Anda di halaman 1dari 69

SKENARIO 2 BLOK

4.3
Benjolan di Leher
By : dr. Ken Ola
BENJOLAN DI
LEHER
Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke poliklinik Rumah Sakit dengan
keluhan benjolan pada leher kanan sejak 3 minggu yg lalu. Awalnya benjolan kecil
dan lama –kelamaan semakin membesar hingga timbul luka. Keluhan disertai nyeri
dan mengeluarkan cairan kekuningan. Riwayat batuk lama pada penderita maupun
keluarga disangkal. Keadaan umum dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan limfaenopati di region colli. Status dermatologis ditemukan ulkus
berukuran 1x2x0,5 cm pada region supraclavicular dectra. Bentuk ulkus
menggaung dengan tepi eritematosa yang teraba lembut, dasar ulkus jaringan
granulasi dan nyeri tekan. Pemeriksaan histopatologi didapatkan peradangan
granulomatosa spesifik dengan kelompok sel epiteloid disertai sel datia langhans
yang mebentuk hard tubercle dan soft tubercle. Dokter mengusulkan untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter lalu memberikan tatalaksana dan
edukasi terkait penyakit pasien
1

Seorang wanita 45 tahun datang dengan keluhan muncul beberapa benjolan kemerahan di badan tiba-tiba. Kelihan

disertai nyeri, demam tinggi, dan badan terasa linu sejak 4 hari terakhir. Pasien sedang dalam pengobatan lepra

bulan ke 8. pada pemeriksaan tanda vital didapatkan suhu 39C. Pemeriksaan fisik didapatkan nodul eritem

multiple, tersebar, nyeri tekan (+), pembesaran nervus ulnaris (+) parestesi jari (+). Apakah diagnosis dan

tatalaksana yg tepat pada pasien ?

a. Reaksi lepra tipe 1; prednisone 40 mg

b. Reaksi lepra tipe 2; prednisone 15 mg

c. Morbus Hansen; klofazimin 200 mg

d. Eritema nodusum; prednisone 40 mg

e. Reksi reversal; prednisone 30 mg


2

● Seorang wanita 40 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan terdapat bercak-bercak putih pada punggung

tangannya. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan macula hipopigmentasi 1 buah pada punggung tangan kiri,

hipoestesi (+), penebalan N. ulnaris sinistra (+). Setelah dilakukan pemeriksaan kultur BTA, didapatkan hasil

negative. Tatalaksana yang tepat untuk pasien adalah…

a. Rifampisin 600mg, dapson 100mg, klfazimin 300mg (1hari) + dapson 100mg,klofazimin 50 mg (hari 2-28)

b. Rifampisin 600mg, dapson 100 mg, klofazimin 300 mg (1 hari) + dapson 100 mg (hari 2-28)

c. Rifampisin 600 mg, ofloxacin, minosiklin 100 mg

d. Rifampisin 600 mg, dapson 100 mg (hari 1) + dapson 50 mg (hari ke 2-28)

e. Rifampisin 600 mg, dapson 100 mg (1 hari) + dapson 100 mg (hari 2-28)
3

Pasien laki-laki berusia 44 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan adanya bercak tubuh yang mati rasa sejak
4 bulan yang lalu. Keluhan gatal dan nyeri pada bercak disangkal. Pasien belum pernah mendapat pengobatan
untuk keluhan ini sebleumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bercak hipopigmentasi multiple disertai
hipoestesi di punggung. Ditemukan penebalan nervus auricularis magnus dan nervus medianus. Diagnosis yang
tepat adalah ?
a. lepra tipe MB
b. Lepra tipe PB
c. Reaksi kusta reversal
d. Eritema nodusum leprosum
e. Fenomena lucio
4

