Anda di halaman 1dari 107

ILMU KULIT KELAMIN UKMPPD

& PARASIT Soriuosly its no


Tim UKMPPD
hard
Yanuar Rifki A,MD
Remember !!!
INFEKSI BAKTERI
Impetigo 4
A
Folikulitis Infeksi Pioderma
4 / 4A
Furunkel,Karbunke 4
l Infeksi Non-Pioderma /
Ektima 4A 4
Erisipelas 4
Flegmon 3
B
Hidranitis Subratik 4
A
Trauma persalinan
Abses multiple 4
kelenjar keringat A
Stapylococcus 3
scaled skin B
syndrom
Leprae 4
A
Reaksi Lepra 3
PIODERMA
Pokoknya Infesi kulit yang di sebabkan oleh
bakteri golongan Staphilococcus & Streptococcus
namanya PIODERMA .
Klasifikasi berdasarkan etiologi
Streptoco Staphiloc
ccus occus
hemolitic aureus
us

Impetigo Impetigo
krustosa bulosa
Ektima
Folikuliti
Erisipela s
s
IMPETIGO KRUSTOSA VS
BULOSA
Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa
Etiologi: Etiologi:
streptococcus B Staphylococcus
hemolyticus aureus
Predileksi: di Predileksi: di
muka, sekitar hidung ketiak, dada,
dan mulut. punggung.
Efloresensi: Efloresensi:
eritema dan vesikel Eritema,bula
yang cepat hipopion Bula
memecah, krusta pecah korelet
tebal kekuningan warna coklat.
Impetigo
Krustosa

Impetigo Bulosa
EKTIMA
Infeksi di epidermis &
dermis
Etiologi: Streptococus B
hemolitic
Predileksi : Tempat yg
sering terjadi trauma
(tungkai bawah)
Usia : Anak -anak,
dewasa
Efloresensi : Eritema
vesikel Pecah Krusta
tebal kekuningan sulit di
angkat dan di bawahnya
ada Ulkus dangkal.
FOLIKULITIS, FURUNKEL,
KARBUNKEL
ETIOLOGI:
Staphilococcus Aureus
FOLIK FURUNK KAR
ULITIS EL BUN
KEL
Radan Radang Kump
g pada folikel ulan
folikel rambut Furun
rambut & kel
jaringan mem
sekitarn bent
ya. Jika uk
> 1 nodu
Furunku s
losis. besa
r
isiny
a
jarin
gan
Karbunkel
Folikulitis
Furunkel
ERISIPELAS
Infeksi pada epidermis dan
dermis
Etiologi: Streptococus B
Hemolitik
Predileksi : Tungkai
bawah
Presdiposisi : riwayat
trauma (+)
Gejala kontuisi(+): demam,
nyeri, malaise, dll.
Efloresensi : Eritema
Eritema merah cerah,
batas tegas, tepi
SELULITIS & FLEGMON
Mirip erisipelas tapi kenanya
sampai subcutis & batas tdk
tegas
Etiologi: Streptococus B
Hemolik
Predileksi : Kaki, tangan
wajah, tungkai bawah
Gejala kontuisi (+) : demam,
nyeri, dll
Presdiposisi : Riwayat
Trauma
Efloresensi : Makula
eritema Eritema merah
cerah, batas tdk tegas,
tanda-tanda radang akut
Jika selulitis mengalami
HIDRANETIS SUPURATIF
Infeksi kelenjar apokrin
Etiologi : S. aureus
Usia : Pubertas,dewasa
muda
Predileksi : daerah yg byk
keringat (Ketiak, perineum)
Predisposisi
Trauma/mikrotrauma
nyabutin bulu ketiak
Hiperhidrosis ( byk
keringat), Deodoran
Efloresensi : Nodus
meradang Abses fistula
sinus multipel
ABSES MULTIPLE KELENJAR
KERINGAT
Etiologi : S. aureus
Usia : Anak-anak
Presdiposisi : Keringat
banyak, imunitas
(malnutrisi)
Predileksi : tempat yg byk
keringat
(aksila,pantat,umbilicus)
Efloresensi : Nodus eritema,
multiple, bentuk kubah tdk
nyeri lama kelamaan
memecah.
STAPHILOCOCCUS SCALDED
SKIN SYNDROM (SSSS)
Etiologi: Staphilococcus Aureus
Usia : Mengenai anak < 5 tahun
Patogenesis
Infeksi (ispa) Eksotoxin
(epidermolitis) Bula kendur
mudah pecah Erosi/
pengelupasan kulit ( kaya luka
bakar)
Gejala klinis: Demam tinggi,
Riwayat ISPA
Efloresensi
Eritema mendadak ,dlm 24 jam
eritema menyeluruh 24-48 jam
timbul bula berdinding kendur
PENATALAKSANAAN
PIODERMA
1. Antibiotik Sistemik
Lini I : Gol Penicilin (amoxilin,ampicili,amoxilin
clavuat)
Lini II : Makrolide (Eritromicin,klaritromicin)
Sefalosporin
2. Antibiotik Topikal
Kloramphenicol 2 % ,Tetracyclin 1 %
Krim / salap antibiotik (salap/krim asam fusidat
2%, salap mupirosin 2%, salap basitrasin dan
neomisin).
3. Pada luka terbuka
(Ektima,Erisipelas,selulitis,flegmon)
Kompres terbuka (larutan permanganas kalikus
1/5000, larutan rivanol 1 atau yodium povidon
7,5% dilarutkan 10x)
INFEKSI NON-PIODERMA

KUSTA / LEPRA / MORBUS


HANSEN
Etiologi : Mycobacterium Leprae
Cara Penularan: Kontak langsung yang lama
Masa Inkubasi: 40 hari 40 tahun
Cardinal Sign
Kelainan Kulit : Lesi Hipopigmentasi /eritema
di sertai dgn hilangnya sensasi
(Hyposthesia/Anasthesia )
Penebalan saraf tepi di sertai hilangnya
sensasi (paling sering n. Auricula magnus,
N.ulnaris)
Klasifikasi

1. WHO (1980)
a. Pausibaciler(PB): Sedikit
basil
b. Multibasiler(MB): Banyak
basil
2. Ridley Joplin (1962)
a. TT BT
b. BB BL LL
Klasifikasi WHO (1980)

