Epid - M.leprae : kontak scara inhalasi ( msh dpt hidup bbrp hari dlm droplet)
Masa tunas sgt bervariasi ,antara 40 hari -40 thn umumny bbrp tahun ,rata2 3-5 thn
- Faktor2 yg perlu dipertimbangkan : patogenesis kuman pnyebab ,cara pnularan ,keadaan sosial
ekonomi & lingkungan,varian genetik,prubahan imunitas & reservoir diluar manusia
- Frekuensi tertinggi trdpt pd kelompuk umur : 25-35 th
Etiologi M.leprae berbentuk kuman dgn ukuran 3-8 µm x 0.5 µm tahan asam dan alkohol serta gram (+)
Pemeriksaan - gambaran klinis
- Bakterioskopik = kerokan jaringan kulit (Pewarnaan BTA dengan Ziehl-neelzen)
- Histopatologik (Massa epiteloid yang berlebihan dikelilingi limfosit yang disebut tuberkel =
bikin cacat dan kerusakan jaringan; Histiosit dijadikan tempat berkembang biak = sel Virchow/
sel lepra/ sel busa)
- Serologik (Anti phenolic clycolipid (PGL-1))
Tatalaksana Minum di depan petugas: Rifampisin 600 mg/bulan, DDS 100 mg/bulan, Clofazimine 300mg/bulan
Minum di rumah : DDS 100 mg/hari, Clofazimine 50 mg/hari
Jangka waktu : 12 – 18 bulan
Diagnosis klinis mnurut WHO
PB MB
Lesi kulit -1-5 lesi -> 5 lesi
-hipopigmentasi/eritema -Distribusi lbh simetris
-distribusi tdk simetris -Hilangny sensasi kurang jelas
-hilangnya sensasi yg jelas
Kerusakan saraf ( mnyebabkan Hanya ada 1 cabang saraf -Bnyak cabang saraf
hilangnya sensasi/kelemahan
otot yg dipersarafi oleh saraf yg
terkena)
GEJALA – GEJALA KERUSAKAN SARAF
N. ulnaris -Anestesia pada ujung jari anterior kelingking dan jari manis
-Clawing kelingking dan jari manis
-Atrofi hipotenar dan otot interoseus serta kedua otot lumbrikalis medial
N. medianus -anestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk & jari tengah
-Tidak mampu aduksi ibu jari
-Clawing ibu jari, telunjuk & jari tengah
-Ibu jari kontraktur
-Atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral
N. radialis -anestesia dorsum manus, serta ujung proksimal jari telunjuk
-Tangan gantung (wrist drop)
-tak mampu ekstensi jari-jari atau pergelangan tangan
N.Poplitea lateralis -anestesia tungkai bawah, bagian lateral dan dorsum pedis
-kaki gantung (foot drop)
-kelemahan otot peroneus
N. Tibialis posterior -anestesia telapak kaki
-claw toes
-paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedis
N. Fasialis -cabang temporal dan zigomatik menyebabkan lagoftalmus
-cabang bukal, mandibular dan servikal menyebabkan kehilangan ekspresi wajah dan kegagalan
mengatupkan bibir
N. trigeminus -anestesia kulit wajah, kornea dan konjungtiva mata
MH Pausibasilar (PB) MH Multibasilar (MB)
Sifat TT BT Indeterminate BB BL LL
LESI
Bentuk Makula saja Makula Makula Plakat Makula Makula
Makula + infiltrat +infiltrat Dome shaped Plakat Infliltrat difus
Infiltrat saja Punched out Papul Papul , nodus
Jumlah 1 , >1 1 + satelit />1 1 / >1 Terhitung Sulit hitung X terhiung
ada kulit sehat Ada kulit sehat X ada kulit
sehat
Distribusi Asimetris Asimetris Variasi Asimetris Hampir simetris Simetris
Permukaan Kering bersisik Kering bersisik Halus ,berkilat Kasar,berkilat Halus ,berkilat Halus ,berkilat
Batas Jelas Jelas Jelas / x jelas Agak Jelas Agak jelas x Jelas
Anestesia Jelas Jelas x ada/ x jelas Jelas x Jelas x ada/ x jelas
BTA
Lesi kulit Hampir slalu - Negatif / +1 Negatif Agak banyak Banyak Byk + globus
Sekret hidung - - - Negatif Negatif Byk + globus
Tes Lepromin Positif kuat 3+ Positif lemah + lemah / - Negatif Negatif Negatif
DD 1. Lesi makula hipopigmentasi : ptiriasis alba , pitiriasis vesikolor , vitiligo dan hipopigmentasi
pasca inflamasi
2. Lesi meninggi : Granuloma annulare , tinea circinata , psoriasis
3. Lesi noduler : penyakit Von Recklinghausen
Tansil T Sukmawati , Darmawan Hari .BUKU PANDUAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN.2016 : Sagung Seto hal 27
Tipe TT Tipe BT Tipe I
https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-B9780323280495007911
Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th Edition. 2015.
