Anda di halaman 1dari 5

Mukosa :

1. Apa hubunga tidak suka makan daging dan keluar rumah tidak memakai alas kaki
dengan gejala yang ada diskenario?
 Terdapat zat besi, jika tidak suka makan daging zat besi berkurag dan tidak ada zat besi
tidak akan terbentuk haemoglobin, menyebabkan zat besi dalam haemoglobin tidak
cukup dalam tubuh, didalam tubuh terdapat cadangan zat besi jika cadangan habis
kekurangan eritrosit (hb kurang) nanti dapat mengalami gejala anemis
 Terdapat parasite (cacing) dapat menembus dan masuk kedalam darah dan
berkembang,cacing tersebut dapat menghisap darah
 Prestasi belajar menurun : karna kelelahan dan mengantuk, menjadi tidak
memperhatikan pelajaran dan nilai menurun

Mengapa zat besi daging mudah diserap dari pada sayuran?


Protein nabati mempunyai mutu yang lebih rendah dibanding protein hewani karena
protein nabati sulit dicerna oleh pencernaan. Beberapa bahan pangan sumber protein
nabati mengandung senyawa yang dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti
kandungan asam fitrat di dalam kacangkacangan dan kedelai.
[Andarina,Dewi dan Sri Sumarmi. Hubungan Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi
dengan Kadar Hemoglobin pada Balita Usia 13–36 Bulan]
Besi non heme berasal dari sumber tumbuh-tumbuhan, tingkat penyerapannya rendah,
dipengaruhi bahan pemacu atau penghambat sehingga bioavailabilitas tinggi.
Besi heme berasal dari daging dan ikan, tingkat penyerapannya tinggi, tidak dihambat
oleh bahan penghambat sehingga mempunyai bioavailabilitas tinggi.
Yang tergolong sebagai bahan pemacu penyerapan adalah meat factors dan vitamin C,
sedangkan yang tergolong sebagai bahan penghambat ialah tanat, fitat,dan serat.
[Setiati,Siti et al.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI]

Bagaimana proses cadangan zat besi digunakan (simbol)?


Pendarahan menahun menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi makin
menurun. Jika cadangan besi menurun, keadaan ini disebut iron depleted state atau
negative iron balance. Keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum,
peningkatan absorbsi besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang
negatif. Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong
sama sekali, penyediaan besi untuk eritropoeisis berkurang sehingga menimbulkan
gangguan pada bentuk eritrosit tetapi anemia secara klinis belum terjadi, keadaan ini
disebut sebagai iron deficient erythropoiesis. Pada fase ini kelainan pertama yang
dijumpai ialah peningkatan kadar free photophorphyrin atau zinc protophorphyrin
dalam eritrosit. Saturasi transferin menurun dan total iron binding capacity (TIBC)
meningkat. Peningkatan reseptor transferin serum terjadi. Apabila jumlah besi
menurun terus maka eritropoesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai
menurun, akibatnya terjadi anemia hipokromik mikrositer, disebut sebagai iron
deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta pada
beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku,epitel mulut,dan faring
serta gejala lainnya. [Setiati,Siti et al.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI]

Apakah peran Fe bagi otak?


Kekurangan asupan zat besi dapat mengakibatkan rendahnya kadar hemoglobin dalam
darah, sehingga oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh dan otak menjadi berkurang yang
akan berakibat timbulnya perubahan metabolisme di dalam otak. Perubahan
metabolisme dalam otak dapat mempengaruhi perubahan jumlah dan fungsi sel di
dalam otak, sehingga otak akan mengalami perubahan fungsi normal. Berubahnya
fungsi normal otak akan berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak dan
pencapaian prestasi belajar anak di sekolah. Menurunnya prestasi belajar pada anak
sekolah karena mengalami kesulitan berkonsentrasi.
[ Desiawan,Arga. HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI (Fe) DAN STATUS GIZI
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI
KUDU 02 KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO]
Defisiensi besi menimbulkan gangguan perkembangan kognitif dan non-kognitif pada
anak dan bayi sehingga dapat meurunkan kapasitas belajar. Hal ini diperkirakan karena
gangguan pada enzim aldehid oksidase yang menyebabkan penumpukan serotonin,
serta enzim monoaminooksidase yang menyebabkan penumpukan katekolamin pada
otak.
[Setiati,Siti et al.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI]

Factor apa saja yang bisa mempengaruhi penyerapan Fe?