KAR PAUSIBA MULTII


AKT SILER BASILE
ERIS (PB) R (MB)
TIK
Jum 1-5 >5
lah
lesi
Eflo Makula, Makula
rese Hipopig ,
nsi mentasi hipopi
Kuli ,papul, gment
t nodul asi,
, papul,
eritema nodul ,
eritem
a
Dist Asimetri Simetri
Kriteria Ridley & joplin
PAUSI BASILER (PB)
T LESI B PER B L
I A MU T E
P T KAA A P
E A N R
S O
MI
N
I Maku Je Halu - +
la la s
hipop s agak
igme berki
ntasi lat, (MB)
MULTIBASILER
anes
T LESI B PER tesi B L
TI Maku JeA Keri
MU T- +E
P
T la T KAA
la ng A ku
P
E erite A N
s bersi R
at
mato S sik, O
sa anes MI
bulat/ tesi N
lonjo
B Plaka
ng, A Aga + -
B bagia
t, ga k
dome
n k kasa
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Pemeriksaan Lab


gangguan syaraf tepi 1. Pemeriksaan BTA
Tes Sensitibilitas Diambil dari 3
(Tes Suhu, Tes Raba, tempat (kedua
Tes Nyeri) kuping telinga & lesi
paling aktif)
Kerokan kulit
Pewarnaan Zeil
Nelson
2. Serologi
Uji MLPA
(Micobacterium
Lepra micro
aglutinasi)
ML dipstik
Penatalaksanan
1. Tipe MB
Rifampicin 600mg / bulan +
Dapson(DDS) 100 mg/hr + Klofazimin
( Lapren) 300mg/bulan 50 mg / hari
selama 12 bulan
2. Tipe PB 1 Lesi ROM
Rifampicin 600 mg + Ofloksasin 400
mg + Minosiklin 100 mg satu kali
pakai
3. Tipe PB banyak lesi
Rifampisin 600 mg/bulan + Dapson
(DDS) 100 mg/hari selama 6 bulan
Efek samping obat : Rifampicin : Air seni berwarna ,
Ikterus (kuning), Clofazimin : Perubahan warna kulit
menjadi coklat , Dapson : Anemia
Reaksi Kusta
Ingat muncul saat pengobatan Karena
Infeksi sudah menurun tapi imunitasnya terlalu
berlebih.
Reaksi Kusta
1) Reaksi Reversal (Upgrading)/ Reaksi Type 1
Akibat peningkatan sistem imun melawan
basil lepra Hipersensitivitas type IV
2) Reaksi Eritema Nodosum Leprae
(ENL)/Reaksi tipe II
Akibat jumlah basil yang banyak
terbunuh melepaskan antigen reaksi
alergi Hipersensitifitas tipe III
Muncul pada tibe MB
3) Fenomena Lucio
RR vs ENL
1. Reaksi Reversal 2. Eritema Nodosum
. Kondisi cukup baik Leprosom
. Sebagian/semua lesi Muncul pada tipe
bertambah aktif atau lepromatosa ( LL &
muncul lesi baru BL)
. Bisa terjadi neuritis Muncul nodus eritem
akut (nyeri syaraf) nyeri,keras , ada
gelaja sistemik :
Artritis, neuritis,
limfadenitis.
3. Fenomena Lucio
. Reaksi sangat berat pada tipe
lepromatosa non nodular difus
(hanya pada tipe MB)
. Nekrosis epidermal iskemik dengan
nekrosis pembuluh darah
superfisial, edema, dan proliferasi
endotel pembuluh darah dalam
Tatalaksana Reaksi Kusta
Prednison
2 Minggu pertama 40 mg/hari (1x8 tab) pagi hari
sesudah makan
2 Minggu kedua 30 mg/hari (1x6 tab) pagi hari
sesudah makan
2 Minggu ketiga 20 mg/hari (1x4 tab) pagi hari
sesudah makan
2 Minggu keempat 15 mg/hari (1x3 tab) pagi
hari sesudah makan
2 Minggu kelima 10 mg/hari (1x2 tab) pagi hari
sesudah makan
2 Minggu Keenam 5 mg/hari (1x1 tab) pagi hari
sesudah makan Bila terdapat ketergantungan
terhadap Prednison, dapat diberikan Lampren
lepas.
Kecacatan
Cacat pada tangan dan kaki
tingkat 0 : gang.sensibilitas (-),deformitas (-)
tingkat 1 : gang.sensibilitas (+), deformitas (-)
tingkat 2 : gang.sensibilitas (+), deformitas (+)
Cacat pada mata
tingkat 0 : gang.pada mata (-),
gang.penglihatan (-)
tingkat 1 : gang.pada mata (+),
gang.penglihatan (+) visus 6/60 atau lebih baik
(dpt menghitung jari pada jarak 6 meter)
tingkat 2 : gang.penglihatan berat (visus
<6/60)
Deformitas termasuk ulserasi, kontraktur,
absorbsi, mutilasi
Gangguan pada mata termasuk anestesi kornea,
iridosiklitis, lagoftalmus
INFEKSI VIRUS
Varicella Zooster 4A
Varisella Zoster Virus
Herpes Zosster 4A
Chiken POX4A
Moloskum
Kontaginosum

Variola 4A
Veruka Vulgaris 4A
Condiloma 3
Trauma persalinan
Akuminata A
VARICELLA ZOSTER VIRUS