IMPETIGO VESIKOBULOSA / CACAR MONYET
Definisi Impetigo vesikobulosa adalah penyakit infeksi piogenik akut kulit yang mengenai epidermis
superfisial, disebabkan oleh Staphylococcus aureus
Gejala Klinis • Eritema, vesikel/ bula, bula hipopion. Jika bula sudah pecah
tampak koleret dengan dasar eritematosa
• Lokasi: aksila, dada, punggung, sering bersama milaria
Diagnosis Pewarnaan Gram dari eksudat coccus gram positif
PA:
• Formasi vesikel pada subkorneal dan stratum granulosum
• Sel akantolitik pada bulla
• Spongiosis, eedema pada papilla dermis
• Infiltrasi limfosit dan neutrofil pada pembuluh darah superfisial
DD Dermatitis kontak, reaksi gigitan serangga, bullous tinea, bullous fixed drug reaction,
bullous drug eruption, luka bakar, pemfigus vularis, bullous pemphigid, eritema multiforme,
dermatitis herpetiforme
Folikulitis Superfisial
FURUNKEL/KARBUNKEL
Definisi Furunkel adalah radang folikel rambut dan sekitarnya. Jika lebih dari satu disebut furunkulosis.
Karbunkel adalah kumpulan furunkel
Etiologi Staphylococcus aureus
Gejala klinis Keluhan nyeri dengan kelainan berupa nodus eritematosa berbentuk kerucut, ditengah terdapat
pustule. Kemudian melunak mjd abses yg berisi pus dan jaringan nekrotik lalu pecah
membentuk fistel.
Tempat predileksi adl di tempat yg banyak friksi spt aksila dan bokong
Tatalaksana - Jika sedikit antibiotik topikal
- Jika banyak diberi jg antibiotik sistemik
- Jika berulang, cari faktor predisposisi, misalnya DM
ERISIPELAS
Definisi Penyakit infeksi akut dengan gejala utama ialah eritema berwarna merah cerah berbatas tegas
disertai gejala konstitusi
Etiologi Streptococcus B hemolyticus
Gejala klinis - Gejala konstitusi: demam, malese
- Lapipsan kulit yg diserang adalah epidermis & dermis
- Penyakit ini didahului trauma, karna itu tmpt predileksi biasa di tungkai bawah.
