Anda di halaman 1dari 24

Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqan toyyiban, wa ‘amalan mutaqabbalan

“Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.” (HR. Ibnu
As-Sunni dan Ibnu Majah)

PENYAKIT KELAMIN

Uretritis

Uretritis Non GO Uretritis GO


Etiologi Clamidia trachomatis serovar D-K Neisseria Gonorea
Patofis - Faktor virulensi C. trachomatis: pertumbuhan - Untuk menginfeksi, gonococci harus
intraselular bisa menghindar dari system imun menempel di sel mukosa dinding epitel dengan
dan pengeluaran sitokin, dinding sel yang fimbriae
unusual mencegah fusi phagolysosome - Menginvasi ruang yang memisahkan sel
kolumnar epithelial, yang ditemukan pada:
 Oral-pharyngeal area
 Mata
 Rektum
 Mulut serviks
Genital eksterna (dari wanita prepubertal)
- Invasi menyebabkan inflamasi  leukosit
pindah ke area  terbentuk pus
- Pada pria: infeksi gonokokal menyebabkan
nyeri saat miksi dan keluarnya discharge
copious dari uretra
Discharge Serous (bening) Muko purulen
Lab PMN >10 PMN >5
Diplokokus gram negative intraseluler

Terapi Azitromisin 500mh tab no II (single dose) atau Cefixime 400mg tab no I (single dose) atau
Doksisiklin 100mg tab no XIV 2x1 Ceftriaxone 125mg vial no I
tambah
Azitromisin 500mh tab no II (single dose) atau
Doksisiklin 100mg tab no XIV 2x1
Prognosis GO yang tidak diobati dapat menyebar dan
menjadi sistemik dan infeksi serius

Infeksi pada vagina dan serviks

Vaginosis Cervisitis
Bacterial vaginosis Vaginosis Kandida Cervicitis Non GO Cervicitis GO
Trikomonas Vulvovaginitis
Etiologi Gardnerella v. Trichomonas v. C. albican Chlamydia N. gonorea
trachomatis
Patofis - Kondisi yg sering - Parasit berflagella - F. predisposisi: - Faktor virulensi - Invasi
pada wanita usia  STD pemakaian C. trachomatis: menyebabkan
reproduktif, - Transmision rate antibiotic pertumbuhan inflamasi 
berkaitan dengan tinggi, 70% (antibacterial yang intraselular bisa leukosit pindah
PRM (Premature merubah microbial menghindar dari
Rupture of the - Anaerob, punya flora, keasaman system imun dan ke area 
Membrane) & kemampuan lokal, atau sekresi), pengeluaran terbentuk pus
preterm labor. membentuk DM, kehamilan sitokin, dinding sel - Pada wanita:
- Infeksi sinergis hydrogen yg ↓ yang unusual lebih sering
menyebabkan berikatan dengan Mengganggu flora mencegah fusi asimtomatik
perubahan oksigen shg suasana vaginal lactobacilli phagolysosome namun
kompleks pada lingkungan menjadi ↓ memiliki efek
flora mikroba, anaerob Overgrowth - C. trachomatis, yang
dengan - Trophozoid form candida efek pada fetus: berbahaya,
peningkatan - 60% px BV infeksi mata, hanya pada
organisme G. bersama sama pneumonia serviks yang sel
vaginalis 100-1000 terinfeksi epitel
kali lipat sama trichomonas kolumnarnya
dengan bakteri vaginalis terinfeksi
anaerobik, &
penurunan
laktobasili

G.vaginalis prod
as.amino

Diubah bakteri
anaerob mjd Amin

Test amin/ whiff
test +

- FR: alkalinisasi
vagina berulang Pd laki: balanitis
(pencucian vagina/ (inflam pd gland),
intercourse balanoposthitis
berulang) (inflam pd gland &
preputium)
Klinis Amstel Criteria - Keputihan berbuih - Gatal/ panas - Keputihan - Keputihan
(3/4): - Bau busuk - Keputihan - Bercak darah/ - Bercak darah
1. Vaginal - Pruritus vulva pendarahan post atau
discharge tipis, - Disuria coitus pendarahan
homogeny, putih pH >4,5 pH <4,5 - Ada cairan post coitus
ke-abuan Vaginal discharge Vaginal discharge mukopurulen - Inkubasi 3-5
2. Whiff test + kuning-hijau, putih seperti kuning-hijau hari
3. pH >4,5 berbuih lengket, gumpalan keju,
4. Clue cell + tambah banyak bertambah banyak
Strawberry cervix
- bs gatal
- discharge bisa
meningkat setelah
intercouse

Whiff test: Amis + Whiff test: -


PDx Mikros (dgn NS): Mikros: Mikros (KOH): Mikros (gram): Mikros (gram):
Clue cell + (sel Trichomonas pseudohifa & PMN >30 diplokokus
epitel yg dikelilingi (protozoa dengan 3- budding yeast gram negative
bakteri cocobasil) 5 flagella) dapat
terlihat bergerak
pada saline wet
mount, PMN >30
Gram: PMN >30

PTx Metronidazole Metro 500mg 2x1 Flukonazole 150mg Azitromisin Ceftriaxone


500mg 2x1 ~7hari ~7hari single dose 1000mg po 125mg im
Metro pervagina Atau Sefiksim 400mg
2x1 ~5hari Doksisiklin 100mg po
Krim klindamisin po 2x1 ~7hari Cipro 500mg
2% pervagina 1x1 po
~7hari Ofloksasin
400mg po

🌼 Pemeriksaan duh tubuh pada wanita diambil 4 preparat:

1. Gram dari servix


2. Sediaan basah
a. KOH dari fornix posterior
b. NS (wet mount test) dari fornix posterior
3. Gram dari vagina
4. Sediaan basah
a. KOH dari vagina
b. NS (wet mount test) dari vagina