● Perempuan 30 tahun ke puskesmas dengan keluhan borok di leher sejak 1 bulan yang lalu, awalnya

benjolan yang tidak nyeri, pasien sedang dalam pengobatan TB. Pada daerag supraklavikular tampak 2

ulkus bersih berwarna livid dengan tepi menggaung. Diagnosis yang paling mungkin adalah

a. Skrofuloderma

b. Furunkulosis

c. Karbunkel

d. Hidradenitis supuratif

e. Melanoma maligna
5

Di bawah ini yang merupakan tuberculosis kutis tipe primer yaitu


a. Skrofuloderma
b. Tb kutis verukosa
c. Tb chancre
d. Lupus vulgaris
e. Tb. kutis orificialis
Fungsi Kulit
Kulit, melalui persarafan sensorik, bertindak sebagai alat indera

Mengatur keseimbangan air

Kulit melindungi tubuh terhadap luka

Mempertahankan temperatur tubuh

Ekskresi
Anatomi Kulit
EPIDERMIS
Epidermis merupakan bagian kulit
paling luar yang sebagian besar
terdiri dari epitel skuamosa yang
bertingkat yang mengalami
keratinisasi yang tidak memiliki
pembuluh darah.

Ketebalan epidermis berbeda-


beda pada berbagai bagian tubuh,
yang paling tebal berukuran 1
milimeter pada telapak tangan dan
telapak kaki, dan yang paling tipis
berukuran 0,1 milimeter terdapat
pada kelopak mata, pipi, dahi dan
perut. Sel-sel epidermis disebut
keratinosit.
Lapisan Epidermis :

• Stratum korneum
• Stratum lusidum
• Stratum granulosum
• Stratum spinosum
• Stratum basale
• dermis
DERMIS merupakan
bagian yang paling penting di
kulit yang sering dianggap
sebagai “True Skin”. Terdiri atas
jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan
menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya
bervariasi, yang paling tebal pada
telapak kaki sekitar 3 mm.
Lapisan dermis :
Lapisan papillary :

• Langsung berbatasan dengan membran basalis epidrmis.


Lapisan ini saling berpautan secara kasar dengan epidermis,
oleh penonjolan kulit, jalinan yang lebih halus dibentuk oleh
serat-serat retikuler yang melekat pada pegas dari lapisan
bawah epidermis.

Lapisan retikularis :

• Dibentuk dari jalinan bekas serat kolagen yang


bertanggung jawab untuk tahanan kulit terhadap
tekanan mekanis. Anyaman serat ini maka insisi kulit
tidak menimbulkan lubang bulat tetapi berupa celah
HIPODERMIS
Merupakan lapisan di bawah dermis
atau hypodermis yang terdiri dari
lapisan lemak. Lapisan ii terdapat
jaringan ikat yang menghubungkan
kulit secara longgar engan jaringan
di bawahnya. Jumlah dan ukurannya
berbeda-beda menurut daerah tubuh
dan keadaan nutrisi individu.
Berfungsi menunjang suplai darah ke
dermis untuk regenerasi
MORBUS HANSEN
adalah infeksi menahun yang
disebabkan Mycobacteria leprae
(M.lepra) primer yang
menyerang saraf tepi,
selanjutnya dapat menyerang
kulit dan organ lainnya.
HOW?
Klasifikasi
MULTIBASILAR (MB)
Sifat Lepromatosa (LL) Borderline Lepromatosa Mid Borderline (BB)
(BL)
Bentuk Makula, infiltrate difus, Makula, plakat, papul Plakat : Dome
papul, nodus shaped, punched out
Jumlah Tdk terhitung, kulit sehat Sulit dihitung, kulit sehat Dapat dihitung, kulit
(-) (+) sehat (+)
Distribusi simetris Hampir simetris asimetris

Permukaan Halus berkilat Halus berkilat Agak kasar, agak


berkilat
Batas Tidak jelas Agak jelas Agak jelas

Anestesia Tidak ada sampai tidak Tak jelas Lebih jelas


jelas
Lesi Kulit Banyak (ada globuls) banyak Agak bayak
(BTA)
Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya Negatif
PAUCIBACILLARY (PB)
Sifat Tuberkuloid (TT) Borderline Tuberkuloid Indeterminate (I)
(BT)
Bentuk Makula saja, macula Makula dibatasi Hanya macula
dibatasi infiltrat infiltrate, infiltrate saja
Jumlah Satu, dapat beberapa Beberapa atau satu Satu atau beberapa
dengan satelit
Distribusi asimetris Masih asimetris variasi