VARICELLA Pemeriksaan
Etiologi : Virus Varicella penunjang
Zozter (VVZ) Tzank test
Masa inkubasi : 17-21 hari Bahan dr kerokan di
Manifestasi Klinis dasar vesikel
Stasdium Prodromal : Gambaran : Multi
Demam, malaise,nyeri nukleid giant cell
kepala dlm brp jam timbul (Sel besar berinti
erupsi banyak)
Stadium Erupsi : Papul
Eritromatous vesikel dgn
dasar eritromatous bentuk
seperti tetesan air (Tear
Drop)
Djuanda A. Ilmu penyakit kulitmenyebar dari
dan kelamin, 5th ed. Balai
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Simtomatis
Oral : Antipiretik +
Analgetik
Lokal : Bedak salicil
mentol (biar vesikel
tdk pecah)
Antiviral
Dewasa: Acyclofir
5x800 mg selama 7
hari
Anak: Acyclovir 4 x 20
mg selama 7 hari
Valasiklovir: Dewasa 3
HERPES ZOOSTER
Etiologi: Reaktifasi Virus Pemeriksaan
Varicella Zoster yg Penunjang
dormant di ganglion Tzank Test
posterior & ganglion Bahan dr kerokan di
cranial dasar vesikel
Predileksi: Lokasi Gambaran : Multi
unilateral & mengikuti nukleid giant cell (Sel
dermatom syaraf besar berinti banyak)
Manifestasi klinis
Gejala prodromal
sistemik (demam,
pusing, malaise) & lokal
(myalgia, gatal, pegal)
Timbul vesikel
berkelompok dengan
Klasifikasi

Herpe Syndro Herp


s ma es
Zoste Ramsay Zoste
r Hunt r
Optal Genel
micus arisat
a
Meng Ganggu Vesi
enai ang N cel
N V/I facialis & terse
otikus bar
Paralisis disk
N VII et &
Tinitus mera
Vertigo ta
pada
Nistagm pasi
us en
Imun
oko
Tatalaksana-Komplikasi

Penatalaksanaan Komplikasi
Simtomatis 1. Neuralgia Pasca
Oral : Antipiretik + Herpetik
Analgetik Rasa nyeri yg timbul
pada bekas lesi
Lokal : Bedak salicil Bisa berlangsung
mentol mencegah beberapa bulan
vesikel agar tdk tahun
pecah Usia > 40 th
Antiviral Thx : Gabapentin
Dewasa : Acyclofir 2. Parasilis motorik
5x800 mg selama 3. Neuritis optik
7 hari
Anak : Acyclovir 4 x
20 mg selama 7
hari
Valasiklovir:
Dewasa 3 x 1000
SMALL POX VIRUS

MOLOSKUM KONTAGINOSUM
Etiologi: Pox virus berupa papul-papul terdapat
lekukan berisi masa yg mengandung badan
moloskum.
Transmisi : Kontak laksung
Masa inkubasi : 1 minggu
Predileksi: muka badan, ekstremitas, pubis (hanya
pada dewasa)
Effloresensi : Papul milier kadang lentikuler dan
berwarna putih spt lilin, bentuk kubah di bagian
tengahnya terdapat lekukan, jika di pijat keluar masa
spt nasi
Pemeriksaan-tatalaksana

Pemeriksaan Penatalaksanaan
penunjang Prinsip
Mikrobiologi dgn mengeluarkan
pewarnaan Giemsa masa (enokulasi)
Gambaran dgn
Moloskum Body Bedah Beku
(Henderson- (CO2,N2)
paterson bodies) Elektrocauter
Diagnosa pasti :
Biopsi dgn
pewarnaan HE
VARIOLLA
Etiologi : Pox Virus Tatalaksana
Variolla Simtomatic
Manifes Klinis Antiviral : Acyclofir
Demam tinggi 5x800 mg selama 7
makula dan papul hari.
Suhu turun vesikel Karantina
dan pustul
Suhu naik krusta-
krusta,
Suhu turun ( Resolusi)
Black variola
Penyebaran : dari
ekstremitas ke badan
(sentripetal)
HUMAN PAPILOMA VIRUS(HPV)

VERUCA (Kutil)
Hiperplasi epidermis akibat Penatalaksanaan
pertumbuhan epithel yang Bahan kaustik:
disebabkan oleh Human larutan AgNO3 25%
Papilloma Virus asam triklorasetat 50%
Klasifikasi Bedah : Bedah beku
1. Verruca Vulgaris: (CO2, N2, N2O), Bedah
predileksi khususnya di skalpel , Bedah listrik,
ekstremitas bagian Bedah laser.
ekstensor
2. Verruca Plantaris:
Predileksi pada telapak
kaki
3. Verruca Plana :
Predileksi pada muka dan
leher
CONDILOMA AKUMINATA
Etiologi : HPV tipe 6&11,HPV
tipe 16 & 18 (penyebab ca
cervix)
Termasuk dalam PMS
Predileksi
Laki-laki: perineum,
sulkus koronarius,gland
penis, anus
perempuan : vulva,
introitus vagina
Efloresensi : Vegetasi
bertangkai, warna
kemerahan atau kehitaman ,
permukaan papilomatosa
Penatalaksanaan

Kemoterapi
Tingtur pedofilin 25%
Asam trioasetat 50%
5-fluourasil 1-5%
Bedah
Bedah listik
(elektrocauter)
Bedah beku
Bedah skapel
INFEKSI JAMUR
Golongan
Tinea Kapitis 4A
Dermatofitosis
Tinea Korporis 4A
Golongan Non-
Tinea Manus 4A
dermatofitosis
Tinea Unguinu 4A
Tinea Pedis 4A
Tinea Kruris 4A
Ptiriasis 4A
Vesikolor
Kandidiosis 4A
Mukokutan
DERMATOFITOSIS
Dermatofitosis: Infeksi oleh Morfologi Khas
jamur dermatofita pada Apapun tineanya
jaringan yg mengandung punya bentuk khas,
keratin (kulit, rambut, kuku) kecuali T.Kapitis
Dermatofita: Golongan Kelainan berbatas
jamur yang dpt mencerna tegas
keratin dgn enzim Polimorfik (papul,
keratinase vesikel, skuama, dll)
3 genus: Microsporum, Tepi lebih aktif
Tricophyton, ,Tengah tenang
Epidermophyton (central healing)
Disertai rasa gatal
, jika berkeringat
Klasifikasi Berdasarkan Letak

TINEA KAPITIS (Kulit


kepala)
Terutama pada anak
Stadium klinis bisa: kronik,
subakut, akut
Tiga bentuk klinis
Gray patch: Warna abu-
abu Lampu Wood:
M.canis fluoresensi
hijau
Black dot: Rambut
patah di muara folikel
Kerion: inflamasi
bengkak, mirip sarang
Continue