2. Apa hubungan antara keluhan tersebut dengan lidah halus dan kulit serta mukosa
tampak pucat, konjungtiva palpebra?
 Karena hb merendah dan kurang mengikat oksigen
 Eritrosit sedikit perederan darah terganggu tidak dapat menyebar, contohnya pada
pengambilan darah, terdapat di pembuluh darah (vena,arteri)
 Mukosa pucat : eritrosit kurang
 Eritrosit : berbentuk seperti donat, bikonkal terdapat lingkaran (central palor) ukuran
1/3 dari eritrosit
Central palor sebanding dengan Hb, kadar hb sebanding dengan warna, Haemoglobin heme
zat berwarna merah jika hb banyak akan merah jika sedikit akan pucat atu tidak begitu
merah
Heme terbentuk dari?
Zat besi heme berasal dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat dalam bahan
makanan hewani, yang dapat diabsorpsi secara langsung dalam bentuk kompleks zat
besi phorpyrin (“iron phorphyrin complex”).
Repository USU
3. Mengapa terjadi lidah halus,keilosis, dan koilonikea?
4. Apa intepretasi dari hasil pemeriksaan MCV : 59 pg, MCH : 20 Fl, dan HB : 7 gr/dl?
 MCV : sel darah merah kecil, nilai rata-rata volume sel darah merah dalam tubuh,
banyaknya hb/eritrosit jika rendah didagnosis anemia mikrositrik, jika lebih dari
normal makrositik
Normal HB usis 7th : 69-93
 MCH : jumlah hb /eritrosit dinyatakan dalam satuan pg jika terjadi penurunan anemia
hipokromik, jika berlebihan hiperkromik
Anak usia 7th : 22-34
 HB : rendah anemia
HB usis 7th : 11-13
MCHC ? (rumus,arti)
5. Apa gejala dan tanda pada anemia?
Gejala :
 Rasa lemah
 Lesu
 Cepat lelah
 Telinga mendenging (tinnitus)
 Mata berkunang-kunang
 Kaki terasa dingin
 Sesak nafas
 Dispepsia
Tanda :
 Konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan dibawah kuku pucat,
[Setiati,Siti et al.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI]

6. Apa saja macam-macam kelainan pada anemia? (berdasarkan MCV,MCH,MCHC)


1. Anemia hipokromik mikrositer, bila MCV <80 fl dan MCH <27 pg.
a. Anemia defisiensi besi
b. Thalassemia major
c. Anemia akibat penyakit kronik
d. Anemia sideroblastik
2. Anemia Normokromik normositer, bila MCV 80-95 fl dan MH 27-34 pg.
a. Anemia pascapendarahan akut
b. Anemia aplastik
c. Anemia hemolitik didapat
d. Anemia akibat penyakit kronik
e. Anemia pada gagal ginjal kronik
f. Anemia pada sindrom mielodisplastik
g. Anemia pada keganasan hematologik
3. Anemia makrositer, bila MCV >95 fl
a. Bentuk megaloblastik
 Anemia defisiensi asam folat
 Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa
b. Bentuk nonmegaloblastik
 Anemia pada penyakit hati kronik
 Anemia pada hipotiroidisme
 Anemia pada sindrom mieloidisplastik
[Setiati,Siti et al.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI]

7. Apa diagnosis sementara dari scenario diatas, jelaskan


 Anemia hipokromik mikrositrik :
- Anemia defisiensi besi
- talasemia
- anemia akibat penyakit kronik
- anemia sideroblastic

8. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis anemia?


 Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang diagnostik pokok dalam diagnostik
anemia. Pemeriksaan ini terdiri dari:
1. Pemeriksaan penyaring (screening test)
Terdiri dari pengukuran kadar Hb, indeks eritrosit, dan apusan darah tepi. Darisini
dapat dipastikan adanya anemia serta jenis morfologik anemia tersebut yang sangat
berguna untuk pengarahan diagnosis lebih lanjut.
2. Pemeriksaan darah seri anemia
Meliputi hitung leukosit, trombosit, retikulosit, dan LED.
3. Pemeriksaan sumsum tulang
Memberi informasi mengenai keadaan sistem hematopoiesis. Pemeriksaan ini
dibutuhkan untuk diagnosis definif pada beberapa jenis anemia. Pemeriksaan sumsum
tulang mutlak diperlukan untuk diagnostik anemia aplastik,anemia megaloblastik,
serta pada kelainan hematologik yang dapat mensupresi sistem eritrois, ex, sindrom
mieloidoplastik.
4. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan pada indikasi khusus.
Ex. Anemia defisisensi besi : Serum iron, total iron binding capacity(TIBC),saturasi
transferin, protoporfirin eritrosit, feritin serum, reseptor transferin, dan pengecetan
besi pada sumsum tulang (Perl’s stain)
Anemia megaloblastik : folat serum, vitamin B12 serum, tes supresi deoksiuridin, dan
tes schiling
Anemia hemolitik : bilirubin serum, tes coomb, elektroforesis hemoglobin,dll
Anemia aplastik : biopsi sumsum tulang
Juga diperlukan pemeriksaan non-hematologik tertentu seperti misalnya pemeriksaan
fungsi hati, fungsi ginjal, atau fungsi tiroid
[Setiati,Siti et al.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI]

9. Apa kemungkinan yang akan terjadi jika terdapat sel pensil?


10. Sebutkan bentuk dari kelainan morfologi sel eritrosit lainnya
11. Apa yang dimaksud denga polisitemia?
Polisitemia berasal dari bahasa Yunani mengandung arti poly (banyak), cyt (sel), dan
hemia (darah) [Setiati,Siti et al.Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI]
Polisitemia artinya produksi sel darah merah oleh sumsum tulang berlebihan.
[Fadilah R. Et al. MEMBANGUN MODEL KADAR HEMOGLOBIN (Hb)
PENDERITA POLISITEMIA VERA YANG MEMPERTIMBANGKAN MOOD
SWINGS DENGAN METODE PENCOCOKAN KURVA]

Anda mungkin juga menyukai