Permukaan Kering bersisik Kering bersisik Halus, agak berkilat

Batas jelas jelas Dapat jelas, dapat


tidak jelas
Anestesia jelas jelas Tidak ada sampai
tidak jelas
Lesi Kulit Hampir selalu negatif Negatif atau hanya +1 Biasanya negatif
(BTA)
Tes Lepromin Positif Kuat (+3) Positif Lemha Dapat positif lemah
atau negatif
DIAGNOSIS

Cardinal Sign Klasifikasi

Hipopigmentasi atau eritema Pausibasilar (1-5 lesi kulit)


dengan disertai kehilangan sensasi
Penebalan saraf perifer
Multibasilar ( 6 atau lebih lesi kulit)
Hasil positif dalam pemeriksaan
skin smear atau biopsi
Pemeriksaan penunjang Pem. Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi pada
Pemeriksaan bakterioskopik penyakit lepra dilakukan untuk
memastikan gambaran klinik,
Skin smear atau kerokan kulit adalah pemeriksaan sediaan yang diperoleh misalnya lepra Indeterminate atau
melalui irisan dan kerokan kecil pada kulit yang kemudian diberi pewarnaan penentuan klasifikasi lepra.
tahan asam untuk melihat M. leprae.

Pem. Serologis
Pada pemeriksaan serologis lepra
didasarkan atas terbentuknya
antibodi tubuh seseorang yang
terinfeksi oleh M. leprae. Antibodi
yang terbentuk dapat bersifat
spesifik dan tidak spesifik
TATALAKSANA
MDT Untuk Lepra MB

• Pada dewasa diberikan selama 12 bulan yaitu rifampisin 600 mg setiap bulan, klofamizin
300 mg setiap bulan dan 50 mg setiap hari, dan dapsone 100 mg setiap hari.

• Sedangkan pada anak-anak, diberikan selama 12 bulan dengan kombinasi rifampisin


450 mg setiap bulan, klofamizin 150 mg setiap bulan dan 50 mg setiap hari, serta
dapsone 50 mg setiap hari.

MDT Untuk Lepra PB

• Pada dewasa diberikan selama 6 bulan dengan kombinasi rifampisin 600 mg setiap bulan dan
dapsone 100 mg setiap bulan. Pada anak-anak diberikan selama 6 bulan dengan kombinasi
rifampisin 450 mg setiap bulan dan dapsone 50 mg setiap bulan

• Sedangkan pada anak-anak dengan usia dibawah 10 tahun, diberikan kombinasi rifampisin 10
mg/kg berat badan setiap bulan, klofamizin 1 mg/kg berat badan diberikan pada pergantian hari,
tergantung dosis, dan dapsone 2 mg/kg berat badan setiap hari.
REAKSI LEPRA

Reaksi Tipe 1
(Reaksi Reversal)

Reaksi Tipe 2
(Erythema Nodusum Leprosum (ENL))
Reaksi Tipe 2
Reaksi Tipe 1
(Erythema Nodusum Leprosum (ENL))
(Reaksi Reversal)
TB KUTIS
• Infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman mikobakteria
• Berdasarkan tingkat keparahan:
TB kutis  TB ekstra paru ringan
• Jarang dijumpai, meskipun kasus tuberkulosis pada organ lain cenderung meningkat akibat :
1. Pandemi AIDS
2. Adanya M. tuberculosis yang resisten
3. Peningkatan terapi immunosupresif
4. Peningkatan human migration
Faktor Predisposisi

Lingkungan Status
Usia Gizi kurang dan sanitasi imunodefisiens
buruk i
Cara Manifestasi Jumlah Imunitas
Penyebaran Klinis Bakteri Pejamu
TB CHANCRE MB NAIVE
INOKULASI
EKSOGEN TB KUTIS VERUKOSA PB GOOD
LANGSUNG
LUPUS VULGARIS PB MODERATE

AUTOINOKULASI TB ORIFISIALIS MB POOR

PENJALARAN SKROFULODERMA MB POOR


LANGSUNG LUPUS VULGARIS PB MODERATE
ENDOGEN
TB KUTIS GUMOSA MB MODERATE
HEMATOGEN LUPUS VULGARIS PB MODERATE
TB KUTIS MILIARIS MB POOR