🌼 Whiff test = amine test = secret + KOH, terus dibau

Sindroma Ulkus

Herpes simpleks genital Ulkus Molle/ Chancroid Ulkus Durum/ Syphilis/ Lues
Etiologi HSV tipe 2 Haemophilus ducreyi (gram -, Treponema pallidum
anaerobik)
Patofis - HSV2  reaktivasi paling - Faktor virulensi: Hemolysin - Faktor virulensi: endotoksin
efisien & sering di ganglia sakral (exotoxin) lipopolisakarida
- >> mukokutan - Inkubasi 3-7 hari - STD
- Faktor virulensi: latensi - Lesi infeksius  ke kulit atau
- Virus harus bertemu dengan membran mukosa genitalia
kulit terlebih dahulu untuk - Spirochetes bermultiplikasi
inisiasi infeksi secara local pada tempat
- Replikasi virus terjadi pada masuk beberapa penyebaran
tempat infeksi lalu menginvasi ke limfonodus – aliran darah
ujung saraf lokal dan - >> sosial-ekonomi rendah,
ditransportasikan oleh aliran sexual multipartner
axonal retrograde ke dorsal
root ganglia dan setelah Kontak (1/3 terinfeksi)
replikasi lebih lanjut, ↓ (10-90 hari)
terbentuklah infeksi laten (di Primary (chancre)
sacral ganglia). ↓ (3-12 minggu)
- Adanya virus pada infeksi Secondary (lesi mukokutan,
laten ganglia bisa bertahan keterlibatan organ)
seumur hidupnya host; ↓ (4-12 minggu)
stimulus provokatif dapat Early latent  Relapsing (1/4)
mereaktivasi virus dari bentuk ↓
late, termasuk luka aksonal, Late latent (>1 thn)
deman, stress fisik/ emosianal,
dan paparan sinar UV Remisi (2/3) Tertiary (1/3)
- Infeksi HSV pada bayi baru Late benign (16%)
lahir bisa didapat di utero, saat, Cardiovas (10%)
Neurosyphilis (5-
atau setelah lahir; pada 75% 10%)
kasus herpes neonatal
ditransmisikan lewat kontak
dengan lesi pada jalan lahir 
Shg, mending Caesar sectio
Klinis - Ulkus (vesicoulcerative lesion - Ulkus 1-2cm, ditutupi eksudat - Ulkus Chancre (cervix, vagina,
di penis, serviks, vulva, vagina, nekrotik, warna kuning keabuan vulva, anus)
dan perineum) - Nyeri + - Nyeri –
- Nyeri + - Menggaung - Tidak menggaung
- Tidak menggaung - Dasar kotor - Dasar bersih
- Inkubasi 2 minggu - Multipel - Single
- Lesi vesikel, eritema, papula - Pembesaran limfonodus
rupture ulkus krusta & regional + - Fase sifilis:
menyembuh/ infeksi sekunder - soft papul dilingkupi eritema  1. Tahap primer: chancre
- Rasa terbakar & nyeri hebat 24-48jam jadi pustular  eroded
- Demam, malaise, & cephalgia & ulcerated
- Imunitas normal  pertumb
virus terhambat 
penyembuhan 1-2 hari
2. Tahap sekunder: erupsi kulit
- Paparan primer vase
dgn/tanpa limfadenopati &
vesikuler lebih lama, nyeri
penyakit organ
timbul 7-10 hari, penyembuhan
lebih lama (2-3 minggu)
- Paparan sekunder  lebih
ringan, healing 2 minggu

3. Periode laten dgn durasi


bervariasi: tdk adanya
tanda/gejala, hanya dgn tes
serologi reaktif sebagai bukti
infeksi
4. Tahap tersier: dgn
manifestasi kutaneus,
neurologis, atau kardiovaskuler

PDx - Mikros (Tzank): - Mikros (gram): School of fish - Mikros (dark field):
multinucleated giant cell (bakteri kokobasil gram negative Treponema pallidum
- HSV-2 Antibodi berbaris) - Nontreponemal Ag test: VDRL
- Kultur dari lesi (Veneral Disease Research
- Inoculate scrapings dari dasar Laboratory) >1/32
ulcer ke agar IsoVitalex dan - Treponemal Ab test: TPHA
diinkubasi di 10% CO2 (Treponema pallidum
hemagglutination test) >1/640
(positif setelah 6 minggu)
PTx Acyclovir 3x400mg atau Azitromisin 1000mg (@500mg) Benzatine penicillin 2,4juta iU
Acyclovir 5x200mg ~7-10 hari single dose via IM (penicillin long acting)
Jika ulkus mulai kering, beri AB Pada syphilis laten diberi 3x
topical weeky intervals
 Rekuren: Acyclovir 3x400mg
(5 hari) atau 2x800mg (2 hari)

Tumor

Genital wart Molluscum contagiosum/ Smallpox Lymphogranuloma


Venereum (LGV)
Etiologi HPV tipe 6, 11 Molluscum contagiosum virus Chlamydia trachomatis
(MCV)/ Poxvirus (serovar L1-L3)
Patofis - Condyloma acuminate: single - STD, kontak tak langsung, dan
Condylomata acuminate: multiple autoinokulasi
- STD, kontak tak langsung, dan - Pertumbuhan seperti kutil yang
autoinokulasi hanya diketahui sebagai
- Faktor virulensi: Oncogenes (pada konsekuensi dari infeksi
kasus HPV tipe keganasan)
- Virus ini sangat tropic untuk sel
epitel kulit dan membran mukosa
- Menyebabkan beberapa macam
kutil (wart) yang berbeda: kutil
plantar, genital condylomas,
laryngeal papilloma
Klinis - Papul sewarna kulit dan mukosa, - Pertumbuhan seperti kutil yang - Inkubasi 3 hari-2 minggu
bertangkai, permukaan verukosa hanya diketahui sebagai - Beberapa hari- beberapa
multiple konsekuensi dari infeksi minggu setelah paparan
- Papular datar  verrucous  lesi  papula kecil/ vesikel
eksofitik muncul di genitalia
eksternal dan ulseratif;
limfonodus regional
membesar dan nyeri 
suppurate & discharge
pus melalui sinus multipel
- Vesikel/ papula di
dinding vagina-serviks
- Limfadenopati inguinal/
femoral  rupture
(malaise & demam) 
groove sign
- Gatal & ulkus rectum
dengan secret mukoid
- Pada wanita & homosex,
nodes perirectal are
primarily involved &
proctitis

