Anda di halaman 1dari 8

SGD LBM 1 masalah integumen dan muskulo

STEP 1

1. Central healing :
Ciri khas infeksi jamur dimana bagian tengah tampak kurang aktif (bagian ini telah mengalami
penyembuhan dahulu) dan bagian pinggir tampak aktif.

2. Vesikel multiple eritema


Eritema: kemerahan dari kulit karna kongesti pembuluh kapiler
Vesikel: gelembung berisis cairan serum dengan ukuran diameter kurang lebih 2 cm dan
memiliki dasar dan atap, biasanya vesikel berisi darah.
Multiple eriteme: reaksi hipersensitivitas yg dipicu infeksi virus, bakteri jamur atau obat
tertentu, dengan lesi kulit kemerahan, tdk menular dan dapat sembuh sendiri tanpa timbul
komplikasi.

3. Papul
Penonjolan padat diatas permukaan kulit, biasanya berukuran ½ cm dan memiliki batas yang
tegas.
Macam bentuk papul: setengah bola, kerucut, datar dan berduri.

STEP 2
1. Apa penyebab terjadinya penyakit berdasarkan keluhan pasien?
2. Apa hubungan dari penyakit dm dan penambahan berat badan terkait penyakit yang diderita
pasien?
3. Bagaimana hubungan dari kencing manis dan keluhan yang ditunjukan penderita?
4. Penanganan apa yang bisa dibantu untuk menyembuhkan pasien tersebut?
5. Apa hubungan kebiasaan pasien yang mandi 1 kali sekali dan mengganti pakaian setiap 2x
seharai serta penggunaan celana berlapis dengan keluhan yang dialami?
6. Apa saja pemeriksaan untuk mengecek penyakit pada pasien?
7. Mengapa bisa timbul bercak merah dan semakin lama semakin banyak serta terasa gatal?
8. Bagaimana mekanisme munculnya central healing, skuama papul, vesikel dan eritema?
9. Apa diagnosis banding dari keluhan pasien diatas?
10. Bagaimana cara pemeriksaan pada penyakit kulit?
11. Apasaja pemeriksaan penunjang yang diusulkan pada kasus tersebut?
12. Bagaimana tatalaksana farmakoterapi dan terapi pada kasus tersebut?
13. Bagaimana pengedukasian pada pasien?

STEP 3

1. Apa etiologi dan factor resiko terjadinya penyakit berdasarkan keluhan pasien?
Factor resiko penyakit: fakotr kebersihan> pasien hanya mandi sehari sekali dang anti baju 2
hari sekali, serta factor keringat dan lembab akibat penggunaan celana berlapis dan factor
system imun rendah karena penambahan berat badan serta penyakit kencing manis. Serta
suasana lingkungan menjadi lembab> memunculkan kemungkinan tumbuhnya jamur.
Factor resiko: bisa juga dipengaruhi kelembaban udara, lingkungan, dan pengetahuan serta
soek

Penyebab utama> tinea corporis yang merupakan infeksi jamur dermatofita> tricopyton
yang berkembang biak pada jaringan keratin seperti kulit, rambut dan di tubuh. Bisa juga
tinea cruris> karena biasanya pada daerah paha, perineum dan anus hingga daerah gluteus/
daerah yang terdapat lipatan. Spesies: epidermopyton floccosum

2. Mengapa bisa timbul bercak merah dan semakin lama semakin banyak serta terasa gatal?
Karena adanya infeksi jamur dermatofit> yang menginfeksi stratum korneum (didning luar
dermatofit memproduksi keratinase yang dapat menghidrolisis keratin dan sebagai
fasilitator pertumbuhan jamur di startum korneum) bisa di rambut, kulit dan kuku yang
dimana zat keratin akan digunakan sebagai sumber nutrisi untuk membentuk kolonisasi.
Kolonisasi biasanya jarang penetrasi ke jaringan lebih dalam keculai imunokompremise
pasien, tubuh akan merespon dengan reaksi inflamasi dengan meningkatkan prolefirasi sel
basal sehingga ada penebalan epidermis.
Dermatofit juga ada aktivitas proteolitik dan lipofitik sehingga menyebabkan invasi pada
pejamunya. Selanjutnya bisa merusak lapisan tanduk dan dapat memicu respon radang dan
terbentuknya eritem, papul, dan vesikel.

