ANAMNESIS
Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin dr. ST,Sp.KK pada hari kamis, 12 Mei
2016. Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Kamis, 12 Mei 2016 pukul
13.26 WIB di Poliklinik SHLV lt.2 Hall E Ruang 3.
Status Dermatologis :
Distribusi : Regional
Lesi : lesi multiple bentuk lesi tidak teratur, dengan batas jelas.
0
1
B. Resume dan Perjalanan Penyakit :
rasa gatal pada kulit punggung tangan kiri. Keluhan ini dirasakan sejak kurang
lebih 6 bulan yang lalu, awalnya kemerahan pasien merasa hanya gatal akibat
awalnya hanya sebesar koin semakin hari semakin meluas pada bagian kulit
punggung tangan kiri pasien, tetapi tidak sampai ke sela-sela jari dan merasakan
gatal dan perih dirasakan semakin hebat sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu
akibat tercakar oleh kucing. Sehingga pasien takut dan segera memeriksakan ke
poliklinik kulit dan kelamin siloam hospital lippo karawaci. Pasien tidak
mengalami demam.
2
Saat pertama kali gatal tersebut muncul, pasien tidak digigit oleh
Pasien tinggal bersama orang tua, neneknya di rumah dan pasien adalah anak
kedua dari 2 bersaudara. Ukuran rumah sedang dengan lingkungan padat penduduk.
sehari dan menggunakan handuk sendiri. Ibu pasien mencuci pakaian sendiri
dengan sabun biasa dan disetrika. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya
komposmentis, dan kesan gizi cukup. Keadaan vital sign : tensi 110/90, nadi 76
kali/menit regular, isi dan tegangan cukup, nafas 12 kali/menit regular, dan suhu
afebris.
dekstra, lesi multiple bentuk lesi tidak teratur, dengan batas jelas. Permukaan
C. DIAGNOSIS BANDING :
1. Dermatitis Kontak
D. DIAGNOSIS :
Tinea Manus
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pemeriksaan laboratorium :
Material yang diperiksa diambil dari area lesi yang aktif yang diletakkan pada
gelas objek yang diberi KOH 10% lalu diperiksa di bawah miskroskop. Hasil
pemeriksaan positif bila pada gambaran dibawah miskroskop terlihat spora yang
Pada pasien :
waktu yang lama sehingga tidak secara rutin dilakukan. Namun pemeriksaan
kultur dibutuhkan ketika terapi oral jangka panjang diberikan dan bila diagnosis
F. PENATALAKSANAAN
1. UMUM
4
b. Meningkatkan kebersihan dan menghindari pemakaian sepatu ataupun
2. KHUSUS
a. Topikal
permanganate 1/5000 atau larutan asam asetat 0,25% selama 15-30 menit,
2-4 kali sehari. Atap vesikel dan bula dipecahkan untuk mengurangi keluhan.
yang adekuat. Kalau peradangan sudah berkurang, diberi obat topical anti
ketokonazol.(1,2,3,4)
b. Sistemik
250mg/hari selama 1-2 minggu. Pemberian obat secara sistemik ini harus
eritromisin.(1,3,6)
Pada Pasien :
mandi)
G. PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2. Etiologi
3. Cara Penularan
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung. Penularan
langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari
manusia, binatang atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui tanaman, kayu
yang dihinggapi jamur, barang-barang atau pakaian, debu atau air. Disamping cara
6
penularan tersebut diatas, untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit tergantung dari
beberapa faktor :
Virulensi ini tergantung pada afinitas jamur itu, apakah jamur Antropofilik,
Zoofilik atau Geofilik. Selain afinitas ini masing-masing jenis jamur ini
berbeda pula satu dengan yang lain dalam afinitas terhadap manusia
maupun bagian-bagian dari tubuh Misalnya : Trikofiton rubrum jarang
menyerang rambut, Epidermatofiton flokosum paling sering menyerang lipat
pada bagian dalam.
B. Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih susah untuk terserang jamur.
Kedua faktor ini sangat jelas berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak
pada lokalisasi atau lokal, di mana banyak keringat seperti lipat paha dan
sela-sela jari paling sering terserang penyakit jamur ini.
Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur di mana terlihat
insiden penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah,
penyakit ini lebih sering ditemukan dibanding golongan sosial dan ekonomi
yang lebih baik.
4. Manifestasi Klinik
Istilah Tinea dipakai untuk semua infeksi oleh dermatofita dengan dibubuhi
tempat bagian tubuh yang terkena infeksi, sehingga diperoleh pembagian
dermatofitosis sebagai berikut :
Tinea kruris : bila menyerang kulit lipat paha, perineum, sekitar anus dapat
meluas sampai ke daerah gluteus, perot bagian bawah dan ketiak atau aksila
Tinea manus dan tinea pedis : Bila menyerang daerah kaki dan tangan,
terutama telapak tangan dan kaki serta sela-selajari.
Tinea Barbae : bila menyerang daerah dagu, jenggot, jambang dan kumis.
6. Diangnosa Banding
2. Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Karena pajanan dengan bahan yang bersifat
iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan
serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi sangat beragam bergantung pada sifat
iritan. Gejala klinis : DKI akut : kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar, bula,
mungkin juga nekrosis, tepi kelainan berbatas tegas, dan pada umumnya
asimetris, reaksi terbatas hanya pada tempat kontak. DKI kronik kumulatif: kulit
kering, disertai eritema, skuama, yang lambat laun menjadi
tebal(hyperkeratosis) dengan likenifikasi, yang difus.
9
Diagnosis Banding Tinea Manus Dermatitis Kontak
Semua golongan umur
kebun dll.
edema, papulovesikel,
eksudasi (basah)
Kronis :
10
tidak jelas.
7. Penatalaksanaan
Pengobatan Pencegahan :
- Pakaian dan handuk agar sering diganti dan dicuci bersih-bersih dengan
air panas.
Terapi Topikal
Infeksi pada badan dan lipat paha dan lesi-lesi superfisialis, di daerah jenggot,
telapak tangan dan kaki, biasanya dapat diobati dengan pengobatan topikal
saja. Terapi topikal yang dapat diberikan adalah, asam slisilat, preparat
triazol, atau preparat holoprogin krim.
Terapi sistemik
8. Prognosis
12
13