Anda di halaman 1dari 20

 Abortus provokatus

menurut Manuaba (2007), menambahkan abortus buatan adalah tindakan abortus


yang sengaja dilakukan untuk menghilangkan kehamilan sebelum umur 28 minggu
atau berat janin 500 gram.
Abortus ini terbagi lagi menjadi:
– Abortus therapeutic (Abortus medisinalis)
Abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan,
dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu
mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
– Abortus kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis.
– Unsafe Abortion
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksana tindakan tersebut
tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga
dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.
Abortus spontan
Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup didunia luar batas
usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
Abortus imminens : Abortus insipien
abortus tingkat permulaan dan abortus yang sedang
merupakan ancaman mengancam yang ditandai
terjadinya abortus, ditandai dengan serviks telah mendatar
perdarahan pervaginam, OUE dan OUE telah terbuka, akan
massih tertutup, dan hasil
konsepsi masih baik dalam tetapi hasil konsepsi masih
kandungan. Tes kehamilan dalam kavum uteri dan dalam
masih positif, besarnya uterus proses pengeluaran. Besar
sesuai dengan usia kehamilan. uterus masih sesuai dan tes
Keluarnya janin masih bisa hCG masih positif, gerak janin
dicegah dengan pemberian dan jantung janin masih jelas
terapi hormonal, istirahat dan walau mulai tidak normal.
antispasmodik. Pengelolaan : kuretase
Abortus kompletus Abortus inkompletus
• seluruh hasil konsepsi telah • sebagian hasil konsepsi telah
keluar dari kavum uteri pada keluar dari kavum uteri dan
kehamilan <20 mnggu atau masih ada yang tertinggal.
berat janin kurang dari 500gr. OUE masih terbuka dan teraba
jaringan dalam kavum uteri
• OUE telah menutup, uterus atau menonjol pada OUE.
sudah mengecil, sehingga Perdarahn masih terjadi,
perdarahan sedikit, besar jumlahnya tergantung pada
uterus tidak sesuai dengan jaringan yang masih tersisa,
umur kehamilan. Pemeriksaan yang meyebabkan sebagian
tes urine biasanya masih placental site masih terbuka
shg perdarahan berjalan terus
positif sampai 7-10 hari stelah . pengelolaan : kuretase
abortus.
• Abortus habitualis : abortus
Missed abortion spontan yang terjadi 3 kali
• abortus yang ditandai dengan atau lebih berturut-turut
embrio atau fetus telah meninggal
dalam kandungan sebelum • Abortus infeksiosus,
kehamilan 20 mgg dan hasil abortus septik : abortus
konsepsi seluruhnya masih
tertahan dalam kandungan. infeksiosus adalah abortus
Biasanya tidak ada keluhan, kecuali yang disertai infeksi pada
merasakan pertumbuhan
kehamilanya terhenti. Kadangkala alat genitalia. Abortus
diawali dengan abortus iminens septik adalah abortus yang
yang kemudian merasa sembuh,
tetapi pertumbuhan janin terhenti. disertai penyebaran infeksi
Pemeriksaan urine negatif setelah pada peredaran darah
satu minggu dari terhentinya tubuh atau peritoneum
pertumbuhan kehamilan
(septikemia, peritonitis)
Pemeriksaan Penunjang
a. Tes kehamilan: positif bila janin masih hidup,
bahkan 2-3 minggu setelah terjadi abortus.
b. Pemeriksaan dopler atau USG untuk
menentukan apakah janin masih hidup.
c. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada
missed abortion.
• Perdarahan pervaginam pada ibu hamil muda harus
dievaluasi dengan seksama. Darah yang keluar melalui
vagina merupakan perdarahan atau spotting. Spotting
disebut juga flek, yaitu perdarahan ringan yang biasa
terjadi pada saat kehamilan terutama trimester 1 (usia
kehamilan 0 - 12 minggu). Sebagian wanita mengalami
flek kecoklatan dan ini merupakan hal yang normal pada
kehamilan. Namun, hal ini harus dipastikan tidak ada
komplikasi yang bersifat patologis. Flek darah dianggap
normal jika terjadi pada trimester 1, darah yang keluar
merupakan bercak dalam jumlah sedikit, tidak
mengotori celana dalam, tidak berlangsung lama
(kurang dari 1 hari), dan tidak disertai gejala lain.
Namun, Flek menjadi berbahaya jika diikuti gejala lain
yang patologis seperti nyeri perut, demam, lemas,
pingsan, bahkan darah yang keluar berupa gumpalan
atau jaringan, kemudian diikuti perdarahan selanjutnya
(perdarahanhebat).
Etiologi
 Ibu (maternal)
• infeksi
• Kelainan hormonal: hipotiroidisme, diabetesmelitus, insufisiensip rogesteron
• malnutrisi
• Penggunaan obat-obatan, merokok, konsumsi alkohol
• Faktor immunologis
• Defek anatomis: uterus didelfis, inkompetensia serviks (penipisan dan pembukaan
serviks sebelum waktu inpartu, umumnya pada trimester kedua) dan sinekhiae
uteri karena sindrom Asherman
• Kelainan fungsi koagulasi darah
 Janin (fetal)
• Kelainan pada kromosom seperti autosomal trisomy, monosomy X dan polyploidy
 Ayah (paternal)
• kelainan sperma
• Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan
abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang
menyebabkan kelainan ini adalah :
– Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X.
– Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna;
– Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan
alcohol.
• Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialiskarena
hipertensi menahun.
• Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat,
keracunan dan toksoplasmosis.
• Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk
abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan
kelainan bawaan uterus.
Penatalaksanaan
Abortus iminens Abortus insipiens

1. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus 1. Bila perdarahan tidak banyak , tunggu
bertambah dan rangsang mekanik berkurang. terjadinya abortus spontan tanpa
2. Periksa denyut nadi dan suhu badan 2 kali sehari pertolongan selama 36 jam dengan
bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila diberikan morfin.
pasien panas.
3. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil (- 2. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu,
),mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan USG yang biasanya disertai perdarahan, tangani
untuk menentukan apakah janin masih hidup. dengan pengosongan uterus memakai
4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital kuret vakum atau cunam abortus, disusul
3x30 mg. berikan preparat hematinik misalnya dengan kerokan memakai kuret tajam.
sulfas ferosus 600-1000 mg. Suntikkan ergometrin 0,5 mg
5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C. intramuscular.
6. Bersihkan vulva minimal 2 kali sehari dengan 3. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu,
cairan antiseptic untuk mencegah infeksi berikan infuse oksitosin 10 IU dalam
terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat. dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per
menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus
sampai terjadi abortus komplit.
4. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta
masih tertinggal, lakukan pengeluaran
plasenta secara manual.
Abortus inkomplit Abortus komplit

1. Bila disertai dengan syok karena 1. Bila kondisi pasien baik,


perdarahan, berikan infuse
cairan NaCl fisiologis atau ringer berikan ergometrin 3x1 tablet
laktat dan segera mungkin selama 3 sampai 5 hari.
ditransfusi darah.
2. Setelah syok diatasi, laukakn
2. Bila pasien anemia, berikan
kerokan dengan kuret tajam lalu hematinik seperti sulfas
suntikkan ergometrin 0,2 mg ferosus atau transfuse darah.
i.m.
3. Bila janin sudah keluar, tetapi 3. Berikan antibiotic untuk
plasenta masih tertinggal, mencegah infeksi.
lakukan pengeluaran plasenta
secara manual. 4. Anjurkan pasien diet tinggi
4. Berikan antibiotic untuk protein, vitamin dan mineral.
mencegah infeksi.
Missed abortion
1. Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam
ovum lalu dengan kuret tajam.
2. Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat
sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
3. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan
gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dilatator
Hegar. Kemudian hasil konsepsi diambil dengan canum ovum lalu dengan kuret
tajam.
4. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3x5 mg lalu infuse
oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan
naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100
IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infuse oksitosin setelah pasien istirahat
satu hari.
5. Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari di bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi
dengan menyuntik larutan garam 20% dalam cavum uteri melalui dinding perut.
Komplikasi
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi, syok,
dan gagal ginjal akut.
• Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisasisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
• Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita pelu diamati dengan teliti.
Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari
luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.
Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan
persolan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi
perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadinya perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk menentukan
luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya
guna mengatasi komplikasi.
• Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus
buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Apabila
infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan
kemungkinan diikuti oleh syok.
• Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan infeksi
berat (syok endoseptik).
• Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut yang persisten pada kasus abortus biasanya berasal dari efek
infeksi dan hipovolemik yang lebih dari satu. Bentuk syok bakterial yang sangat
berat sering disertai dengan kerusakan ginjal intensif. Setiap kali terjadi infeksi
klostridium yang disertai dengan komplikasi hemoglobenimia intensif, maka
gagal ginjal pasti terjadi. Pada keadaan ini, harus sudah menyusun rencana untuk
memulai dialysis yang efektif secara dini sebelum gangguan metabolik menjadi
berat.

Anda mungkin juga menyukai