- Kelainan kulit utama: eritem warna merah cerah, batas tegas, dan pinggirnya meninggi dgn
tanda radang akut. Bisa disertai edema, vesikel, dan bula. Terdapat leukositosis
Tatalaksana - Istirahat, tungkai bawah dan kaki yg diserang ditinggikan (elevasi)
- Pengobatan sistemik: antibiotik
- Topikal: kompres terbuka dengan larutan antiseptic
- Jika terdapat edema diuretik
HIDRADENITIS
Definisi Infeksi kelenjar apokrin
Etiologi Staphylococcus aureus
Gejala Klinis • Infeksi tjd pd kel. Apokrin
Krn itu tjd pd usia pubertas -> dewasa muda
• Sering didahului o/ trauma / mikrotrauma
(co: >> keringat, pemakaian deodoran, rambut aksial digunting)
• Disertai gejala konstitusi: demam, malaise
• Ruam berupa nodus dgn kelima tanda radang akut
-> dpt melunak jd abses -> pecah mmbntuk fistel = hidroadenitis supurativa
• Kasus menahun -> trbntuk abses, fistel & sinus multipel
• Lokasi terbanyak: aksila, perineum ( krn itu tmpt >> Kel. Apokrin)
• Leukositosis
DD Skrofulodema
• Persamaan: nodus, abses, fistel
• Perbedaan: tdk terdpt tanda radang akut, tdk leukositosis
Pengobatan • AB sistemik
• Abses -> insisi
• Blm melunak -> kompres terbuka
• Kronik residif -> kel. Apokrin dieksisi
ERITRASMA
• Adalah infeksi kulit superfisial, ditandai makula eritematosa – kecoklatan,
berbatas tegas, di daerah lipatan
• Penyakit bakteri kronik pd stratum korneum, e.c Corynebacterium
minitussismum.
• Tanda: makula eritematosa – kecoklatan, berbatas tegas, dengan skuama halus
di atasnya.
• Lesi biasanya disertai rasa gatal yg menyengat.
Pemeriksaan Penunjang
- Px. lampu Wood floresensi merah membara (coral-red).
- Sediaan langsung bahan kerokan kulit ditambah 1 tetes eter pewarnaan
biru metilen/biru laktofenol organisme batang pendek halus, Gram positif di
stratum korneum.
Pengobatan:
- Eritrasma yg terlokalisir : sabun & gel Benzoil peroksida 5% / Eritromisin solusio
2%- Eritrasma yg luas : Eritromisin 4 x 250 mg oral -> 1 minggu / Klaritomisin 1 g -
> dosis tunggal.
INFEKSI KULIT KARENA VIRUS
• Herpes Zoozter
• Herpes Simpleks
• Varisela
• Moloskum Kontagiosum
• Morbili tanpa komplikasi
HERPES ZOSTER / SHINGLES
Definisi Merupakan penyakit neurokutan dengan manifestasi erupsi vesikular berkelompok dengan
dasar eritematosa disertai nyeri unilateral yang umumnya terbatas pada satu dermatom
Etiopatogenesis Infeksi primer varicella-zoster laten dalam saraf ganglion sensoris spinalis, kranialis, atau
otonom saat respon imunitas seluler & titer antibodi spesifik thd varicella-zoster menurun
tidak efektif mencegah infeksi virus reaktivasi varicella zoster ruam kulit yg
terlokalisata dalam satu dermatom.
Gejala Klinis Gejala prodormal (1-10 hari) : Nyeri otot lokal, nyeri tulang, pegal, parastesia sepanjang
deratom, gatal, rasa terbakar.
Gejala Konstitusi : Nyeri kepala, malaise demam
Setelah gejala prodormal erupsi kulit yg gatal/nyeri terlokalisata (terbatas satu dermatom)
berupa makula kemerahan berkembang menjadi papul, vesikel jernih berkelompok selama
3-5 hari vesikel menjadi keruh pecah krusta (berlangsung selama 7-10 hari) erupsi
kulit mengalami involusi setelah 2-4 minggu (sebagian besar menyembuh secara spontan)
Komplikasi Paling sering adalah neuralgia pasca herpes (nyeri yg masih menetap di area yg terkena
walaupun kelainan kulitnya sudah resolusi). Kelainan mata jika menyerang di daerah mata,
infeksi sekunder, neuropato motorik
Variasi Zoster Sine Herpete nyeri segmental tanpa erupsi
Herpes Zoster Arbotif erupsi, eritema tanpa vesikel, langsung terjadi resolusi
Zoster Aberans erupsi kulit melalui garis tengah
Ramsay Hunt menyerang nervus fasialis dan nervus auditorius
Herpes Zoster Oftalmikus menyerang nervus trigeminus cabang 1
Diagnosis Deteksi antigen atau nucleic acid varicella zoster virus
PCR (paling spesifik dan sensitif)
Direct immunofluorecent antigen-staining lebih cepat dan sensitive drpd kultur. (dilakukan
jika PCR tidak tersedia)
Tatalaksana - Sistemik: Antivirus (Famsiklovir : 3x500 mg 7 hari, Valasiklovir : 3x1 gram 7 hari, Asiklovir :
5x800 mg 7 hari)
- Topikal: analgetik topikal (kompres terbuka untuk mengurangi nueri dan pruritus;
antiinflamasi nonsteroid spt krim diclofenak, indometasin)
Pencegahan Booster vaksin varsela strain Oka thp orangtua harus dipikirkan untuk meningkatkan
kekebalan spesifik thp VVZ
VARICELLA / CACAR AIR / CHICKEN POX
Definisi Infeksi akut primer oleh VZV, menyerang kulit dan mukosa, manifestasi klinis didahului gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
Epidemiologi - Menyerang terutama anak2 (90%), dewasa (2%)
- Transmisi penyakit secara aerogen
- Masa penularannya +7hari dihitung dari tumbulnya gejala kulit
- Beda dgn varisela, walaupun virusnya sama, herpes zoster jrg pada anak. Jika ditemukan herpes
zoster pada anak, curiga imunokompromais.