- Gejala sistemik: demam,


sakit kepala,
konjungtivitis, ruam kulit,
nausea, & muntah,
arthralgia
- Proses inflamatori
kronik: fibrosis, obstruksi
limfatik, & striktur rektal
- Obstruksi limfatik juga
bisa menyebabkan
elephantiasis penis,
skrotum, atau vulva
PDx Asetowhitening + - Kultur swab/ aspirasi
limfonodi
- PCR
- Kultur pada McCoy cell
culture  indentifikasi
dengan morfologi & tes
serologis
PTx - Tutul asam trikloroasetat (TCA) - Kutil bisa di removed (?) - Doxycycline 2x100mg
80% - Virus ga treatable (21 hari)
- Fusidic acid 2% cream 2 dd ue post - Erythromycin 4x500mg
tindakan tutul TCA 80% (21 hari)
PENYAKIT KULIT

DKI DKA
Akut Kronis
Etiologi Iritan kuat Iritan lemah Sensitisizer
Bahan iritan: Adanya kontak ulang dengan allergen
Alkali: sabun, detergen, amoniak, toilet cleansers, plester
Asam: HCl, asam nitrat
Lai-lain: copper, merkuri, iodine, insektisida, gas, debu
Patofis Mediator keradangan (+) PA: limfosit
Ada 2 fase:
1. Fase induksi/sensitisasi
2. Fase elitisasi

PA: Leukosit
Iritan  penetrasi sawar Sawar kulit rusak 
kulit  sel membrane & epidermal turn over Rx hipersensitivitas tipe IV (delayed)
lisozim rusak  radang meningkat, kulit menebal,
kering
Klinis Eritema, edema, bula, Kering, menebal, skuama, Eritema, batas kurang tegas
epidermolysis, batas tegas fisur, batas tegas

Dx Tes tempel: eritema tegas, saat diangkat berkurang Tes tempel: tak tegas, saat diangkat tetap
Tx - Antihistamin: Loratadin 1x10mg - Antihistamin: Loratadin 1x10mg
- Kortikosteroid topikal: Desoximetasone 0,25% salep 2 dd - Kortikosteroid topikal: Desoximetasone
ue 0,25% salep 2 dd ue
- Pelembab: Petrolleum jelly 2 dd ue
KIE - Dapat sembuh sendiri juka menghindari iritan sebenarnya - Menghindari allergen
- Serangan akut  kompres air dingin - Serangan akut  kompres air dingin
- Rajin mengoles petroleum jelly agar kulit lebih lembab & - Rajin mengoles petroleum jelly agar
obat terabsorbsi dgn baik kulit tidak kering, gatal berkurang
- Jangan mandi dengan sabun antiseptic yang bikin kering, - Jangan mandi dengan sabun antiseptic
pake sabun bayi yang bikin kering, pake sabun bayi

Dermatitis Atopi Skabies/ Gudik


Definisi Peradangan kulit kronis residif (berulang), gatal & Penyakit kulit yg disebabkan oleh infestasi &
punya daerah predileksi: yg membagi DA sensitisasi thp Sarcoptes scabiei var hominis &
menjadi 3, sesuai umur. produknya
Anamnesis Riwayat atopi  Rhinitis alergika, urtikaria, asma Riwayat keluarga/ orang rumah yang memiliki
bronkial, dermatitis atopik keluhan serupa
Etiologi Genetik, lingkungan, sawar kulit/ skin barrier Sarcoptes scabiei var hominis
Patofis Peningkatan kadar IgE (hipersensitivitas tipe 1)
TH2 >>>>TH1
Klinis 1. DA infant (2bln-2thn) >> wajah, pipi, scalp: 4 Cardinal sign:
patch eritematous, papul eritema, macula 1. Pruritus nocturnal: aktivitas tungai > mlm hari
hiperpigmentasi 2. Menyerang secara berkelompok: mis. dlm
2. DA anak (2-10thn) >> ekstremitas, bs folar, sebuah keluarga, seluruh anggota kena
fisura ekstremitas/lipatan: sama tp ada 3. Adanya terowongan (kunikulus) di tempat
tambahan hyperkeratosis, cikal bakal skuama, predileksi tempat dengan str korneum TIPIS,
kalo rajin garuk bs muncul likenifikasi sela2 jari tangan, pergelangan tangan volar, siku
3. DA dewasa (>10th) >> ekstensor, kaki: bang luar, lipat ketiak depan, areola mame,
likenifikasi & skuama umbilicus, bokong, gen. externa laki, & perut bag
bawah
4. Menemukan tungau bisa ≥1 stad. tungau
Dx Klasifikasi Hanifin& Rajka  3 mayor & 3 minor - Menemukan tungau, skibala  scrapping
Kriteria Mayor:
1. Pruritus
2. Dermatitis di muka/ekstensor pd bayi & anak
3. Dermatitis di fleksura pd dewasa
4. Dermatitis kronis/residif Mengerok ujung lesi primer (papul/vesikel)
hingga tampak bitnik perdarahan, karna tungau
5. Riwayat atopi pd penderita/ keluarganya
Kriteria Minor: bisa menembus hingga stratum granulosum
1. Xerosis - Menemukan burrow  burrow ink test
2. Infeksi kulit (khususnya o/ S.aureus & virus
herpes simpleks)
3. Dermatitis nonspesifik pd tangan/kaki
4. Iktiosis/hiperliniar palmaris/keratosis pilaris
5. Pitiriasis alba
6. Dermatitis di papilla mame
7. White dermographism & delayed blanch
response
8. Keilitis Nanti nemu burrow nya yang berkelok-kelok
9. Lipatan infra orbital Dennie-Morgan
10. Konjungtivitis berulang
11. Keratokonus
12. Katarak subkapsular anterior
13. Orbita menjadi gelap
14. Muka pucat atau eritem
15. Gatal bila berkeringat
16. Intoleran thp wol/pelarut lemak
17. Aksentuasi perifolikular
18. Hipersensitivitas thp makanan
19. Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh
lingkungan/ makanan
20. Tes kulit alergi tipe dadakan positif
21. Kadar IgE serum meningkat
22. Awitan pada usia dini

- Skin patch test


Tx a. Hidrasi kulit: - Sulfur presipitatum 4-20%
- Pelembab (asam laktat ≤5%) - Permetrin 5% krim
- Emolien
b. Kortikosteroid topical
c. Kortikosteroid sistemik
d. Antihistamin
KIE - Obati orang di lingkungan yg sama
- Obat dioles malam hari (ga setelah mandi lgsg)
di seluruh tubuh!
- Obat dipertahankan 10-12 jam
- Obat diulang 1 minggu lagi dg cara yg sama
- Baju dll direndam air panas 60oC 15-20menit,
lalu cuci biasa, jemur dwh sinar matahari
- Sofa karpen bersihkan, sepatu taruh kantong
plastik 3 hari
- Evaluasi ±2 minggu, masih gatal wajar, karna rx
tubuh pd kutu yg mati  hipersensitivitas tipe 1

Herpes zoster DKI Venenata Herpes simplex


Anamnesis 1-10 hari sebelumnya: Ada gejala prodromal Habis kena serangga >> di orofacial
(demam sumer2, nyeri sendi, pada daerah yang - bisa asimtomatis
mau muncul lesi terasa panas nyeri, sesuai
dermatom)
1: Awal muncul papul eritem
2&3: muncul vesikel, khasnya sesuai dermatom
Q: PERNAH GAK CACAR AIR? PASTI PERNAH
VARICELLA
Etio VZV Tomcat (Paederus HSV tipe 1
- Reaktif virus fuscipes) DNA virus

Patofis - Kenapa muncul? Karna virusnya laten (berdiam Dia kegencet di kulit - α-Herpesvirus
diri di ganglio dorsal). Lalu yang menekan adalah ↓ menginfeksi multiple
antibody seluler, maka jika antibody seluler turun Mengeluarkan toksin cell types in culture,
bisa menyebabkan virusnya turun ke akson2 lalu paederin tumbuh cepat, dan
ke kulit  cari sebab kenapa imun turun (mis. ↓ efficiently destroy the
stress) Pembentukan blister host cells.
- HSV1  reaktivasi
paling efisien & sering
di ganglia trigeminal

Infeksi HSV ada 3


tahap:
1. infeksi akut
Virus replikasi di
tempat inokulasi di
perm. mukosa 
lesi primer 
menginfeksi sensory
nerve terminals 
ke rograde axonal
transport to
neuronal nuclei in
regional sensory
ganglia
2. Establishment &
maintenance
3. Reaktivasi virus
Klinis - >> usia>60 thn - Bisa dimana-mana - Lesi di epidermis,
- UNILATERAL - Bula yang menyatu sering melibatkan
- L: regio inguinal, lumbal, hip, poplitea, D/S  blister permukaan mukosa,
dengan persebaran
virus ke nervous
system &
establishment of
latent infection in
neuron, yg mana bisa
reaktivasi secara
periodik

- D: sesuai dermatom ….

Vesikel bergerombol
- R: vesikel, bergerombol, multiple, ukuran dasar eritem
bervariasi 0,3-0,5cm, dasar eritematous, batas
tegas, herpetiformis, dengan krusta +

PDx Tzank test/giemsa: Anamnesis, riwayat


1. Kerok dasar erosi bula/vesikel dg scalpel uk kontak
15
2. Hapuskan, fiksasi dgn bunsen
3. Cat giemsa 10-15 menit  dibuang 
keringin
Multinucleated giant test (yaitu sel yang jauh lebih
besar dari epidermis dan mengandung inti yang
banyak di dalam satu sel. Merupakan keratinosit
yang mengalami pembengkakan (ballooning
degeneration), terdiri dari beberapa sel berbentuk
tear drop, nuklei multipel dengan bentuk dan
ukuran yang bervariasi  karna virus yang
membuat epidermal division sel, sel yg divisi
adalah sel keratinosit)
Tx Asiklovir 5x800mg ~7-10 hari - Cuci dengan air Asiklovir 5x200mg
KIE: istirahat!!, obatnya @400mg, mandi seperti - Blisters should be Atau
biasa, dijaga ttp kering & bersih, jangan sampe treated with local Asiklovir 3x400mg
pecah, efek samping obat malaise >> wound care until Atau
resolved Valacyclovir 2x1000mg
- Anak 20mg/kgBB – 800mg/hari - ??? Atau
Famiciclovir 3x250mg
 7-10 hari
Anak:
Asiklovir 5x15mg/kg
Komplikasi Post herpetic neuralgia
 Tx: PCT, Diazepam, Amitriptilin

Morbili/ Measles/ Campak/ Rubeola Varicella/ chickenpox


Anamnesis - Vaksin?
Etio Morbillivirus/ Measles virus, family VZV (Varicella zoster virus)
paramyxoviridae
Patofis - Menyebar secara langsung atau paparan - Penularan: airborne  respirasi  menginfeksi
airborn droplet sel epitel dan limfosit T di orofaring dan sal nafas
- Inkubasi: 8-12 hari ata/ konjungtiva  limfosit terinfeksi ke seluruh
tubuh via darah & limfatik (viremia) 
- Rx hipersensitivitas tipe IV (delayed) menyebabkan ruam vesikel varicella
- IgM terdeteksi di onset awal rash, diikuti
peningkatan measles-specific IgG titer
Klinis - Persebaran: Sentripetal (dari luar/ ekstremitas - Persebaran: Sentrifugal (dari badan dalam
ke badan dalam), mulai dari forehead & dalam ke luar), dari wajah& scalp menyebar
belakang telinga  lalu cepat menyebar ke cepat ke trunk, dgn relative sparing of the
leher, trunk, ekstremitas extremities