TINEA KRURIS : Daerah


genitokrural, sekitar anus,
bokong, & perut bagian bawah.
TINEA PEDIS ET
MANUM : pada kaki dan
tangan
TINEA UNGUINUM : pada
kuku jari tangan dan kaki
TINEA KORPORIS: pada
kulit tidak berambut (glabrous
skin)
Pemeriksaan Penunjang

1. Kerokan kulit KOH


KOH 10% untuk rambut, KOH 20% utk kuku &
kulit
Gambaran : Hifa panjang bersekat (hifa sejati)
Arthospora, microspora, makrospora.
2. Lampu wood : Kuning kehijauan
3. Biakan: Media agar sabaround
Penatalaksanaan

Edukasi : Faktor presdiposisi & higine


Farmakologi
Obat Topikal
Bila lesi terbatas ,Vehikulum sesuai stadium
lesi
Obat: Kombinasi asam salisilat (3-6%) dan
asam benzoat (6-12%) dlm bentuk salep
Whitfield, ketokonazol 1%
Obat sistemik
Lesi luas , tdk resposnif terhadap obat
topikal, Kronik berulang
Obat: Gliseofulfin 500 mg/hr selama 14 hr,
Ketokonazol 200mg/hr selama 5-14 hari
NON-DERMATOFITOSIS

CANDIDIASIS
Etiologi : Genus Klasifikasi
Candida Kandidosis mukosa:
Faktor Presdiposisi kandidosis oral,
perleche,
Endogen: perubahan vulvovaginitis,
fisiologik (kehamilan, balanitis, mukokutan
obesitas, iatrogenik, kronik,
DM, penyakit kronik), bronkopulmonar
usia (orang tua &
bayi), imunologik Kandidosis kutis:
lokalisata,
Eksogen: iklim panas, generalisata, paronikia
kelembaban tinggi, & onikomikosis,
kebiasaan berendam granulomatosa
kaki, kontak dengan
penderita Kandidosis sistemik:
endokarditis,meningiti
Bentuk Klinis
1. Kandidosis intertriginosa
daerah lipatan kulit ketiak, lipat
paha, intergluteal, lipat
payudara, sela jari, glans penis,
dan umbilikus berupa bercak
berbatas tegas, bersisik, basah,
eritematosa.
Lesi satelit
2. Kandidosis perianal:Lesi berupa
maserasi seperti dermatofit tipe
basah
3. Kandidosis kutis generalisata:
Lesi terdapat pada glabrous skin.
Diagnosa- Tatalaksana

Pemeriksaan Pengobatan
Penunjang Hindari faktor
1. KOH : Selragi , predisposisi
blastospora, hifa Antifungal :Gentian
semu. violet 0,5-1%,
2. Kultur di agar Nistatin, amfoterisin
Sabouraud B, grup azole
Bulat dengan
permukaan sedikit
cembung, halus,
licin
Warna koloni putih
kekuningan dan
berbau asam
PTIRIASIS VERSICOLOR (Panu)
Etiologi : Infeksi Predileksi : bagian atas
superficial kulit oleh dada, lengan, leher,
Malassezia furfur perut, kaki, ketiak, lipat
Patognomonis : makula paha, muka dan kepala
hipo-hiperpigmentasi Faktor resiko : cuaca
,berskuama halus, dengan yg lembab dan panas,
batas tegas atau tidak banyak keringat,
tegas. Skuama biasanya memakai pakaian yg
tipis seperti sisik & hanya ketat
dapat tampak dengan
menggores kulit (finger
nail sign).
Gejala :Bisanya
Asimtomatik, gatal ringan
dmn gatal jika
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Tatalaksana
Penunjang Edukasi pasien utk
KOH : Hifa pendek, tdk menggunakan
sprora bulat pakaian yg lembab &
berkelompok pemakaian bersama
(Spagetti and Meat Farmakologi: Topikal
Ball) (Shampo selenium
Lampu wood : sulfida 1,8%, Derivat
Kuning keemasan azol topikal)
Sistemik: Jika lesi luas
/ penggunaan obat
topikal tidak berhasil
(Ketokonazol 1 x 200
mg selama 10 hari)
INFEKSI ZOONIS &
Scabies PARASIT
4A
Skabies
Pediculosis 4A
Cutaneus larva 4A
Pediculosis
migran
Ascariasis Cutaneus
4A Larva
OxyuriasisMigran 4A
Ansilostomiasis
Shistosomiasis
Filariasis 4A
Taeniasis
SCABIES
Etiologi : infestasi dan Cardinal Sign
sensitisasi terhadap 1. Pruritus nokturnal
Sarcoptes scabiei var 2. Menyerang manusia
hominis secara kelompok
Transmisi: kontak 3. Adanya terowongan
langsung (skin to skin), (kunikulus) yang
tidak langsung (pakaian) berwarna
Predileksi : Sela jari putih/keabuan,
tangan, pergelangan lurus/berkelok,
tangan bag volar, siku luar, panjang 1 cm, pada
lipat ketiak depan, areola ujung didapatkan
mammae, umbilikus, papul/vesikel.
bokong, genitalia eksterna, 4. Pada kerokan kulit:
perut bawah . ditemukan tungau
Diagnosa- Tatalaksana
Pemeriksaan Penatalaksanaan
Penunjang a. Sulfur
Burrow Ink Test untuk presipitatum 10%
melihat terowongan Aman untuk ibu
Kerokan Kulit : hamil & anak
Menemukan telor, kurang dari 2 tahun.
tungau. Tidak efektif untuk
stadium telur
sehingga harus
digunakan >3 hari
b. Emulsi benzil
benzoas 20%
c. Gameksan 5%
hindari untuk anak <
6 tahun & wanita
hamil,efek
neurotoksik &
teratogenik
PEDICULOSIS
Etiologi: Pedikulus Gejala klinis
humanus var Gatal timbul akibat liur
Cara penularan dan ekskreta kutu yg
kontak langsung, dimasukkan ke kulit
kontak tak langsung saat menghisap darah
Kontak seksual Pada Pedikulosis Pubis ,
Klasifikasi terdapat bercak
Pedikulosis kapitis : berwarna abu-abu
kebiruan yg disebut
Kulit kepala.
makula serulae
Pedikulosis
Black dot, bercak hitam
korporis:
yg tampak pada celana
pinggang,ketiak
dalam berwarna putih
Pedikulosis pubis (krusta dari darah)
:pada rambut
didaerah pubis dan
Panatalaksanaan
Pengobatan Pencegahan
Gameksan 1% atau Penderita dipisahkan
emulsi benzil Alat selah dipakai
benzoat 25% dibersihkan, di cuci,
dioleskan dan di desinfeksi.
didiamkan 24 jam, Pada pthiriasis pubis ,
diulangi 4 hari rambut pubis di
kemudian cukur, pakaian dalam
Malthion 0,5 % di rebus.
A.Braziliense &
A.Caninum
KLINIS: Kulit CUTANEUS LARVA
MIGRAN /Creeping Eruption
Lesi linier eritema dan papul,
Sistemik:mual, muntah, diare, nyeri
ulu hati, ANEMIA.
Infeksi Larva
DIAGNOSA:
TH/
Albendazol 400mg single dose
Pirantel Pamoat 10mg/kgbb
selama 3 hari
Tiabendazole 1 x 400mg
Cloretil Spray 5%
A .duodenale & Necator
americanus
Infeksi Larva Filariform TANPA
ALAS KAKI PORT D ENTRE
KLINIS: Kulit: GROUND ITCH,
Sistemik: mual, muntah, diare &
nyeri ulu hati ANEMIA
DIAGNOSA: Telur berdinding
tipis & bening.
TH/
Albendazol 400mg single dose
Pirantel Pamoat 10mg/kgbb 3
hari
Trichuris Trichiura

