Anda di halaman 1dari 46

[Pick the

ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18


date]

LBM 5 SGD 2 MODUL REPRODUKSI

1. Mengapa pasien mengalami perdarahan postpartum setelah bayi lahir dan plasenta
lahir?
Darah yang keluar dari vagina pascamelahirkan dapat normal terjadi dan disebut dengan
lochia.
Lochia tidak lain dari pada secret luka yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka
plasenta. Pada 2 hari pertama lochia berupa darah dan disebut lochia rubra, setelah 3-4
hari merupakan darah encer, yang disebut lochia serosa, dan pada hari ke 10 menjadi
cairan putih / kekuning-kuningan yang disebut lochia alba. Warna ini disebabkan karena
banyak leucocyt terdapat di dalamnya.
Obstetri Fisiologi FK UNPAD

Konar, Hiralal.2015.DC Dutta’s Textbook of Obstetrics including Perinatology and


Contraception Eight Edition. Jaypee Publishers

Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :


1) Lokhea rubra Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan
mekonium.
2) Lokhea sanguinolenta Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir,
serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum.
3) Lokhea serosa Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai
hari ke-14.
4) Lokhea alba Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung
selama 2-6 minggu postpartum.

Lokhea yang menetap pada awal periode postpartum menunjukkan adanya tanda-
tanda perdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau
selaput plasenta. Lokhea alba atau serosa yang berlanjut dapat menandakan adanya
endometritis, terutama bila disertai dengan nyeri pada abdomen dan demam. Bila
terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan “lokhea
purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar disebut “lokhea statis”.
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Namun, selain darah berupa lokia yang normal terjadi, beberapa wanita dapat mengalami
perdarahan abnormal pascamelahirkan atau dalam istilah medis sering disebut perdarahan
postpartum. 

PNPK Perdarahan Pasca Salin

Pada skenario, perdarahan terjadi 2 jam setelah bayi lahir spontan  perdarahan
postpartum primer. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kontraksi uterus lembek  curiga
atonia uteri
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Prawiroharjo, Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Setelah plasenta lahir, a. centralis terlepas dari plasenta. Kontraksi dari miometrium dapat
menghentikan perdarahan a. centralis. Selain itu, proses hemostasis tersebut juga dibantu
oleh factor hemostatis desidual lokal, seperti tissue factor type-1 plasminogen activator
inhibitor dan factor koagulasi sistemik, seperti trombosit dan faktor pembekuan yang
bersirkulasi. Semakin cepat dan kuat uterus berkontraksi, perdarahan semakin sedikit.

Contraction of the myometrium that mechanically compresses the blood vessels


supplying the placental bed provides the principal mechanism uterine hemostasis after
delivery of the fetus, and the placenta is concluded. The process is complemented by
local decidual hemostatic factors such as as well as by systemic coagulation factors such
as platelets, circulating clotting factors.

Gill P, Patel A, Van Hook MD JW. Uterine Atony. [Updated 2020 Jul 10]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing

Prawiroharjo, Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka


2. Apa hubungan berat badan lahir bayi dengan keluhan pasien dan berapa berat
bdan normal bayi baru lahir? Persalinan vaginam  < 4000 gram

The etiology of fetal macrosomia can be categorized under two major classes:
Maternal Causes
1. Maternal diabetes: diabetes in pregnancy could be gestational diabetes, insulin-
dependent, or drug-induced/chemical diabetes. Jordan Pederson in 1920 hypothesized
that maternal hyperglycemia is associated with fetal hyperinsulinemia and fetal
hyperglycemia, which ultimately leads to the overutilization of glucose by the fetus and
hence the abnormal increase in growth.[3]
2. Obesity: globally, there is a current epidemic of obesity. Obesity constitutes a significant
risk for diabetes mellitus in all demographics. Precisely, maternal obesity is linked to a
4 to 12 folds increase in the prospect of fetal macrosomia. The standard metabolic basis
of macrosomia is believed to be increased insulin resistance and hyperinsulinemia.
3.  Multiparity: when compared to other maternal risk factors, multiparity is not a major risk
factor for macrosomia. Still, it can contribute to maternal diabetes mellitus and obesity,
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