- Terdapat gejala prodromal: demam tinggi - >> anak2, sangat menular


(sampai 40OC), malaise, konjungtivitis (palpebral, - Pada young child, gejala prodromal jarang
sampe lid margin), coryza, batuk, pilek, mata - Pada older child & dewasa, 2-3 hari sebelum
merah, diare sampai 4 hari rash didahului gejala prodromal (demam,
- Patognomonik enanthem dari measles, mulai menggigil, malaise, sakit kepala, anoreksia, nyeri
dengan makula merah cerah yg ada 1-2mm punggung berat, & pd bbrp px sore throat &
bintik blue-white nya, biasanya di mukosa buccal batuk kering)
dkt molar ke2
- Lesi: scattered rather than clustered, and
progress from rose-colored macules to papules,
vesicles, pustules, and crusts.
- Lesi ada semua stage di tubuh pada waktu yang
bersamaan = “POLYMORPHIC”

- Ruam: eritematous, maculopapular


menyeluruh, macula dan papul nonpruritik
- Rash biasanya peaks within 3 hari & mulai
menghilang 4-5 hari

The entire illness may last up to 10 days, with


some individuals also having vomiting, diarrhea,
abdominal pain, splenomegaly, pharyngitis, otitis
media, and generalized lymphadenopathy
PDx Tzank test/ giemsa

PTx 1. First line Asiklovir 5x800mg ~7-10 hari


- Supportive care KIE: istirahat!!, obatnya @400mg, mandi seperti
- Treat secondary infection biasa, dijaga ttp kering & bersih, jangan sampe
- Vitamin A pecah, efek samping obat: malaise
- Imunoglobulin, IM
- Vaksin measles - Anak 20mg/kgBB – 800mg/hari
2. Second line
- Ribavirin

Cutaneous larva migran DDx


Definisi Peradangan berbentuk liniear/ berkelok-kelok, menimbul & progresif,
disebabkan invasi larva cacing tambang yg berasal dari anjing & kucing
Anamnesis - >> anak2, suka berjalan tanpa alas kaki/ sering hubungan dgn
tanah/pasir
- Petani, tentara yg sering kontak dg tanah
- >> pada daerah tropis yg hangat & lembab
Etiologi - Ancylostoma brazilense
- Anculostoma caninum
Bisa juga: Strongyloides sterconalis, Echinococcus, Dermatobia maxiales,
& Lucilia caesar
Patofis - Masuknya larva ke kulit  gatal & panas
Klinis - Predileksi:tungkai, plantar, tangan, anus, bokong & paha, & bag tubuh Bentuk polisiklik 
mana aja yang kontak dengan larva Dermatofitosis
- Timbul papul, diikuti bentuk khas  linear/ berkelok-kelok, polisiklik,
serpiginosa, menimbul dg diameter 2-3mm, warna kemerahan, mencapai Jika invasi larva multiple
panjang beberapa cm serentak, papul2 lesi
dini  Herpes zoster
PDx - Dengan klinis: bentuk KHAS kelainan seperti benang lurus/ berkelok- Burrow  Scabies
kelok, menimbul, membentuk burrow & ada papul/ vesikel diatasnya
PTx - Antihelmintes spectrum luas:
Tiabendazol (mintezol) 50mg/kgBB/ hari, 2x1, selama 2 hari. Dosis max
3000mg sehari.
 belum sembuh: diulang beberapa hari
atau
Albendazol 400mg single dose 3 hari berturut-turut
KIE - Memakai alas kaki

Pitiriasis Versikolor MH
PB MB
Anamnesis
Etiologi Malassezia furfur Mycobacterium leprae
Patofis - Merupakan bagian flora normal kulit, terutama - Cara masuknya: dari sal nafas bag atas
pd bag yg kaya sebum. Ragi Malassezia furfur (airborne, droplet) & melalui kontak kulit yang
bersifat lipofilik. Pada kelembaban, temperatur, tak utuh  butuh kontak yg erat dan lama
dan CO2 yang tinggi dapat meningkatkan resiko - Inkubasi 2-5tahun
timbulnya pitiriasis versicolor
- Faktor predisposisi diantaranya imunosupresi,
malnutrisi, penyakit endokrin, hiperhidrosis,
lingkungan hangat dan lembab, penggunaan
kontrasepsi oral, dan penggunaan kortikosteroid
sistemik, dan komposisi kimia sebum.
Klinis L: >> non intertriginous place, seperti punggung;
lipofilik
D: tersebar
R: Makula, patch hipopigmentasi, batas tegas,
bentuk ireguler, ukuran bervariasi, tertutup 3 Cardinal sign (1 dari 3):
skuama tipis halus 1. Lesi anestesi
2. Gangguan fungsi saraf perifer +
3. BTA +
- Jml bercak kusta 1-5 - Jml bercak kusta >5
- Jml saraf yg terlibat 1 - Jml saraf yg terlibat
>1
- BTA - - BTA +
- Unilateral/ bilateral - Bilateral simetris
simetris
- Lesi kering, kasar - Lesi halus, mengkilat
- Batas tegas - Batas kurang tegas
- Sllu hilang rasa pada - Hilang rasa pd bercak
bercak dan tegas ga jelas, jika ada,
terjadi yg sudah lanjut
PDx - Coup de ongle of beisner + -Ada/tdk gangguan fungsi sensoris/motoris:
- woodlamp: kuning keemasan 1. N. facialis (merem, lagoptalmos)
2. N. aurikularis magnus
3. N. ulnaris (epikondilus-olekranon)
4. N. medianus (ibu jari)
5. N. radialis (tangan nyetir motor)
6. N. peroneus komunis (dorsum flex kaki)
7. N. tibialis posterior (telapak kaki)
- Tes sensibilitas (suhu, nyeri dan raba)
- Pengecatan ziehl Nielsen (cuping telinga DS,
ujung dahi, dagu)
1. Carbol fuhsin dipanasin 5 menit, cuci air
2. Alkohol asam 2-5 detik, cuci air
3. Metilen blue ±2 menit, cuci air

