Kandungan
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
PROPINSI LAMPUNG
• Memahami penanganan
Tujuan infeksi menular seksual
dalam kehamilan.
Umum
Pemeriksaan Serviks:
Tampak hiperemis dengan erosi dan sekret
mukopurulen
Komplikasi: salpingitis atau penyakit radang panggul
(PRP).
Penegakkan diagnosis:
Kultur (biakan) ditemukan N.gonorrhoeae
Tatalaksana:
Sefiksim 400mg peroral
Seftriakson 250mg IM
Siprofloksasin 500mg peroral
Ofloksasin 400mg peroral
Levofloksasin 250mg peroral
Spektinomisin 2gr dosis tunggal IM
Perempuan hamil dengan resiko tinggi
dianjurkan skrining terhadap infeksi gonore
pada pertama kali antenatal dan pada
trimester ketiga kehamilan.
Spesies patogen:
Komplikasi:
Kehamilan ektopik
Infertilitas
Komplikasi lain (artritis reaktif dan
perihepatitis (sindroma Fitz-Hugh-Curtiz)
Abortus Pneumonia
spontan infantil
Kelahiran
prematur
Konjungtivi
Kematian
tis pada
perinatal
neonatus
Penegakan diagnosis Tatalaksana
Kultur Gol. Tetrasiklin dan
Deteksi antigen secara: eritromisin
Direct Fluorescent Doksisiklin 100mg/PO 2x1
Antibody (DFA), ELISA/EIA, selama 7 hari, atau
dan rapid atau point of Azitromisin 1g/PO dosis
care test tunggal, atau
Deteksi asam nukleat Tetrasiklin 500mg/PO 4x1
seperti: Hibridisasi probe selama 7 hari, atau
deoxyribonucleic acid
(DNA), uji amplikasi asam Eritromisin 500mg/PO 4x1
nukleat (PCR, LCR) selama 7 hari, atau
Ofloksasin 200mg 2x1
Pemeriksaan serologi
selama 9 hari
Kultur Metronidazol
Pemeriksaan duh 2g/PO dosis
tubuh dalam tunggal
larutan NaCl atau dosis harian
fisiologi 2x500mg/hari
selama 7 hari
Sindrom klinik akibat pergantian
Lactobasillus Spp penghasil H2O2 yang
merupakan flora normal vagina dengan
bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi
(seperti: bacteroides Spp, mobiluncus Spp,
Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma
hominis)
Perempuan dengan vaginosis bakterial ini dapat
tanpa gejala atau mempunyai keluhan dengan
bau vagina yg khas yaitu bau amis terutama
pada waktu/setelah senggama.
Sifilis sekunder
Neurosifilis (Sifilis
tersier)
a. Sifilis Primer
Berupa tukak di daerah genital eksterna dalam
waktu 3 minggu setelah kontak. Sering ditemukan di
labia mayor, labia minor, fourchette, atau servix.
Gambaran klinik:
Lesi papul berindurasi yg tidak nyeri, kemudian
permukaannya mengalami nekrosis dan ulserasi
dengan tepi yang meninggi, teraba keras, dan
berbatas tegas.
Jumlah ulserasi biasanya hanya 1, namun dapat
multiple.
b. Sifilis Sekunder
Malese, demam, nyeri kepala, limfadenopati
generalisata, ruam generalisata dengan lesi di
palmar, plantar, mukosa oral atau genital,
kondiloma lata didaerah intertrigenosa dan
alopesia.
Gambaran klinik:
Lesi kulit simetris, dapat berupa makula, papula,
papuloskuamosa dan pustul yang jarang disertai
keluhan gatal
c. Sifilis Laten
Merupakan fase sifilis tanpa gejala klinik dan
hanya pemeriksaan serologik yang reaktif
d. Sifilis Tersier
Terjadi sejak beberapa bulan-tahun setelah fase
laten dimulai. Invasinya menimbulkan kerusakan
pada SSP, sist. Kardiovaskular, mata, kulit, serta
organ lain.
Predileksi:
Labia mayor/minor, klitoris, introitus vagina
dan serviks, sedangkan lebih jarang di daerah
perianal, bokong, dan mons pubis
• Adalah episode penyakit yang
tanpa didahului pajanan/infeksi
VHS-1 atau VHS-2 sebelumnya.
Primer
Non
pajanan/infeksi VHS-1 atau VHS-2
sebelumnya
• Reaktivasi infeksi genital
primer asimptomatik
• Infeksi genital dgn riwayat infeksi
orolabialis sebelumnya
Gejala: Pemeriksaan:
a. Rasa terbakar di a. Tzank test
daerah lesi (vesikel b. ELISA, didapatkan
berkelompok dengan antibodi terhadap VHS
dasar eritema yg
mudah pecah dan
menimbulkan erosi
multipel)
b. Malaise
c. Demam
d. Nyeri otot
e. KGB regional
membesar dan nyeri
Dosis untuk infeksi primer:
a. Asiklovir 5x200mg/hari/PO selama 7 hari
pada lesi berat asiklovir 3-5mg/KgBB/hari/ IV
selama 7-10 hari, atau
b. Valasiklovir 2x500mg/hari selama 7 hari
Pemeriksaan:
a. Western blot (WB)
b. ELISA
Sitomegalovirus (CMV) termasuk golongan virus
herpes DNA.
Infeksi
yg baru terjadi, akan beresiko
sehingga dianjurkan seksio sesarea.
Yang termasuk infeksi lain (other) yaitu
sifilis, hepatitis, virus Ebstein-barr, hPV