sejak 3 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan konyungtiva anemis, bibir dan muka
terlihat pucat. Tanda vital tensi 100/60 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36.80C, pernafasan
20x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar Hb 10 g/dL, Ht 32%, eritrosit 3,5
juta/uL, Leukosit 10.000/uL, Trombosit 400.000/uL
Tujuan Pembelajaran
● Menjelaskan definisi dan klasifikasi anemia
> Definisi
penurunan jumlah massa eritrosit (Red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen
carrying capacity)
> Klasifikasi
Klasifikasi anemia terbagi menjadi 2 jenis :
A. Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi
1. Anemia hipokromik mikrositer
bila MCV<80 fl dan MCH<27
● Penyakit yang terkait :
1). Anemia defisiensi besi
2). Thalassemia major
3). Anemia akibat penyakit kronik
a. Kadar hemoglobin
b. Indeks eritrosit
bisa mengetahui MCV (mean corpuscular volume) untuk mengukur ukuran dan
volume rata-rata sel darah merah, MCH (mean corpuscular hemoglobin), yaitu
perhitungan jumlah rata-rata hemoglobin di dalam sel darah merah, dan MCHC
(mean corpuscular hemoglobin concentration) adalah perhitungan seberapa
padatnya molekul hemoglobin dalam sel darah merah. Disini juga dapat diketahui
WBC (darah putih) dan PLT (trombosit).
2. Pemeriksaan rutin
Dikerjakan pada semua kasus anemia. Dapat mengetahui kelainan pada system
leukemia dan trombosit.
c. Hitung retikulosit
Pemeriksaan ini baru dikerjakan apabila telah memiliki dugaan diagnosis awal
sehingga fungsinya hanya untuk mengkonfirmasi
a. Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi transferrin dan ferritin
serum
1. Faal ginjal
2. Faal endokrin
3. Faal hati
Pemeriksaan faal diperlukan karena berbagai jenis anemia dapat disebabkan oleh
penyakit sistemik seperti gagal ginjal kronik, penyakit hati kronik, dan
hipotiroidisme
4. Asam urat
Ada juga kasus anemia yang dibebakan oleh hiperurisemia, seperti myeloma
multiple
5. Biakan kuman
Pada kasus anemia disertai sepsis, seperti anemia aplastic perlu melakukan kultur
darah
6. Dan lain-lain
Ada 3 langkah
Menggunakan 3 pendekatan:
(laporan kating)
Anamnesis
Keluhan utama : Letih, lesu dan lemah sejak 3 bulan yang lalu.
Anamnesis tambahan.
1. Identitas diri
2. Organ sistem yang terkait
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Riwayat psikososial, Riwayat ekonomi
7. Riwayat pengobatan
WD : Anemia defisiensi besi
DD : Anemia akibat penyakit kronik, Thalassemia, dan Anemia sideroblast
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah (normal, prehipertensi, atau hipertensi)
b. Nadi (ditemukan takikardi)
c. Suhu (ditemukan hipotermia)
d. Respiratory rate (ditemukan takipnea)
• Mata
Konjungtiva tampak pucat
Sklera ikterik
• Mulut
a. Stomatitis angularis (def. besi dan vit B12)
b. Hipertrofi dan pendarahan gusi
• Lidah
● Glossitis (def. besi, B12, As. Folat)
● Atrofi papilla lidah
Kuku
Koilonikia (defisiensi besi kongenital/ kronik)
• Kulit
a. Palor (pucat)
b. Jaundice
c. Petekie
d. Purpura
e. Memar
f. Sianosis
Thorax
a. Sesak Napas, ronkhi
b. Murmur (Pada Jantung)
c. Takikardia
d. Nyeri dada
(ppt kating)
Thalasemia
Mutasi yang terjadi pada DNA yang membuat hemoglobin pembawa oksigen ke seluruh
tubuh merupakan penyebab seseorang bisa mengidap thalassemia. Beberapa
kemungkinan komplikasi thalassemia yang bisa saja terjadi adalah:
-Hepatitis
-Osteoporosis
-pubertas yang tertunda
- gangguan pada ritme jantung
Anemia sideroblastik
produksi hemoglobin menjadi tidak efektif, secara umum terdapat tiga jenis anemia
sideroblastik:
-Faktor genetik
- Faktor eksternal
-Idiopatik
● Menjelaskan tatalaksana
Farmakologi:
- Terapi Besi Oral
➢ Terapi besi oral pertama yang efektif murah dan aman
➢ Ferrous Sulphat (sulfas ferosus) → dosis anjuran 3x200 mg
➢ Pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg memberikan absorpsi besi 50 mg per
hari yang dapat meningkatkan eritropoesis dua sampai tiga kali normal
➢ Pemberian besi oral sebaiknya diberikan saat lambung kosong, tetapi efek
samping lebih sering terjadi dibandingkan dengan pemberian setelah
makan.
- Terapi Besi Parenteral
➢ Terapi besi parenteral sangat efektif tetapi mempunyai risiko lebih besar
dan harganya lebih mahal
➢ besi parenteral hanya diberikan atas indikasi tertentu
➢ Indikasi pemberian besi parenteral
1. intoleransi pemberian besi oral
2. gangguan pencernaan
3. penyerapan zat besi terganggu
4. kehilangan darah banyak
➢ Pemberian Iron dextran complex → mengandung 50 mg besi/ml
➢ Besi parenteral dapat diberikan secara intramuskular dalam atau intravena
pelan.
Non farmakologi:
- Diet → sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutama yang
berasal dari protein hewani
- Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi
Thalasemia
- Transfusi darah rutin
➢ Transfusi darah secara teratur diperlukan untuk mempertahankan
hemoglobin di atas 100 g/L setiap saat.
➢ Biasanya membutuhkan 2-3 unit setiap 4-6 minggu.
➢ Darah segar, disaring untuk menghilangkan sel darah putih, memberikan
kelangsungan hidup sel darah merah terbaik dengan reaksi paling sedikit.
- Pemantauan Besi
➢ Setiap transfusi: rata rata asupan besi
➢ Setiap 3 bulan: dosis kelasi dan frekuensi, fungsi hati, ferritin
➢ Setiap 6 bulan (pada anak): pertumbuhan dan perkembangan seksual
➢ Setiap tahun: muatan besi hati, fungsi jantung (ekokardiografi), MRI
jantung, fungsi hati ,ferritin.
- Terapi kelasi zat besi
➢ Terapi kelasi besi sangat penting dan obat-obatan yang tersedia telah
meningkatkan harapan hidup secara signifikan
➢ Terapi deferasirox → dosis awal 20 mg/kg/hari → untuk pasien yg cukup
sering transfusi
Sumber:
Hoffbrand, A. Victor. H. Moss,Paul.2016. Halaman 79
Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi VI Jilid 2 halaman ( 2589-2593 )
● Pengendalian dan Pencegahan Anemia
● Pada ibu hamil
- Mengonsumsi suplemen asam folat dan zat besi: Suplemen asam folat 0,4
mg/hari, Vitamin B12 50 mg/hari
- Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi
- Mengonsumsi suplemen dan makanan yang mengandung vitamin C
● Pada remaja
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin C
- Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi