PEMBAHASAN
A. Definisi anemia
Kriteria anemia menurut WHO (dikutip dari Hoffbrand AV, et al. 2001)
B. Etiologi
c) Anemia hemolitik
1. Anemia hemolitik intrakorpuskular
Gangguan membran eritrosit (membranospati)
Gangguan ensim eritrosit (enzimilpati):anemia akibat defisiensi.....
- Thalasemia
- Hemoglobinopati struktual; HbS, HbE, dll
2. Anemia hematolik ekstrakorpuskular
Anemia hematolik autoimun
Anemia hematolik mikroangiopatik
Lain- lain
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan
bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi
pengkajian pada komponen-komponen berikut ini: kadar hemoglobin,
indeks eritrosit, (MCV, MCV, Dan MCHC), apusan darah tepi.
b. Pemeriksaan darah seri anemia : hitung leukosit, trombosit, laju endap
darah (LED), dan hitung retikulosit.
c. Pemriksaan sumsum tulang: pemeriksaan ini memberikan informasi
mengenai keadaan system hematopoesis.
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus: pemeriksaan ini untuk
mengomfirmasi dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen
berikut ini: Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi
transferin, dan feritin serum.
- Anemia megaloblastik: asam folat darah/ertrosit, vitamin B12.
- Anemia hemolitik: hitung retikulosit, tes coombs, dan elektroforesis
Hb..
- Anemia pada leukeumia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia.
2. Pemeriksaan labolatorium nonhematologis: faal ginjal, faal endokrin,
asam urat, faal hati, biakan kuman.
3. Radiologi: torak, bone survey, USG, atau linfangiografi
4. 4 Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase chain raction,
FISH = florescence in situ hybridization)
E. Penatalaksanaan
G. Discharge Planning
Pendarrahan saluran cerna, uterus, Defisiensi besi, vit B12, asam Overaktif RES, produksi
hidung, luka folat, depresi sumsum tulang SDM abnormal
ertropoetin
Gangguan penyerapan
Kompensasi jantung Kompensasi paru
nutrisi& defisiensi folat