Infeksi jamur tumbuh> akibat kelembabpan berlebih pada daerah paha, serta penggunaan
pakaian berlapis dapat menimbulkan penguruangan gerak fisik sehingga terjadi luka dan
jamur mudah untuk tumbuh. Pakaian berlapis juga material oklusi jadi apabila ada keringat
bersifat menahan tapi tidak menyerap sehingga menyebabkan dermatofitosis.
Dermatofita dapat menggali lebih dalam lapisan kulit > hipersensitivitas cepat> inflamasi>
mediator inflamai> rasa panas dan gatal

3. Bagaimana mekanisme munculnya central healing, skuama papul, vesikel dan eritema?
Skuama: kulit mengalami keratinase> terjadi akibat mitosis terus menerus dimana
pergantian berlangsung 15-30 hari , beberapa kasus penyakit kulit ditemukan skuama/sisik
akibat pemendekan siklus mitosis, yang harusnya 15-30 hari namun terjadi 3-4 hari saja. Dari
pemendekan siklus dapat berakbiat kulit luar yang belum waktunya tergantikan > di dalam
permukaan kulit ada sel keratin yang sdh siap menggantikan sehingga timbul skuama atau
kulit bersisik.

Eritem : terdapat hubungan dengan dermatofit yang memasuki stratum korneum dan
masuk ke dalam jaringan> eritem, papul dan vesikel. Dan menimbulkan respon imun>
inflamasi> aktivasi sel endotel> infiltrasi sel imun> vasodilatasi , lama kelamaat keratinosit
rusak> pembesaran sel endotel> kematian sel> debris apoptosis> yang berkontribusi
terhadap sel imun nya

4. Apa hubungan dari penyakit dm dan penambahan berat badan terkait penyakit yang
diderita pasien?
Penambahan bb> pada orang yang obesitas terjadi peningkatan masa jaringan lemak,
sekresi hormone oleh jar. Adiposa> kelainan metabolism lemak, insulin dan fungsi sel imun.
Zat aktif hormone dan sitokin juga berhubungan dengan obesitas seperti il6, 8, 10 lektin dll.
Yang kemudian beredar ke darah> stress endotel.
Ada juga> tidak ada hubungan dm dan dermatofitosis> org dm resisten insulin> dan akan
mempengaruhi kulit karena kulit itu metabolism aktif sehingga bila terjadi gangguan insulin>
kulit memberi efek> ngangguan metabolit> defek perbaikan jaringan dan vascular>
penderita dm terjadi infeksi> infeksi dermatofit dpt lebih banyak diderita pada orang dm.
hal itu juga diimbangin dengan pengetahuan hygiene.
Glukosa tinggi > kadar glukosa kulit pasien dm > timbul juga manifestasi kulit , dapat infeksi
bacterial, jamur , parasite dll, pada penderita dm juga memiliki abnormalitas system imun.
Penderita dm> hiperglikemi> mengganggu imunoregulasi.

5. Apa hubungan kebiasaan pasien yang mandi 1 kali sekali dan mengganti pakaian setiap 2x
seharai serta penggunaan celana berlapis dengan keluhan yang dialami?
Personal hygiene> dimana dapat meminimalkan pintu masuk organisme > personal hygiene
termasuk merawat diri setiap mandi teratur, dan penting untuk kenyamanan orang dan
meminimalkan resiko terjadinya penyakit kulit seperti infeksi dll.

