2:
ATONIA UTERI
Studi kasus
RPS :
Ny. B P6A1, usia 36 tahun melahirkan di puskesmas kota Waikabubak, bayi cukup bulan dengan
berat lahir 4200gram, setelah bayi lahir ibu diberi oksitosin 10 iu im. Dan 15 menit kemudian
plasenta lahir lengkap, 5 menit setelah plasenta lahir terjadi perdarahan per vaginam yang hebat
sehingga bidan memberikan oksitosin 10 IU IM tambahan dan kompresi aorta abdominalis. Ny. B
segera dirujuk ke RSUD Waikabubak, Sumba timur.
Pemeriksaan fisik :
KU : CM, lemah.
Wajah : Kulit muka terlihat pucat
Mata : CA +/+
TV 1 : TD 100/60mmHg , Nadi : 98x/menit, Respirasi : 28x/menit, Suhu : 36c 37c
Abdomen : TFU 2 jari di atas pusatdan kontraksi lemah. Dilakukan kompresi aorta abdominalis
dapat mengurangi jumlah darah yang keluar pervaginam hingga 50% ( Hasil Ax dari bidan ) dan
manuver tetap diaplikasikan hingga pasien ditangani oleh tim PONEK RSUD Waikabubak.
Evaluasi
1. Sebutkan langkah langkah tindakan yang harus diambil ?
Perdarahan pascapersalinan
termasuk kegawatdaruratan obstetrik
Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
perdarahan (+)
Tampon uterus
Rujuk RS
Plasenta belum lahir setelah 30 menit Tali pusat putus akibat traksi berlebihan Retensio plasenta
Perdarahan segera (P3) Inversio uteri akibat tarikan
Uterus kontraksi baik Perdarahan lanjutan
Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) Uterus berkontaksi tetapi tinggi Tertinggalnya sebagian
tidak lengkap fundus tidak berkurang plasenta
Perdarahan segera (kontraksi hilang-timbul)
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang Diagnosis
yang selalu ada Kadang-kadang ada kemungkinan
Perdarahan segera (Perdarahan intraabdominal dan / atau Syok Robekan dinding uterus
pervaginam Nyeri tekan perut (Ruptura uteri
Nyeri perut berat atau akut abdomen Denyut nadi ibu cepat
6. Dua jam setelah melahirkan temperatur tubuh ibu menjadi
38oC dan mengingat kondisi ibu yang lemah dan mengalami
anemia akut karena pendarahan serta tindakan kompresi
uterus, mmaka apa tindakan selanjutnya?