TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
2.1.1 Definisi
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit
(red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen
dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Secara praktis anemia ditunjukkan oleh
adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit (red cell count).
Tetapi yang paling lazim dipakai adalah kadar hemoglobin, kemudian hematokrit
(Sudoyo, 2013). Menurut (Corwin, 2012) anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel
darah merah dalam sirkulasi, abnormalitas kandungan hemoglobin sel darah merah,
atau keduanya.
Berikut merupakan kriteria anemia menurut WHO (dikutip dari Hoffbrand AV, et
al, 2017).
Tabel 1
Kriteria Anemia menurut WHO
Kriteria Anemia Menurut WHO
Kelompok Kriteria Anemia (Hb)
Laki-laki dewasa < 13 gr/dl
Wanita dewasa tidak hamil < 12 gr/dl
Wanita hamil < 11 gr/dl
2.1.2 Etiologi
Menurut (Sudoyo, 2013) anemia hanyalah suatu kumpulan gejala yang
disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Pada dasarnya anemia disebabkan oleh
karena :
A. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang.
1. Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit.
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia defisiensi asam folat
c. Anemia defisiensi vitamin B12
2. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
a. Anemia akibat penyakit kronik
b. Anemia sideroblastik
3. Kerusakan sumsum tulang
a. Anemia aplastik
b. Anemia mieloplastik
c. Anemia pada keganasan hematologi
d. Anemia diseritropoietik
e. Anemia pada sindrom mielodisplastik
4. Kehilangan darah (perdarahan).
a. Anemia pasca pendarahan akut
b. Anemia akibat perdarahan kronik
2.2.1 Definisi
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah
11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II (
Depkes RI, 2009 ). Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau
organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi
anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00
Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. Zat besi merupakan
bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme
yang tinggi misalnya untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi
organ dan juga untuk memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas
merupakan susunan protein yang komplek yang terdiri dari protein, globulin dan satu
senyawa yang bukan protein yang disebut heme. Heme tersusun dari suatu senyawa
lingkar yang bernama porfirin yang bagian pusatnya ditempati oleh logam besi (Fe).
Penyebab anemia umunya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah
saat persalinan yang lalu, dan penyakit – penyakit kronik (Mochtar, 2004). Dalam
oleh karena dalam kehamilan keperluan zat makanan bertambah dan terjadinya
besar daripada penambahan massa hemoglobin dan volume sel darah merah. Darah
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia.
tersebut adalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.
kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil tersebut. Pengenceran ini meringankan
beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat
jantung ini lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang
Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan
ke dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua ( Smith et al., 2010 ).
Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan
kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Untuk dapat mencapai
keseimbangan gizi maka setiap orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan
makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu Karbohidrat, protein hewani dan
nabati, sayuran, buah dan susu.( Bobak, 2005 ). Seringnya ibu hamil mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi seperti teh,
kopi, kalsium ( Kusumah, 2009 ). Wanita hamil cenderung terkena anemia pada
triwulan III karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya
sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir ( Sin sin, 2008). Pada penelitian
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur
seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang
sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas
35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara
biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga
pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35
tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu
pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kajadian anemia (Amirrudin dan
Wahyuddin, 2013).
Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe mempunyai risiko 2,429
kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe
(Jamilus dan Herlina 2008 ). Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan
jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet Fe, frekuensi
konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu
kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya
yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan
asam folat (Depkes, 2009). Konsumsi tablet besi sangat dipengaruhi oleh kesadaran
dan kepatuhan ibu hamil. Kesadaran merupakan pendukung bagi ibu hamil untuk
patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan baik. Tingkat kepatuhan yang kurang sangat
dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi,
inipun besar kemungkinan mendapat pengaruh melalui tingkat pengetahuan gizi dan
kesehatan. Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi tidak hanya dipengaruhi
oleh kesadaran saja, namun ada beberapa faktor lain yaitu bentuk tablet, warna, rasa
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup
maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami
Karena selama hamil zat – zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang
antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil, ibu hamil dengan paritas tinggi
mempunyai risiko 1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang
c. Pusing
d. Sesak napas
f. Sulit berkonsentrasi
Pada tahap awal, anemia mungkin tidak memiliki gejala yang jelas. Dan banyak
diantara gejala yang dirasakan sering terjadi di masa kehamilan. Jadi, pastikan ibu
hamil untuk mendapatkan tes darah rutin ketika melakukan pemeriksaan kehamilan,
kurang) (Tarwoto, 2007). Penyakit ini lebih dikenal dengan penyakit kurang
darah, yang disebabkan kekurangan zat besi dalam jumlah yang tidak mencukupi
b. Anemia Megaloblastik
defisiensi Vit B12 (Cobalamin) dan asam folat. Karakteristik Sel SDM, dalam
darah dan sumsum tulang. Sel megaloblas ini fungsinya tidak normal,
c. Anemia Hipoplastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sum-sum tulang kurang
hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis,
sinar Roentgen, racun, atau obat-obat. Dalam hal yang terakhir anemianya
darah tidak memberi hasil, maka satu-satunya cara untuk memperbaiki keadaan
penderita ialah tranfusi darah, yang sering perlu diurai sampai beberapa kali
(Sarwono, 2013).
d. Anemia Hemolitik
penghancuran sel darah merah. Dalam keadaan normal, sel darah merah
mempunyai waktu hidup 120 hari. Jika menjadi tua, sel pemakan dan sumsum
2010).
pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal. Jika
Anemia dapat berpengaruh terhadap kehamilan, baik itu selama kehamilan, dalam
masa persalinan, pada masa nifas dan memberikan pengaruh juga pada janin yang ada
dalam kandungan (Sarwono, 2013). Menurut Sarwono (2013) Penyulit yang dapat
a. Abortus
b. Partus prematurus
c. Partus lama karena inertia uteri
e. Syok
2.2.6 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
a. Status Gizi
Terjadinya anemia pada ibu hamil dimungkinkan karena pada saat kehamilan
salah satunya yaitu ibu hamil mengalami masalah gizi yaitu status gizi KEK yang
disebabkan asupan makan yang kurangnya, sehingga cadangan zat besi dalam
(Ante Natal Care) pada ibu selama kehamilan berlangsung yang mempengaruhi
terjadinya anemia pada ibu hamil tidak terpantau dengan baik status gizi dan kadar
Hb (Wahyudin, 2014).
Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan
kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Agar sasaran
keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap orang harus menkonsumsi minimal 1
jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu KH, protein hewani
pola makan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia (Fariansjah, 2009).
b. Umur
bayinya adalah usia saat <20 tahun atau >35 tahun. Kejadian anemia pada ibu
hamil pada usia <20 tahun, karena ibu muda tersebut membutuhkan zat besi lebih
banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta bayi yang akan
Secara teori umur <25 tahun secara biologis mentalnya belum optimal dengan
emosi yang cenderung labil, mental yang belum matang sehingga mudah
pemenuhan kebutuhan zat gizi terkait dengan penurunan daya tahan tubuh serta
berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Berbagai faktor yang saling
berpengaruh dan tidak menutup kemungkinan usia yang matang sakalipun untuk
hamil yaitu usia 25-35 tahun angka kejadian anemia jauh lebih tinggi. Umur <20
tahun membutuhkan zat besi lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri
sendiri serta janin yang akan dikandungnya. Sedangkan zat besi yang dibutuhkan
Wanita yang berumur <20 tahun atau >35 tahun, mempunyai risiko yang
tinggi untuk hamil. Karena sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu
ibu mengalami anemia. Usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia adalah
semakin rendah usia ibu hamil maka samakin rendah kadar Hemoglobin. Penelitian
Herlina (2009), di Bogor menunjukan adanya kecenderungan semakin tua umur ibu
Umur >35 tahun mempunyai risiko untuk hamil karena umur >35 tahun,
dimana alat reproduksi ibu hamil sudah menurun dan kekuatan untuk mengejan
saat melahirkan sudah berkurang sehingga anemia pun terjadi pada saat ibu hamil
c. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko
kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu dan
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi >3 mempunyai angka kematian maternal
lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada
paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada
paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian
kandungan dan pendarahan sebelum dan setelah melahirkan, lebih sering dijumpai
pada wanita hamil yang anemia dan hal ini dapat berakibat vatal, sebab wanita
hamil yang anemia tidak dapat mentoleransi kehilangan darah (Soebroto, 2010).