6. Apa saja pemeriksaan kulit untuk mengecek penyakit pada pasien dan cara
pemeriksaannya? (spesifik)
.Menegakan diagnosis:
- Anamnesis : keluhan utama dan perjalanan penyakit, waktu dll
- Pemeriksaan fisik : inspeksi keadaan kulit , ada ruam primer /sekunder, menggunakan
kaca pembeesar dan senter.

7. Apasaja pemeriksaan penunjang yang diusulkan pada kasus tersebut?

Mikroskopik langsung > dengan koh 10-20 % dimana berfungsi untuk menemukan adanya hifa atau
tidak,

Kultur jamur> dimana jamur ditumbuhkan yang berfungsi untuk menentukan spesies jamur apa
yang diderita pasien.

Punch biopsy> pengecatan peridokacid yang jika ada jamurnya merah muda, metenamin silever >
jamur berwarna coklat atau kehitaman.

Pengecatan gram cairan tubuh, dengan pengecatan khusus

Pemeriksaan lampu wood

Pemeriksaan pcr

Pemeriksaan laborat : seperti pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan apus basah, secret, dan
pemeriksaan terhadap alergi.

Histopatologi> pengecatan he, imunofloresensi direct dan indirect

8. Apa diagnosis banding dari keluhan pasien (bercak merah gataldll) diatas?
Psoriasis: karena pada sela paha menerupai keluhan pada pasien yaitu tinea kruris, tpai lesi
psoriasis lebih merah dan skuama lebih banyak dan lamelar
Ptyriasis rosea: peradangan kulit yang sifat akut, papuloskuamosa yg ditemukan di badan,
lengan atas dan paha atas, namun lesinya lebih besar bercaknya dan soliter serta oval dan
diameter hingga 6 cm. ciri khas lesi dilipatan kulit jug memberi gambaran menyerupai
pohon cemara.
Kandidiasis: lesi relative lebih basah, berbatas jelas dan disertai sel satelit
Eritrasma: batas lesi tegas, jarang disertai infeksi
Dermatitis
Tinea corporis
Tinea cruris

9. Bagaimana tatalaksana farmakoterapi dan terapi pada kasus tersebut?


10. Bagaimana pengedukasian pada pasien?

STEP 4
STEP 5

1. Apa etiologi dan factor resiko terjadinya penyakit berdasarkan keluhan pasien?
Faktor resiko
 Suhu panas
 Hidup berdekatan dengan orang/ hewan yang terkena
 Berbagi pakaian, tempat tidur, handuk dengan orang yang terkena
 Berolahraga yang memungkinkan bersentuhan kulit
 Pakaian ketat
 Sistem kekebalan lemah
 Lingkungan lembab
 Pakaian lembab
 Obesitas

Etiologi

 Tricophyton rubrum
 Epidermophyton floccosum

Ringworm (body). (2019, September 13). Retrieved March 18, 2021, from
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ringworm-body/symptoms-causes/syc-
20353780

Tinea Cruris (Jock Itch) By Denise M. Aaron, By, Aaron, D., & Last full review/revision
Feb 2020| Content last modified Feb 2020. (n.d.). Tinea cruris (JOCK Itch) - Dermatologic
disorders. Retrieved March 18, 2021, from
https://www.msdmanuals.com/professional/dermatologic-disorders/fungal-skin-
infections/tinea-cruris-jock-itch#:~:text=Tinea%20cruris%20is%20a
%20dermatophytosis,causing%20constant%20apposition%20of%20skinfolds).
Yosella, Tanti. DIAGNOSIS AND TREATMENT OF Tinea cruris. Vol4 No. 4
(2015):122-128

2. Mengapa bisa timbul bercak merah dan semakin lama semakin banyak serta terasa gatal?
3. Bagaimana mekanisme munculnya central healing, skuama papul, vesikel dan eritema?
 Central healing
 Skuama
 Papul
 Vesikel : pakaian ketat  gesekan dan keringat terperangkap  cairan
terperangkap di epidermis  terbentuk gelembung /vesikel
 Eritema

Heather L. Brannon, M. (n.d.). Causes, diagnosis, and treatment of vesicles. Retrieved March
18, 2021, from https://www.verywellhealth.com/vesicle-causes-and-treatments-
1068798#:~:text=A%20vesicle%2C%20also%20known%20as,easily%20and%20release
%20the%20fluid.