Etiopatogenesis - Penyebabnya adl virus varisela zoster. Infeksi primer menyebabkan varisela, sedangkan
reaktivasi menyebabkan herpes zoster.
- VZV masuk melalui mukosa saluran pernapasan atas & orofaring multiplikasi menyebar
melalui p. darah & limfe viremia primer jika pertahanan tubuh gagal mengeliminasi virus
viremia sekunder (± 2 minggu stlh infeksi) yg ditandai dgn erupsi varisela (terutama dibagian
sentral tubuh) virus masuk ke ujung saraf sensorik mjd laten di ganglion dorsalis posterior.
Gejala klinis - Masa inkubasi: 14-21 hari
- Diawali gejala prodromal (demam yg tdk terlalu tinggi, malaise, nyeri kepala)
- Lalu disusul erupsi kulit berupa papul eritematosa (Gambaran dewdrop on rose petals) yang dlm
hitungan jam mjd vesikel (mirip gambaran tetesan embun (tear drops) diatas dasar yg eritem)
pustul krusta
- Rasa gatal
- Penyebaran: dari badan secara sentrifugal ke wajah dan ekstremitas, dan dpt menyerang selaput
lender mata, mulut, saluran napas atas.
DD Harus dibedakan dgn variola (gejala variola lebih berat dan memberi gambaran monomorf, penyebaran
dimulai dari bag akral tubuh yaitu telapak tangan dan kaki)
Tatalaksana - Pengobatan simtomatik dengan antipiretik (parasetamol) dan analgesik.
- Utk menghilangkan gatal bisa diberi antihistamin
- Terapi lokal utk cegah vesikel tidak pecah terlalu dini dengan bedan + zat antigatal (mentol)
- Indikasi diberi antivirus adalah jika sblmnya telah ada anggota keluarga serumah yg menderita
varisela, ps imunokompromais (keganasan, HIV/AIDS, pengobatan imunosupresan mis
kortikosteroid jangkan pjg).
- Dosis asiklovir:
Bayi/anak 10-20mg/kgBB/hari; dosis terbagi 4-5x 20mg/kgBBB/x (max 800mg/x) 7 hari
Dewasa 5x800mg/hari 7hari atau Valasiklovir 3x1gr/hari 7hari atau Famsiklovir 3x250mg/hari 7 hari
Imunokompromais 5x800mg/hari/oral min 10 hari atau Valasiklovir 3x1gr/hari min 10 hari atau
Famsiklovir 3x500mg/hari min 10hari
Pencegahan Vaksin varisela diberikan pd umur 12bln atau lebih
Prognosis Perawatan yg teliti dan memperhatikan hygiene memberi prognosis baik dan dpt mencegah
timbulnya jaringan parut
Resep
R/ Asiklovir 400 mg tab no XIV
S 2dd tab I selama 7 hari
---------------------------------------------- ~
HERPES
Definisi
SIMPLEKS
Infeksi akut disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I atau II yg ditandai oleh adanya vesikel berkelompok
di atas kulit yg sembab dan eritem pd daerah dekat mukokutan
Epidemiologi Infeksi primer oleh virus herpes simpleks tipe I biasanya dimulai pd usia anak2, sedangkan tipe II
berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual
Gejala klinis infeksi berlangsung dlm 3 tingkat:
1. Infeksi primer
- Tempat predileksi VHS tipe I di daerah pinggang ke atas terutama daerah mulut dan hidung, biasa pd
usia anak2. Tempat predileksi infeksi primer VHS tipe II di daerah pinggang kebawah terutama daerah
genital.
- Infeksi primer berlangsung lebih lama dan berat (+3mgg) sering disertai gejala sistemik spt demam,
malese, anoreksia
- Kelainan klinis yg dijumpai berupa vesikel berkelompok eritem berisi cairan jernih yg kemudian mjd
seropurulen.
2. Fase laten
- Tidak ditemukan gejala klinis, tp VHS dpt ditemukan dlm keadaan tdk aktif pd ganglion dorsalis
3. Infeksi rekurens
- VHS pd ganglion dorsalis yg tidak aktif dengan mekanisme pacu (demam, infeksi, kurang tidur, hub
seksual, ggg emosional, mens) mjd aktif dan mencapai kulit sehingga menimbulkan gejala klinis
- Gejala lebih ringan drpd infeksi primer, berlangsung kira-kira 7-10 hari
Patofisiologi - Virus masuk melalui bibir, mulut, kantong, konjungtiva atau genitalia multiplikasi terjadi
masuk kel.limfe invasi ke dalam darah replikasi ke kulit, membrana mukosa atau visera
- Infeksi primer virus menuju ganglion dorsalis ikut serabut saraf tepi masuk laten tidak
t’identifikasi masuk masa reaktivasi kulit penyakit kulit
PP Virus dapat ditemukan pd vesikel dan dpt dibiak
Pemeriksaan antibodi VHS
DD - Herpes disekitar mulut dan hidung hrs dibedakan dgn impetigo vesikobulosa
- Herpes daerah genital hrs dibedakan dengan ulkus durum, ulkus mole, ulkus mikstum
Tatalaksana - Pd lesi dini: salap/krim yg mengandung preparat idoksuridin
- Asiklovir oral 5x200mg selama 5 hari
MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Definisi Penyakit akibat infeksi virus poks menghasilkan lesi papul berisi massa
Etiologi Virus DNA Molluscipox (4 subtipe, tipe 1 dapat menyerang individu imunokompeten)
Papul mirip kubah, putih berkilat seperti lilin, massa mirip nasi pada delle, miliar-lentikular (giant
Diagnosis PF moluskum). Inf. sekunder supurasi. Imunokompromais cepat tumbuh, sampai ratusan, besar,
tersebar
PCR untuk deteksi virus. HistoPA, pulasan gram, wright, giemsa: badan moluskum (intracytoplasmic
PP
inclusion body) mengandung virus Henderson-Paterson bodies
• Mengeluarkan massa dengan ekstraktor komedo, jarum suntik, kuret, elektrokauter, bedah beku
• Topikal: kantaridin 0,7-0,9% (ES: hiperpigmentasi), kantaridin-salisilat, imiquimod krim 1-5%, fenol jenuh (ES:
Tata
hipo/hiperpigmentasi)
Laksana
asetaminofen untuk nyeri, krim natrium fusidat/mupirosin bila vesikel pecah
• Keratolitik topikal: tretinoin, bichloroceticacid, trichloroacetic acid, asam salisilat
Pencegahan Menjaga higiene diri, menghindari kontak
Prognosis Lesi hilang jarang residif
MORBILI TANPA KOMPLIKASI
- Terutama pd anak-anak
- Etiologi: Morbilivirus (sangatmenular mealui droplet ruam & gejala flu)
- 3 stadium:
1. Stadium Prodromal
• 4-5 hr, demam, lemas,batuk,mata berair,merah, fotosensitif, gejala flu
• Khas: bercak putih kelabu dikelilingi eritema pada pipi bagian dalam (Koplic Spot)
2. Stadium Erupsi
• Gejala batuk & flu berat disertai mncul bercak merah dilangit mulut
• Demam semakin tinggi dengan ruam dari kepala hingga kaki (48 jam)
• Derajat: Sgt ringan (ruam sedikit), ringan (ruam banyak tapi tidak bersatu), berat (ruam bersatu, kulit
ttup ruam termasuk telapak tangan dan kaki, muka bengkak)
Stadium Konvalesensi
• Demam reda hingga suhu tubuh normal, ruam mlai hlg (hr k-6), tjd hiperpigmentasi
Terapi:
• Simtomatik (antipiretik, antitusif, vit)
• AB jk curiga inf sekunder
INFEKSI KULIT KARENA JAMUR
• Pitiriasis Versikolor
• Tinea Kapitis
• Tinea Barbae
• Tinea Pedis
• Tinea Manus
• Tinea Kruris
• Tinea Korporis
• Tinea Facialis
• Kandidosis
DERMATOFITOSIS = Tinea, ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinata.
Definisi Mikosis superfisialis, penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk (mis. stratum
korneum pada epidermis, rambut, dan kuku) yang disebabkan golongan jamur dermatofita .
Jamur ini mengeluarkan emzim kerstinase sehingga mampu mencerna keratin pada kuku,
rambut dan stratum korneum pada kulit.
Etiologi Dermatofita (kelas Fungi imperfecti) sifat keratofilik.
Berdasarkan morfologi, dikelompokkan dalam 3 genus:
• Trichophyton
• Microsporum
• Epidermophyton
rubrumshowing
port-wine
pigmentation
4) Microsporum gypseum
• Mikrokonidia berbentuk lonjong (tidak khas)
• Makrokonidia berbentuk kumparan terdiri atas 4-6 sel, dindingnya lebih tipis
Colonies grow moderately rapidly and
darken from buff to cinnamon brown,
often with granular to sugary texture
imparted by heavy sporulation
6) Epidermophyton floccosum
• Bentuk hifanya lebar
• Mikrokonidia biasanya tidak ditemukan
• Makrokonidia berbentuk gada, berdinding tebal, terdiri atas 2-4 sel, beberapa
tersusun pada satu konidiofora
Macroconidia of E. floccosum.
Epidemiologi • Banyak ditemukan di Indonesia baik L atau P
• Sumber infeksi diduga dari orang disekitar penderita (antropofilik), tanah/debu
(geofilik) dan binatang peliharaan (zoofilik)
Klasifikasi • Tinea kapitis : kulit & rambut kepala
• Tinea barbae : dagu & jenggot
• Tinea kruris : kaki & tangan
• Tinea unguium : kuku jari tangan & kaki
• Tinea pedis et : daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan kadang sampai
manum perut bagian bawah
• Tinea korporis : kulit glabrosa dan pada bagian lain yg tidak termasuk bentuk 5
tinea diatas
• Tinea inkognito : dermatofitosis dgn bentuk klinis tidak khas oleh karena telah diobati dengan
steroid topikal kuat
Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 7.Cetakan Kedua.2015.Penerbit FKUI
Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 7.Cetakan Kedua.2015.Penerbit FKUI
Pengobatan Th/ antifungal sistemik Th/ antifungal sistemik Agen topikal: selenium sulfida (2.5%) lotion /
sampo. Sampo ketokonazol, krim derovay azol,
terbinafine 1%
Th/ sistemik: Ketokonazol 400 mg 1 jam sblm
olahraga, flukonazol 400 mg, itrakonazol 400 mg
Resep tinea corporis
R/ ketoconazole 200 mg tab no XV
S I dd tab I
------------------------------------------------ ~
R/ mikonazol cr 2% tube I
S u e (pagi-malam)
------------------------------------------------- ~
KANDIDOSIS
Definisi Merupakan penyakit jamur, yang bersifat akut dan subakut yg disebabkan oleh Candida Albicans,
dapat mengenai mulut,vagina,kulit,kuku,bronki atau paru
Sinonim Kandidiasis, moniliasis
•Eksogen:
oIklim, panas, kelembaban
oKebersihan kulit
oKebiasaan berendam kaki dlm air yg lama
oKontak dgn penderita
Klasifikasi
Kandidosis selaput lendir Kandidosis kutis Kandidosis sistemik
•Kandidosis oral/thrush •Lokalisata: daerah intertriginosa •Endokarditis
•Perlence dan perianal •Meningitis
•Vulvovaginitis •Generalisata •Pielonefritis
•Balanitis •Paronikia dan onikomikosis •Septikemia
•Kandidosis mukokutan kronik •Kandidosis kutis granulomatosa
•Kandidosis bronkopulmoner dan
paru
Pemeriksaan:
•Langsung:
–Kerokan kulit atau usapan mukokutan dgn menggunakan larutan KOH 10% atau dgn pewarnaan gram,
akan terlihat seperti ragi, blastospora atau hifa semu
•Biakan:
–Dgn agar dektrosa glukosa sabouraud.