d. Pemberian Tablet Fe
Zat besi (Fe) merupakan mikro elemen essensial bagi tubuh yang diperlukan
hemoglobin pada ibu hamil. Anemia defesiensi zat besi yang banyak dialami ibu
hamil disebabkan oleh kepatuhan mengonsumsi tablet Fe yang tidak baik ataupun
cara mengonsumsi yang salah sehingga menyebabkan kurangnya penyerapan zat
defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling
Hasil penelitian Chi, dkk, menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah
70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk ibu yang non- anemia. Kematian
ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia.
(Ridwan, 2014).
memberikan suplemen zat besi sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan. Namun
banyak ibu hamil yang menolak atau tidak mematuhi anjuran ini karena berbagai
alasan. Kepatuhan minum tablet Fe apabila ≥ 90 % dari tablet besi yang seharusnya
diminum. Kepatuhan ibu hamil minum pil zat besi merupakan faktor penting dalam
STATUS GIZI
KEK
STATUS GIZI
Beresiko <20 th
dan >35 th
UMUR
Aman ≥20 th dan
≤ 35 th ANEMIA PADA
IBU HAMIL
(
Beresiko >3 Anak
PARITAS
Aman <3 Anak
TABLET FE
STATUS GIZI
UMUR
ANEMIA PADA
IBU HAMIL
PARITAS
Pemberian Tablet Fe
FE
1. Terdapat Pengaruh status gizi ibu hamil terhadap kejadian anemia pada ibu hamil
2. Terdapat Pengaruh umur ibu hamil terhadap kejadian anemia pada ibu hamil
3. Terdapat Pengaruh paritas ibu hamil terhadap kejadian anemia pada ibu hamil
4. Terdapat Pengaruh pemberiaan Tablet Fe terhadap kejadian anemia pada ibu hamil
DAFTAR PUSTAKA
Achadi E Anhari, M.J Hansell N.L sloan & M A andersn. 2016. Momen nutritional status,
iron consumtion and weight gain during pregnancy in relation to neonatal weight and
lenght in west jawa. Indonesia. International journal of obstetric and gynecology, 48,
suppl, S1 10-119
Almatsier, Sunita. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Corwin, Elizabeth. 2012. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Depkes RI. 2013. Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga 2013: Studi Tindak Lanjut Ibu
Hamil. Jakarta: Depkes RI
_________. 2010. Standar Acuan Pemeriksaan Kehamilan. Jakarta: Depkes RI
Hermina. 2012. Keragaman pengetahuan gizi dan pengetahuan praktek pemberian makanan
bayi dan anak dari ibu dengan balita gizi buruk di daerah bogor dan sekitarnya.
Penelitia gizi dan makanan puslitbang gizi bogor
Khomsan A. 1997. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku tentang Anemia pada Peserta dan
Bukan Peserta Program Suplementasi Tablet Besi pada Ibu Hamil. Media Gizi dan
Keluarga tahun XXI No 2 : 1-7
Manuba, I.B.G dkk. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC
________________. 2015. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta: EGC
________________. 2014. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi 2.
Jakarta: EGC
Mochtar, Rustan. 2005. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC
Moehji S. 2012. Ilmu Gizi (Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi). Jakarta : PT Bhratara
Notoatmodjo, Soekidjo. 2013. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Riyadi H, Hardinsyah, F Anwar. 1997. Faktor-faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil. Media
Gizi dan Keluarga tahun XXI No 2
Saifuddin, Abdul Bari. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustala Sarwono Prawirohadjo
Wibowo A, Basuki H. 2006. Pola Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak pada Masyarakat
Mendatang. The Jurnal of Public Health Indonesian
Wiknjosastro Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed. 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
_________________.2005. Ilmu Kandungan Edisi ke dua Cetakan ke 4, Jakarta ; EGC.