LUPUS VULGARIS PB MODERATE


LIMFOGEN
TB KUTIS MILIARIS MB POOR
Anamnesis
Domisili tempat tinggal pasien
Riwayat pengobatan:
– Baru : belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari 1 bulan (4 minggu)
– Kambuh (relaps) : pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya dan
telah dinyatakn sembuh atau pengobatan lengkap, diagnosis kembali dengan
BTA positif (apusan atau kultur)
– Putus berobat (default) : telah berobat 2 bulan dan putus berobat 2 bulan
atau lebih sebelum masa pengobatan selesai dengan BTA positif
– Gagal (failure) : hasil pemeriksaan dahak tetap positif atau kembali menjadi
positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan

Kasus kronik : jika pasien dengan hasil pemeriksaan BTA positif setelah selesai
pengobatan ulangan, riwayat pajanan dengan sumber yang resisten obat
Pemeriksaan Fisik

Status generalis
Status imunitas bervariasi bergantung dari berbagai jenis tuberkulosis
kutis
Umumnya keadaan umum pasien tampak sakit ringan

Status dermatologikus
Sesuai dengan berbagai jenis tuberkulosis kutis
Klasifikasi
(Pillsburry)

Tuberkulo
sis kutis Tuberkulid
sejati

Bentuk
Tuberkulo Tuberkulo
Bentuk granuloma &
sis kutis sis kutis
papul ulseronodulu
primer sekunder
s

• Tb. kutis miliaris • Lupus miliaris


• Inokulasi • Skrofuloderma diseminatus fasiei • Eritema
tuberkulosis • Tb. kutis verukosa • Tuberkulid nodosum
primer • Tb. kutis gumosa papulonekrotika • Eritema
(tuberkulosis • Tb. kutis orificialis • Liken skrofulosorum induratum
chancre) • Lupus vulgaris
1. Tuberkulosis Chancre

• Inokulasi M. tbc pada


kulit orang yg belum
dapat imunitas.

Pada anak :
* lokalisasi : muka, anggota, tindakan (tindik, sunat, tatto),
deltoid / paha (BCG)
* UKK:Nodul terbatas coklat,- ulserasi - menebal - keras - krusta
diaskopi : “apple Jelly”
regional limfadenopati
sembuh lama
2. Tuberkulosis kutis verukosa

• Inokulasi M. tbc pada kulit orang


dg imunitas moderat-tinggi
• Kuman masuk :
– Eksogen (anak, dewasa- pekerjaan)
– Endogen
• Lokalisasi : daerah terbuka yg didahului
trauma (lutut, kaki, tangan, bokong)
2. Tuberkulosis kutis verukosa
Inokulasi langsung melalui kulit
Lesi:
wart like papule dengan halo violaseous 
plak. Mengeluarkan pus atau debris
keratin. Batas ireguler.
Sembuh spontan setelah beberapa tahun
Skin test (+) kuat
PA: Sedikit basili
DD/: blasto/sporo/kromomikosis, KSS, veruka
vulgaris

DD : - Veruka vulgaris
- Kromomikosis
- Misetoma aktinomikosis
3. SKROFULODERMA
Definisi
Tuberkulosis pada kulit yang disebabkan o/
M. tuberkulosis & mikobakteria atipikal

Pemeriksaan bakteriologik
Sediaan mikroskopik: pus, jar. Kulit, jar. KGB → Ziehl
Neelsen (+): kuman merah, dasar biru

Kultur : Löwenstein-Jensen

Binatang percobaan

Tes biokimia

Percobaan resistensi
Skrofuloderma
Penjalaran langsung dari infeksi TB organ
dibawahnya (KGB, tulang, atau sendi)
Lesi:
Nodul subkutan konsistensi lunak  mencair 
perforasi  ulserasi & sinus ireguler biasanya linier
Sembuh perlahan dengan parut keloid
Skin test (+) kuat
PA: Basil (+)
DD/ hidradenitis supurativa, sporotrikosis, LGV, GI
PATOGENESIS

Penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit, ex: skrofuloderma

Inokulasi langsung pada kulit sekitar orificium, akibat organ dalam terkena Tb, ex: Tb. kutis
orifialis

Hematogen, ex: Tb. kutis miliaris

Limfogen, ex: lupus vulgaris

Penjalaran langsung dari selaput lendir yg terkena Tb, ex: lupus vulgaris

Kuman langsung masuk ke kulit, jika ada kerusakan kulit, ex: Tb. kutis verukosa
Limfadenitis tuberkulosis →
perlunakan tidak serentak →
kenyal dan lunak (abses
dingin) → pecah → fistel →
meluas → ulkus

Ulkus khas: memanjang,


tidak teratur, livid, tertutup
pus seropurulen, jika
mengering menjadi krusta
kekuningan→ sembuh →
sikatriks → jembatan kulit
(skin bridge)
Gambaran histopatologi
Nekrosis yang masif dan pembentukan abses pada tengah daripada lesi adalah tidak spesifik.
Tetapi bagian perifer daripada lesi atau batas sinusnya mangandung granuloma tuberkuloid.
Struktur tuberkel dengan kaseasi berat dijumpai pada bagian dalam dermis, disertai dengan
banyak sel raksasa Langhans. Banyak dijumpai basil tahan asam. Semakin tua lesi, basil
semakin sulit ditemukan

tampak sel datia, dengan latar belakang


selsel limfosit dan PMN
LED: LED meninggi

Pemeriksaan penunjang
Px. Bakteriologik:
baku emas → kultur

Px. Histopatologik

Tes tuberkulin

PCR (polymerase
Chain Reaction):
etiologi
PENATALAKSANAAN
Kriteria penyembuhan pada skrofuloderma ialah semua fistel dan ulkus telah menutup,
seluruh kelenjar getah bening mengecil (kurang dari 1 cm dan berkonsistensi keras), dan
sikatriks yang semula eritematosa menjadi tidak eritematosa lagi. Laju endap darah (LED)
dapat dipakai sebagai pegangan untuk menilai penyembuhan pada penyakit tuberkulosis

TOPIKAL

• Kortikosteroid topikal pada


infiltat
• Antibiotik topikal
• Keratolitik kuat (as. Alisilat 5-
10%) → tb kutis verukosa
4. Tbc kutis orifisialis

• Autoinokulasi Tbc
organ dalam,
paru, intestinal.
• Dewasa, Pria > ,
Kebersihan <
• Lokalisasi :
junction mulut,
anus, lidah.
• UKK : nodul, merah
(terasa sakit)
5. Tbc kutis miliaris
• Penyebaran hematogen
• akut, sakit berat.
• Infant, anak, orang tua
dg imunokompromais.
• UKK :
– papula, nodula, menyebar.
Merah  vesikel, pustula
hemoragik.
– Biopsi untuk diagnosis.
6. Lupus vulgaris
• Lokalisasi :
– kepala, hidung, muka, leher,
tangan, kaki.
• UKK :
– Plakat, merah-coklat halus,
gelatinosa, “apple yelley”
– Bentuk :
• Plakat Eritem
• Ulserasi, mutilasi
• Vegetasi
• Tumor like
• Papula, nodula deseminata
Lupus Vulgaris
● Inokulasi atau perluasan langsung
sendi, kelenjar (limfogen)

● Penyebaran hematogen, limfogen,


atau penjalaran langsung
● Lesi:
○ bisa sebagai papul ireguler  plak,
vegetasi, tumor atau papulonodular
● Coklat kemerahan diaskopi: apple
jelly colour
● Dapat menetap selama tahunan
dan sembuh dengan scar
● Skin test: (+)
● PA: sedikit atau tidak tampak basil
● DD/ MH, sarkoidosis, DLE
Lupus vulgaris, pria 27 thn
7. Tuberkulosis kutis gumosa
• Penyebaran
hematogen dari fokus
primer.
• Anak, yg kurang
perawatan
• Lokalisasi : ekstremitas
> badan.
• UKK : nodula terbatas,
subkutan  ulserasi
dg sinus-sinus
Tuberkulid