which are more important causes. Women with parity greater than three are prone to have
macrosomic babies.[4] An associated 100 to 150-gram weight gain can be observed with
each pregnancy, thus increasing the risk of macrosomia in the long-term in this group of
patients.
4. Previous LGA (large for gestational age) infants: women who have had previous
macrocosmic babies are at five to ten folds at an increased risk of another macrosomic
baby.
5. Post date pregnancy: prolonged gestation of more than 42 weeks is more likely linked
with an increased chance of macrosomia due to the continuous supply of nutrients and
oxygen-rich blood to the developing fetus.
 Fetal Causes 
1.  Fetal gender: macrosomia is more commonly observed in male gender over the female
gender. This can be partly attributed to the fact that male fetuses are usually about 150
grams heavier than female fetuses.
2.  Genetic and congenital disorders: a couple of congenital disorders that have been shown
to have associations with macrosomia and LGA fetuses are:
  Beckwith – Weiderman syndrome
  Sotos syndrome
  Fragile X syndrome
  Weaver syndrome
Akanmode AM, Mahdy H. Macrosomia. [Updated 2020 Aug 23]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557577/
Hubungan BBB (besar  makrosomia > 4000 gram) dengan perdarahan
postpartum
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Bonnet, Marie-Pierre. Basso, Olga. BouvierColle, Marie-Hélène. Dupont, Corinne. Rudigoz,


René-Charles. Fuhrer, Rebecca and Deneux-Tharaux , Catherine . 2013. Postpartum
Haemorrhage in Canada and France: A Population-Based Comparison .Volume 10: 416-418.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Konsep Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.


[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

3. Bagaimana hubungan paritas dan usia ibu dengan perdarahan postpartum?

a. G1P5A0  Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau
lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan

Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.


[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Njoku CO, Abeshi SE, Emechebe CI. Grand Multiparity: Obstetric Outcome in
Comparison with Multiparous Women in a Developing Country. Open J Obstet
Gynecol. 2017;07(07):707–18.
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Siagian, Sari, dan Ristyaning. 2017. Hubungan Tingkat Paritas dan Tingkat Anemia
terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin. Majority Volume 6
Nomor 3

Mochtar menyebutkan bahwa salah satu faktor predisposisi perdarahan postpartum

yang disebabkan oleh atonia uteri adalah paritas : sering dijumpai pada multipara.

Wanita dengan paritas tinggi menghadapi resiko perdarahan akibat atonia uteri yang

semakin meningkat. Babinszki dan koleganya (1999) melaporkan kejadian

perdarahan postpartum sebesar 0,3% pada wanita dengan paritas rendah, tetapi pada

wanita dengan paritas 4 atau lebih, angka kejadiannya sebesar 1,9%.Uterus yang

telah melahirkan banyak anak cenderung bekerja tidak efisien dalam semua kala
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

persalinan. Pada setiap kehamilan dan persalinan akan terjadi perubahan serabut otot

menjadi jaringan ikat pada uterus. Hal ini dapat menurunkan kemampuan uterus

untuk berkontraksi sehingga sulit melakukan penekanan pada pembuluh-pembuluh

darah yang terbuka setelah lepasnya plasenta, hal ini dapat menyebabkan terjadinya

perdarahan postpartum.

Cunningham, F. Gardi dkk, (2001). Williams Obstetri. USA : McGraw-Hill


Depkes RI. (1996). Kedaruratan Postpartum. Jakarta : Depkes RI- Pusdiknakes
Oxorn, Harry. (2003). Ilmu Kebidanan : Fisiologi Dan Patologi Persalinan.
Yogyakarta : Essentia Medica

Lestari.2014.Analisis Hubungan Anemia dengan Perdarahan Postpartum RSUD


Jendral Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Volume VII No.2
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Oxlund, B. S., et al. (2010). Collagen concentration and biomechanical properties of


samples from the lower uterine cervix in relation to age and parity in non-pregnant
women. Reproductive biology and endocrinology: RB&E, 8, 82.
b. Umur ibu 40 tahun
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Sheldon WR, Blum J, Vogel JP, Souza JP, Gülmezoglu AM, Winikoff B, et
al. Postpartum Haemorrhage Management, Risks, and Maternal Outcomes:
Findings from The World Health Organization Multicountry Survey on
Maternal and Newborn Health. BJOG. 2014;121 Suppl:5– 13.

