ANEMIA :
Adalah keadaan berkurangnya jumlah hemoglobin dari nilai
normal dalam darah, sehingga tidak ada kemampuan untuk
memelihara oksigenasi ke jaringan dan organ pada tubuh
NILAI NORMAL
Pria Dewasa : 13.5 – 17.5 g/dl
Wanita Dewasa : 11.5 – 15.5 g/dl
Bayi Baru Lahir : 15.0 – 21.0 g/dl
3 Bulan : 9.5 - 12.5 g/dl
1 th – Pubertas : 11 – 13.5 g/dl
Gambaran Klinik :
a. Penderita anemi yang ringan bisa tanpa gejala atau tanda,
tetapi penderita anemi berat bisa sangat lemah
b. Hal ini dipengaruhi oleh 4 faktor utama
a. Penurunan produksi sdm
a. Anemia aplastik
b. Defisiensi besi
c. Penyakit2 kronik
d. Toksin
b. Destruksi / kehilangan berlebihan sdm
a. Anemia hemolitik
b. Anemia kehilangan / hemorrhagic
c. Pematangan abnormal
a. Anemia megaloblastik
b. Preleukomi
c. Anemia sideroblastik
d. Thalassemia
e. Defisiensi besi
ANEMIA APLASTIK :
Adalah kegagalan hematopoietik stem cell untuk
berproliferasi & berdiferensiasi yang tak diketahui sebabnya.
Gejala Klinik :
1. Lemah, capai
2. Kulit kuning lemon
3. Atrofi permukaan mukosa : lidah gastrointestinal, vagina
4. Sering lupa, mudah mengantuk, mudah tersinggung
5. Parestesi, ataksi
6. Megaloblastic madness : terapi pd anemia berat, menyerang cerebral menyebabkan
perubahan mental, paranoid dan depresi
Pemeriksaan laboratorium :
1. Preparat darah tepi / gambaran darah tepi :
Makrositik normokmik, banyak makrosit oval
Schistocytes, dengan banyak ukuran
Fragmentasi, sdm pecah
Benda inklusi dalam sdm : basaphilic strippling,
Howell Jolly, nucleated red blood cells
Neutrofil hipersegmen : inti dengan lobus 6 atau
lebih
Pembagian :
1. Herediter : biasanya terdapat pada pria
2. Akuisita :
a. Primer
b. Sekunder : obat-obatan misl. Antituberkulosis, alkohol, timah
c. Bersamaan dg penyakit sumsum tulang
Sindroma mielodisplastik
Mielosklerosis, leukomia mieloid, mieloma
Pemeriksaan laboratorium :
1. Darah tepi : sel-sel hipokrom
2. Indeks eritrosit :
Tipe kongenital MCV, MCH, MCHC sangat rendah
Tipe akuisita MCV sering naik
3. Sumsum tulang :
Banyak cincin sideroblas : granule besi tersusun pd cincin atau
ban di sekeliling nukleus / intra sel
Cadangan besi sumsum tulang : ada
4. Serum :
Besi serum meningkat
Feritin serum meningkat
ANEMIA PENYAKIT KRONIK :
merupakan anemia yang paling sering terjadi pada penderita
dengan berbagai penyakit radang dan keganasan.
Sebab2 :
1. Penyakit radang kronik :
a. Infeksi : abses, paru, tuberkulosis, osteomielitis,
pnemonia, endokarditis bakterialis
b. Non infeksi : artritis rematoid, SLE dan penyakit
jaringan ikat lain, sarkoidosis, penyakit Crohn
2. Serum :
TIBC dan besi serum menurun
Feritin serum normal atau meningkat
3. Sumsum tulang :
Simpanan besi normal
Besi eritroblas berkurang
ANEMIA HEMOLITIK :
adalah anemia yang diakibatkan peningkatan kecepatan destruksi
sel darah merah.
Hiperplasia eritropoietik dan perluasan anatomis tulang, karena
destruksi sel darah merah bisa meningkat beberapa kali lipat
sebelum pasien menjadi anemia. Sumsum tulang dewasa maksimal
sanggup memproduksi darah dengan kecepatan 6-8 kali normal.