• Erupsi kulit berhubungan dg fokus internal,


membaik dg OAT.
• Simetris, deseminata

1. Liken skrofulasorum
2. Papulonekrotikan tuberkulid
3. Noduler; Eritema induratum
1. Liken skrofulosorum

• Anak, dewasa

• Badan

• Papula perifolikuler,
kering
merah,coklat
2. Papulonekrotikan tuberkulid

• Dewasa muda

• Lutut, siku, kaki

• Papula keras,
merah kotor,
ulserasi,
pigmentasi
3. Noduler Eritema Induratum
• Fokus Tbc di tempat
lain
• Wanita > dewasa muda
• Tungkai bawah, fleksor
• Nodul-plakat subkutan
• Merah  merah biru.
• Lunak, indolen
• Kronik, rekurent
– Ulserasi - sembuh -
atrofi
Diagnosis
• Diagnosis Pasti dg menemukan kuman penyebab :
– kultur
– hewan coba marmut
• Terindikasi :
– Tbc tempat lain
– riwayat penyakit & UKK
– BTA (+)
– PA
– Tuberkulin tes
– Efek OAT
Mikobakterium Atipikal
● Kuman komensal dan
saprofit di alam bebas, al.
banyak terdapat pada air
tanah, air minum di
penampungan.
● Didahului oleh
trauma/tindakan medis.
● Tidak terjadi transmisi
antar individu.
● Gambaran klinis: tidak
spesifik.
● Lesi kulit dapat berupa
papul, nodus
dengan/tanpa ulserasi,
pustul, plak hiperkeratotik
Mikobakterium Atipikal
Terapi Sistemik
Tahap Tahap
Awal Lanjutan

4 bulan
2 bulan
berikutnya

Pasien mendapat obat setiap hari dan


perlu diawasi secara langsung untuk
mencegah resistensi obat

Bila pengobatan diberikan secara


tepat, pasien tidak menular lagi
setelah 2 minggu

BTA + menjadi BTA – dalam 2 bulan.

TB kutis : pengobatan diteruskan sampai 2 bulan


setelah lesi kulit sembuh
Prinsip Pengobatan
● Diagnosis sedini mungkin, cepat, akurat
● Terapi dengan panduan obat baku
● Pengawasan yang memadai
● Pemantauan respons pengobatan
Terapi Medikamentosa
● Topikal
Pada bentuk ulkus:

rawat dengan kalium permanganas 1/5000


● Sistemik
○ Semua obat diminum dalam keadaan perut kosong, 1 x sehari

○ Perbaikan gizi
Tahap Intensif (2 bulan)
○ INH dewasa : 5 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal Dosis anak:
10 mg/kgBB/hari, maks. 300 mg/hari

○ Rifampisin : 10 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal pada saat


lambung kosong (sebelum makan pagi)

Dosis anak: 15 mg/kgBB/hari, maks. 600 mg

○ Etambutol : 15-25 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal

Dosis anak: 20 mg/kgBB/hari

○ Pirazinamid : 20-30 mg/kgBB/hari, oral, dosis terbagi, Dosis


anak: 35 mg/kgBB/hari
Tahap Lanjut (4 bulan
berikut)
○ INH dewasa : 5 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal

Dosis anak 10 mg/kgBB/hari

○ Rifampisin dewasa : 10 mg/kgBB/hari, oral, dosis tunggal pada


saat lambung kosong (sebelum makan pagi)

Dosis anak: 15 mg/kgBB/hari


1

Seorang wanita 45 tahun datang dengan keluhan muncul beberapa benjolan kemerahan di badan tiba-tiba. Kelihan disertai

nyeri, demam tinggi, dan badan terasa linu sejak 4 hari terakhir. Pasien sedang dalam pengobatan lepra bulan ke 8.

pada pemeriksaan tanda vital didapatkan suhu 39C. Pemeriksaan fisik didapatkan nodul eritem multiple, tersebar, nyeri

tekan (+), pembesaran nervus ulnaris (+) parestesi jari (+). Apakah diagnosis dan tatalaksana yg tepat pada pasien ?