T. T. Lao, et al.2013. Advanced Maternal Age and Postpartum Hemorrhage – Risk


Factor or Red Herring? The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 27(3),
243-246. 
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Purwanti, (2015) Determinan penyebab perdarahan karena atonia uteri, Jurnal


Prada. ISSN 2087-6874 volume VI nomor 1 Juni 2015

Lestari.2014.Analisis Hubungan Anemia dengan Perdarahan Postpartum RSUD


Jendral Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Volume VII No.2

4. Berapa lama persalinan pada primi dan multi dan bagaimana hubungan lama
persalinan dengan perdarahan postpartum?
Lama persalinan pada multipara:
a. Kala I dimulai dari timbulnya tanda-tanda inpartu (kenceng-kenceng sering, teratur,
dan nyeri dijalarkan dari pinggang ke paha (his persalinan), pembukaan serviks
(multipara: 2,2 cm ; primipara: 1,8 cm), dan keluarnya lendir darah) sampai terjadi
pembukaan serviks lengkap  pada multipara berlangsung kira-kira 7,5-8 jam,
sedangkan pada primipara 13,5-14 jam
b. Kala II (tanda: pembukaan lengkap, anus dan vulva membuka, perineum menonjol,
dan ibu ingin mengejan)  pada multipara berlangsung kira-kira ½ -1 jam,
sedangkan pada primipara 2 jam
c. Kala III : lepasnya plasenta (tanda: perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri, tali
pusat memanjang, dan semburan darah tiba-tiba)  berlangsung selama 5-30 menit
setelah bayi lahir
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Reeder, S.J. (2014).Keperawatan maternitas: kesehatan wanita, bayi, & keluarga. Edisi
18.Volume 1. Jakatra: EGC

Pada skenario, kala I- III berlangsung selama 2 jam  partus presipitatus

Partus presipitatus adalah persalinan yang berlangsung dalam waktu yang sangat cepat,
atau persalinan yang sudah selesai kurang dari tiga jam.

Prawirohardjo. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Persalinan presipitatus dapat terjadi akibat dilatasi atau penurunan yang sangat cepat.
Dilatasi presipitatus didefinisikan sebagai dilatasi fase aktif ≥ 5 cm/jam pada primipara
atau ≥ 10 cm/jam pada multipara. Persalinan presipitatus biasanya diakibatkan oleh
kontraksi yang sangat kuat (misalnya induksi oksitosin atau akibat solusio plasenta) atau
tahanan jalan lahir yang rendah (misalnya multiparitas).

Benson, Ralph.C, & Martin L.P. 2008. Buku Saku Obstetri dan. Ginekologi. Jakarta:
EGC.

Etiologi

Borhart.2017. Emergency Department Management of Obstetric Complications. Springer

 Abnormalitas tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir


 Abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlalu kuat
 Pada keadaan yang sangat jarang dijumpai oleh tidak adanya rasa nyeri pada saat his
sehingga ibu tidak menyadari adanya proses-proses persalinan yang sangat kuat itu.

Doenges,M.E.2007.Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk. Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien.ed. 4.Jakarta:EGC.
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Labor that is either very rapid or prolonged may lead to uterine atony. It is thought that
rapid labor is associated with vigorous contractions, which tire out the uterus, whereas
prolonged labor may lead to uterine exhaustion, or may be the result of inadequate
uterine contractions, which in turn causes postpartum uterine atony. Induced or
augmented labor may also result in atony—all contributing to an occurrence of PPH

Oyelese, et al.2010. Postpartum Hemorrhage: Epidemiology, Risk Factors, and Causes.


CLINICAL OBSTETRICS AND GYNECOLOGY Volume 53, Number 1, 147–156

5. Bagaimana perubahan fisiologi dan anatomi pada ibu yang mengalami postpartum?
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Konar, Hiralal.2015.DC Dutta’s Textbook of Obstetrics including Perinatology and


Contraception Eight Edition. Jaypee Publishers
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Suprapti dan Herawati Mansur. 2018. Bahan Ajar Kebidanan: Praktik Klinik Kebidanan II.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