Retikulosit meninggi terutama pada kasus anemia yang berat dan
eritropoiesis yang efektif. Umur sel darah merah rata-rata 120 hari
& pada hemolisis berat umur sel darah merah hanya bertahan
beberapa hari.
Sferositosis herediter
1. Fragilitas osmotik meningkat
2. Autohemolitik meningkat
3. Tes antiglobulin negatif / direct Coombs’ test
4. Cr51 destruksi oleh limpa terbanyak
Thalassemia
Thalassemia α
Terdapat duplikasi gen rantai globin. Karena rantai α dibutuhkan
pd hemoglobin janin, penghapusan 4 gen mengakibatkan
kegagalan sintesis hemoglobin janin dan kematian intra uterin.
Ketiadaan 3 gen mengakibatkan anemia mikrositik hipokromik
dg splenomegali dimana hemoglobin H dapat dideteksi dlm sel
darah merah dg elektroforesis.
Thalassemia ß mayor
Gambaran klinis :
1. Anemia berat pd 3-6 bulan setelah lahir
2. Pemeriksaan hati dan limpa
3. Pembesaran tulang krn hiperplasia sumsum berat / ‘facies
thalassemia’
Penipisan korteks dan gambaran hair-on-end pada
sinar X tenggorak
Gambaran Laboratorium
1. Anemia mikrositik hipokromik
2. Elektroforesis : hampir tidak ada HbA dengan
hampir semua HbF
Thalassemia ß minor
Biasanya tanpa gejala, ditandai oleh mikrositik
hipokromik (MCV, MCH, MCHC sangat rendah),
tetapi anemia ringan : hemoglobin 11-15 g/dl.
Diagnosis pasti adanya HbA2 yg meningkat. Hasil
pemeriksaan besi normal. Jika dua penderita
thalassemia ß minor kawin, ada 25% kemungkinan
anaknya thalassemia ß mayor. Diagnosis antenatal dan
abortus dpt mencegah terjadinya keadaan ini 50%
keturunan mereka akan menjadi carriers.
AIHA = Auto immune haemolytic anemia (Anemia Hematolik autoimun)
Anemia ini disebabkan oleh produksi antibodi, oleh tubuh melawan sel
darah merahnya sendiri. Ditandai oleh Coombs’ test direk positif dan
dibedakan menjadi : jenis panas dan dingin karena adanya antibodi yang
bereaksi baik pada suhu 37ºC dan 4ºC.
Klasifikasi AIHA
I. Jenis panas
Jenis panas 37ºC
Idiopatik
Sekunder : SLE, penyakit autoimun, CLL, limfoma, obat
metildopa
II. Jenis dingin
Jenis dingin 4ºC
Idiopatik
Sekunder : infeksi mikoplasma, pneumonia, infeksi
mononukleosis, limfoma, paroxysmal cold hemoglobinuria
Defisiensi G6PD (glucosa 6-phosphate dehydrogenase)
Defek hemoglobin
Abnormalitas hemoglobin dibedakan menjadi 2
1. Sintesis hemoglobin abnormal Anemia sel sabit,
HbC, D, E, M, SC
2. Sintesis rantai globin yg berkurang Thalasemia α
Thalasemia ß
Anemia sel sabit (sicle cell anemia)
HbS tidak larut dan membentuk kristal bila dihadapkan dengan
tekanan O2 rendah. Sel darah merah bentuk sabit, mengganggu
berbagai mikrosirkulasi dan menyebabkan infark berbagai organ.
Abnormalitas disebabkan substitusi asam animo valin pada asam
glutamat di posisi 6 rantai
Hemoglobin C
Anemia hemolitik isoimun
Anemia hemolitik imun karena obat
PNH (Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria)
Cacat akuisita dari membran sel darah merah. Sel darah merah
menjadi sensitif terhadap lisis dari komplemen dan menimbulkan
hemolisis intravaskuler kronis.