- KOH: spaghetti & meatball appearance  interpret:


Bacterial Index: Morfologi Index:
+6: >1000 /lp Jml BTA solid x 100%
+5: 100-1000/lp solid+non solid
+4: 10-100 /lp
+3: 1-10 /lp
spaghetti +2: 1-10 /10lp
meatball +1: 1-10 /100lp
- BTA (-) - BTA (+)
PTx Topikal: Supervisi: Supervisi:
- Selenium sulphide 2,5% losion - Rifampisin 600mg - Rifampisin 600mg
- Zink pyrithione 2% sabun (@300mg) - Dapsone 100mg
- Asam salisilat 3% ointment - Dapsone 100mg - Lamrene 300mg
- Sulfur 3% ointment Harian: (@100mg)
- Sodium sulfacetamide 10% losion - Dapsone 100mg Harian:
- Imidazole - Dapsone 100mg
Clotrimazole 1% krim  6 blister, obat - Lamrene 50mg
Ketokonazole 1% & 2% krim & sampo diminum 6-9 bulan
Miconazole 2% krim, losion, bedak  12 blister, obat
- Allylamine diminum 12-18 bulan
Naftifine 1% krim, gel
Terbinafine 1% krim, gel, solusio spray
- Butenafine
Butenafine 1% krim
KIE - Dapat terjadi reaksi - Dapat terjadi reaksi
tipe I (reverse) pada tipe I (reverse) atau
sebelum tx, saat tx, & reaksi tipe II (ENL)
setelah tx pada sebelum tx, saat
- Harus ttp dievaluasi tx, & setelah tx
sampai 2 tahun setelah - Harus ttp dievaluasi
RFT sampai 5 tahun setelah
RFT

Tinea Candidasis kutis Eritrasma


Etiologi Epidermophyton, Microsporum, C. albicans Corynebacterium
Trichophyton minutissimum
Patofis - Dermatofit mengeluarkan - >> di daerah tropik
armamentarium yg luas dari
enzim (keratolitik protease,
lipase, dll) = factor virulensi unt
menempel & menginvasi kulit 
pertumbuhan elemen miselial
Klinis - Predileksi: - Predileksi: daerah yang tingkat - Predileksi: >> intertriginous
1. tinea kapitis: kelembabannya tinggi dan site
- Grey patch ringworm (black hangat, >> intertrigo - Dapat asimtomatis –
dot) - Lesi satelit pruritus
- Kerion celci (sarang lebah, - Saat pruritus  iritasi 
alopesia permanen) lesi sekunder eskoriasi &
- Favosa (krusta tebal, likenifikasi
alopesia permanen)
2. tinea korporis
- Wajah, leher, badan,
lengan, tungkai
3. tinea kruris
- Genital, lipat paha, pubis,
pantat L: >> region intertrigo
4. tinea pedis & manum D: terlokalisir
- Telapak kaki/tangan, R: patch-plak eritematous, batas
Intertriginosa, vesikuler akut, tegas, ukuran bervariasi, bentuk
hiperkeratotik (moccasin ireguler, dengan vesikulopustul
foot) lesi (lesi satelit) - Ruam:
5. tinea unguium = Hyperkeratotic white
onychomicosis macerated plaque,
- di kuku terutama antara jari kaki
6. tinea imbrikata ke4 &5
->> Indonesia timur Well-demarcated, reddish
- T. concentricum brown, superficial, finely
- skuama konsentris (imbrex) scaly, & finely wrinkled
- central healing - patches di genitocrural,
- Central healing + aksila, region inframamari
PDx - KOH: (pada lesi yang aktif) hifa - KOH: pseudohifa, budding - Woodlamp: merah bata/
bersepta spora, blastospora coral red
- Gram: batang gram + dgn
subterminal granul
- KOH -
PTx Tinea kapitis  Selenium sulfida Topikal Topikal
1% atau 2%; Zinc pyrithione 1% Imidazole - Benzoyl peroxide wah & 5%
atau 2%; povidone iodine 2,5%; - Ketokonazole 2% cr 2 dd ue gel
ketoconazole 2% Allylamine - Clindamisin atau eritromisin
Griseofulvin 2% solusio atau azole cream
Topikal Polyene
Imidazole - Nistatin 100.000 U/g, Sistemik
- Ketokonazole 2% cr 2 dd ue lozenge/troche, ointment, bedak, - Clarithromisin 1000mg
Allylamine solusio single dose
Griseofulvin - Eritromisin
Sistemik:
Sistemik: Imidazole
Imidazole Fluconazole 150mg single dose
Fluconazole 150mg single dose Ketokonazole 100mg, 200mg
Ketokonazole 100mg, 200mg Itrakonazol 100mg/hari 1mgg
Itrakonazol 100mg/hari 1mgg
- Amphotericin B
KIE - Menjaga kebersihan dan - Penyakit bisa ttp
kekeringan tubuh asimtomatis bertahun2/
undergo eksaserbasi periodik
- Dapat relaps meski setelah
pengobatan AB yg berhasil

Acne vulgaris Dermatitis perioral Rosacea


Definisi Penyakit peradangan menahun Kelainan yg ditandai dgn papul Penyakit kulit kronis pd
folikel pilosebasea yg umumnya dan pustule kecil dg distribusi daerah sentral wajah (yg
terjadi pada masa remaja & pada daerah periorifisium, menonjol/cembung) yang
sembuh sendiri, kebanyakan terutama pada daerah sekitar ditandai dgn kemerahan
pada masa pubertas (ce 14-17 mulut, >> wanita muda, >> pada kulit dan telangiektasi
thn & co 16-19 thn) sekitar mulut dan dagu, disertai episode peradangan
polimorfi, tanpa ada yang memunculkan erupsi
telangiektasis papul, pustule, edema
Etiologi Intinya: - Obat: steroid topikal, steroid Yg pasti blm diketahui
1. Hiperproliferasi epidermal inhalasi - Ada hipotesis, faktor
folikular penyebab:
2. Prod sebum >>> - Kosmetik: pasta gigi fluorinated, Makanan
3. Inflamasi skin care ointment & cream, Psikis
4. Adanya P. acnes mercury-containing dental Obat2an
fillings, mint flavoured tooth Infeksi
cleaning powder Musim
- Physical factors: UV, panas, Imunologi
wind Lainnya
- Microbiologic factors: Fusiform
spirilla bacteria, Candida sp,
Demodex folliculorum
- Miscellaneous factors: factor
hormonal, GI disturbances, stress
emosional, musical instr, latex
gloves, lipstick, respon thp
permethrin
Patofis - Patogenesis pasti unknown - Reaktivitas vaskular wajah
- Presumtive patho: - Dermal conn tissue
Pengaruh langsung dari unit structure atau kompisisinya
pilosebaseus (mis. iritasi dari efek - Matrix composition
corticosteroid) - Pilosebaceous structure
atau - Microbial colonization
Perubahan dari microflora - Atau kombinasi dari faktor
folikular yg merubah respon kutaneus
↓ pd factor trigger rosacea
Peningkatan proliferasi &
aktivitas metabolic dari agen
infeksius & biota kulit

Klinis - L: Tmp predileksi di wajah, - Rasa gatal atau terbakar - L: Pada sentral wajah
bahu, dada bag. atas, & - L: daerah perioral, dapat timbul hidung, pipi, dagu, kening,
punggung bag atas. Juga bisa di di periorbital & perinasal. Lesi alis (daerah yang konveks).
leher, lengan atas, & gutea. sering simetris namun bisa Kadang meluas ke leher,
- D: tersebar unilateral pergelangan tangan atau
- R: Erupsi kulit polimorfi, dg lesi - D: terlokalisir kaki, >> lesi simetris
predominan salah satunya, ada - R: papul, vesikel, & pustule - D: Terlokalisir
komedo eritematous yg berukuran 1- - R: papul, pustule, plak
Lesi noninflam: komedo 2mm, komedo (-) eritematous, edema, facial
whitehead (closed) burning/stinging, dry
appearance, telangiektasia,
komedo (-)

- Ada 3 stadium:
blackhead (open) I: Eritema tanpa sebab/
akibat sengatan matahari
II: diselingi episode akut 
timbul papul, pustule, edem,
eritem persisten +
telangiectasia

Lesi inflam: bervariasi, papul


kecil dgn red border sampe
pustules & nodul fluctuant yg
besar dan tender.

Nodul yang besar sebelumnya III: Eritem persisten dalam,


disebut kista (untuk severe >> telangiectasia, papul,
cases of inflam acne) pustule, nodus, edema

PDx Klinis Klinis


PTx Fase I & II: Tahap I: - Menghindari pencetus!
- Hilangkan komedo  1. Berhenti menggunakan semua - Dibawah
komedolitik produk yang dicurigai sebagai
- Turunkan produksi sebum  penyebab
Retinoid acid (Tretinoin, 2. Px diminta mencuci wajah dgn
Adapalene, Tazarotene) mild water saja= “null (zero)
therapy”
Fase III & IV: 3. Tx local neutral:
- Turunkan inflamasi: non - neutral local cream
steroid (utamakan! Cth retinoid - kompres (cth: chamomile tea,
acid) atau steroid (hati2! Harus physiologic solution NaCl 0,9%)
dimonitor dan ditappering) 4. Psychological support: break
- AB: Benzoyl peroxidase, the habit
Eritromisin, Clindamisin, Dapson 5. Treat rebound rx (mis. karna
benzoyl peroxidase/eritromisin, penggunaan kortiko potensi
Benzoyl peroxidase/ tinggi) dgn hidrokortison (potensi
Clindamisin, Benzoyl rendah) atau tapering
peroxidase/ hidrokortison) Tahap II:
1. Supresi infeksi bakteri di folikel
rambut dgn AB
(karna px dg kortiko 
p.acnes>>, fusobacterium spp>>)
Topikal:
- Metronidazole 0,75-2%
- Eritromisin 2-4%
Sistemik:
- Lipophilic erythromycin
3x400mg
- Tetrasiklin 2x250mg
KIE JANGAN DIPENCETIN, JANGAN
DIUTEK2

←Terapi rosacea

Urtikaria
Anamnesis Riwayat atopi
Etiologi Akut urtikaria/ angioedema: obat2an, makanan, infeksi yg IgE dependen (rx alergi), factor metabolic
Kronik urtikaria/ angioedema: autoimun
Patofis Allergen  IgE  sel mast  mediator  ke seluruh daerah  ke pembuluh darah  edema
pembuluh darah di dermis

Urticaria: superficial dermal edema;


dilated lymphatic and blood filled
vascular spaces. Widening of space
that separated

collagen bundles.

Gejala Patologi Mediator


Bintul Permeabilitas vaskuler Histamin, prostaglandin,
bradykinin, laukotrien
Kemerahan Vasodilatasi Histamin, prostaglandin, PAF,
bradykinin, leukotriene
Gatal Rangsangan saraf Histamin
- Mekanisme:
I. Urtikaria dg perantara imunologik
- Ag spesifik: obat2an, makanan, gigitan serangga, kontaktan, dll
- Keadaan atopi
- Urtikaria fisik: panas, dingin, tekanan, getaran, sunshine, kolinergik