a. Reaksi lepra tipe 1; prednisone 40 mg

b. Reaksi lepra tipe 2; prednisone 15 mg

c. Morbus Hansen; klofazimin 200 mg

d. Eritema nodusum; prednisone 40 mg

e. Reksi reversal; prednisone 30 mg


2

● Seorang wanita 40 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan terdapat bercak-bercak putih pada

punggung tangannya. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan macula hipopigmentasi 1 buah pada

punggung tangan kiri, hipoestesi (+), penebalan N. ulnaris sinistra (+). Setelah dilakukan

pemeriksaan kultur BTA, didapatkan hasil negative. Tatalaksana yang tepat untuk pasien adalah…

a. Rifampisin 600mg, dapson 100mg, klfazimin 300mg (1hari) + dapson 100mg,klofazimin 50 mg (hari

2-28)

b. Rifampisin 600mg, dapson 100 mg, klofazimin 300 mg (1 hari) + dapson 100 mg (hari 2-28)

c. Rifampisin 600 mg, ofloxacin, minosiklin 100 mg

d. Rifampisin 600 mg, dapson 100 mg (hari 1) + dapson 50 mg (hari ke 2-28)

e. Rifampisin 600 mg, dapson 100 mg (1 hari) + dapson 100 mg (hari 2-28)
3
Pasien laki-laki berusia 44 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan adanya bercak tubuh yang mati rasa sejak 4 bulan yang
lalu. Keluhan gatal dan nyeri pada bercak disangkal. Pasien belum pernah mendapat pengobatan untuk keluhan ini sebleumnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bercak hipopigmentasi multiple disertai hipoestesi di punggung. Ditemukan penebalan
nervus medianus. Pada pemeriksaan BTA didapatkan hasil negative. Diagnosis yang tepat adalah ?
a.lepra tipe MB
b.Lepra tipe PB
c.Reaksi kusta reversal
d.Eritema nodusum leprosum
e.Fenomena lucio
4

● Perempuan 30 tahun ke puskesmas dengan keluhan borok di leher sejak 1 bulan yang

lalu, awalnya benjolan yang tidak nyeri, pasien sedang dalam pengobatan TB. Pada

daerag supraklavikular tampak 2 ulkus bersih berwarna livid dengan tepi menggaung.

Diagnosis yang paling mungkin adalah

a. Skrofuloderma

b. Furunkulosis

c. Karbunkel

d. Hidradenitis supuratif

e. Melanoma maligna
5

Di bawah ini yang merupakan tuberculosis kutis tipe primer yaitu


a. Skrofuloderma
b. Tb kutis verukosa
c. Tb chancre
d. Lupus vulgaris
e. Tb. kutis orificialis
DAFTAR PUSTAKA
● Farina MC, Gegundez MI, Pique E, Esteban J, Martin L, Requena L, et al. Cutaneous
tuberculosis: A clinical, histopathologic, and bacteriologic study. J Am Acad Dermatol
1995;33:433-40
● Zouhair K, Akhdari N, Nejjam F, Ouazzani T, Lakhdar H. Cutaneous tuberculosis in Morocco.
Int J Inf Dis 2007;11:209-12
● Bravo FG, Gotuzzo E. Cutaneous tuberculosis. Clin Derm 2007;25:173-80
● Sethi A. Tuberculosis and infections with atypical mycobacteria. In: Wolff K, Goldsmith LA,
Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, editors. Fitzpatrick’s dermatology in general
medicine. 8th ed. New York: The Mc-Graw-Hill Companies Inc, 2012. p.2225-41
● Kumar B, Dogra S. Cutaneus tuberculosis. In: Hall JC, Hall BJ, editors. Skin Infections:
Diagnosis and treatment. 1st ed. New York: Cambridge University Press. 2009. p.59-91
● Ramesh V, Ramam M. Cutaneus mycobacterial Infection. In: Inamadar AC, Sacchidanand S,
editors. Pediatric Dermatology. 1st ed. India: Jaypee Brothers. 2010. p.238-45
● Yates VM. Mycobacterial infections. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors.
Rook’s textbook of dermatology. 8th ed. West Sussex: Wiley-Blackwell. 2010.p.31.1-41
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai