Anda di halaman 1dari 28

JOURNAL READING

LEPROSY – AN OVERVIEW OF CLINICAL FEATURES,


DIAGNOSIS AND TREATMENT

Disusun Oleh :
Ega Meilyta Andriani Putri 1710221012

Pembimbing:
Letkol CKM (K) dr. Susilowati, SpKK

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN KULIT


RST DR. SOEDJONO MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
PERIODE 2 JULI – 3 AGUSTUS 2018
Kusta adalah penyakit menular kronis yang
disebabkan oleh Mycobacterium leprae

Seluruh dunia terdapat 210.758 kasus baru


didiagnosis pada tahun 2015

Insiden tertinggi ditemukan di India, Brasil,dan


Indonesia

Infeksi ditularkan melalui droplet dan kontak


kulit secara langsung dalam waktu yang lama

Menyerang kulit dan sistem saraf perifer


KUSTA INDETERMINATE
• Ditandai oleh satu atau lebih
makula hipopigmentasi,
kadang tidak berbatas tegas
• Kusta indeterminate dapat
bertahan hingga 5 tahun
• Menjelang akhir tahap penyakit
ini  defisit neurologis seperti
jarang berkeringat dan /
kehilangan termosensitivitas,
sedangkan sensitivitas
terhadap nyeri masih baik
IMUNITAS BAIK
IMUNITAS
BURUK

TUBERCULOID LEPROMATOUS
ATAU ATAU
PAUCIBACILLARY MULTIBACILARY
LEPROSY LEPROSY
INTERMEDIATE: BORDERLINE LEPROSY/KUSTA DIMORFIK

 Borderline Borderline Borderline Borderline


Tuberculoid (BT) (BB) Lepramatous (BL)
GAMBARAN KLINIS, BAKTERIOLOGI, DAN IMUNOLOGI KUSTA MULTIBASILAR

Sifat Lepromaosa (LL) Borderline Lepromatosa Mid Bordeline (BB)


(BL)

LESI
Bentuk Makula; Infiltrat difus; papul; Makula; Plakat; Papul Pakat; Dome shaped
nodus (kubah); punched out

Jumlah Tidak terhitung, idak ada Sulit dihtung, masih ada Dapat dihitung, kulit
kulit sehat kulit sehat sehat jelas ada

Distribusi Simetris Hampir simetris Asimetris


Permukaan Halus berkilat Halus berkilat Agak kasar, agak
berkilat

Batas Tidak jelas Agak jelas Agak jelas


Anastesia Tidak ada sampai tidak Tak jelas Lebh jelas
jelas

BTA
Lesi Kulit Banyak Banyak Agak banyak
Sekret Hidung Banyak Biasanya negatif Negatif
Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya Negatif
GAMBARAN KLINIS, BAKTERIOLOGI, DAN IMUNOLOGI KUSTA PAUSIBASILAR

Sifat Tuberkuloid (TT) Borderline Indeterminate (I)


Tuberkuoid (BT)
LESI
Bentuk Makula saja; makula Makula dibatasi infitrat Hanya makula
dibatasi infitrat ;infiltrat saja

Jumlah Satu, dapat beberapa Beberapa atau satu Satu atau beberapa
denan satelit
Distribusi Asimetris Masih asimetris Variasi
Permukaan Kering bersisik Kering bersisik Halus, agak berkilat

Batas Jelas Jelas Dapat jelas atau dapt


tidak jelas
Anastesia Jelas Jelas Tidak ada sampai
tidak jelas
BTA
Lesi Kulit Hampir selalu negatif Negatif atau hanya +1 Biasnya negatif
Tes Lepromin Positif kuat (+3) Positif lemah Dapat positif lemah
atau negatif
Kerusakan pada saraf
Kebutaan pada
wajah, kelumpuhan otot
lepromatous
mata

Infeksi kornea sekunder


karena penutupan
Lagophthalmos
kelopak mata yang tidak
lengkap (Bell's palsy)

Ekspresi wajah kosong


Kehilangan sensoris mata
yang dihasilkan disebut
dari n. trigeminus
sebagai fasies antonin

Ulkus kornea bakteri. Anestesi kornea


PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Penebalan
Saraf

Palpasi sepanjang jalannya


supraorbital, retroauricular,
ulnar, median, radial
superfiial, peroneal umum,
periferal superfisial, posterior
saraf tibial, dan sural
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Termosensitivitas

tabung uji yang berisi


air panas dan air pada
suhu kamar 
disentuhkan secara
bergantian pada lesi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PCR Serologi

Histopatologi Uji Lepromin


DIAGNOSIS
CARDINAL SIGN: Diagnosis Kusta = 1
Cardinal sign (+)
• Lesi kulit:
- Kelainan kulit: bercak hipopigmentasu atau eritematous
- Mati rasa dapat berupa hipoestesi atau anastesi
• Penebalan saraf:
- Gangguan fungsi saraf berupa: sensoris (anastes) dan
motoris (parese/paralis), otonom (kulit kering)
• Basil tahan asam (BTA) positif
GEJALA-GEJALA KERUSAKAN SARAF:
1. Nervus Ulnaris 4. Nervus Poplitea Lateralis
- Anestesia pada ujung jari anterior kelingking & jari - Anestesia tungkai bawah, bagian lateral & dorsum
manis pedis
- Clawing kelingking dan jari manis - Foot drop
- Atrofi hipotenar dan otot interosseus serta kedua - Kelemahan otot peroneus
otot lumbrikalis medial
5. Nervus Tibialis Posterior
2. Nervus Medianus - Anestesia telapak kaki
- Anestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, - Claw toes
telunjuk, dan jari tengah - Paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedis
- Tidak mampu adduksi ibu jari
- Clawing ibu jari, telunjuk, dan jari tengah 6. Nervus Fasialis
- Ibu jari kontraktur - Cabang temporal dan zigomatik menyebabkan
- Atrofi otot tenar dan kedua otot lumrikalis lateral lagoftalmus
- Cabang bukal, mandibular, dan servikal
3. Nervus Radialis menyebabkan kehilangan ekspresi wajah dan
- Anestesia dorsum manus & ujung proksimal jari kegagalan mengatupkan bibir
telunjuk
- Wrist drop
- Tak mampu ekstensi jari-jari atau pergelangan 7. Nervus Trigeminus
tangan - Anestesia kulit wajah, kornea dan konjungtiva mata
TERAPI
Terapi Kusta PB
• Minum di depan petugas:
• Rifampisin 600 mg/bln (Anak: 450 mg)
• DDS 100 mg/bln (Anak: 50 mg)
• Minum di rumah:
• DDS 100 mg/hr
• Jangka waktu pengobatan: 6-9 bln

Terapi Kusta MB
• Minum di depan petugas:
• Rifampisin 600 mg/bln (Anak: rifampisin 450
mg)
• DDS 100 mg/bln (Anak: dapson 50 mg)
• Clofazimine 300 mg/bln (Anak: clofazimine 150
mg) (Minum di rumah:
• DDS 100 mg/hr
• Clofazimine 50 mg/hr
• Jangka waktu pengobatan: 12-18 bln
EFEK SAMPING OBAT
• Rifampisin  sindroma kulit (rasa panas, gatal),
sindroma perut (nyeri, mual, muntah, diare), sindroma flu
(demam, menggigil, sakit tulang), sindroma pernapasan
(sesak), hepatotoksik, perubahan warna kencing, feses,
ludah, air mata dan keringat menjadi berwarna merah

• Clofazimine  rangsangan & obstruksi saluran cerna,


hiperpigmentasi kulit & mukosa, kulit & mukosa kering

• DDS (diaminodifenil sulfon)  reaksi alergi (dermatitis


eksfoliativa, fixed drug eruption), hepatitis, nefritis, anemia
hemolitik, neuritis perifer, sakit kepala gejala
gastrointestinal
EVALUASI TERAPI
RFT (Release from
Treatment): telah selesai
Default: penderita PB selama
pengobatan MDT 6 blister
> 3 bln tdk mengambil obat
dalam waktu 6-9 bln untuk PB
atau penderita MB selama > 6
atau telah selesai pengobatan
bln tdk mengambil obat
MDT 12 blister dalam waktu
12-18 bln untuk MB

Relaps: telah selesai


pengobatan dan muncul lesi
baru pada kulit
REAKSI KUSTA
• Suatu episode dalam perjalanan kronis penyakit kusta yg
merupakan suatu reaksi kekebalan (respon seluler) atau reaksi
antigen-antibodi (respon humoral)  30% pasien.

• Reaksi dapat terjadi pada penderita sebelum pengobatan, saat


pengobatan, dan sesudah pengobatan. Namun srg tjd pada 6 bln
sampai setahun stlh mulai pengobatan.
KLASIFIKASI REAKSI
Reaksi tipe 1 Reaksi tipe 2
No. Gejala/tanda
Ringan Berat Ringan Berat

1 Kulit Bercak: merah, Bercak: merah, Nodul: merah, Nodul: merah,


tebal, panas, tebal, panas, panas, nyeri panas, nyeri yg
nyeri nyeri yg bertambah
bertambah parah sampai
parah sampai pecah
pecah
2 Saraf Tepi Nyeri pada Nyeri pada Nyeri pada Nyeri pada
perabaan (-), perabaan (+), perabaan (-), perabaan (+),
Gangguan fungsi Gangguan Gangguan Gangguan
(-) fungsi (+) fungsi (-) fungsi (+)
3 Keadaan Umum Demam (-) Demam (+/-) Demam (+/-) Demam (+)

4 Gg. pd organ lain (-) (-) (-) (+) misalnya


pada mata ,
sendi, testis, dll
REAKSI TIPE 3 (SYN. FENOMENA LUCIO)
• Fenomena Lucio • Area kulit yang terkena
berbeda dari reaksi bisa mengalami ulserasi
kusta. dan menjadi nekrosis.

• Secara klinis, dicirikan • Pada pengobatan yang


oleh patch violaceous berhasil, lesi sembuh
yang luas & bullous dengan jaringan parut.
infiltrates  pada
pasien yang tdk diobati
TERAPI REAKSI KUSTA
REAKSI TIPE 1

• Prednisolon 40-60 mg, selama 14 hari  tapering


off 5 mg setiap 14 hari

REAKSI TIPE 2

• thalidomide (100-400 mg)

REAKSI TIPE 3

• Kortikosteroid sistemik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai