneum rusak oleh karena drmatofita, yaitu terjadi inflamasi dan
maserasi, bakteri akan mempunyai kemampuan berproliferasi.
4.10 Prognosis
Boel,Trelia.Drg. M.Kes.2003
Conant,N.F: Smith,D.T,:Baker,R.D and Callaway,J.L: Manual of clinical mycology;3rd ed. (W.B.Saunders Company,Phidelphia,London,Tronto
1971)
Grunwald,M.H,: Adverse drug reaction of the new oral antifungial agents-terbinafine,gluconazol,and itraconazole,Int.J.Derm.37:410-4315
Hutapea,O.N,: Laporan pendahuluan mengenai cutaneous sporothricosis pada para petani di Sumatera Utara,KONAS
PADVI,Surabaya,1976,1 :340-348
Rippon,J.W.: Medical Mycology. The Pathogenic Fungi and Pathogenic Actinomycetes (W.B.Sauders Company,Phidelphia,London,Tronto 1982)