–Corn meal agar
–Disimpan dalam suhu kamar
–Koloni akan tumbuh 24-48 jam
PENGOBATAN:
Menghindari dan menghilangkan faktor predisposisi
Topikal Sistemik
• larutan ungu gentian ½-1 % untuk selaput lendir •Tablet nistatin
•Larutan ungu gentian 1-2% untuk kulit, dioleskan 2X sehari slma 3 hr •Amfoterisin B
•Nistatin berupa krim, salep,emulsi •Kotrimazol 500 mg per vagina
•Amfoterisin B dosis tunggal
•Mikonazol 2% berupa krim atau bedak •Itrakonazol
•Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dlm krim
•Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
•Siklopirolsolamin 1%
DD
Prognosis Dgn memperhatikan cara pemakaian obat, menghilangkan faktor predisposisi (hygiene), dan
semua orang yg berkontak erat dengan pasien harus diobati penyakit dpt diberantas dan
memberi prognosis baik.
PEDIKULOSIS KAPITIS
Definisi Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus var capitis
- Siklus hidup melalui stadium telur, larva, nimfa dan dewasa. Telur diletakkan disepanjang
rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang berarti semakin ke ujung terdapat telur yg
lebih matang.
Patogenesis - Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan utk menghilangkan rasa gatal. Gatal tsb
timbul karna liur dan ekskreta dari kutu yg masuk kedalam kulit waktu menghisap darah
Gejala klinis - Gejala awal dominan hanya gatal, terutama daerah oksiput dan temporal dan bisa meluas ke
seluruh kepala.
- Lalu karna garukan tjd erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder (pus, krusta). Jika infeksi
sekunder berat, rambut akan bergumpal disebabkan oleh byk pus dan krusta dan disertai
pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikuler). Pd saat tsb kepala
berbau busuk.
Penunjang Menemukan kutu / telur. Telur berwarna abu-abu dan berkilat
diagnosis
DD - Tinea kapitis
- Pioderma (impetigo krustosa)
- Dermatitis seboroika
Pengobatan - Topikal dengan malathion 0,5% atau 1% dlm bentuk losio atau spray.
- Rambut disisir dengan sisir halus dan rapat
- Di Indonesia, obat yg mudah didapat adalah krim gama benzene heksaklorida 1% atau benzyl
benzoate 25%
- Keadaan infeksi sekunder berat sebaiknya rambut dicukur, infeksi diobati dulu dengan
antibiotik sistemik & topikal.
GEJALA
• Gatal, panas, nyeri
• Eritem, vesikel, bula
• Nyeri
• Iritasi
PROGNOSIS Baik
Resep
R/ Loratadine 10 mg tab no V
S I dd tab I
------------------------------------------ ~
R/ betasin cr tube no I
S u e (pagi-malam)
------------------------------------------- ~
Kesimpulan
• Kami telah mempelajari penyakit kulit akibat bakteri, virus, jamur, dan
parasit.
Daftar Pustaka
• Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W, editors. Ilmu penyakit kulit
dan kelamin. Edisi 7. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2015.
• Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical
dermatology. 6th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.;
2009.
• Medical Mini Notes-Dermatovenereology edition.