Lesi urtikaria kolinergik (karna temp


tubuh naik) setelah exercise 15 menit
di ruangan hangat

II. Urtikaria dr perantara komplemen


- Angioedema didapat
- Serum sickness (tipe III)
- Necrotizing vasculitis
- Sitotoksik
- IgG/IgM ikatan thp Ag  komplemen  lisis
- Anemia hemolitik
III. Mekanisme non-imunologik
- Rx kompleks imun  kompleks Ag/Ab dlm jaringan & p.darah
- Direct mast cell releasing agents: opiate, AB tertentu, kurare, bahan kontras, aspirin, NSAID, dll
- Reaksi intoleran: cetirizine
- Histamin-releasing factor (HRF)
IV. Idiopatik
- Rx tipe lambat, diperantarai Th1 (makrofag actvation), Th2 (Eosinofil activation), Cytotoxic T cell
(cytotoxicity)
Klinis = Reaksi vaskuler kulit yg khas, berupa peninggian L: Regio kruris sinistra
kemerahan/keputihan karena edema terbatas dermis & selaput lender D: Terlokalisir
- Klasifikasi R: Urtika, multiple, batas
1. Urtikaria akut, bila serangan <6 minggu tegas, bentuk ireguler,
2. Urtikaria kronik, bila serangan >6 minggu ukuran bervariasi, tes
diaskopi + (blanching)
- Angioedema: edema dermis bawah/subkutis
Klinis:
- Gatal, panas terbakar, tertusuk, urtika +
- Dermografisme +

- bisa disertai angioedema di kelopak mata, bibir, wajah


PDx - Ice cube test  + pada cold urtika
- Dermografisme +

- Skin prick test


- Tes diaskopi +
PTx Antihistamin non sedative (H1) tunggal atau kombinasi
↓ (menetap 2 minggu)
Tingkatkan dosis antihistamin nonsedatif 4x
↓ (menetap 1-4 minggu)
- Tambahkan antagonis leukotriene atau ganti antihistamin non sedative
- Eksaserbasi: beri steroid sistemik (3-7 hari)
↓ (menetap 1-4 minggu)
- Tambahkan siklosporin A, antihistamin H2 (dapson, omalizumab)
- Eksaserbasi: beri steroid sistemik (3-7 hari)

- Tx topikal: bedak kocok/ losio mengandung menthol 0,5-1%

 Loratadine 1x10mg dan Cetirizine 1x10mg


KIE - Mencegah factor pencetus
- KIE rencana skin prick test

Erisipelas Selulitis Ektima


Etiologi β- haemolytic streptococcus - β- haemolytic streptococcus Streptococcus
group A (BHSGA) group A (BHSGA)
- Staphylococcus aureus
Patofis - Karena invasi dari BHSGA Streptococcus: - Karena local infeksi oleh
- Karena invasi dari BHSGA BHSGA
S. aureus:
- Termasuk normal flora kulit,
resp tract, GIT
- Pathogenic, invasive  biasanya
koagulase (-), prod. pigmen
golden & garai hemolisis
- Pathogenic properties, karena
kombinasi efek metabolit
ekstraseluler, invasiveness &
produksi toksin
- Bakteri bisa menyebar lewat
darah & p.limfe
- Polisakarida  peptidoglycan
(penting pd pathogenesis infeksi)
- Faktor virulensi S. aureus (ada di
halaman slanjutnya)
Klinis - Minor wound, abrasion/ - Inflamasi supuratif kulit & lemak - Ulserasi multiple, punched
ekskoriasi + subkutan out-lesion
- Biasanya didahului oleh strep - Limfadenopati regional - Granulating base extends
throat deeply into dermis
- Ruam: - Dapat menyebabkan nekrosis - Scar +
Erithematous plaque-like lebih dlm - Predileksi: ekstensor lower
Batas tegas - Ruam: extremity
Tendernes + Plak eritematous
Vesiculated Batas gak tegas
Cepat menyebar
Nyeri, firm, & tender induration

- Gejala konstitusional:
Demam, malaise - Gejala konstitusional:
Demam, malaise
PDx - Gram: Gram: - Gram:
Streptococcus: gram (+) kokus, - Streptococcus: kayak sebelah Streptococcus: gram (+)
tersusun spt rantai - Staphylococcus aureus: gram (+) kokus, tersusun spt rantai
kokus, cluster

- Blood Agar Plate - Blood Agar Plate

(β (total hemolysis) (β (total hemolysis)


PTx Lokal:
- NaCl 0,9% wet dressing
- Topikal AB
Sistemik AB

Impetigo/ cacar monyet


Anamnesis
Etiologi Nonbullous: Lokal infeksi β- haemolytic streptococcus group A (BHSGA), staphylococcus
Bullous: staphylococcus
Patofis
Klinis - Patch merah
- Vesikel – flaccid bullae (hipopion)
- Honey-colored crusted plaque
- Erosi

PDx

PTx 1. Causal:
AB topikal:
- Mupirocin 2%
- Asam Fusidat
- Neomisin basitrasin
AB sistemik:
2. Simtomatis
3. Suportif

KIE Komplikasi:
- Glomerulonefritis akut

Hara, piye mbedain strepto vs staphylo?

Faktor virulensi Stapylococcus aureus:

Enzim:

a. Hyaluronidase: digest con.tissue


b. Staphylokinase: digest blood clots
c. DNAse: digest DNA
d. Lipase: digest oil, merubah kolonisasi pd kulit
e. Penicillinase: inaktif penicillin

Toxin:

a. Hemolisin (α, β, ү, δ): lisis RBC


b. Leukocidin: lisiskan neutrophil & makrofag
c. Enterotoxin: induksi distress GI
d. Exfoliative toxin: memisahkan epidermis dari dermis
e. Toxin shock syndrome toxin (TSST): induksi demam, munta, shock, kerusakan organ sistemik

Selamat belajar cadok!


Ini catetan alakadarnya sak bahagia yg mbuat, jadi
nanti nek ada yang salah apa kurang monggo
ditambahin/ revisi. Sumbernya macem-macem, ada
dari slide kuliah semester 3 dermato, semester 2
parasit, Fitzpatrick, omongan PPDS, RI, dan
rangkuman teman.
Semoga bisa bermanfaat.

September 2017, Amirah F.

Anda mungkin juga menyukai