6. Apa interpretasi dari pemeriksaan pada skenario?

a. Kesadaran : komposmentis  Kesadaran penuh, mampu menjawab semua


pertanyaan dengan baik
b. KU : lemah tampak pucat , konjungtiva anemis  dapat disebabkan kekurangan sel
darah merah (anemia) akibat perdarahan terus-menerus atau sebelumnya sudah
memiliki anemia
Anemia pada kehamilan : untuk mencukupi kebutuhan uterus dan pertumbuhan janin,
terjadi peningkatan ekspansi volume plasma > peningkatan volume hemoglobin dan
eritrosit pd ibu hamil normal. Terjadi penurunan kadar Hb dlm darah  ditambah
kekurangan zat besi  anemia pada kehamilan dg kadar Hb <11 gr/Dl  kekurangan
hemoglobin dalam darah  kurangnya oksigen yang dibawa ke sel-sel tubuh (tampak
lemah), otak, kulit, membran mukosa (pucat, konjungtiva anemis), otot-otot uterus 
kontraksi uterus tidak adekuat (atonia uteri) sehingga tidak dapat mencegah terjadinya
perdarahan  perdarahan post partum
Anemia pasca perdarahan : Anemia yang terjadi selama kehamilan berisiko pada saat
proses persalinan dan nifas, dimana uterus kurang berkontraksi secara maksimal. Uterus
tidak berkontraksi pada saat nifas menyebabkan perdarahan karena pembuluh darah
bekas implantasi plasenta tidak menutup sempurna. Anemia dapat terjadi akibat
kehilangan darah pasca melahirkan ditandai dengan kadar hemoglobin menurun (akibat
eritrosit banyak dikeluarkan atau jumlah eritrosit dalam tubuh terlalu sedikit). Gejala dan
tanda pada umumnya berupa lemah, pusing, pucat pada kulit dan mukosa.

(Gumilar,K.E.et al. 2018. Perdarahan Pasca Persalinan Bab 16 – Buku Gawat Darurat
Medis Bedah. Surabaya : Airlangga University Press)

Snapshots in Obstetrics & Gynecology


[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

c. TTV
a) TD 90/60 mmHg  Turun
b) HR 120 x/mnt isi kurang  Takikardi (Normal values range between 90/60
mmHg to below 140/90 mmHg.
c) RR 24 x/mnt  Normal
d) Suhu 37,2 derajat aksiler  Normal (average 37oC; if it is between 37.5-38.4oC
the woman has a low grade fever; if it is 38.5oC or above, she has a high grade
fever)

d. Uterus lembek  Uterus tidak berkontraksi dengan baik setelah kelahiran, atonia
uteri

Althabe,et al. Postpartum hemorrhage care bundles to improve adherence to


guidelines: A WHO technical consultation. Int J Gynecol Obstet 2020; 148: 290–299
e. Bekas jahitan di jalan lahir dan fluxus pernah terjadi robekan jalan lahir tetapi
sudah diperbaiki dan ada perdarahan yang keluar dari vagina
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Prawirohardjo.2008.
Ilmu Kebidanan Edisi keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka
Fluxus
Akhir bulan kehamilan, aliran darah yg mengalir melalui low placental bed uterus
mencapai 500-800 mL/menit  pembuluh darah mensuplai aliran darah melewati sela-
sela serabut myometrium membentuk anyaman  gangguan kontraksi dan retraksi
myometrium  pembuluh darah tidak terjepit dan terbuntu, aliran darah tidak berhenti 
perdarahan terjadi secara terus menerus  keluar melalui vagina (fluxus)