CACING CAMBUK
KLINIS: Nyeri ulu hati, kehilangan
darah , ANEMIA
Terinfeksi Embrional egg
DIAGNOSA: Telur bentuk
tempayan di ujungnya ada 2 kutub
(double knob)
TH/:
Albendazol 400 mg 3 hari
Mebendazol 2X100 mg 3 hari
KOMPLIKASI: Prolap rectum
Shistosomiasis
ETILOGI: Shistosoma
japonicum
KLINIS: demam, malaise,
berat badan menurun, Pada
infeksi berat Sindroma
disentri
INFEKTIF: Serkaria
DIAGNOSA: Telur dengan
duri Rudimenter
TH/: Praziquantel
20mg/KgBB 3 kali Pemberian
4S : SHISTOSOMA,SPINA DI
dalam 1 hari / 4-6 jam
TELUR,SERKARIA INFEKSIUSNYA,DI
SULAWESI.
Ascaris
lumbricoides
KLINIS: pneumonitis with
cough,LOOFLER SYNDROM,
intestinal blockage, vomit, abd
pain.
INFEKTIF: Telur berisi larva
DiIAGNOSIS: Telur berwarna
kecoklatan dengan dinding 3 lapis:
Albuminoid
Lapisan Hialin
Viteline
TH/
Albendazole
Mebendazole 1-3 hari
Enterobius
Vermicularis
OXYURIASIS = KREMI-An
KLINIS: GABURMARI gatal
burit malam hari
DIAGNOSA
Menemukan telur dgn cara
Graham schoot adesive tape
pada pagi hari sebelum BAB
3 hari berturut turut
Telur: Lonjong asimetris,lebih
datar satu sisi
THX/: Albendazol 400mg
singgle dose,pirantel pamoat
10mg/kgBB
FILARIASIS

Di Indonesia
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi, Brugia
timori penyebab filariasis
limfatik (sal genital tdk
pernah terkena)
Hospes: Culex & Anopheles
KLINIS: Filariasis limfatik
Demam
Limfadenopati inguinal
Nyeri testis dan/atau
inguinal
Linfadema Irefersible
Kronik, elephantiasis di
Cara diagnostik TH/:
filariasis limfatik Dietilcarbamazin
ditemukannya (DEC) 6mg/kgBB 3x
mikrofilaria di darah sehari selama 12
perifer
hari
Deteksi Mikrofilaria di
kiluria ditemukan dan
Pengobatan masal
cairan hidrokel. (WHO): DEC
Sampel diambil antara 6mg/kgBB +
jam 10 malam dan 2 Albendazol 400 mg
pagi dosis tunggal,satu
tahun sekali
DERMATITIS -
DermatitisIMUNOLOGI
4A
Dermatitis Kontak
Kontak Iritan
Dermatitis 4A
Dermatitis Atopik
Kontak alergika
Dermatitis Atopik 4A
Dermatitis Neurodermatitis
4A
Numularis Dermatitis
Neuro dermatitis 3A
Numularis
Urtikaria akut 4A
Urtikaria kronik 3B
Angioderma 3B
Fixed drug 4A
erruption
SJS 3B
NET 3B
Pemvigus 3B
DERMATITIS KONTAK
GAMB DKA DKI
ARAN
UMUM
ETIO Bahan Bahan
LOGI sehari- iritan
hari
PATO Hipers Iritasi
FISIO ensitifi langs
LOGI tas tipe ung
IV
ONSE Setela Setela
T h h
terpaja terpaj
n dua an
kali kronik
/ bisa
akut
SIAP Orang Semu
Patch Test
Dilakukan untuk
membuktikan suatu zat
adalah alergen penyebab.
Cara
Antigen dibiarkan
menempel selama 48 jam
Pembacaan dilakukan 2
kali: pertama dilakukan
15-30 menit setelah
dilepas; kedua dilakukan
72-96 jam setelah dilepas
Bila reaksi bertambah
(crescendo) di antara
kedua pembacaan,
cenderung ke respons
DERMATITIS ATOPIK
Definisi: Peradangan Predileksi : Flexor &
pada kulit kronis, residif, muka
yg berkaitan dgn kadar Efloresensi:
IgE serta riwayat atopi
Eritema, papul
keluarga atau penderita.
,skuama sampai
Gambaran umum
likenifikasi, kulit
Onset: Umumnya
menjadi kering.
anak-anak
Riwayat atopi
(rhinitis
alergi,asma,konjungtiv
itis vernalis)
Gatal hilang timbul
sepanjang hari
Klasifikasi Tipe Dermatitis Atopik

1. Tipe infantil (2 bln-2 th)


Predileksi : Dahi, pipi , leher, kulit
kepala, pergelangan tangan &
tungkai.
Efloresensi : eritema, papulo-
vesikel yang halus, eksudatif,
krusta (lesi basah)
2. Tipe anak
Predileksi : Lipat siku, lipat lutut,
pergelangan tangan bagian dalam,
leher
Efloresensi : Papul , squama,
likenifikasi
3. Tipe juvenil
Predileksi : Lipat siku, lutut,
leher, dahi, tangan , & pergelangan
tangan.
Efloresensi: Plak papular-
Krieria diagnosa (Wiliams 1994)
KRITERIA KRITERIA
MAYOR MINOR
Pruritus Xerosis,
Dermatitis infeksi kulit,
di dermatitis
muka/ekste non
nsor pd spesifik,
bayi & anak iktiosis,
Dermatitis pitiriasis
di fleksura alba,
pada dermatitis
dewasa di papila
Dermatitis mamae,
kronis atau white
residif demographi
Riwayat sm, kelitis,
atopi pada lipatan infra More Info
Kriteria
penderita/dignosa pada bayi di modifikasi menjadi
orbital,
keluarga
3 konjungtivit
Kriteria mayor: Riwayat atopi keluarga,dermatitis di muka &
is berulang,
extensor,Pruritus
keratokonu
3 Kriteria minor: Xerosis, Fisura di belakang telinga,Squama di
s, katarak
Tatalaksana
Non-farmakologi
Menemukan faktor
resio, hindari faktor
pencetus, hidari stress
psikis,pada bayi
kebersihan popok harus
di jaga.
Farmakologi
Topikal : Kortikosteroid
topikal desodid kream
0,05% betametason
valeat 0,1 % selama 2
minggu)
Oral : Anti-Histamin
DERMATITIS NUMULARIS
Dermatitis berbentuk lesi Penatalaksanaan
mata uang (koin) atau Nonfarmakologi:
lonjong, berbatas tegas, Menghindari faktor
berupa papulovesikel, yang mungkin
biasanya mudah pecah memprovokasi
sehingga basah seperti stres
(oozing/madidans). Farmakologi :
Topikal, Lesi basah
Faktor resiko: Pria, Kompres larutan
Riwayat trauma, riwayat PK 1/10000 sampi
infeksi kulit sebelumnya, lesi mengering,
stres emosi. Kortokosteroid
Predileksi: Tungkai topikal. Oral :
bawah, badan, lengan, Antihistamin sedatif
punggung tangan pilihan utama
Efloresensi : Lesi akut
NEURODERMATITIS
(Liken Simplex Kronik)
Peradangan kulit kronis, Tatalaksana
sangat gatal berbentuk Edukasi pasien jgn di
sirkumkripta, dgn gambaran garuk , hindari stress
khas kulit menebal spt batang psikis
kayu akibat garukan berulang. Farmakologi
Faktor resiko : Wanita > Topikal : Kortikosteroid
laki-laki ,di hubungkan dgn topical
stress Psikis
Oral : Anti histamin
Keluhan: sangat gatal, sedatif
sehingga pendertita akan
terus menggaruk sampai luka
Predileksi : Daerah tengkuk,
tangan,tungkai
Efloresensi: Lesi awal papul-
eritema, squama ,
hiperpigmentasi di pinggir ,
URTIKARIA
(Biduran)
Reaksi vaskular pada kulit akibat
bermacam-macam sebab.
Ditandai oleh edema setempat
yang timbul mendadak dan
menghilang perlahan-
lahan,berwarna pucat dan
kemerahan, meninggi di
permukaan kulit, sekitarnya dapat
dikelilingi halo.Dapat disertai
dengan angioedema.
Etiologi: obat, makanan, gigitan
serangga, bahan fotosensitizer,
inhalan, kontaktan, trauma fisik,
infeksi, psikis, genetik, atau
penyakit sistemik
Klasifikasi Urtikaria
BERDASARKAN WAKTU

Akut : < 6 minggu


Kronik : > 6 minggu

BERDASARKAN MORFOLOGI

Papular : Berbentuk papul


Gutata : Sebesar tetesan air
Girata : Besar-besar
BERDASARKAN LUAS

Lokal,Generalisata
Angioderma

BERDASARKAN PENYEBAB

Reaksi imunologik
Keterlibatan IgE : Hipersensitivitas type I
Pemeriksaan-tatalaksana

Pemeriksaan Tatalaksana
Penunjang Anti-Histamin
Urtikaria alergi :Skin sedatif lini I
prick test / IgE RAST
Urtikaria Kontak : Uji
gores (Scratch Test)
utk melihat
dermografisme
Tes eliminasi makanan
Urikaria dingin : Ice
Tube test
Urikaria Kronik :
LED,CRP, Test fungsi
hati mencari
Angioderma
Bentuk lebih berat dari urtikaria
adalah angioedema
(patofisiologinya sama)
Pada angioedema, terjadi edema di
dalam jaringan subkutis akibat
kebocoran vaskular
Tampilan klinis: Edema berbatas
tegas yang tidak eritema dan tidak
gatal. Biasanya menyerang wajah
dan bibir, tapi bisa juga menyerang
saluran GI dan laring
(kegawatdaruratan).
Tatalaksana:
Ringan: antihistamin generasi 2
Sedang: difenhidramin IV +
kortikosteroid Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan
FIX DRUG ERUPTION
Kelainan erupsi Efloresensi khas:
kulit,terjadi berkali-kali Vesikel, eritema, lesi
di tempat yg sama. terget bentuk lonjong,
bulat / numular, bercak
Patogenesis:
hiperpigmentasi dgn
Hipersensitifitas tipe II kemerahan di tepinya .
(sitotoksik)
Klinis: Kemerahan,luka
pada kulit setelah
mengkonsumsi obat
(Sulfonamid,analgenik,
tmp)
Predileksi : mulut,
bibir, vulva, penis.
Tatalaksana