4. Apa hubungan dari penyakit dm dan penambahan berat badan terkait penyakit yang
diderita pasien?

BB naik  keringat berlebih, friksi/trauma minor (gesekan di paha)

DM  kelainan sekresi insulin kadar gula kulit naik  69-71 %(normal 55%)  di daerah
intertriginosa dan interdigitalis  diabetes kulit  sistem imunoregulasi terganggu 
turunya daya kemotaksis, fagositosis, dan bakterisidal sel leukosit  rentan infeksi 
rentan di lipatan tubuh spt ketiak , paha, daerah genital

DM  kadar glukosa tinggi  glukosa yang difiltrasi melebih normal  glukosa pada urin 
sering berkemih  polifagia (pemasukan makanan berlebih )  sintesis trigliserida
terganggu dan lipolisis meningkat  kegemukan

Aprillia, E., Kanti, A. and Rahmanisa, S. (2014) ‘Tinea corporis with grade I in woamn
domestic Fakultas Kedokteran Universitas Lampung’, 2, pp. 24–32.

Saskia, T. I. and Mutiara, H. (2015) ‘Infeksi Jamur pada Penderita Diabetes Mellitus’, Jurnal
Majority, 4(8), pp. 69–74. Available at:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1476.

5. Apa hubungan kebiasaan pasien yang mandi 1 kali sekali dan mengganti pakaian setiap 2x
seharai serta penggunaan celana berlapis dengan keluhan yang dialami?
Pakaian  keringat dan kotoran pertumbuhan jamur  dermatofitosis
Mandi 1 kali  badan kotor  pertumbuhan jamur  dermatofitosis
Zara, N. and Yasir, M. (2019) ‘Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah Dan Personal Hygiene
Terhadap Kejadian Tinea Pada Masyarakat Nelayan Kuala Kerto Barat Kecamatan Tanah
Pasir’, AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh, 5(1), p. 76. doi:
10.29103/averrous.v5i1.1630.

6. Apa saja pemeriksaan kulit untuk mengecek penyakit pada pasien dan cara
pemeriksaannya? (spesifik)
7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diusulkan pada kasus tersebut?
8. Apa diagnosis banding dari keluhan pasien (bercak merah gatal dll) diatas?
 Dermatitis kontak
 Dermatitis numularis
 pitiriasis rosea
 psoriasis
 eritema anulare centrifugum
 tinea corporis
 tinea cruris
9. Bagaimana tatalaksana farmakoterapi dan terapi pada kasus tersebut?
 topikal dan sistemik golongan antifungal adalah dengan pemberian ketokonazol 1 x
200 mg sesudah makan
 topical diberikan salep miconazole dioleskan 2-3x/hari setelah mandi dipakai selama
2-4 minggu,
 Cetirizin tablet 2x10mg dan Vitamin C tablet 1x1

Aprillia, E., Kanti, A. and Rahmanisa, S. (2014) ‘Tinea corporis with grade I in woamn
domestic Fakultas Kedokteran Universitas Lampung’, 2, pp. 24–32.

10. Bagaimana pengedukasian pada pasien?


 menjaga kebersihan kulit dan lingkungan pribadi,
 memberikan edukasi pasien agar daerah lesi selalu kering
 pemakaian pakian longgar dan menyerap keringat
 tidak menggaruk lesi
 olah raga secara rutin
 mengatur pola makan yang sesuai
Aprillia, E., Kanti, A. and Rahmanisa, S. (2014) ‘Tinea corporis with grade I in woamn
domestic Fakultas Kedokteran Universitas Lampung’, 2, pp. 24–32.

STEP 6

STEP 7

Anda mungkin juga menyukai