(Purwanti,S. Et al. 2014. Pengaruh Umur Dan Jarak Kehamilan Terhadap Kejadian
Perdarahan Karena Atonia Uteri)
7. Bagaimana gejala dan tanda kegawatdaruratan perdarahan postpartum?
Tanda dan Gejala
1. Atonia Uteri : perdarahan keluar dari vagina disertai bekuan darah dan keluar dalam
jumlah banyak, uterus teraba lembek dan kenyal pada pemeriksaan dalam/VT
2. Robekan Jalan Lahir : perdarahan keluar dari vagina, uterus berkontraksi kuat dan
keras, pada inspeksi didapatkan robekan bisa dari vagina, vulva, lokasi episiotomi.
Pemeriksaan dengan spekulum untuk robekan serviks.
3. Retensio Plasenta : tampak selaput fetus menggantung diluar alat kelamin, fundus
uteri masih tinggi, OUE terbuka, terdapat jaringan pd OUE, tanda lepas plasenta (-),
pada USG kesan uterus besar > normal, ada sisa jaringan plasenta.
Retensio plasenta adalah plasenta yg tdk dpt lahir maksimal 30 menit setelah bayi
lahir sehingga menimbukan perdarahan post partum dini. Terdiri dari beberapa
macam, klasifikasi penyebab fungsional (his kurang kuat atau plasenta sukar lepas
dari tempatnya/plasenta adhesive  insersi di sudut tuba) ; bentuk (plasenta
membranacea, plasenta anularis) ; ukuran (plasenta sangat kecil) ; penyebab patologi
anatomi (plasenta inkreta, plasenta akreta, plasenta perkreta).
4. Inversio Uteri : keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya
masuk kedalam cavum uteri, terjadi akibat uterus lembek, dinding lemah, dan adanya
tarikan tali pusat yang berlebihan. Pada kala III atau post partum, terjadi perdarahan
yang masif hingga syok akibat serviks mendapat pasokan darah yg cukup banyak,
nyeri hebat, pada pemeriksaan dalam ditemukan di daerah simfisis yaitu uterus teraba
fundus uteri cekung kedalam (inkomplit) atau uterus teraba kosong dan dalam vagina
teraba benjolan lunak, cavum uteri sudah tidak ada (komplit).
5. Gangguan Pembekuan Darah : dapat dicurigai apabila semua penyebab lain dapat
disingkirkan dan terdapat riwayat pernah mengalami hal serupa pada persalinan
sebelumnya. Ditandai dengan mudah terjadi perdarahan setiap dilakukan penjahitan,
perdarahan merembes atau timbul hematoma pada bekas jahitan, suntikan, perdarahan
dari gusi hingga rongga hidung. Pada px penunjang ditemukan CT,BT memanjang,
trombositopenia, adanya fibrin degradation product, tes protrombin dan partial
tromboplastine time memanjang.
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Tanda Kegawatdaruratan

 Shock hemorrhagik
Shock terjadi apabila ada hipoperfusi pd organ vital. Hipoperfusi dapat
disebabkan kegagalan kerja jantung (shock kardiogenik), infeksi hebat sehingga
terjadi redistribusi cairan yg beredar (intravaskuler) ke dalam cairan
ekstravaskuler (syok septik), hipovolemia karena dehidrasi (shock hipovolemik)
atau karena perdarahan yang banyak (shock hemorrhagik).

*Keterangan :
- Perubahan ortostatik : penurunan tekanan darah sistolik paling sedikit 20
mmHg atau tekanan darah diastolik penurunan minimal 10 mmHg dalam waktu
tiga menit berdiri (akibat perubahan posisi dari tidur ke berbaring atau berdiri)
dengan gejala pusing, penglihatan kabur, dan dapat kehilangan kesadaran
sementara.
- Marked fall : mulai turun, 90/60 mmHg
- Profound fall : sangat turun
- Delayed : lama, > 2 detik mengindikasikan adanya hipoperfusi pada kulit.
- Agitated : gelisah
- Confused : bingung
- Lethargic, obtunded : penurunan kesadaran, tertidur, kesadaran ada dan tidak
penuh
Perdarahan hebat  penurunan volume sirkulasi  respon simpatis dan
kemampuan sel darah merah mengangkut oksigen menurun  takikardi,
kontraktilitas otot jantung meningkat, vasokonstriksi perifer  kegagalan
miokardium, hipoperfusi, hipoksia jaringan  metabolisme anaerob  asidosis
 terlepasnya berbagai mediator kimiawi dan memacu respon inflamasi sistemik
 terlepasnya radikal oksigen  kematian sel  lemahnya sistem barrier
mukosa  mikroorganisme dan endotoksin mudah tersebar ke seluruh jaringan
dan organ  SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome)  kegagalan
multiorgan  kematian.
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

PNPK Perdarahan Pasca Salin Tahun 2018. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal

Heni Puji. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia

Komplikasi

Perdarahan postpartum yang tidak ditangani dapat mengakibatkan syok dan menurunnya
kesadaran akibat banyaknya darah yang keluar. Hal ini menyebabkan gangguan sirkulasi
darah ke seluruh tubuh dan dapat menyebabkan hipovolemia berat. Bila hal ini terus
terjadi maka akan menyebabkan ibu tidak terselamatkan.
Sheehan syndrome atau Sindrom Simmonds atau hipopituitarisme postpartum atau
nekrosis hipofisis adalah iskemia regio hipofisis posterior akibat kehilangan darah
berlebihan selama atau setelah persalinan.
Selama kehamilan, volume hipofisis meningkat dua kali lipat. Hal ini disebabkan
hiperplasia prolaktin secreting cell dari sekresi estrogen yang meningkat. Pembesaran
kelenjar hipofisis dapat menekan pembuluh darah yang cenderung terjadi pada wanita
hamil dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Kadar prolaktin secara fisiologis
sangat tinggi pada akhir kehamilan dan kembali normal sekitar enam minggu postpartum
pada wanita yang tidak menyusui. Penurunan dini prolaktin mengarahkan insufisiensi
adenohypophyseal.
Diagnosis ditegakkan dengan adanya kegagalan laktasi, amenore berkepanjangan, dan
krisis hipoglikemik. Terapi bertujuan untuk mencegah kehidupan mengancam akibat dari
ketidakseimbangan endokrin (hipoglikemia dan insufisiensi adrenal paling mendesak).
Substitusi hormonal lengkap bertujuan mengembalikan fungsi normal tiroid, adrenal, dan
ovarium.

(Gumilar,K.E.et al. 2018. Perdarahan Pasca Persalinan Bab 16 – Buku Gawat Darurat
Medis Bedah. Surabaya : Airlangga University Press)
(Budiman. Et al. 2017. Perdarahan Post Partum Dini e.c Retensio Plasenta. J Medula
Unila Vol.7 No.3)
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

(Eniyati.et al. 2014. Analisis Penyebab-Penyebab Primer Kejadian Perdarahan Post


Partum Pada Ibu Bersalin Di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang
Provinsi Lampung. Jurnal Dunia Kesmas Vol.3 No.4)
(http://obgin-ugm.com/wp-content/uploads/2016/01/Penanganan-Perdarah-Pascasalin-
di-Tingkat-Layanan-Primer.pdf)

8. Apa saja etiologi dan factor resiko ibu dan janin yang menyebabkan perdarahan
postpartum?
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

STANDARD GUIDELINE FOR MANAGEMENT OF POSTPARTUM


HAEMORRHAGE
9. Bagaimana alur penegakan diagnosis dan tatalaksana pada atonia uteri serta
bagaimana managemen rujukan pada kasus atonia uteri ? Mengapa dokter
memberikan oksitosin dan kompresi manual?
a. Alur penegakan dx
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

PNPK Perdarahan Pasca Salin Tahun 2018. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal
b. Tatalaksana
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

WHO
PNPK PERDARAHAN PASCA SALIN
c. Managemen rujukan
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Maternal Health Division Ministry of Health and Family Welfare


Government of India .2015.Guidance Note on Prevention and Management of
Postpartum Haemorrhage
d. Oksitosin

Salati, J. A., Leathersich, S. J., Williams, M. J., Cuthbert, A., & Tolosa, J. E. (2019).
Prophylactic oxytocin for the third stage of labour to prevent postpartum haemorrhage.
Cochrane Database of Systematic Reviews. doi:10.1002/14651858.cd001808.pub3 
A. HORMON NEUROHIPOFISIS
Oksitosin: Oxytocin-S, Piton-S, Syntocinon
Nonapeptida (dengan 9 asam amino) ini bersama vasopresin sebetulnya dibentuk di
hipotalamus dan hanya disimpan di umbai belakang hipofisis. Kini senyawa ini dibuat
secara sintetik. Berkhasiat oksitosik, yaitu menimbulkan kontraksi ritmis pada rahim
dan memperkuat kontraksi yang sudah ada. Di samping itu bekerja laktogen ('milk-
ejeding') melalui kontraksi ritmis dari otot sekitar kelenjar susu. Bila bayi menghisap
putting susu, secara reflektoris hipofisis mensekresi oksitosin. Tidak memengaruhi
pembentukan air susu.
Penggunaannya khusus dalam ilmu kebidanan untuk menstimulasi kontraksi sebelum
persalinan bila terdapat kelemahan his, tetapi hanya bila mulut rahim sudah praktis
terbuka seluruhnya. Juga digunakan sesudah persalinan untuk mencegah perdarahan
berlebihan. hambatan sirkulasi janin, juga aritmia dan reaksi hipersensitivitas.
Dosis: menjelang persalinan infus i.v. 0,001 Ul/ min dari larutan dengan 0,002-0,010
UI/ ml. Sesudah persalinan i.v./i.m. 2-10 UI dari larutan 5-10 Ul/ml. Spray hidung
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

untuk mempermudah laktasi 4 UI di setiap lubang hidung, 2-5 menit sebelum


menyusui.
e. Kompresi bimanual
Dilakukan untuk menghentikan perdarahan post partum sebagai upaya menggantikan
kontraksi uterus secara manual.
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

(Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta)
(Hadijono S. Manajemen dan Rujukan Perdarahan Postpartum dalam upaya
penurunan Morbiditas dan Mortalitas Maternal)
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Alan H. Decherney et al. 2013. Current Diagnosis and TreatmentObstetrics and


Gynecology 11th Edition

10. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari scenario?


Diagnosis: atonia uteri

Murray,et al. 2014. Foundations of Maternal-Newborn and Women's Health. Elsevier


Diagnosis banding:

a. Robekan jalan lahir


[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

b. Retensio plasenta
c. Tertinggalnya sebagian/ seluruh plasenta
d. Inversio uteri

Prawiroharjo, Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

e. Koagulopati
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Prawiroharjo, Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka


[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Rosen's Emergency Medicine - Concepts and Clinical Practice E-Book

DIAGNOSIS
GEJALA DAN TANDA TANDA & GEJALA LAIN
KERJA
 Syok
 Pada palpasi TFU setinggi pusat/ lebih
 Bekukan darah pada serviks / posisi
 Uterus tidak berkontraksi dan lembek
terlentang akan menghambat aliran Atonia uteri
 Perdarahan segera setelah anak lahir
darah keluar
 Uterus kontraksi dan keras
 Pucat
 Plasenta lengkap Robekan jalan
 Lemah
 Darah segar yang meng-alir segera lahir
 Menggigil
setelah bayi lahir
 Tali pusat putus akibat traksi
 Plasenta belum lahir setelah 30 menit
berlebihan Retensio
 Perdarahan segera (P3)
 Inversio uteri akibat tarikan plasenta
 Uterus berkontraksi dan keras
 Perdarahan lanjutan
 Plasenta / sebagian selaput Tertinggalnya
(mengandung pembuluh darah) tidak  Uterus berkontraksi tetapi tinggi sebagian
lengkap fundus tidak berkurang plasenta atau
 Perdarahan segera (P3) ketuban
 Uterus tidak teraba
 Lumen vagina terisi masa  Neurogenik syok
 Tampak tali pusat (bila plasenta belum  Pucat dan limbung Inversio uteri
lahir)
Endometritis
atau sisa
 Sub-involusi uterus fragmen
 Nyeri tekan perut bawah dan uterus  Anemia plasenta Late
 Perdarahan  Demam postpartum
 Lokhia mukopurulen dan berbau hemorrhage
Perdarahan
postpartum
sekunder
Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Winkjosastro GH. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Ed
4, Jakarta: PT Bina Pustaka
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

11. Bagaimakah managemen kala 3 pada pencegahan perdarahan postpartum?

Siswosudarmo, Risanto. Penanganan Perdarahan Pascasalin Terkini dalam Upaya


Menurunkan Angka Kematian Ibu. Departemen Obstetrika dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran UGM.Yogyakarta

Manajemen Aktif Kala III


[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Yulizawati, SST.,M.Keb et. al. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan.
Penerbit Indomedia Pustaka
12. Komplikasi atonia uteri
Immediate and late complications of primary postpartum hemorrhage include
hypovolemic shock, cerebral anoxia, renal failure, anemia, puerperal sepsis, and
Sheehan's syndrome.
Klufio CA, Amoa AB, Kariwiga G. Primary postpartum haemorrhage: causes,
aetiological risk factors, prevention and management. P N G Med J. 1995 Jun;38(2):133-
49. PMID: 9599975.

Most patients with PPH are quickly identified and successfully treated before major
complications develop. The most common problem is anemia and loss of iron stores,
which results in fatigue in the postpartum period. Clinicians and patients are more
tolerant of low hemoglobin levels, mild postural lightheadedness, and fatigue because of
current concerns over blood transfusion. The risks of transfusion with blood products are
well known and have been previously described.
Not surprisingly, many of the complications of severe PPH are related to massive blood
loss and hypovolemic shock. Damage to all major organs is possible; respiratory (adult
respiratory distress syndrome) and renal (acute tubular necrosis) damage are the most
common but are rare. These conditions are best managed by specialists. Renal failure is
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

usually self-limited, and renal function recovers fully. Temporary dialysis is seldom
required. Pulmonary edema is uncommon in this previously healthy group; however, it
may develop acutely or during the recovery phase because of fluid overload or
myocardial dysfunction. Response to standard therapy is usually prompt.
Pregnant women are at increased risk of venous thrombosis and embolic events. Many of
the risk factors for PPH are also risk factors for venous thrombosis and embolic events,
including operative vaginal delivery, cesarean delivery, and pelvic surgery. Venous stasis
due to shock and immobility also contribute, and caregivers should maintain a high index
of clinical awareness.
Hypopituitarism following severe PPH (Sheehan syndrome) is due to critical ischemia of
the hypertrophied pituitary. This condition should be considered if a failure to lactate
occurs. Isolated deficiencies of pituitary tropins and hyperprolactinemia have also been
reported.
Evidence suggests that prophylaxis against gastrointestinal ulceration is useful in
critically ill patients, especially those requiring ventilation. The recommended agents are
sucralfate and histamine 2 blockers. Both are effective at reducing the risk of ulcers.
Sucralfate may be associated with a lower incidence of pneumonia. [80]
Several of the complications related to surgical interventions have been described.
Complications include sterility, uterine perforation, uterine synechiae (Asherman
syndrome), urinary tract injury and genitourinary fistula, bowel injury and
genitointestinal fistula, vascular injury, pelvic hematoma, and sepsis.
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

According to The World Health Organization (WHO), puerperal sepsis is defined as the infection
of the genital tract occurring at labor or within 42 days of the postpartum period. The
puerperal sepsis/pyrexia presents commonly with fever and other symptoms like pelvic pain,
foul smelling vaginal discharge and delayed reduction of the uterine size.

Van Dillen J, Zwart J, Schutte J, Van Roosmalen J. Maternal Sepsis: Epidemiology, Etiology
and Outcome. Curr Opin Infect Dis. 2010;23(3):249-254

The analysis of data on the causes of puerperal sepsis are shown in Fig. 1, a total of 50% of
the respondents said that it is caused by gram positive Streptococcus pyogens, 25% said is
Staphylococcus aureus, 12% said is Coliform bacteria, 8% said is clostridium tetani and 5%
said is Chlamydia. The result of the study show that, the most common bacteria implicated in the
causes of puerperal sepsis was gram positive bacteria known as streptococcus pyogens.

Mumuni, Momoh & Ezugworie, Joseph & Ezeigwe, H. (2010). Causes and Management of
Puerperal Sepsis. Adv Biol Res. 4.

Sheehan’s syndrome has been usually described to affect pregnant woman after moderate to
profound hypovolemic shock throughout delivery. However, it is usually diagnosed months to
years after the hemorrhagic event. The pathophysiology of Sheehan’s syndrome has been
classically attributed to a transient hypoperfusion that provokes infarction, necrosis, and
consequent dysfunction in a physiologically enlarged pituitary gland (due to pregnancy).

González-González, José, et al. 2018. Sheehan’s Syndrome Revisited: Underlying Autoimmunity


or Hypoperfusion?. International Journal of Endocrinology. 2018. 1-8. 10.1155/2018/8415860.

Sheehan's syndrome (SS) occurs as a result of ischemic pituitary necrosis due to severe
postpartum hemorrhage [Figure 1]. Vasospasm, thrombosis and vascular compression of the
hypophyseal arteries have also been described as possible causes of the syndrome. Enlargement
of pituitary gland, small sellar size, disseminated intravascular coagulation and autoimmunity
have been suggested to play a role in the pathogenesis of SS. SS is characterized by varying
degrees of anterior pituitary dysfunction.
[Pick the
ANISA DWI TYASTUTI_30101800021_SGD18
date]

Shivaprasad C. (2011). Sheehan's syndrome: Newer advances. Indian journal of endocrinology


and metabolism, 15 Suppl 3(Suppl3), S203–S207. https://doi.org/10.4103/2230-8210.84869

Anda mungkin juga menyukai