Anda di halaman 1dari 19

RADANG PADA dr.

Dwi Wahyuni
GENITALIA WANITA
GENITALIA EKSTERNA
Bartholinitis ( infeksi glandula bartholini )
Penyebab : gonorea, streptococcus, e.Coli
Bartholinitis akut : kelenjar membesar,merah,nyeri,
Lebih panas dari daerah sekitar. Isi cepat menjadi
nanah & Keluar melalui duktus, jika duktus tersumbat
akan membesar. Bila radang berulang akan menjadi :
kista Bartolini.
Terapi : bila belum menjadi abses diobati dengan
antibiotika. Jika membesar dilakukan sayatan. Kista
bartolini : bila menimbulkan gangguan dilakukan
Ekstirpasi atau marsupialisasi.
Herpes Genitalis
 Penyebab : virus herpes type 2, termasuk
pms, terjadi 3-7 hari setelah coitus.
 Vesikel pada labium minor, bagian dalam
labium mayor & klitoris. Panas & gatal.
Sering juga ditemukan didaerah vagina &
serviks dengan keluhan leukorea,
perdarahan & disuria.
 Terapi :
 Analgetik, parasetamol 3 x 500 mg
 Asiklovir 5% topikal
 Asiklovir 200 mg/4 jam (oral)
 Obati pasangannya dgn asiklovir
oral (7 hari )
Kondiluma Akuminata
 Penyebab : human
papillomavirus (HPV)
 Berbentuk seperti bunga kol
( cauliflower), di vulva
perineum & perianal, vagina &
servik. Sering ditemukan pada
kehamilan.
 Terapi :
 Ukuran kecil : podofilin
10%
 Luas : kauterisasi
GENITALIA INTERNA
1.Vagina
Flora vagina : basil doderlein, streptokokukus, stafilokokkus ,difteroid, basil
kolisecara normal hidup dalam simbiosis mutualisma.
Jika simbiosis terganggu : streptokokukus, stafilokokkus basil koli berkembang
biak & timbullah : vaginitis non Spesifik.
Penyebab lain : trikomonas vaginalis, kandida albikans, Hemofilus vaginalis.
Gejala vaginitis : lekorea, gatal, permukaan vagina & vulva merah &
membengkak, vaginitis garanularis (Bintik-2 merah divagina).
Sebelum pubertas & menopause vagina lebih peka terhadap infeksi. Vaginitis
biasanya disertai vulvitis (vulvovaginitis )
TRIKOMONIASIS
Penyebab : trikomonas vaginalis, parasit dengan flagella yang bergerak sangat aktif.
Penularan paling sering melalui coitus.
Pada pria hidup diuretra & prostat tanpa gejala.
Leukorea : encer s/d kental, kekuning-kuningan agak berbau. Gatal & terasa terbakar.
Kadang disertai uretritis ringan seperti disuria & sering kencing.
Laboratorium : sekret vagina dicampur dengan 1 tetes nacl 0,9% diatas objek gelas &
diperika dengan mikroskop, tampak parasit dengan bentuk lonjong dengan flagella
dengan ukuran 2 x lekosit. Bila tidak dijumpai dilakukan pembiakan.
Terapi :
 Metronidazole 2 x 500 mg selama 5 hari
KANDIDIASIS
Penyebab : jamur kandida albikans yang mempunyai benang-benang pseudomiselia. tumbuh
dalam suasana asam (ph 5-6,5) yang mengandung glikogen.
tumbuh dengan cepat pada : wanita hamil, pengguna pil kb, pemakai antibiotika berspektrum
luas, dm & penyakit sistemik.
Leukorea : keputih-putihan dan sangat gatal. Radang pada vulva & vagina, pada dinding vagina
ditemukan membran putih yang bila diangkat akan berdarah.
Laboratorium : sekret vagina dicampur dengan koh 10-20% di atas obyek gelas : dijumpai
pseudohyfa.
Terapi :
 Mycostatin vagital tablet (10.000 u) 1-2 tab/hari selama 14 hari
 Fluconazole 150 mg (dosis tunggal)
Hemofilus vaginalis vaginitis/ Bacterial Vaginosis

90 % vaginitis nonspesifik disebabkan hemofilus vaginalis (gardnerella vaginalis). Penyebab : bakteri
basil kecil gram negatif.

Leukorea : putih kelabu kadang kekuning-kuningan, berbau ikan busuk, gatal. Ditularkan memalui
hubungan seksual.

Laboratotium : sama dengan pemeriksaan trikomoniasis, ditemukan kelompok basil, sedikit lekosit ( clue-
cells).

Terapi :
 Ampisillin 2 gr/hari selama 5 hari ( diberikan pada suami-istri)
 metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari
 clindamycin 2 % cream 1x /hari selama 7 hari.
Vulvo-vaginitis atrofikans / vaginitis senilis
 Ditemukan pada wanita menopause, karena epitel vagina atrofi.
 Leukorea dengan rasa gatal & pedih, uretra & kandung kemih sering
terlibat dengan gejala disuria & sering kencing.
 Terapi : - estrogen oral atau topikal.