Tatalaksana
Prinsipnya: Hentikan/ eliminasi Penyebab
Topikal: jika lesi basah kompres larukan PK
1/1000 sampai kering di lanjutkan topikal
kortikosteroid
Oral: Steroid + Anti histamin
NET VS SJS
STEVEN NECRO
JOHNS TYCAN
ON EPIDER
SYNDR MOLYSI
OM S TOXIC
ET Alergi Alergi
IO obat obat
LO
GI
PA Reaksi Reaksi
TO hipers hipers
GE ensiti ensitiv
NE vitas itas
SI tipe III tipe III
S & IV & IV

KL TRIAS Bentu
INI KELAI k
S NAN berat
Ke dari
lai SJS
SJS
PEMFIGUS
PEMFI PEMFIG
GUS OID
VULGA BULOS
RIS A
ETIO Auto Autoimu
LOG imun n
I
KLIN Bula Bula
IS kronik berdindi
berdind ng
ing tegang ,
kendur, Keadaan
jika umum
pecah baik
menjadi
krusta
yg
bertaha
n lam ,
Keadaa
n umum
Pemphigus
Vulgaris
Pemphigus Vulgaris

Bullous Pemphigoid
DERMATO ERITRO
SQUAMOSA
Psoriasis Vulgaris 3A
Psoriasis

PtiriasisPtiriasis
Rosea Rosea
4A

Dermatitis 4A
Seboroik
PSORIASIS VULGARIS
Patofisiologi Tanda khas
a. Genetik: berkaitan Fenomena tetesan
dengan HLA lilin skuama yang
digores seperti lilin
b. Imunologik: yang digores
diekspresikan oleh
Fenomena Kobner
limfosit T,sel penyaji
trauma pada kulit
antigen dermal, dan
normal menimbulkan
proliferasi keratinosit lesi psoriasis
peningkatan turn Tanda Auspitz
over epidermis
pengerokan lesi
Pencetus: stress, infeksi bertahap
fokal, trauma, endokrin, menyebabkan
gangguan metabolisme, tampak bintik-bintik
Tatalaksana

Tatalaksana
Topikal: Preparat ter,
kortikosteroid, ditranol,
tazaroen, emolien, dll
Sistemik
Kortikosteroid
sitostatik
(metotreksat),
levodopa,etretinat, dll
PUVA (UVA + psoralen)
PTIRIASIS ROSEA
Dermatitis eritroskuamosa Tatalaksana :
yang disebabkan oleh infeksi Simtomatis (self-
virus (self-limiting disease) limiting disease)
Bentuk klinis
Dimulai dengan lesi inisial
berbentuk eritema
berskuama halus dengan
kolaret (herald patch)
Disusul dengan lesi yang
lebih kecil di badan, paha
dan lengan atas, tersusun
sejajar costae, spt pohon
cemara (inverted
christmas tree
appearance)
DERMATITIS SEBOROIK

Definisi : Kelainan kulit Klinis : Awalnya berupa


yg di dasari oleh faktor ketombe ringan pada
konstitusi predileksi kulit , sampai keluhan
pada tempat yg byk kel lanjut berupa keropeng
sebumnya. yang berbau tidak
Faktor presdiposisi : sedap & terasa gatal.
Genetik, stres emosional, Efloresensi : Papul
Infeksi, defisiensi imun, sampai plak eritema,
Jenis kelamin pria lebih Skuama berminyak agak
sering dari pada wanita, kekuningan, batas tidak
Usia : bayi bulan 1 & usia tegas .
18-40 tahun, kurang tidur.
Predileksi : Kulit kepala,
dahi, glabela, alis mata,k
elopak mata
Tatalaksana

Non-farmakologi: Hidari faktor


presdiposisi
Farmakologi
Topikal
Bayi : asam salisilat 3%, Krim
Hidrokortison 1%
Dewasa pada kulit kepala:
Shampo Selenium sulfida
1.8 jika terjadi inflamasi
betametason valeat 0, 1%)
Oral : Antihistamin
AKNE ROSASEA
MILIARIA
Akne Vulgaris 4A
ringan
Akne Vulgaris
Rosasea
Akne Vulgaris 3A
sedang-berat

Rosasea 4A

Miliaria 4A
AKNE VULGARIS
Inflamasi kronik folikel Gejala klinis
pilosebasea yg di tandai dgn Tanpa
komedo, papul, pustul, nodus &
peradangan
kista.
komedo, papula
Faktor: Perubahan pola
tidak beradang
keratinisasi dalam folikel,
produksi sebum , Meradang :
terbentuknya fraksi asam pustula, nodus,
lemak bebas, peningkatan kista beradang
jumlah flora folikel
(Propionibacterium acnes),
pembentukan circulating
antibodies, kadar hormon
androgen, stress psikis, faktor
lain (usia, ras, familial,
Derajat-Tatalaksana Acne

DERAJ DERAJA DERAJA


AT T T
RINGA SEDANG BERAT
N

Komed Komedo Kista


o <20 20-100 <5 atau
komedo
>100
Lesi Lesi Lesi
DERAJAT RINGAN
inflama inflamasi inflamas
si <15 15-50 : Retinoid
Komedo i >50 topikal
Total Papular/pustular:Retinoid
Total lesi Total topikal +AB topikal (klindamisin
lesi atau 30-125 lesi
eritromisin)
<30
DERAJAT SEDANG >125
Papular/pustular:Ab oral (tetrasiklin, doksisiklin, klindamisin)+
Retinoid topikal
Nodular: Ab oral (tetrasiklin, doksisiklin, klindamisin) +Retinoid
topikal
DERAJAT BERAT
dular/konglobata: isotretinoin oral (1stchoice), alternatif
ROSASEA
Radang kronis di Jenis Rosacea
sentral wajah ditandai Erythemato
eritem persisten & telangiectatic rosacea
teleangiektaksis Phymatous rosacea
disertai peradangan Papulo pustular
rosacea
erosi,papul,pustula,ede
Ocular rosacea
m.
Terapi
Gejala : Mata kering, Hindari sinar matahari
tekstur dan nyeri kulit, Antibiotik topikal dan
wajah memerah tetrasiklin oral untuk
setelah kepanasan, meringankan
makanan pedas dan peradangan
alkohol. Minocycline,
MILIARIA
MILIARIA KRISTALINA
Di stratum korneum
LESI: vesikel bergerombol berukuran 1-2mm tanpa tanda radang
PREDILEKSI: pada tempat tertutup pakaian
Muncul terutama saat setelah banyak berkeringat
Tidak memberi keluhan & sembuh dengan sisik yang halus

MILIARIA RUBRA
Di epidermis
> berat dari miliaria kristalina,Terasa sangat gatal dan pedih
PREDILEKSI: badan yang sering terkena tekanan atau gesekan
LESI: papul merah atau papul vesikular ekstra folikular
Th/: : Bedak salisil 2% dengan mentol 0,25-2%

MILIARIA PROFUNDA
Di dermo epidermal jungtion
Biasanya timbul setelah miliaria rubra,ditandai papul putih, keras
LESI: > papul dri pada vesikel
PREDILEKSI: di badan & extremitas
Tidak gatal & tidak terdapat eritema
Th/ Losio calamin dengan atau tanpa mentol 0,25%
PENYAKIT MENULAR
Uretritits GOSEKSUAL
4A
Uretritits Non- 4A
GO
Sifilis Siffilis3A
Ulkus 4
Chancroid
Herpes Simpleks 4A
Trichomoniasis 4A
Bakterial Herpes
Trauma4A Simplex
persalinan
vaginitis
Bakterial
Kandidiasis 4A
Vulvovaginal
Vaginosis
Condiloma Trichomoniasis
3A
Akuminata
Kandidiasis
Vulvovagina
Condiloma lata & Condiloma
Acuminata
BILA KENCING NANAH ?
URETRIT URETRI
IS GO TIS
NON-GO
ETIOLO ETIOLO
GI: GI:
Neisser Chlamy
ia dia
gonorrh tracho
oeae matis
Masa
diploco Inkuba
ccus si : 1- 3
gram (-) minggu
inta&ek KLINIS:
strasel Duh
Masa mukoid
tunas 2- mukop
5 hari urulen,
KLINIS: kadang
Gatal & purulen
BILA MUNCUL LUKA ?

SIFILIS
Etiologi : Treponema pallidum
Stadium
1. STADIUM I ( Primer)
Ulkus Durum: dasar bersih,
ulkus dinding tidak bergaung,
(tdk nyeri) indolen, teraba
indurasi (keras) , tidak ada
radang akut
2. STADIUM II (sifilis sekunder)
The great imitator
Condiloma lata : papul
lentikuler permukaan datar
3. STADIUM III (sifilis tersier)
Guma, Sifilis kardiovaskular,
Otak ( Neurosifilis)
Diagnosa - Tatalaksana

Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana :


1. Pemeriksaan Mikroskop lapang Peniciline G
gelap (Dark field) bakteri prokain
bentuk spiral 600.000 UI /
2. Pemeriksaan Serologi Peniciline G
a. Non treponemal benzatin 2,4 Jt
VDRL(Venereal Disease UI selam 10-14
Research Laboratory) hari
Sensitif tapi tdk spesifik
Digunakan utk screaning
& menilai hasil
pengobatan
b. Treponemal
TPHA (Treponemal
pallidum
Versi gampangnya DD lecet di
kemaluan
ULKU ULKU HERPE
S S S
DURU MOLE SIMPL
M (Chan EX
croid)
E Tr Ha HV
TI ep em S
O on op tip
em hil eI
L
a us HV
O Pal du S
G lid cre Tip
I um yi e
II
Co dae
(S ccu rah
ifili s um
s gra bili
St m(- cus
adi ) ke
um ba
II) wa
h
K UL UL Ves
LI KU KU ikel
BILA MUNCUL DUH ?
Ba Etiologi: Gardnela
kt Vaginalis
eri Manifestasi: Duh
al warna Jernih,
Va Berbau amis (fishy
gi odor),tanda radang
go (-)
sis Kriteria Diagnosa
(Amsel)
1. Sekret
Homogen Tipis
2. PH > 4,5
3. KOHwift
Test: (+)
4. Nacl : Clue Cell
(+) 20%
Tatalaksana :
Metrionidazol 2x 500
mg selama 7 hari
Tri Etiologi:
ko Trickomonas
BILA MUNCUL SEPERTI TUMOR
CONDIL CONDIL
OMA OMA
LATA AKUMIN
ATA
ETIOL ETIOL
OGI: OGI:
Tripone HPV
ma Tipe 6
Pallidu & 11 ,
m Tipe
(sifilis 16&18
stadiu penye
m II bab ca
KLINIS cervix.
: Papul KLINI
lentikul S:
er Vegeta
permuk si
KEGANASAN KULIT
Basal cell Karsinoma
2 Sel
karsinoma Basal
Karsinoma Sel
Squamosa
Melanoma 1
Maligna Melanoma Maligna

Squamos sell 2
Karsinoma
BASAL CELL KARSINOMA
Asal : sel epidermal
pluripoten.
Faktor predisposisi:
lingkungan (radiasi, arsen,
paparan sinar matahari,
trauma, ulkus sikatriks),
genetik , Usia > 40 th
Biasanya di daerah
berambut,invasif, jarang
metastasis
Bentuk: nodulus menyerupai
kutil, tidak berambut,
berwarna coklat/hitam,
berkilat (pearly), bila melebar
pinggirannya meninggi di
KARSINOMA SEL SQUAMOSA
Berasal dari sel epidermis.
Etiologi: sinar matahari,
genetik, herediter, arsen,
Radiasi, hidrokarbon, ulkus
sikatrik
Usia tersering 40-50 tahun
Dapat bentuk invasif: mula
mula berbentuk nodus
keras, licin, kemudian
berkembang menjadi
verukosa/papiloma. Fase
lanjut tumor menjadi keras,
bertambah besar, invasif,
dapat terjadi ulserasi.
Metastasis biasanya melalui
KGB.
MELANOMA MALIGNA
Etiologi belum pasti.
Mungkin faktor herediter
atau iritasi berulang pada
tahi lalat
Usia 30-60 tahun
Bentuk
Superfisial: Bercak
dengan warna
bervariasi, tidak teratur,
berbatas tegas, sedikit
penonjolan
Nodular: nodus
berwarna biru
kehitaman dengan batas
tegas
Lentigo melanoma
maligna: plakat berbatas
tegas, coklat,
kehitaman, meliputi

Anda mungkin juga menyukai