Vaginitis Emfisematosa
 Jarang ditemukan, sering pada wanita hamil. Timbul gelembung kecil
berisi gas pada dinding vagina & porsio uteri.
 Pengobatan : simptomatis
SERVIK SEPERTI STRAWBERY PADA INFEKSI TRIKOMONAS CLUE-CELLS OLEH HEMOFILUS VAGINALIS

TRIKOMONAS VAGINALIS HEMOFILUS VAGINALIS


SERVIKS UTERI
 SERVISITIS AKUT
 Infeksi diawali diendoservik
 Servik merah, bengkak & mengeluarkan cairan mukopurulen
 Penyebab : Gonore, clamydia trachomatis,streptokokkus & stafilokokkus.
 Dapat sembuh tanpa bekas atau menjadi servisitis kronik

 SERVISITIS KRONIK
 Sebagian besar pada wanita yg pernah melahirkan, luka pada servik pada abortus
& partus menyebabkan infeksi menahun. Servik kelihatan normal, tetapi
mikroskopik dijumpai infiltrasi lekosit dalam stroma endo servik, sekret putih
kekuningan
Trachomatis
Gejala : leukorea (kuning kehijauan), perdarahan / spotting post coitus,
servik erosi & rapuh.
Diagnosis : kultur hapusan lendir cervix.
Terapi :
 Doxycycline 2 x 100 mg ( 7 hari )
 Oflaxacin 2 x 400 mg ( 7 hari )
 Erytromycin 4 x 500 ( 7 hari )
 Pasangan seksual harus diobati
Korpus uteri
Endometritis :
 Radang pada endometrium, biasanya penyebaran dari cervisitis.
 Kuman penyebab : c.Trachomatis, go, streptokokkus, cytomegalovirus, herpes.
Merupakan komponen penting dari penyakit radang panggul sebelum infeksi
menyebar ketuba.
 Gejala :
 Endometritis akut : endometrium edema & hiperemis,nyeri perut bawah,
uterus lunak. Sering pada postpartum, abortus,iud.
 Endometritis kronik : kadang asimptomatik, perdarahan perte ngahan
menstruasi, perdarahan postcitus, menoragia.
 Terapi : doxycycline 2 x 100 mg ( 10 hari )
PIOMETRA
Pengumpulan nanah di kavum uteri karena stenosis kanalis servikalis karena ca.Servik, amputasi
servik, radiasi, penutupan oui karena involusi uterus sesudah menopause. Piometra lebih banyak
pada wanita menopause & postmenopause.
Diagnosis : sonde uterus keluar nanah, setelah 10 hari dilakukan kuretase untuk melihat ada/tidak
keganasan. Dapat juga dilakukan histerektomi.

MIOMETRITIS/ METRITIS
Radang pada myometrium.

Miometritis akut : ditemui pada abortus septik, infeksi post partum. Kuretase pada endometritis
dapat menyebabkan miometritis akut
Miometritis kronik : merupakan lanjutan dari miometritis akut. Uterus lebih besar dari biasa.

PARAMETRITIS/PERIMETRITIS
Radang pada parametrium, bagian dari radang peritoneum pelvik
ADNEKSA
Adneksitis/salpingo-ooforitis
Radang tuba fallopi & ovarium. Terjadi karena penjalaran infeksi
dari uterus, dapat juga terjadi dari infeksi ekstra genital dari pembuluh
darah atau infeksi dari jaringan sekitar.
Penyebab paling banyak : go, infeksi postpartum & postabortus.
Gejala : nyeri pada daerah kanan & kiri uterus,pada infeksi yg
sangat patogen gejala septikemia & peritonitis seperti : demam tinggi
& lekositosis akan timbul.
Parametritis akut
Infeksi akut pada parametrium. Penyebab : streptokokkus,
stafilikokkus, e.Coli . paling banyak pada parametrium lateral
(parametritis lateralis), kadang parametritis anterior/posterior.Dapat
terjadi abses & teraba seperti tumor.

Peritonitis pelvika (pelvioperitonitis)


Terjadi bersamaan dengan adneksitis. Pada infeksi postpartum &
postabortus sering terjadi peritonitis umum, tetapi pada infeksi go sering
terjadi peritonitis pelvika. Jika eksudat bernanah, akan berkumpul di
kavum douglasi.
PENYAKIT RADANG
PANGGUL
 Merupakan infeksi atau radang pada saluran genitalia bagian atas
(uterus, tba falopi, ovarium dan struktur sekitar panggul).
 Et : C. trachomatis , N. Gonorrhoeae dan penyebab infeksi yang
lain.
 Faktor risiko : usia < 25 th , Riwayat PID, gonta ganti pasangan,
mengidap PMS, hubungan sex tanpa pengaman, Riwayat Tindakan
bedah ginekologis

 Diagnosis :
Kriteria Minimum Kriteria Tambahan
Nyeri goyang servik Suhu oral >38 C
Nyeri tekan Uterus Cairan serviks atau vagina tidak mukopurulen
Nyeri tekan adneksa Leukosit banyak pada pemeriksaan mikroskopik vagina
Meningkatnya LED
Meningkatnya CRP
Dokumentasi lab infeksi serviks oleh gonore dan C. trachomatis
 Terapi
 Pada kasus berat  rawat inap ( untuk pengawasan dan pemberian
antibiotic secara parenteral) , tirah baring
 pada kasus ringan – sedang  terapi antibiotic diberikan secra oral
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai